Disusun Oleh :
AYU LESTARI
181440107
Dosen Pengampu :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki masih
sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi......................................................................................................... 3
B. Dimensi Konsep Diri................................................................................... 3
C. Perkembangan Konsep Diri......................................................................... 4
D. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri.................................................... 5
E. Rentang Respon Konsep Diri....................................................................... 6
F. Penyebab Gangguan Konsep Diri................................................................ 8
G. Asuhan Keperawatan Gangguan Ideal Diri................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari konsep diri?
1.2.2 Apa saja dimensi pada konsep diri?
1.2.3 Bagaimana perkembangan dari konsep diri?
1.2.4 Apa saja faktor-faktoryang mempengaruhi konsep diri?
1.2.5 Bagaimana rentang respon darikonsep diri?
1.2.6 Apa saja penyebab gangguan padakonsep diri?
1.2.7 Apa saja pembagian dari konsep diri?
1.2.8 Apa saja asuhan keperawatan pada gangguan ideal diri?
1.2.9 Bagaimana masalah keperawatan pada gangguan ideal diri?
1.2.10 Apa saja tindakan keperawatn pada gangguan ideal diri?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (mis; “Saya
kuat dalam matematika”). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan
percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah
5
sadar maupun sadar. Konsep diri memerikan kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan
orang lain. (Potter & Perry, 2005)
6
Dimensi konsep diri:
1. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan (kognitif) mencakup segala sesuatuyang kita
pikirkan tentang diri kita sendiri sebagai pribadi, seperti saya pintar, saya
cantik, saya anak baika dan seterusnya.
2. Dimensi Pengharapan
Dimensi pengharapan yakni pengharapan bagi diri kitasendiri. Pengharapan
ini merupakan self-ideal atau diriyang dicita-citakan. Cita-cita diri
meliputidambaan,aspirasi,harapan, keinginan bagi diri kita, ataumenjadi
manusia seperti apa yang kita inginkan.
3. Dimensi Penilaian
Dimensi ketiga yakni penilaian kita terhadap diri sendiri.Penilaian diri
sendiri merupakan pandangan kita tentangharga atau kewajaran kita sebagai
pribadi.
1
(Sarason, 1972). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses pertumbuhan
dan perkembangan individu menuju kedewasaan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan asuhnya karena seseorang belajar dari lingkungannya
1. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara
bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan
orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah
dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan
melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan,
pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area
tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri
dengan merealisasi potensi yang nyata.
2
kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri
yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
3
mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum
menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi
lebih baik agar diterima di lingkungannya.
3. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep
diri yang adaptif dengan konsep diri yang maladaptif. Tanda dan gejala
yang ditunjukkan sperti perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat
tindakan penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, dan merendahkan
martabat. Tanda dan gejala yang lain dari harga diri rendah diantaranya rasa
bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri sendiri atau orang lain, menarik
diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis, perasaan tidak mampu,
perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri kurang, mudah
tersinggung dan marah berlebihan.
4
ditunjukkan yaitu dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan,
sukar membuat keputusan, masalah daalam hubungan interpersonal, ragu
dan proyeksi. Jika seseorang memiliki perilaku dengan depersonalisasi,
berarti orang tersebut telah mengalami gangguan dalam konsep dirinya.
Orang dengan gangguan depersonalisasi mengalami persepsi yang
menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka yang membuat
mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau lama atau
berulang untuk beberapa tahun. Orang dengan gangguan tersebut seringkali
mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-
gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa mereka akan gila.
Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan. Pengobatan
dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau menyebabkan
gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah
efektif untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan
membantu seseorang dengan gangguan tersebut.
2. Kegagalan
Kegagalan yang terus-menerus dialami seringkali akan menimbulkan
pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua
penyebab terletak pada kelemahan diri sendiri. Kegagalan sering membuat
seseorang merasa dirinya tidak berguna.
3. Depresi
5
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cenderung lebih negative dalam memandang dan merespon segala sesuatu
termasuk dalam menilai diri sendiri.
4. internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan
seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik diri sendiri sering berfungsi
sebagai regulator atau rambu-rambu dalam bertindak atau berprilaku. Agar
keberadaan kita dapat diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi diri dengan
baik.
5. Merubah diri
Terkadang diri kita sendiri yang menyebabkan persoalan akan bertambah
rumit dengan berfikir yang tidak-tidak (negative) terhadap suatu keadaan atau
terhadap diri kita sendiri. Namun dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat
mengalami perubahan kearah yang lebih positif.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Ideal Diri, tanyakan tentang:
a. Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/ peran.
b. Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
2. Kaji Faktor presipitasi gangguan ideal diri Trauma emosi: penganiayaan fisik, seksual,
psikologi pd masa anak-anak, merasa terancam kehisupannya, menyaksikan
kejadian berupa kejahatan.
a. Ketegangan peran
b. Perkembangan transisi
c. Situasi transisi peran
6
d. Transisi peran sehat-sakit
e. Faktor psikologis
f. faktor sosiologis
g. Faktor fisiologis
h. Persepsi klien terhadap ancaman
3. Kaji Perubahan Perilaku
Observasi perilaku/ penampilan klien : kebersihan, dandanan, pakaian dll à kemudian
diskusikan dtg klien untuk mendapatkan pandangan diri klien.
a. Apakah ideal diri anda?
b. Apakah penampilan sesuai dengan ideal diri anda?
c. Apakah pencapaian ideal diri memberi kepuasan?
d. Apakah klien menghargai kemampuannya?
e. Apakah klien menganggap kelemahan sebagai kekurangan?
f. jawaban dpt dibandingkan dg hasil observasi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping
keluarga : koping defensif.
D. Rencana Tindakan
1. Diagnosa 1
Tujuan Umum :
a. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan
selanjutnya. Tindakan.
a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
2. Perkenalkan diri dengan sopan.
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
4. Jelaskan tujuan pertemuan.
5. Jujur dan menepati janji.
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
7. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Rasional :
Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu
mengurangi stress dan penyebab perasaaan menarik diri.
Tindakan :
1). Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul.
7
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
yang muncul.
Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
Klien dapat keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain.
Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri
Tindakan :
1.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain.
1.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
1.3 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
1.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
1.5 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
1.6 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain.
1.7 Biskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
1.8 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
Untuk mengetahui perilaku menarik diri yang dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa
membedakan perilaku konstruktif destruktif.
Tindakan :
1.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
1.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K–P
K – P – lain
K – – P lain – K lain
K – Kel/Klp/Masyarakat
1.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
1.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
1.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
1.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
1.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat
8
menyelesaikan masalah.
Tindakan :
1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
1.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
f. Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga.
Rasional :
Memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan
akurat kondisi fisik dan non fisik klien serta keadaan perilaku dan sikap
keluarganya.
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
1.2 Salam, perkenalan diri.
Jelaskan tujuan.
Buat kontrak.
Eksplorasi perasaan klien.
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku diri.
Penyebab perilaku menarik diri.
yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi.
Cara keluarga menghadapi klien menarik diri.
1.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu
kali seminggu.
1.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
2. Diagnosa
Tujuan umum :
a. Klien dapat berhubungan dengan orang lain secaraoptimal.
Tujuan khusus :
1). Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
1.1. Siapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
1.2. Perkenalkan diri dengan sopan
1.3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.4. Jelaskan tujuan pertemuan
9
1.5. Jujur dan menepati janji
1.6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
1.7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Rasional :
Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas
ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian.
Tindakan:
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.3. Utamakan memberikan pujian yang realistik.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Rasional :
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk
berubah.
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahank
an penggunaannya.
Tindakan:
3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Rasional :
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Klien perlu bertin
dak secara realistis dalam kehidupannya.
Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
Tindakan:
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
Kegiatan mandiri.
Kegiatan dengan bantuan sebagian.
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Rasional :
10
Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga
diri klien.
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang bias dilakuk
an.
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
f. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
Rasional:
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah.
Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses
penyembuhan klien.
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.
Tindakan:
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
diri rendah
6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Calhoun, JF &Acocella, J.R. 1995. Psychology of Adjusment and Human Relationship. New.
York : Mc Graw Hill, Inc.
Keliat, Budi.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C. 2005. Proses keperawatan kesehatan
jiwa,Edisi 2.Jakarta : EGC
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Jakarta: ANDI
11
Partosuwido, S.R. 1992. Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Kaitannya Dengan Konsep
Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Disertasi. Program Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC
12