Anda di halaman 1dari 3

PEMANFAATAN ECENG GONDOK

Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan salah satu jenis tumbuhan
air yang mudah ditemui di Indonesia dan mampu bereproduksi sangat cepat. Eceng gondok
banyak ditemukan di danau dan sungai. Jenis ini tidak bermanfaat, selain menyebabkan
transportasi air dan perkembangbiakan ikan terhambat. Pertumbuhannya 1,9 persen per hari
dan cepat menutup permukaan air. Holio Onggo, peneliti pada Pusat Penelitian Fisika Lembaga
Penelitian Indonesia (LIPI), mengatakan, sifat eceng gondok yang menjadikan gulma karena
menguapkan air antara tiga sampai tujuh kali lebih besar dibandingkan permukaan air terbuka.
Tanaman ini memiliki bunga yang indah berwarna ungu muda (lila). Daunnya
berbentuk bulat telur atau oval dan berwarna hijau segar serta mengkilat bila diterpa sinar
matahari. Daun-daun tersebut ditopang oleh tangkai berbentuk silinder memanjang yang
kadang- kadang mencapai 1 meter dengan diameter 1-2 cm. Tangkai daunnya berisi serat yang
kuat dan lemas serta mengandung banyak air. Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Bunganya
termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk
bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian
air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien
yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium. Kandungan garam dapat
menghambat pertumbuhan eceng gondok, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang
musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau. Eceng gondok
tumbuh mengapung di atas permukaan air, tumbuh dengan menghisap air dan menguapkannya
kembali melalui tanaman sinar matahari melalui proses evaporasi. Oleh karenanya, selama
hidupnya senantiasa diperlukan sinar matahari. Eceng gondok memiliki dua macam cara untuk
berkembangbiak, yaitu dengan biji dan tunas(stolon) yang berada diatas akar.
Tanaman eceng gondok jika dibiarkan di rawa-rawa, waduk atau sungai dapat menjadi
tanaman yang berbahaya, bahaya yang ditimbulkan dari tanaman eceng gondok ini adalah
sebagai berikut;
a. Menyebabkan pendangkalan,air permukaan menjadi lebih sedikit volumenya karena
dasar air naik, hal ini disebabkan tanaman eceng gondok menyerap air yang sangat
banyak, padahal air ini biasanya digunakan untuk keperluan tertentu, seperti pengairan
sawah, pembangkit listrik, maupun pemeliharaan ikan dengan sistem karamba.
b. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun
tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
c. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan
menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
d. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga
mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
e. Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang
kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan
beberapa daerah lainnya.
f. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
g. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi perkembangbiakan Eceng Gondok
antara lain :
a. Menggunakan herbisida
b. Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari perairan tersebut.
c. Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok)
d. Memanfaatkan eceng gondok seperti sebagai bahan kerajinan tangan
Pembuatan kerajinan tangan dari bahan eceng gondok ini dibutuhkan proses yang
cukup lama. Eceng gondok terlebih dahulu dikeringkan sekitar 2 minggu, setelah eceng gondok
mengering, lalu di bentuk kepangan panjang yang dilakukan kelompok pengrajin. Setelah
berbentuk kepangan panjang, eceng gondok tersebut dianyam menjadi barang yang
diingginkan. Untuk lebih meningkatkan daya tarik pembeli, hasil anyaman tersebut
ditambahkan cat tekstil sehingga tampilnya lebih mengkilap dan menarik.
Tahapan pembuatan kerajinan tangan dengan memanfaatkan eceng gondok antara lain:
1. Tahap Pembersihan
Sewaktu mengangkat eceng gondok dari dalam air (tempat tumbuhnya) akan terbawa
juga bagian-bagian lain dari tanaman secara lengkap, seperti bunga, daun, tangkai, tunas, dan
akar. Oleh karena, untuk mempersiapkan bahan anyaman hanya diperlukan bagian tangkai
daunnya, maka bagian yang lain harus disisihkan. Setelah bagian-bagian yang tidak dibutuhkan
disisihkan, tangkai eceng gondok kemudian bisa segera dicuci dan dibilas hingga benar-benar
bersih. Bila perlu gunakan air sabun atau air kaporit karena terdapat kotoran-kotoran yang
melekat pada eceng gondok.
2. Tahap Pengeringan
Setelah tangkai eceng gondok bersih dari segala kotoran selanjutnya dilakukan
penjemuran dengan sesekali dibalik hingga tangkai benar-benar kering. Waktu penjemuran
kurang lebih selama 6 hari atau tergantung pada ketebalan tangkai dan cuaca (ada tidaknya
sinar matahari). Tangkai sebaiknya dijemur di atas lantai yang disemen atau di atas pasir.
Karena penjemuran dengan cara ini hasilnya akan lebih maksimal (kering merata). Untuk
mempercepat waktu pengeringan dapat diupayakan dengan membantu memisahkan kandungan
airnya sebelum dijemur. Eceng gondok yang masih basah(sehabis dicuci) langsung dipres
dengan alat pres manual kemudian baru dijemur. Eceng gondok yang berupa daun biasanya
dikeringkan begitu saja sampai benar-benar hilang kadar airnya. Sedangkan eceng gondok
yang berupa batang biasanya dianyam terlebih dahulu setelah kering, sebelum digunakan
sebagai bahan baku kerajinan. Penganyaman ini bisa berbentuk lilitan kecil ataupun anyaman
sedang.
3. Tahap Pemilihan
Apabila tangkai eceng gondok telah kering, selanjutnya bisa segera dikelompokkan
berdasarkan warna dan panjangnya agar bisa ditetapkan penggunaannya. Ukuran panjang yang
dipakai adalah 45 –50 cm untuk ukuran biasa dan 50 –60 cm untuk ukuran besar.
4. Tahap Pembelahan dan Penganyaman
Eceng gondok yang telah dipres kemudian dibelah membujur dan dianyam untuk
mendapat lembaran-lembaran eceng gondok berukuran 50 – 60cm. Langkah pengayaman
antara lain:
a. Bagian ujung atau pangkalnya dijepit dengan penjepit kayu atau dipaku pada bilah
kayu.
b. Pita-pita dengan nomor ganjil ditarik kesebelah kiri, sedangkan pita yang nomor
urutnya genap ditarik ke kanan. Pita-pita dibidang anyam-menganyam ini disebut
lungsin.
c. Tempatkan satu helai pita diantara deretan lungsin bernomor ganjil, dengan lungsin
bernomor jenis motif anyaman, bagi yang pernah membuat anyaman dasar akan
langsung dapat mengerjakannya dengan baik. Untuk selanjutnya akan dapat
dimodifikasi sehingga menghasilkan motif-motif lain yang lebih menarik.
5. Tahap Pembuatan Kerajinan Eceng Gondok
Ada dua macam cara pembuatan tas dari anyaman eceng gondok, yaitu menggunakan
cetakan dan tanpa cetakan. Tas eceng gondok yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
cetakan, bahan bakunya lembar anyaman yang telah dipersiapkan. Produk tas eceng gondok
yang dibuat tanpa menggunakan cetakan perlu dibuatkan pola dari bahan karton agar
ukurannya menjadi seragam. Beberapa contoh desain tas yang dibuat dengan bahan
bakulembar anyaman bisa dimulai dengan pembuatan pola dan sketsa
6. Tahap Finishing

Dari pola yang telah dibuat maka lembaran anyaman eceng gondok bisa digunting
sesuai pola tersebut. Beberapa cara melakukan finishing pada kerajinan tangan eceng gondok
yaitu dengan mewarna produk dengan cat minyak atau pernis. Tas atau sepatu dari eceng
gondok bisa dibiarkan sesuai serat yang dihasilkannya atau bisa juga dilukis dengan berbagai
macam corak. Kerajinan eceng gondok dapat diproduksi sekitar ± 2 minggu sesuai tingkat
kesulitan, dan ketahanan produk kerajinan ini bisa sampai bertahun-tahun. Misalnya pada
tambang yang berasal dari eceng gondok ketahanan bisa sampai 4 tahun.

Produk kerajinan yang dapat dibuat antara lain file box, wadah serbaguna, sandal, box
pakaian atau cucian, tempat sampah kering, pigura, dan miniatur gerobak. Produk dikatakan
berkualitas karena dari segi bentuk sudah sesuai dengan kegunaan, desainnya beragam, warna
dan hiasannya bervariasi, serta estetis. Pemanfaatan eceng gondok membuka peluang bagi
investor asing dan lokal guna menggarap produk furnitur dan kerajinan tangan. Campur tangan
pemodal diharapkan memperkuat ekspor produk UKM. Ragam produk UKM eceng gondok
sakan mampu menyerap tenaga kerja dan sumbangan bagi pemasukan negara.

Anda mungkin juga menyukai