Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP


MATEMATIS SISWA DI SMP SWASTA
AN-NIZAM MEDAN

Oleh: Putri Kesuma Darma


Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas IX - Hasan melalui metode penemuan
terbimbing di SMP Swasta AN-Nizam Medan dan, (2) bagaimana peningkatan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa di kelas IX-Hasan SMP Swasta AN-Nizam Medan
setelah diterapkan metode penemuan terbimbing. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing – masing siklus dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-Hasan SMP
Swasta AN-Nizam Medan yang berjumlah 29 orang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu Lembar observasi guru dan siswa, dan tes kemampuan pemahaman konsep
matematis. Tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu, tes awal, tes kemampuan pemahaman
konsep matematis I, dan tes kemampuan pemahaman konsep matematis II. Hasil temuan
dalam penelitian ini menunjukkan : (1) kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
sebelum diberi tindakan yaitu siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 3
siswa (10,34%), dan 26 siswa (89,66%) belum mencapai ketuntasan belajar. (2) setelah
diberi tindakan pada siklus I diperoleh siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 15 siswa (51,72%) dan 14 siswa (48,28%) belum mencapai tingkat ketuntasan
belajar. (3) Pada siklus II diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak
25 siswa (86,20%) dan 4 siswa (13,80%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar,
sehingga dari siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan sebesar 34,48%. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMP Swasta AN -Nizam
Medan.

Kata kunci: Kemampuan Pemahaman Konsep, Metode penemuan terbimbing, Persamaan


Kuadrat

Abstract: This study aims to find out: (1) What efforts are made to improve the ability to
understand mathematical concepts of class IX - Hasan students through the guided discovery
method in AN-Nizam Private Junior High School Medan and, (2) how to increase the ability to
understand mathematical concepts of students in class IX -Hasan AN-Nizam Private Junior
High School Medan after applying the guided discovery method. This type of research is
classroom action research conducted in 2 cycles, each cycle carried out in 2 meetings. The
subjects in this study were students of class IX-Hasan AN-Nizam Private Junior High School
Medan, totaling 29 people. Data collection techniques used were teacher and student
observation sheets, and tests of mathematical concept comprehension ability. The test was
carried out three times, namely, the initial test, the ability to understand mathematical concept
I, and the ability to understand mathematical concept II. The findings in this study indicate: (1)
the ability to understand mathematical concepts of students before being given an action that is
students who have achieved mastery learning by 3 students (10.34%), and 26 students
(89.66%) have not reached mastery learning. (2) after being given action in the first cycle, it
was obtained that students who had achieved mastery learning as many as 15 students
(51.72%) and 14 students (48.28%) had not reached the level of mastery learning. (3) In the
second cycle the number of students who achieved mastery learning was 25 students (86.20%)
and 4 students (13.80%) had not reached the level of mastery learning, so from cycle I to cycle
II an increase of 34.48 %. Based on the results of the study it can be concluded that the
application of the guided discovery method can improve students' mathematical concept
understanding abilities in the AN-Nizam Medan Private Junior High School.

Keywords: Concept Understanding Ability, method of guided discovery, Quadratic Equation

1
PENDAHULUAN Pembelajaran matematika merupakan
salah satu pembelajaran yang dapat melatih dan
Pendidikan merupakan hal yang terpenting mengembangkan kemampuan berpikir. Hal ini
dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa sesuai dengan Sundayana (2013 : 2) bahwa
setiap manusia berhak mendapat dan berharap Matematika adalah bekal bagi siswa untuk
untuk selalu berkembang dalam pendidikan. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 kreatif. Kemampuan tersebut diperlukan agar
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan siswa memiliki kemampuan untuk
Nasional Pasal 3: memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
Pendidikan Nasional berfungsi IPTEK secara tepat.
mengembangkan kemampuan dan membentuk Pembelajaran matematika selain dapat
watak serta peradaban bangsa yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa
bermartabat dalam rangka mencerdaskan juga dapat membentuk karakter dan sikap
kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk siswa yang positif. Oleh karena itu proses
mengembangkan potensi peserta didik agar pembelajaran matematika yang dilaksanakan di
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa sekolah harus berdampak pada pengembangan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak kemampuan berpikir siswa, yaitu kemampuan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berpikir dalam pemecahan masalah matematik
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan kemampuan pemahaman konsep
serta bertanggung jawab. matematik. Sebagaimana yang dijelaskan
Di dalam dunia pendidikan, matematika Sumarmo, Utari (2010: 4) bahwa : Istilah
merupakan salah satu ilmu bantu yang sangat berpikir matematis (mathematical thinking)
penting dan berguna dalam kehidupan sehari – diartikan sebagai cara berpikir berkenaan
hari. Trianto (2011 : 1) mengemukakan bahwa: dengan proses matematika (doing math) atau
Pendidikan yang mampu mendukung cara berpikir dalam menyelesaikan tugas
pembangunan di masa mendatang adalah matematis (mathematical task) baik yang
pendidikan yang mampu mengembangkan sederhana maupun yang kompleks.
potensi peserta didik, sehingga yang Kenyataan yang terjadi saat ini, proses
bersangkutan mampu menghadapi dan pembelajaran matematika yang dilaksanakan
memecahkan problema kehidupan yang masih belum dapat mengembangkan
dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh kemampuan berpikir matematik siswa secara
potensi nurani maupun potensi kompetensi maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil
peserta didik. Konsep pendidikan tersebut belajar matematika yang diperoleh siswa saat
terasa semakin penting ketika seseorang ini belum menunjukkan adanya hasil yang
memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia memuaskan. Ada banyak upaya yang telah
kerja, karena yang bersangkutan harus mampu dilakukan pemerintah khususnya kementrian
menerapkan apa yang dipelajari disekolah pendidikan nasional maupun guru untuk
untuk menghadapi problema yang dihadapi melakukan perbaikan dalam proses
dalam kehidupan sehari – hari saat ini maupun pembelajaran matematika itu sendiri, baik itu
yang akan datang. revisi kurikulum maupun pelatihan – pelatihan
Matematika merupakan ilmu universal yang guru untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.
mendasari perkembangan teknologi modern, Rahmawati (2014 : 274) juga menjelaskan
mempunyai peran penting dalam berbagai bidang bahwa pencapaian prestasi siswa dalam
kehidupan dan membantu mengembangkan pelajaran matematika belum begitu
kemampuan atau daya berpikir manusia. memuaskan. Hal ini diperkuat oleh Sundayana
Seperti yang dikemukakan oleh Mukhtar (2017: (2013:2) yang menyatakan bahwa: Masih
93) bahwa : Matematika merupakan sarana penting banyak siswa yang merasakan matematika
yang berkontribusi menjadi sarana berfikir ilmiah sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak
yang sangat diperlukan untuk mengembangkan daya menyenangkan, bahkan momok dan
pikir dan kemampuan logis. menakutkan, dan masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan – kesulitan dalam
mengerjakan soal – soal matematika. Hal ini

2
berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban
siswa. siswa pada soal yang diberikan:
Rendahnya hasil belajar matematika siswa Pada soal nomor 1 siswa diminta untuk
menuliskan rumus – rumus teorema
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah phytagoras dari suatu segitiga dan
satu penyebabnya berkaitan dengan rendahnya menjelaskan pengertian teorema phyatgoras.
kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman
konsep merupakan suatu kemampuan yang
menjadi dasar bagi siswa dalam mengerjakan
matematika (doing math). Dengan dimilikinya
kemampuan pemahaman konsep matematik akan
mempermudah siswa dalam pemecahan masalah
sehingga diharapkan siswa dapat menyajikan Siswa tidak memahami konsep teorema
phyatgoras karena tidak bisa menyatakan
pemecahan masalah sesuai dengan
ulang suatu konsep dengan benar . Siswa juga
ide/gagasannya sendiri tanpa harus berfokus
tidak dapat menyatakan ulang pengertian
pada suatu bentuk penyelesain saja. teorema phytagoras dengan lengkap. Pada soal
Pemahaman konsep memiliki peran yang sangat nomor 2 juga banyak dijumpai kesalahan-
penting dalam pembelajaran matematika, sehingga kesalahan konsep:
pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan
yang perlu diperhatikan. Namun kenyataan yang
ditemukan, kemampuan pemahaman konsep siswa
terhadap matematika terlihat dari cara siswa dalam
menyelesaikan soal – soal yang yang diberikan guru.
Siswa hanya berfokus pada contoh – contoh yang
telah diberikan guru. Siswa masih belum dapat
mengungkapkan kembali dengan lengkap konsep
yang telah dipelajari, begitu juga menggunakan
Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa
konsep dalam pemecahan masalah, masih banyak
dapat menyelesaikan perhitungan dengan benar
ditemukan siswa kesulitan dalam menjawab soal –
namun siswa tidak dapat memahami konsep
soal yang diberikan guru, dikarenakan siswa belum
teorema phytagoras karena tidak bisa
paham menggunakan konsep yang mana untuk
menyatakan ulang sifat-sifat teorema
pemecahan masalah tersebut.
phytagoras dengan benar.
Rendahnya kemampuan pemahaman konsep
Pada soal selanjutnya juga terdapat
matematik siswa ini, diperkuat dengan observasi awal
banyak siswa yang salah menentukan mana
yang peneliti lakukan di SMP Swasta AN – Nizam yang merupakan contoh dan bukan contoh
Medan pada kelas IX- hasan. Peneliti memberikan tes dari suatu konsep. Jawaban siswa selanjutnya
awal kepada 29 siswa dengan memberikan lima soal adalah seperti berikut :
yang berkaitan dengan kemampuan pemahaman
konsep matematis.
Soal tersebut ditujukan untuk mengetahui
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Tes yang diberikan berhubungan dengan materi
teorema phytagoras
Dari 29 siswa yang mengikuti tes hanya 3
siswa yang nilai kemampuan pemahaman
konsepnya mencapai nilai ketuntasan minimal
Sama hal nya dengan soal sebelumnya
(KKM), dimana nilai KKM adalah 75. Artinya
yang tuntas kemampuan pemahaman konsepnya siswa dapat mengerjakan perhitungan dengan
hanya sebesar 10,34% dan yang tidak tuntas ada benar, namun masih banyak siswa melakukan
26 siswa atau sebesar 89,66%. Rendahnya hasil tes kesalahan dalam menentukan mana yang
awal tersebut disebabkan oleh kurangnya merupakan contoh dan bukan contoh dari suatu
kemampuan pemahaman konsep matematika konsep.

3
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
pembelajaran matematika yang terjadi saat ini maka kelas IX- Hasan sebanyak 29 siswa.
perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran agar Pengambilan kelas IX-Hasan sebagai subjek
tercapai peningkatan kemampuan pemahaman konsep dilakukan berdasarkan dari hasil tes awal yang
siswa. Diperlukan pembelajaran matematika yang menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman
bisa menghadirkan situasi belajar bermakna bagi konsep siswa masih rendah. Dari 29 siswa yang
siswa sehingga siswa tidak menghapal, namun juga dites hanya 3 siswa (10,34%) yang kemampuan
memaknai pelajaran dengan baik. pemahaman konsepnya tuntas mencapai nilai
Menururt Bruner bahwa belajar bermakna hanya 75 (nilai KKM) sedangkan 26 siswa (89,66%)
dapat terjadi melalui belajar penemuan. Sementara tidak tuntas.
itu, Zainal (2016:334) menyatakan bahwa :
Metode pembelajaran penemuan adalah suatu Hasil Penelitian dan Pembahasan
metode pembelajaran dimana dalam proses
pembelajaran pendidik mengarahkan peserta didiknya Berdasarkan hasil penelitian dapat
menemukan sendiri informasi-informasi yang secara disimpulkan bahwa pemahaman konsep
tradisional dapat diberitahukan atau diceramahkan matematis siswa pada materi persamaan
saja. Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara kuadrat melalui penerapan metode
untuk menyampaikan ide atau gagasan melalui proses penemuan terbimbing telah mencapai target
menemukan. keberhasilan. Sebelum diberikan tindakan,
Maka seorang guru harus mampu memilih dan peneliti terlebih dahulu memberikan tes
menentukan metode pembelajaran yang sesuai awal kepada siswa yang bertujuan untuk
dengan materi pembelajaran dan kebutuhan belajar mengetahui kemampuan awal siswa dan
siswa. Salah satu solusinya adalah dengan kesulitan apa yang dihadapi siswa. Dari
menerapkan metode penemuan terbimbing. hasil tes awal di kelas IX-Hasan diperoleh
Menurut Prasad (2011:32) metode penemuan nilai rata-rata kelas 47,35 adalah dengan
terbimbing mendorong siswa untuk berpikir sendiri, kategori Sangat Rendah serta siswa yang
belajar sendiri, tanpa harus tergantung penuh kepada tuntas secara klasikal hanya 3 siswa
guru. Sementara itu Shadiq (2009 :12) menjelaskan (10,34%) dari 29 siswa. Setelah diberi
bahwa pembelajaran penemuan terbimbing tindakan pada siklus I melalui penerapan
merupakan suatu pembelajaran dimana siswa metode penemuan terbimbing rata-rata nilai
diberikan suatu situasi atau masalah, yang selanjutnya kelas untuk tes pemahaman konsep I naik
melakukan pengumpulan data, membuat dugaannya menjadi 64,92 dengan kategori Sedang.
itu. Oleh karena itu pembelajaran dengan penemuan Serta siswa yang tuntas secara klasikal
terbimbing memungkinkan siswa untuk membangun ada 15 siswa (51,72%) dari 29 siswa.
sendiri pengetahuannya melalui kegiatan – kegiatan Walaupun ada peningkatan namun kriteria
yang dirancang guru, sehingga membuat suatu keberhasilannya belum tercapai yaitu
kesimpulan berdasarkan pemahaman siswa. minimal 85% siswa mencapai nilai 75
Pembelajaran dengan metode penemuan sehingga pembelajaran dilanjutkan pda
terbimbing guru berperan sebagai fasilitator yang siklus II.
membimbing siswa melalui pertanyaan – pertanyaan Pada siklus II yang merupakan
yang mengarahkan siswa untuk menghubungkan perbaikan pembelajaran siklus I, dari hasil
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang tes pemahaman konsep II rata-rata nilai
sedang dipelajari. Siswa didorong untuk berpikir kelas 84,85 dengan kategori Tinggi serta
sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat yang tuntas secara klasikal sebanyak 25
menemukan konsep, prinsip, ataupun prosedur siswa (86,20%) dari 29 siswa.
berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan.
Peningkatan Tes Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis
Metode Penelitian
100
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian
80
ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Menurut wina sanjaya (2016:1) “Penelitian 60
tindakan kelas merupakan salah satu teknik agar 40
pembelajaran yang dikelola guru selalu mengalami
peningkatan melalui perbaikan secara terus menerus”. 20
Penelitian tindakan kelas ditandai dengan adanya 0
tahap-tahap penelitian berupa siklus yang dilakukan Tes Awal Siklus I Siklus II
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa melalui
penerapan metode penemuan terbimbing

4
Setelah melihat hasil penelitian ini, dapat memasukkan rumus apa yang cocok
dikatakan bahwa penerapan metode penemuan digunakan dan sulit melakukan
terbimbing merupakan salah satu upaya yang perhitungannya. Setelah mereka memperoleh
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman solusi dari soal, sebagian siswa tidak
konsep siswa. Pembelajaran dengan metode melanjutkannya ke langkah terakhir yaitu
penemuan terbimbing merupakan salah satu cara dalam hal memeriksa kembali hasil dan
untuk menyampaikan ide/gagasan dengan proses kesimpulan. Jadi, untuk meningkatkan
menemukan, dalam proses ini siswa berusaha pemahaman konsep secara lebih maksimal,
menemukan konsep dan rumus dan semacamnya aspek “mengaplikasikan konsep ke dalam
dengan difasilitasi oleh guru. Dengan proses
pemecahan masalah” harus lebih
menemukan dan menyelidiki, maka hasil yang
diperhatikan.
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam
ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, Selama pembelajaran berlangsung
pengertian yang ditemukan sendiri merupakan diantaranya tidak semua siswa bisa memahami
pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah materi relevan apa yang diperlukan untuk
digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. menemukan konsep karena sudah terbiasa
Sesuai dengan pernyataan Bruner bahwa “belajar dengan pembelajaran sebelumnya dimana
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan siswa langsung diberikan konsep secara utuh.
secara aktif oleh manusia dengan sendirinya Selain itu siswa juga takut salah dan kurang
memberikan hasil yang paling baik. Berusaha percaya diri dengan jawabannya sehingga
sendiri untuk mencapai pemecahan masalah serta siswa bertanya-tanya pada temannya membuat
pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan suasana menjadi tidak kondusif. Karena sudah
pengetahuan yang benar-benar bermakna”. terbiasa diberitahu langsung oleh guru
Begitupun dengan kebenaran teori yang membuat tingkat kepercayaan dirinya atas
mendukung pembelajaran metode penemuan kemampuannya pun menjadi berkurang. Siswa
terbimbing ini, diantaranya: berpatokan bahwa jawaban yang benar
Teori Bruner, Bruner menganggap bahwa hanyalah jawaban guru. Hal tersebut membuat
belajar penemuan sesuai dengan pencarian kemampuan siswa menjadi terbatas.
pengetahuan secara aktif oleh manusia
sehingga belajar dengan penemuan akan Kesimpulan
memberikan hasil yang paling baik. Lebih Berdasarkan hasil penelitian yang telah
lanjut Bruner mengatakan bahwa belajar dilakukan, diambil kesimpulan sebagai berikut:
bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar 1. Penerapan metode penemuan terbimbing
penemuan. dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa kelas
 Bell mengatakan bahwa belajar dengan
metode penemuan terbimbing dapat terjadi di IX – Hasan SMP Swasta AN-Nizam
dalam situasi yang sangat teratur, baik peserta Medan. Upaya yang dilakukan yaitu
didik maupun pendidik mengikuti langkah – dengan menyusun ulang anggota –
langkah yang sistematis. anggota kelompok diskusi yang heterogen,
Serta memberikan motivasi kepada siswa
 Teori John Dewey, mengemukakan teorinya
yang mendukung pembelajran dengan berupa penghargaan/hadiah atas hasil
penemuan terbimbing. Menyatakan bahwa belajar siswa, sehingga siswa lebih
pentingnya keterlibatan langsung dalam termotivasi dalam kegiatan diskusi
belajar (learning by doing), bahwa belajar didalam kelas,Serta siswa juga lebih
sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung termotivasi untuk menyampaikan
oleh siswa secara aktif,baik individu maupun pendapat ataupun mempresentasikan hasil
maupun kelompok,dengan cara memecahkan pemahaman nya didepan kelas.
masalah dan guru bertindak sebagai fasilitator 2. Peningkatan kemampuan pemahaman
dan pembimbing konsep matematis siswa dapat dilihat dari
Namun dalam pelaksanaan penelitian ini, peningkatan jumlah siswa yang memiliki
peneliti menemukan banyak kelemahan – kemampuan pemahaman konsep
kelemahan sehingga pembelajaran metode matematis siswa minimal pada kriteria
penemuan terbimbing ini tidak menjadikan seluruh sedang (ketuntasan klasikal ) dan
siswa memperoleh nilai yang tinggi terutama
nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari
dalam hal mengaplikasikan konsep ke dalam
pemecahan masalah. Mereka sulit dalam tiap siklus. Berdasarkan data yang
diperoleh, pada Tes awal hanya 3 siswa

5
(10,34%) yang mencapai ketuntasan dengan DAFTAR PUSTAKA
nilai rata-rata kelas yaitu 47,35. Pada siklus I,
Aqib, Zainal., dan Ali Murtadlo. (2016).
terjadi peningkatan kemampuan pemahaman
Kumpulan Metode Pembelajaran
konsep matematis siswa, dimana jumlah siswa Kreatif & Inovatif. Bandung : Penerbit
yang mencapai ketuntasan meningkat 41,38% Satunusa
menjadi 15 siswa (51,72%) dan nilai rata-rata Mukhtar dan Mariani Manik. (2017).
kelas mengalami peningkatan menjadi 64,92. Penerapan Metode Penemuan
Pada siklus II, juga terjadi peningkatan Terbimbing dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan
kemampuan pemahaman konsep matematis
Pemahaman Konsep Matematika di
siswa, dimana jumlah siswa yang mencapai Kelas VIII SMPN 1 AJIBATA. Jurnal
ketuntasan meningkat 21,28% menjadi 25 siswa Inspiratif. Vol. 3, No. 2e-ISSN : 2528-
(86,20%) dan nilai rata-rata kelas mengalami 0475
peningkatan menjadi 84,85. Prasad, K.S, (2011). Learning Mathematics by
Discovery. Acdemic Voices A
Saran Multidisciplinary Journal Volume 1,
Nomor 1.
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil
Rahmawati,A. (2014). Meningkatkan
penelitian ini, yaitu: Kemampuan Pemahaman Matematika
1. Disarankan kepada guru matematika agar Siswa SMP Melalui Metode Penemuan
menerapkan pembelajaran metode penemuan Terbimbing. Prosiding Seminar
terbimbing ini dengan memvariasikannya Nasional Pendidikan Matematika
dengan alat peraga, infocus, pengontrolan Program Pascasarjana STKIP
terhadap diskusi yang berlangsung dan waktu Siliwangi Bandung Vol. 1 ISSN 2355-
0437
yang digunakan, serta penggunaan soal yang Sanjaya, Wina. (2016). Penelitian Tindakan
lebih mampu mengembangkan kemampuan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada
matematika siswa teritama dalam hal Media Group
pemahaman konsep. Shadiq, F. (2009). Model – model
2. Kepada siswa SMP Swasta AN-Nizam Pembelajaran Matematika SMP.
Medan disarankan agar lebih berani dan aktif Yogyakarta : P4PTK Matematika
Depdiknas
saat berlangsung proses pembelajaran, aktif
Sundayana,R. (2013). Media Pembelajaran
dalam menemukan solusi – solusi Matematika. Bandung : Alfabeta
permasalahan, aktif dalam bekerja kelompok, Sumarmo, Utari. (2010). Berpikir dan Disposisi
berani untuk mengungkapkan ide – ide secara Matematik: Apa, Mengapa, dan
terbuka, serta percaya diri dengan Bagaimana Dikembangkan pada
kemampuan sendiri. Peserta Didik. Artikel pada FPMIPA
3. Kepada peneliti lain disarankan agar hasil UPI
Bandung.https://scholar.google.com/cit
penelitian ini dijadikan sebagai pertimbangan
ations?user=3NdVEzoAAAAJ&hl=thd
untuk menerapkan metode penemuan iakses pada tanggal 21 februari 2019
terbimbing pada materi lain untuk penelitian Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu.
selanjutnya dan memperhatikan kelemahan – Jakarta : Bumi aksara
kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga
penelitian yang dilakukan semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai