Oleh:
HAKIMAH FARHAH
NIM. 16140480000013
KONSENTRASIHUKUMBISNIS
PROGRAM STUDI ILMUHUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1437 H/ 2016 M
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui mengapa Integrasi vertikal tidak disebut
sebagai pelanggaran pada kasus integrasi vertikal antara PT Indomarco Adi Prima dengan
Indomaret, dan bagaimana akibat hukum pasca di tetapkannya putusan KPPU Nomor:
03/KPPU-L-I/2000 pada Indomaret selaku terlapor dan pada IMPEK selaku pelapor
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang
mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undnangan dan
keputusan pengadilan serta norma yang berlaku di masyarakat atau kebiasaan yang berlaku di
masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undnagan dan
pendekatan kasus, sumber data yang di peroleh melalui studi kepustkaan dan wawancara ke
lapangan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa majelis komisi KPPU tidak menemukan cukup
bukti terhadap Indomaret karena belum terpenuhi nya unsur-unsur negatif dari adanya
integrasi vertikal, akan tetapi adanya keresahan para pedagang kecil di sekitarnya terhadap
keberadaan Indomaret sehingga dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan untuk mengisi
kekosongan hukum, Indomaret dikenai pasal 2 UU No 5 Tahun 1999 tentang larangan
prkatik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat tentang prinsip keseimbangan dengan asas
demokrasi ekonomi. Dampak yang dihasilkan pasca keluarnya putusan KPPU No 03/KPPU-
L-I/2000 terhadap Indomaret yaitu Indomaret diperintahkan untuk menghentikan ekspansinya
yang berdekatan dengan pasar-pasar tradisional, dan dampak pada IMPEK (pelapor) merasa
dirugikan karena putusan bersifat menggantung karena tidak menindak langsung Indomaret
dan tidak bisa mengajukan keberatan karena berdasarkan Perkom No 1 tahun 2010 yang
dapat mengajukan keberatan putusan adalah terlapor.
Kata Kunci : Integrasi Vertikal Pada PT Indomarco Adi Prima dengan Indomaret
iv
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmaanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa Ta’ala yang telah
kemudahan kepada penulis sehingga atas karunia pertolongan-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para ummat-Nya.
Dalam penulisan skripsi ini, sedikit banyak hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi, akan tetapi syukur Alhamdulilah berkat rahmat dan inayah-Nya,
kesungguhan serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun
tidak langsung segala hambatan dapat diatasi sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat
perjalanan hidup penulis, yaitu kedua orang tua penulis Drs, H Sirojuddin SH, dan
ibunda Hj Yuyu Rubiasih beserta adik-adiku terkasih dan tercinta Mutia Wardah,
Zakiyah Fitratunisa, Akbar Fariz Ramzi, dan Habib Baqir Azfa yang tiada lelah dan
bosan memberikan motivasi, bimbingan, kasih sayangnya serta do’a, semoga Allah
SWT senantiasa memberikan rahmat dan kasih sayang kepada mereka semua.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA selaku Dekan fakultas Syariah dan Hukum
2. Dr. H.Asep Syarifuddin Hidayat, SH. MH dan Drs. Abu Tamrin SH M.hum.
selaku Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Ilmu Hukum
4. Segenap Bapak Ibu dosen, pada lingkungan Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan dan penyediaan buku-
skripsi.
7. Ogna Alif Utama Ssy, SH yang selalu menemaniku dalam suka maupun
duka.
sudah senantiasa menjadi tempat berbagi canda tawa dan berbagi ilmu nya
Tidak ada yang dapat penulis berikan atas balas jasa dan dukungannya,
hanya doa semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan
yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan saran
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 58
B. Saran……………………………………………………………….. 60
C. Lampiran- lampiran ………………………………………………. 64
BAB 1
LATAR BELAKANG
dalam Garis Garis Besar Haluan Negara dan Rencana Pembangunan Lima
masyarakat yang timpang, tidak adil dan eskploitatif. Kondisi ini semakin
parah ketika arus globalisasi nenerpa dunia. Pada satu sisi, negara negara
1
Rico Andriyan Pakpahan, Efektifitas Peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) dalam Penanganan kasus Dugaan Kartel Terkait Praktek Monopoli dan Perssaingan
Usaha Tidak Sehat, jurnal program studi magister ilmu hukum program pasca sarjana Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (2014) h.2.
1
2
umumnya.
Selama lebih dari dua dekade belakangan dunia berubah dengan cepat.
kaum neo liberal atau kelompok kanan baru di amerika serikat dan eropa.
utama, dan campur tangan negara dalam urusan ekonomi sedapat mungkin
dihilangkan. Ini karena campur tangan negara yang terlalu besar dalam
akan mendistorsi pasar dan membuat ekonomi dunia menjadi tidak efektif.
Oleh karena itu menurut pandangan kaun neo liberal, negara dengan cara
2
Budi winarno, Pertarungan Negara vs Pasar,(Yogyakarta: Medpress,2009),h.2-
4
3
negara lain dan membanjiri pasar domestik. Pelaku usaha domestik kini
dalam jangka waktu yang singkat beberapa pelaku usaha ritel modern
3
Budi winarno, Pertarungan Negara vs Pasar,h.2-4
4
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, (Jakarta:Lorem
Ipsum Dolor Sit Amet,2009), h.ix.
4
Kehadiran para pelaku usaha ini, bagi konsumen Indonesia disatu sisi
terus meningkat dan tentu saja harga produk yang menjadi lebih murah
dalam jumlah yang tidak sedikit kemampuan bersaing mereka yang sangat
yang sangat minim telah menjadikan mereka menjadi korban dari proses
liberalisasi ekonomi di sektor ritel. Lebih jauh lagi hal ini dapat
antara peritel modern (besar) dan peritel tradisional (kecil). (2) kasus
5
Rancangan Peraturan Presiden Tentang Penataan dan Pembinaan Usaha Pasar
Modern dan Usaha Toko Modern, Position Paper, diakses pada tanggal 22 februari 2016, dari
situs ;http:www.kppu.go.id/docs/positioning_paper/ritel.pdf
5
sekitarnya.
barang dan atau jasa tertentu. Integrasi vertikal bisa di lakukan dengan
dengan kepemilikan unit usaha hingga ke distribusi barang dan jasa hingga
ke konssumen akhir.7
pasar monopoli yang ada pada setiap usaha tahap produksi dan distribusi.
6
Rachmadi Usman, Hukum Acara Persaingan Usaha di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika,2013), h.16-18.
7
Draft Pedoman Larangan Integrasi Vertikal, diakses pada tanggal 26 februari 2016,dari
situs: www.kppu.go,id/draft_pedoman_larangan_integrassi_vertikal pdf
6
total yang di dapatkan akan lebih besar di bandingkan bila mereka harus
terafiliasi) atau kontrol oleh satu pelaku usaha terhadap beberapa jenjang
dominan. 9
integrasi vertikal yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha yang dapat
9
Suyud Marrgono, Hukum Anti Monopoli, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),h.70.
7
hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan
B. Identifikasi Masalah
1. Apa saja kasus yang terjadi pada Indomaret dalam putusan KPPU
Nomor: 03/KPPU-L-I/2000?
disekitarnya ?
1. Pembatasan Masalah
apa penyebab adanya ketidak sesuaian antara fakta yang ditemukan dalam
2. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
(IMPEK)
2. Manfaat Penelitian
Penulis Penelitian
2012
usaha pasar moder dan peritel kecil. Perbedaan jurnal tersebut dengan
tidak sehat.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
10
Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:UI press, cet
III,2008), h.42
12
masyarakat.11
2. Pendekatan Masalah
11
Soerdjono soekanto dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan
di Dalam Penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat dokumentasi Universitas Indonesia, 1979)
h.18
12
Peter mahmud marzuki. Penelitian Hukum, (Surabaya:Kencana.cet, VI, 2010),
h.96.
13
3. Bahan Hukum
G. Sistematika Penulisan
bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan
persaingan usaha
14
Indomaret
I/2000
BAB V Penutup
hukum ini selain istilah hukum persaingan usaha (competition law), dan
1
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia dalam Teori
Praktek serta Penerapan Hukumnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),
h.1.
2
Hermansyah, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, (Jakarta:
Kencana Cet.II, 2009), h.3.
15
16
3
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia dalam Teori
Praktek serta Penerapan Hukumnya, h.2.
17
sebuah fase yang cukup panjang. Fase itu dapat dibagi menjadi 2, yaitu
4
Hikmahanto Juwana, Sekilas tentang Hukum Persaingan Usaha dan UU No. 5
Tahun 1999, Jurnal Magister Hukum 1 Tahun 1999, h. 32
18
yang ada atau hukum positif yang ada tersebut tidak bekerja atau tidak lagi
dalam masyarakat.5
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, csecara garis besar terdapat
dalamnya.
a. Hukum Perdata
5
Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli Indonesia, cet I, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2001), h.5.
6
Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli Indonesia, cet I, h.10.
19
pihak yang dirugikan dapat menuntut ganti rugi secara perdata maupun
pidana.7
b. Hukum Ekonomi
c. Hukum Pidana
orang lain. Oleh karena itu ketentuan dalam 382 bis KUHP kurang
7
Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli Indonesia, cet I, h.6.
20
persaingan usaha yang tidak sehat hal ini timbul karena pemerintah
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ssaat itu namun sayangnya
8
Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli Indonesia, cet I, h.5-6.
9
Destivano Wibowo, Hukum Acara Persaingan Usaha, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), h.1-2.
21
monopolistic.
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini merupakan salah satu
10
Ditha Wiradiputra, Catatan Kuliah Pengantar Hukum Persaingan Usaha,
(Depok:FHUI, 2004) h.8-9
22
tidak sehat yang terjadi pada zaman orde baru, dimana praktek
dari DPR ini sangat jarang terjadi ketika itu sehingga apabila DPR
monopoli dan Larangan Praktik Persaingan Usaha tidak Sehat ini tidak
kepada orang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk
terhadap satu orang lain atau lebih. Selain dari perjanjian dikenal pula
hukum antara dua orang atau du pihak berdasarkan mana pihak yang satu
berhak menuntut sesuatu hal (prestasi) dari pihak lain yang berkewajiban
13
Destivano Wibowo, Hukum Acara Persaingan Usaha, h.1-2
14
R Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1989),h. 1.
15
R Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1989),h. 1.
24
2. Penetapan Harga
9. Perjanjian Tertutup
No.5/ 1999)
No.5/1999)
16
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks,
(Jakarta:Lorem Ipsum Dolor Sit Amet,2009), h.86.
25
dilarang paling tidak harus ada dua pelaku usaha karena suatu perjanjian
dilakukan oelh pelaku usaha yang tergolong dalan usaha kecil atau
17
Undang-undang No.5 dan KPPU: Prosiding Rangkaian Lokakarya Tebatas
Masalah-Masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya Tahun 2004: Jakarta
17-18 Mei 2004/tim editor, Emmy Yuhassarie, Tri Harwono, (Jakarta: Pusat Pengkajian
Hukum, 2004).
18
Hikmawanto Juwana, Hukum Ekonomi dan Hukum Internasional, (Jakarta:
Lentera Hati, Cet. 11, 2002), h. 60-62.
26
usaha tidak sehat berada dalam kewenangan KPPU, namun demikian tidak
berarti bahwa tidak ada lembaga lain yang berwenang menangani perkara
tidak sehat tetapi juga bertindak sebagai pengengah dan sekaligus pemutus
pihak lain. Anggota KPPU diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas
21
Alum Simbolon, “Kedudukan Hukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Melaksanakan Wewenang penegakan Hukum Persaingan Usaha”, Mimbar Hukum
Volume 24 No.3 (Oktober 2012): h.540.
22
Jimly Ashidiqie, Pengadilan Khusus
23
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, h.311.
28
baik kepada pelaku usaha, saksi ataupun pihak lain. Namun demikian
hukum acaranya sendiri. Atas dasar hal tersebut dan juga hasil rapat
ussaha tidak sehat keputusan ini merupakan hukum acara dan juga
Nomor 5 tahun 1999 tentang monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.24
kewenangan komisi dapat dibagi dua yaitu wewenang aktif dan wewenang
24
Destivano Wibowo, Hukum Acara Persaingan Usaha,h.17.
29
Wewenang pasif menerima laporan dari masyrakat atau dari pelaku usaha
sehat.25
tidak sehat.
25
Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha Teeori dan Praktiknya di
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),h.278-278
30
1. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang
sehat.
sehat.
6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
tahun 1999.
31
saksi ahli atau setiap orang yang dimaksud dalam nomor 5 dan 6
9. Mendapatkan, meneliti, dan atau menlai surat, dokumen atau alat bukti
sehat.
atas dasar inisiatif, KPPU akan membentuk suatu majelis komisi untuk
dominan.
kemungkinan yaitu :
26
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 46 ayat 1
34
undang yang berlaku dan dalam hal ini putusan KPPU dianggap
penyidikan.28
27
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 44 ayat 5
28
Susanti Adi Nugroho, Pengaturan Persaingan Usaha di Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2012), h.83-84
35
tahun 1999:
peraturan perundang-undangan
persaingan
telah di perjanjikan
36
dakam negri
anggotanya.
INTEGRASI VERTIKAL
usaha ingin pangsa pasar yang dimilikinya menjadi lebih besar, biasanya
dengan pelaku-pelaku usaha lain yang secara vertikal berada berada pada
level yang berbeda pada proses produksi, maka kerjasama ini disebut
melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang berada pada level yang
barang dan atau jasa tertentu. Integrasi vertikal bisa di lakukan dengan
1
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, h.113.
37
38
dengan kepemilikan unit usaha hingga ke distribusi barang dan jasa hingga
ke konsumen akhir.2
a. Perjanjian
atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis
2
Ningrum Natasya Sirait Dkk, Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha, (Jakarta:
The Indonesian Netherlands Legal Reform Program),h. 61.
3
Ningrum Natasya Sirait Dkk, Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha,h.61.
39
b. Perjanjian
Pelaku usaha lain adalah pelaku usaha yang berada dalam satu
d. Menguasai produksi
produksi
e. Barang
f. Jasa
usaha.
40
h. Merugikan masyarakat.
baku menurun. Dan dari segi pengelolaan jika sebelumnya dikelola secara
terpisah maka maka setelah terjadinya integrasi antara para pelaku usaha
4
Ningrum Natasya Sirait Dkk, Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha,h.62-63.
5
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, h.
41
dan atau para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat
pesaing.7
1. Efisiensi
adalah mencapai harga yang bersaing dari produk atau jasa yang
6
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia Dalam Teori dan
Praktek Serta Penerapan Hukumnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)
h.207.
7
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia Dalam Teori dan
Praktek Serta Penerapan Hukumnya,h.207
42
produksi dan biaya organisasi yang lebih rendah, sehingga pelaku usaha
dapat memproduksi barang dan jasa dengan kualitas yang lebih baik dan
8
www.Kppu.go.id, Draft Pedoman larangan Integrasi Vertikal, Diakses pada 26
Februari 2016 dari situs http://www.kppu.go.id.
43
manajemen tunggal.9
9
www.Kppu.go.id, Draft Pedoman larangan Integrasi Vertikal, Diakses pada 26
Februari 2016 dari situs http://www.kppu.go.id.
10
www.Kppu.go.id, Draft Pedoman larangan Integrasi Vertikal, Diakses pada 26
Februari 2016 dari situs http://www.kppu.go.id.
44
lebih murah dan adanya jaminan distribusi. Oleh sebab itu perusahaan
pasar. 11
11
www.Kppu.go.id, Draft Pedoman larangan Integrasi Vertikal, Diakses pada 26
Februari 2016 dari situs http://www.kppu.go.id.
45
harga besi baja untuk perusahaan perakitan dapat menjadi lebih mahal
kendaraan.
untuk kasus ini sama dengan yang digunakan untuk menolak resale
price maintenance).
yang harus melalui dua tahap jika ingin masuk ke pasar, dengan
12
Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, h.114-
115
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN
A. Kasus posisi
daftar monitoring.
untuk membuka kembali kasus ini pada tanggal 9 November 2000 dan
47
48
dilakukan oleh terlapor atas pasal 15, pasal 22 dan pasal 25 Undang-
hal yang berkaitan dengan perizinan usaha, lokasi usaha, pelayanan dan
angka 8, pasal 15, pasal 22, dan pasal 25 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999. Tetapi ketiga pasal tersebut dinyatakan tidak terbukti karena tidak
komisi KPPU.
menerapkan strategi pemasaran modern yang tidak dapat diikuti oleh oleh
lebih murah dibandingkan dengan pengecer lain dan sering ada diskon.
yang berakibat pada persaingan usaha tidak sehat. Hal ini dapat diduga
Selain itu fakta yang juga ditemukan oleh Majelis Komisi adalah
menjual dan memasok kembali kepada pihak tertentu. Atas hal itu majelis
1
www.hukumonline.com, Indomaret diperintahkan Hentikan Eskpansi Usaha,
diakses pada 26 September 2016 dari situs http://www.hukumonline.com.
2
Putusan KPPU perkara No 03/KPPU-L-1/2000 tentang Integrasi Vertikal antara PT
Indomarco Adi Prima dengan Indomaret .
51
kekecewaan dan kerugian yang dialami dari pengecer kecil dengan adanya
terbukti dari hasil investigasi tim majelis komisi KPPU yang menyebutkan
dimiliki oleh segelintiran pelaku usaha saja.4 Allah SWT Berfirman dalam
3
Putusan KPPU perkara No 03/KPPU-L-1/2000 tentang Integrasi Vertikal antara PT
Indomarco Adi Prima dengan Indomaret .
4
Mustafa kamal zrokan, Bisnis Ala Nabi: Teladan Rasulullah SAW, dalam
Berbisnis (jakarta: Benteng Pustaka, 2013), h. 43
52
lebih lanjut terhadap adanya dugaan praktik persaingan usaha tidak sehat
5
www.hukumonline.com, Indomaret diperintahkan Hentikan Eskpansi Usaha,
diakses pada 26 September 2016 dari situs http://www.hukumonline.com.
53
Indomarco Adi Prima antara tahun 1998 sampai dengan tahun 1 April
tahun 2000.
Putusan ini sangat unik karena disisi lain KPPU belum menemukan
vertikal tapi, disisi lain adanya fakta keresahan yang dialami para pengecer
umum.6
hal ini tidak langsung disebut sebagai pelanggaran kerena harus diteliti
terlebih dahulu adakah dampak anti persaingan yang timbul akibat adanya
6
Wawancara Pribadi dengan Dendy R Sutrisno, kepala humas dan Biro Hukum
KPPU Jakarta, Jakarta, 6 Oktober 2016.
7
Wawancara Pribadi dengan Dendy R Sutrisno, kepala humas dan Biro Hukum
KPPU Jakarta, Jakarta, 6 Oktober 2016.
8
Susanti Adi Nugroho, Pengantar Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,
(Jakarta:Puslitbang/Diklat Mahkamah Agung, 2002,) h.28-29
55
biaya yang mahal yang harus ditanggung oleh pihak penggugat, sehingga
pasar.9
persaingan pasar.10
9
Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia Dalam Teori dan
Praktek Serta Penerapan Hukumnya,h.713
10
Munir Fuadi, Hukum Antimonopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat,
(Bandung:Citra Raya Bakti, 2002) h. 12.
56
tuntutan yang diajukan oleh pelapor dan para pedagang adalah agar toko-
57
toko Indomaret ditutup. Sehingga putusan tersebut dirasa tidak adil bagi
pedagang kecil.11
Atas hal tersebut wakil ketua KPPU yang juga anggota Komisi
Selain itu apabila dikemudian hari ditemukan bukti-bukti baru lainya bisa
itu ibarat kuda apabila tidak dijaga oleh penjaganya maka ia akan melesat
cepat dan merusak apa yang didepannya, begitupun dengan pasar apabila
kecil disampingnya. Selain itu pihak pelapor yang berasal dari Ikatan
11
www.hukumonline.com, Indomaret diperintahkan Hentikan Eskpansi Usaha,
diakses pada 26 September 2016 dari situs http://www.hukumonline.com.
12
www.hukumonline.com, Indomaret diperintahkan Hentikan Eskpansi Usaha,
diakses pada 26 September 2016 dari situs http://www.hukumonline.com.
58
putusan ke Pengadilan Negeri adalah pihak terlapor dalam kasus ini adalah
pihak Indomaret.13
13
Wawancara Pribadi dengan Dendy R Sutrisno, kepala humas dan Biro Hukum
KPPU Jakarta, Jakarta, 6 Oktober 2016.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebelumnya maka sebagai akhir dari bagian penelitian ini penulis akan
komisi KPPU yang menangani kasus ini kurang dalam menemukan bukti
bukti yang bersifat negatif dari adanya integrasi vertikal yang dilakukan
Akan tetapi disisi lain adanya keresahan dari pedagang kecil yang
58
59
demokrasi ekonomi.
menurut majelis hakim yang menangani kasus ini yaitu R Pande Silalahi
pelapor, tetapi telah menjadi pemeriksaan atas inisiatif KPPU. Selain itu
keputusan tersebut berubah. Lalu pihak pelapor pun tidak bisa mengajukan
yang dapat mengajukan keberatan adalah pihak terlapor dalam hal ini
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Elyta Ras , Hukum Anti Monopoli Indonesia, cet I, Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2001
Lubis, Andi Fahmi , Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks,
Jakarta:Lorem Ipsum Dolor Sit Amet,2009
Nugroho , Susanti Adi, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia Dalam Teori dan
Praktek Serta Penerapan Hukumnya, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012
Sumber Perundang-Undangan
Jurnal
2004: Jakarta 17-18 Mei 2004/tim editor, Emmy Yuhassarie, Tri Harwono,
(Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2004).
Sumber Internet
www.Kppu.go.id, Draft Pedoman larangan Integrasi Vertikal, Diakses pada 26
Februari 2016 dari situs http://www.kppu.go.id.
Hasil Penelitian
Wawancara Pribadi dengan Dendy R Sutrisno, kepala humas dan Biro Hukum
KPPU Jakarta, Jakarta, 6 Oktober 2016.
65
HASIL WAWANCARA
ketuhanan yang maha esa, tetapi setelah tahun 2000 pada putusan KPPU
tidak lagi terdapat irah irah demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang
semu.
2. Apa saja jenis atau macam-macam putusan yang dikeluarkan oleh KPPU?
format, pada putusan sebelum tahun 2002 diawal kalimat tidak tertulis
dari tahun ketahun, setelah tahun 2002 putusan KPPU di awal kalimat
dituliskan pasal yang dilanggar. Dan pada putusan KPPU tertulis bahwa
kasus ini menarik dan sangat unik karena sebenarnya pihak KPPU belum
Indofood.maka dari itu pihak KPPU dalam putusan pada kasus Indomaret
pada direktur utama pada PT Indomarco Adi Prima dan Indomaret yang
jabatan pada direktur utama antara perusahan satu dengan yang lainnya
pasal integrasi vertikal apabila ada dampak buruk terhadap pelaku usaha
atau lebih.
PUTUSAN
NOMOR: 03/KPPU-L-I/2000
PT. Indomarco Prismatama, yang beralamat di Jl. Ancol I No.9 10, Ancol Barat
Jakarta 14430, sebagai pemilik dan pemegang hak merek dagang "Indomaret"
untuk usaha ecerannya dalam bentuk baik toko swalayan milik sendiri maupun toko
swalayan dengan sistem waralaba, selanjutnya disebut sebagai TERLAPOR;
1
SALINAN
b. Bahwa sebagian besar dari 129 pengusaha kecil yang diwawancarai tersebut
menyatakan berdirinya Swalayan Indomaret mempunyai dampak negatif
terhadap usaha mereka, yaitu berupa:
c. Bahwa Terlapor mengajak bergabung para pihak yang memiliki gedung dan
dana investasi .+ 300 juta rupiah dengan membagikan brosur untuk
mendirikan Toko Swalayan dalam jaringan eceran Toko Swalayan Indomaret
yang menjual produk-produk kebutuhan pokok sehari hari masyarakat. Maka
bagi pihak yang berminat dapat mengisi formulir, dan apabila kedua belah
pihak sepakat, dapat didirikan Toko Swalayan Indomaret dengan sistem
waralaba. Toko Swalayan Indomaret tersebut akan mendapat dukungan
pasokan produk-produk yang diproduksi oleh PT. Indomarco (Salim Group
menurut Saksi Pelapor) yang telah menguasai 600 supplier dengan + 3.000
item produk berkualitas;
2
SALINAN
2 Menimbang bahwa Laporan Saksi Pelapor telah diteliti oleh Sekretariat Komisi,
dan dinyatakan bahwa Laporan belum lengkap, selanjutnya Direktur Eksekutif
dengan Suratnya Nomor: 53/KPPU Set/lX/2000 tanggal 25 September 2000
memberitahukan kepada Saksi Pelapor untuk melengkapi substansi laporannya
sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Komisi Nomor 05/KPPU/Kep/IX/2000
tentang Tata Cara Penyampaian Laporan dan Penanganan Terhadap Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1999;
3 Menimbang bahwa setelah batas waktu yang telah ditentukan Saksi Pelapor tidak
menyampaikan Laporannya, Komisi memutuskan untuk mencatat dan memasukkan
Laporan Saksi Pelapor ke dalam Daftar Monitoring;
3
SALINAN
4
SALINAN
12 Menimbang bahwa selanjutnya identitas lengkap Saksi dan para pihak yang
diperiksa serta keterangan lengkap para pihak tersebut dicatat dalam Berita Acara
Pemeriksaan;
14 Menimbang bahwa, Majelis Komisi juga telah meneliti dokumen hasil penyelidikan
Tim Penyelidik terhadap sejumlah warung-warung dan minimarket di sekitar Toko
Swalayan Indomaret di wilayah Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, sebagaimana
terlampir dalam Lampiran Putusan ini;
15 Menimbang bahwa pada akhirnya Majelis Komisi telah mempunyai data yang
cukup untuk mengambil Putusan.
5
SALINAN
TENTANG HUKUM
b. Bahwa Terlapor selalu melakukan program diskon berupa Super Hemat yang
dilakukan setiap dua mingguan dalam setiap bulan;
a. Bahwa Terlapor telah melanggar Pasal 1 Angka 4 dan Angka 8, Pasal 15, Pasal
22, dan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;
6
SALINAN
• Ayat (1): "Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk: a) menetapkan syarat-syarat
perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi
konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari segi
harga maupun kualitas; atau b) membatasi pasar dan pengembangan
teknologi; atau c) menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi
pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan";
7
SALINAN
a. Bahwa Terlapor merupakan sebagian dari pelaku usaha dalam bidang kegiatan
usaha eceran yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi,
baik ditinjau dari segi jumlah usaha dan volume penjualannya mempunyai
posisi lebih tinggi dari pengecer lainnya;
c. Bahwa ditinjau dari segi akses pada pasokan atau penjualan serta kemampuan
untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu,
kemampuan Terlapor lebih baik dari pengecer kecil, tetapi Terlapor bukan
satu-satunya perusahaan yang memiliki akses seperti itu yang bersaing dengan
perusahaan pengecer besar lainnya;
Atas dasar fakta ini Terlapor tidak dapat dinyatakan dan dikategorikan mempunyai
posisi dominan secara mutlak. Karena itu tuduhan pelanggaran yang dilakukan
Terlapor terhadap Pasal 1 adalah tidak relevan.
8
SALINAN
• Ayat (1): "Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
lain yang memuat persyaratan bahwa pihak lain yang menerima barang dan
atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau
jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu."
• Ayat (2): "Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
lain yang memuat persyaratan memuat persyaratan bahwa pihak yang
menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan
atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok";
• Ayat (3): " Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau
potongan harga tertentu atas barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan
bahwa pelaku usaha yang menerima barang dana atau jasa dari pelaku usaha
pemasok: (a) harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku
usaha pemasok; atau (b) tidak akan membeli barang dan atau jasa yang sama
atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha
pemasok";
Atas dasar fakta ini Majelis tidak menemukan bukti atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Terlapor melanggar Pasal 15 Undang-Undang Nomor. 5 Tahun
1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
9
SALINAN
dilarang bersekongkol dengan Pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan
pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat, maka Majelis Komisi menyimpulkan:
a. Bahwa tidak ditemukan fakta atau bukti konkrit yang memberi petunjuk bahwa
Terlapor melakukan persekongkolan dengan pihak lain;
Atas dasar fakta ini Terlapor tidak dapat dinyatakan tidak dapat dikatakan
melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
a. Bahwa Terlapor adalah suatu Badan Hukum Indonesia bernama PT. Indomarco
Prismatama, pemilik dan pemegang hak alas merek Toko Swalayan Indomaret,
didirikan pada tanggal 21 November 1988 dihadapan Notaris dengan Akte
Nomor 207 yang telah beberapa kali berubah, terakhir dengan Akte Notaris
No.47 tanggal 27 April 2001; (Lampiran XII, Dokumen No.28);
b. Bahwa saham Terlapor sejumlah 49% dimiliki oleh PT. Indomarco Perdana dan
sejumlah 51% dimiliki oleh PT. Bhakti Asset Management; (Lampiran XII,
Dokumen No.28);
10
SALINAN
i. Bahwa Terlapor telah mengajukan izin prinsip untuk semua Toko Swalayan
Indomaret sesuai dengan SK Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta
No.50 Tahun 1999 tentang Permohonan Izin Prinsip untuk Mini Market
Indomaret, dan sampai dengan sekarang belum keluar izin prinsip tersebut;
(Lampiran XII, Dokumen No.22);
11
SALINAN
12
SALINAN
c. Bahwa kemampuan rata-rata kebutuhan pasokan Saksi atas produk Indoor dapat
mencapai sampai dengan 35% dari seluruh penjualan, akan tetapi pasokan
produk: Indofood diperoleh melalui Sales Service Departement PT. Indomarco
Adi Prima dan bukan diperoleh langsung dari PT. Indomarco Adi Prima;
b. Bahwa keberadaan tiga Toko Swalayan Indomaret yang berada di sekitar pasar
sangat berpengaruh besar karena tempatnya lebih nyaman dengan harganya
lebih murah.
10 Menimbang bahwa dalam keterangan di depan Majelis Komisi, Saksi Aziz Mulyadi
bertindak untuk dan atas nama diri sendiri sebagai pemilik toko di PD. Pasar Jaya
Jelambar, menyatakan sebagai berikut:
b. Bahwa meskipun usaha toko milik Saksi tidak sejenis dengan jenis usaha Toko
Swalayan Indomaret, namun karena konsumen lebih senang berbelanja ke Toko
Swalayan Indomaret, maka jumlah konsumen yang berbelanja ke PD.Pasar Jaya
padaumumnya dan warung miliknya pada khususnya, menjadi berkurang
sehingga
13
SALINAN
Bahwa harga jual Toko Swalayan Indomaret lebih murah dibandingkan dengan
harga pembelian di toko Saksi, dan toko milik Saksi yang berjarak 50 meter
mempengaruhi omset penjualan yang menurun sampai sekitar 50%;
a. Bahwa toko milik Saksi berdiri lebih dahulu dari Toko Swalayan Indomaret,
pada saat itu jumlah omset penjualannya cukup baik;
14
SALINAN
a. Bahwa dengan luas toko dan volume barang yang setara dengan Toko
Swalayan Indomaret, Saksi tidak mampu bersaing dengan Toko Swalayan
Indomaret karena . sebagian harga barang-barang di Toko Swalayan
Indomaret lebih rendah khususnya produk-produk Indofood. Disamping itu
Toko Swalayan Indomaret memiliki program diskon setiap 2 mingguan yang
dikemas dalam paket Super Hemat;
b. Bahwa Saksi mempunyai toko di tempat lain masih bertahan hidup karena
mempunyai luas toko yang lebih besar dan menjual jenis barang yang
berbeda dengan volume barang yang lebih besar dibanding dengan Toko
Swalayan Indomaret.
15
SALINAN
a. Bahwa pendaftaran Izin Usaha Terlapor sudah sesuai dengan prosedur dan
persyaratan sebagaimana telah ditetapkan dalam SK. Menteri Perindustrian
dan Perdagangan No.591/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
b. Bahwa Terlapor termasuk pelaku usaha besar dengan SIUP Besar dan berlaku
untuk seluruh outlet sendiri sebagai SIUP induk yang masing-masing
dilegalisir oleh Kandep Depperindag setempat, sedangkan untuk Toko
Swalayan Indomaret dengan sistem waralaba masing-masing mempunyai
SIUP sendiri dengan SIUP Kecil;
16
SALINAN
a. Bahwa menurut Peraturan Daerah DKI Jakarta No.8 tahun 1992 tentang
Pengusahaan Perpasaran Swasta di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan SK Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.50 tahun 1999
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengusahaan Perpasaran Swasta di Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, proses perizinan pasar swalayan yang
mempunyai luas bangunan kurang dari 200 m2, harus mendapatkan
persetujuan prinsip dari Sekretaris Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Bahwa selama ini Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta belum pernah
mengeluarkan izin prinsip tersebut khusus untuk usaha perpasaran swasta
dengan luas bangunan kurang dari 200 m2 milik siapapun, termasuk untuk
Toko Swalayan Indomaret. Hal ini disebabkan Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta belum melaksanakan SK Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No.50 tahun 1999 dimaksud;
17
SALINAN
Pengawas Pembangunan Kota (Dinas P2K) yang bertindak untuk dan atas nama
Kepala Dinas Pengawas Pembangunan Kota DKI Jakarta, menyatakan sebagai
berikut, bahwa Dinas Pengawasan Pembangunan Kota telah memberikan
peringatan tertulis terhadap 44 Toko Swalayan Indomaret di wilayah DKI Jakarta
yang telah melakukan penyimpangan perizinan penggunaan bangunan dari IMB
perumahan menjadi pertokoan;
21 Menimbang bahwa dalam keterangan di depan Majelis Komisi pada tanggal 8 Mei
2001, Saksi bernama Hendro Gunarto yang bertindak untuk dan atas nama sendiri
dan sebagai seorang Direktur Utama PT. Indomarco Adi Prima, Saksi menyatakan
sebagai berikut:
a. Bahwa pada tahun 1997 saham PT. Indomarco Adi Prima sejumlah 80%
dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur dan 20% lainnya dimiliki PT.
Holdico Perkasa;
d. Bahwa PT. Indomarco Adi Prima tidak pernah membuat perjanjian secara
tertulis tentang penetapan harga dan syarat-syarat lainnya dalam memasok ke
grosir maupun pengecer;
e. Bahwa program diskon dalam bentuk Super Hemat, merupakan program yang
dilakukan sendiri oleh Terlapor dan toko-toko lainnya, dan tidak ada
kaitannya dengan program maupun harga yang ditentukan oleh PT.
Indomarco Adi Prima;
18
SALINAN
a. Bahwa PT. Indomarco Perdana memegang saham Terlapor sebesar 49% dan
sisanya sebesar S 1 % dikuasai oleh PT. Bhakti Asset Manajemen;
c. Bahwa Saksi yang saat ini saksi memegang jabatan sebagai Direktur Utama
di PT. Indomarco Perdana juga pada perusahaan Terlapor.
a. Bahwa Saksi menginginkan suatu aturan yang jelas dan transparan dari PT.
Indomarco Adi Prima berkenaan dengan perolehan harga, pasokan, dan
perlakuan lain yang diterimanya sebagai penerima pasokan khususnya
produk-produk Indofood;
19
SALINAN
c. Bahwa PT. Indofood Sukses Makmur dalam melakukan proses take over
perusahaan-perusahaan lain yang digabung ke dalam satu kesatuan sistem
distribusinya, dimaksudkan untuk tujuan efisiensi dalam kesatuan manajemen
agar dalam mendistribusikan produk-produk Indofood tidak selalu
berorientasi kepada keuntungan semata sebagaimana selama ini dilakukan
oleh perusahaan bersangkutan. Akan tetapi harus selalu berpikir pada
ketersediaan dan pelayanan yang efisien kepada konsumen;
20
SALINAN
a. Bahwa Terlapor adalah Badan Hukum Indonesia yang didirikan pada tanggal
21 November 1988 di hadapan Notaris Benny Kristianto S.H. dengan Akte
Notaris Nomor 207 yang beberapa kali telah diubah terakhir dengan Akte
Notaris Nomor 47 pada tanggal 27 April 2001;
21
SALINAN
pada masa tersebut selain menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT.
Indomarco Adi Prima juga sebagai Direktur Utama perusahaan Terlapor.
Disamping itu Majelis menemukan fakta bahwa 80% saham PT. Indomarco
Adi Prima dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur. Dengan adanya
jabatan rangkap dan kepemilikan saham seperti tersebut di atas
memungkinkan dapat dilakukannya kontrol manajemen secara vertikal yang
bisa berakibat terganggunya persaingan usaha tidak sehat;
e. Bahwa saham Terlapor sebesar 49% adalah dimiliki oleh PT. Indomarco
Perdana. Disamping itu PT. Indomarco Perdana juga bertindak sebagai
pemasok. Terlapor memegang jabatan rangkap selain sebagai Direktur Utama
di perusahaan Terlapor juga sebagai Direktur Utama PT. Indomarco Perdana.
Dengan demikian antara Terlapor dengan PT. Indomarco Perdana
dimungkinkan terjadi hubungan manajemen yang dapat berakibat persaingan
tidak sehat;
f. Bahwa terjadi perjanjian tertulis antara PT. Indomarco Adi Prima dengan PT.
Goro Batara Sakti yang berisi bahwa PT. Goro Batara Sakti tidak:
diperkenankan menjual atau memasok kembali kepada pelaku usaha lain
selain kepada koperasi. Perjanjian semacam ini dapat mengakibatkan
persaingan usaha tidak sehat;
22
SALINAN
a. Bahwa Terlapor menurut Peraturan. Daerah DKI Jakarta No.8 tahun 1992 dan
Petunjuk Pelaksanaan berupa Surat Keputusan Gubernur No.50 tahun 1999
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengusahaan Perpasaran Swasta di Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta, pasar swalayan yang mempunyai luas kurang dari
200 m2 harus mendapatkan izin prinsip dari Sekretaris Wilayah Daerah.
Faktanya Terlapor belum mendapatkan izin dari Sekretaris Wilayah Daerah,
hal ini disebabkan karena:
23
SALINAN
24
SALINAN
a. Bahwa saham Terlapor sebesar 49% adalah dimiliki oleh PT. Indomarco
Perdana. Disamping itu PT. Indomarco Perdana juga bertindak sebagai
pemasok. Terlapor memegang jabatan rangkap selaku Direktur Utama di
Terlapor juga sebagai Direktur Utama PT. Indomarco Perdana. Dengan
demikian antara Terlapor dengan PT. Indomarco Perdana dimungkinkan
terjadi hubungan manajemen yang dapat berakibat persaingan tidak sehat.
Disamping itu Terlapor mempunyai hubungan sejarah, bahwa Terlapor
pernah menduduki jabatan Direktur Utama di PT. Indomarco Adi Prima
sebagai pemasoknya sejak tahun 1988 hingga tanggal 1 April tahun 2000
sebelum PT. Indomarco Adi Prima diambil alih oleh PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk. sebagai pabrikan. Sedangkan sampai saat ini PT. Indomarco
25
SALINAN
yang secara manajemen dikuasai oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
tetap sebagai pemasok Terlapor untuk produk-produk Indofood. Berkaitan
dengan itu Majelis Komisi menduga adanya kemungkinan integrasi vertikal
yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha yang dapat mengakibatkan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, hal ini dapat diduga
melanggar Pasal 14 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan'Persaingan Usaha Tidak Sehat;
b. Bahwa telah terjadi adanya suatu perjanjian tertutup antara PT. Indomarco
Adi Prima dengan PT. Goro Batara Sakti yang berisi bahwa penerima
pasokan tidak diperkenankan menjual atau memasok kembali kepada pihak
tertentu. Oleh karena itu Majelis menduga adanya pelanggaran Pasal 15 Ayat
(1) Undang-Undang Nomor. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
a. Bahwa persaingan pelaku usaha besar dengan pelaku usaha kecil (mikro)
dilapangan telah menimbulkan gangguan keseimbangan bagi kepentingan
umum karena pelaku usaha kecil terancam sehingga potensial meningkatkan
pengangguran yang lebih besar;
b. Bahwa telah terjadi keresahan sosial yang cukup meluas diberbagai Wilayah
Jabotabek karena banyak pengecer kecil kalah dalam persaingan yang tidak
seimbang dengan Terlapor;
26
SALINAN
MEMUTUSKAN:
27
SALINAN
Demikian putusan ini dibuat dan dibacakan di muka Persidangan yang dinyatakan
terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 4 Juli tahun 2001, oleh kami Sutrisno
Iwantono sebagai Ketua Majelis, Didik J: Rachbini sebagai Anggota Majelis, Erwin
Syahril sebagai Anggota Majelis, dan Pande Radja Silalahi sebagai Anggota Majelis,
dengan dihadiri oleh Panitera Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Ketua Majelis,
Ttd.
Sutrisno Iwantono
Panitera Majelis,
Ttd.
Retno Supriandayani
28