Kelompok 4 :
Faizah Shofiya Ningrum (172303101051)
Trisna Nur Imaniyah (172303101063)
Nabillah (172303101065)
Kitfatul Islamiyah (172303101072)
M.Ashif Burkhiyah (172303101074)
Sanggeta Azham Ramdhani (172303101075)
Pingkan Maulida Y.H (172303101080)
Wahyu Ari Sandi (172303101079)
Erika Yudi Saputri (172303101082)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah menolong hambanya
menyelesaikan makalah ini. Karena tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat lebih memahami tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu Sehari-Hari (SPDGT-S)
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam
menempuh perkuliahan di semester ini. Kami berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah
ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 DEFINISI....................................................................................................................3
2.2 MEKANISME SPGDT-S...............................................................................................3
2.3 KLASIFIKASI...............................................................................................................6
2.1 SISTEM PELAKSANAAN.............................................................................................7
2.5 KONSEP KASUS SPGDT-S...........................................................................................9
2.6 APLIKASI KONSEP DI RUMAH SAKIT........................................................................10
BAB 3. PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................12
3.2 SARAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
2 Rumusan Masalah
1
1. Apa definisi dari SPGDT-S?
2. Bagaimana mekanisme atau fase-fase SPGDT-S?
3. Apa saja klasifikasi SPGDT-S?
4. Bagaimana system pelaksanaan SPGDT-S?
5. Bagaimana contoh konsep kasus SPGDT-S?
6. Bagaimana aplikasi konsep di ruah sakit?
3 Tujuan Penulisan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang
terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan
antar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang
menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat
darurat dan sistem komunikasi.
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah
Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Bertujuan agar korban/pasien tetap hidup.
3
- Perbaikan konstruksi jalan (Engineering)
- Pengetahuan peraturan lalu lintas (Enforcement)
-Perbaikan kualitas helm
-Pengetahuan undang-undang lalu lintas
-Pengetahuan peraturan keselamatan kerja
-Pengetatan peraturan keselamatan kerja
-Peningkatan patrol keamanan
-Membuat “Disaster Mapping”
3. Komponen/ Fase Pra Rumah Sakit
Rosita,(2002) menjelaskan komponen Pra Rumah Sakit ( Luar Rumah
Sakit ) meliputi:
1) Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Orang Awam
dan Petugas Kesehatan (Sub-Sistem Ketenagaan)
Pada umumnya yang pertama menemukan penderita gawat darurat
ditempat musibah adalah masyarakat yang dikenal dengan istilah
orang awam. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat sekali bila orang
awam diberi dan dilatih pengetahuan dan keterampilan dalam
penanggulangan penderita gawat darurat.
2) Upaya Pelayaan Transportasi Penderita Gawat Darurat (Sub-Sistem
Transportasi) AGD 118, Basic Trauma And Cardiac Life Support
menguraikan bahwa tujuan transportasi adalah memindahkan
menderita gawat darurat dengan aman tanpa memperberat keadaan
penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Persyaratan yang
harus dipenuhi untuk transportasi penderita gawat darurat adalah:
1. Sebelum diangkat
a. Gangguan pernapasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi
b. Perdarahan telah dihentikan
c. Luka-luka telah ditutup
d. Patah tulang telah difiksasi
2. Selama perjalanan, harus dimonitor kesadaran, pernapasan,
tekanan darah, denyut nadi dan keadaan luka
3) Upaya Pelayanan Komunikasi Medik untuk Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (Sub-Sistem Komunikasi)
Pada dasarnya pelayanan komunikasi di sektor kesehatan terdiri dari:
a. Komunikasi Kesehatan Sistim komunikasi ini digunakan untuk
menunjang pelayanan kesehatan di bidang administratif.
b. Komunikasi Medis Sistim komunikasi ini digunakan untuk
menunjang pelayanan kesehatan di bidang teknis-medis.
4
Tujuan : untuk mempermudah dan mempercepat penyampaian dan
penerimaan informasi dalam menanggulangi penderita gawat
darurat.
2.3 KLASIFIKASI
5
-Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi pelayanan penderita
gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan medik
- Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atau
awam khusus (satpam, pramuka, polisi, dan lain-lain)
-Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari
tempat kejadian ke rumah sakit (sistim pelayanan ambulan)
B. Dalam Rumah Sakit
-Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit
-Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)
-Pertolongan di ICU/ICCU
C. Antar Rumah Sakit
- Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)
-Organisasi dan komunikasi
1. Pra RS-RS-INTER RS
-Edukasi kegawatdaruratan
-Hotline number
-Ambulans
-Sistem Komunikasi
-Sistem transportasi
6
Komponen Komunikasi
: mulai dari komunikasi yang paling sederana /tradisional sampai modern yang
dimiliki dan dapat dioperasionalkan oleh masyarakat setempat
Komponen Transportasi
: seperti ojek, mobil angkutan umum atau pribadi, Jika tersedia menggunakan
Ambulans .Komponen ini sangat diperlukan sebagai sarana penunjang untuk
mendukungpenyebaran informasi, sistem kewaspadaan dini dan rujukan pasien.
4. Multi Sektor
7
Komponen sektor-sektor terkait : yaitu seluruh stakeholder (Individu
danlembaga) yang mendukung terselenggaranya desa siaga, misalnya :
Pemda,LSM, tokoh masyarakat, organisasi profesi, dunia usaha dll.
8
2.6 APLIKASI KONSEP DI RUMAH SAKIT
9
b. Beban kerja rumah sakit dalam menanggulangi penderita gawat darurat
Dengan memperhatikan kedua aspek tersebut, maka kategorisasi (akreditasi)
unit gawat darurat tidak selalu sesuai dengan kelas rumah sakit yang
bersasngkutan. Rumah sakit tertentu dapat mengembangkan unit gawat
darurat dengan kategorisasi yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kelas
rumah sakit tersebut.
Terdapat juga Unit Pelayanan Intensif / ICU ICU adalah ruang rawat
rumah sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditujukan untuk
mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang
mengancam jiwa.
10
d. BSB yang berada dirumah sakit adalah satuan tugas khusus terutama untuk
memberi pelayanan medis pada saat kejadian bencana yang terjadi dirumah
sakit maupun diluar rumah sakit. Juga pada kejadian lain yang menyebabkan
korban masal.
e. Penunjang diagnostik, penunjang dalam pengobatan terdiri dari berbagai
sarana dan prasarana yang merupakan pendudkung dalam pelayanan gawat
darurat dalam sehari-hari maupun dalam keadaan bencana
f. Transportasi intra hospital, adalah kegiatan pendukung untuk pelayanan
gawat darurat yang perlu mendapat perhatian untuk memberikan pelayanan
antar unit pelayanan ( UGD, HCU, ICU, kamar bedah) diperlukan prosedur,
peralatan dan sdm yang memiliki pengetahuan cukup.
g. Pelatihan, simulasi dan koordinasi adalah kegiatan yang menjamin
peningkatan kemampuan sdm, kontinuitas dan peningkatan pelayanan medis.
BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah
Sakit dan terjalin dalam suatu sistem.
3.2 SARAN
11
Diharapkan semua orang akan mempunyai kesiapan dalam upaya penyelamatan
dan mengurangi dampak kesehatan yang buruk apabila terjadi bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI, 2006.
12