Biografi Empat Khalifah
Biografi Empat Khalifah
Khulafaur Rasyidin
Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa dan Ar-Rasyidin. Kata
Khulafa’ merupakan jamak dari kata Khalifah yang berarti pengganti. Sedangkan
Ar-Rasyidin artinya mendapat petunjuk. Arti bebasnya adalah orang yang
ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau pemimpin yang selalu mendapat
petunjuk dari Allah SWT. Para Khulafaur Rasyidin merupakan sahabat Nabi
Muhammad SAW, yaitu :
Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan
kepadanya sebagai realisasi nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian
nama itu ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin Kuhafah at-
Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah SAW karena ia seorang yang paling
cepat masuk Islam, sedang gelar as-Siddiq yang berarti ‘amat membenarkan’
adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera memberiarkan
Rasulullah SAW dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa Isra
Mikraj. [1]
Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Khalifah Abu Bakar adalah khalifah yang sangat berjasa diawal masa khulafaur
rasyidin, meski banyak sekali cobaan dan hambatan yang datang. Masa Abu
Bakar di mulai dengan munculnya permasalahan tentang siapa pemimpin yang
akan memimpin umat Islam pasca wafatnya Rasulullah SAW. Kemudian masa ini
dihadapkan dengan banyaknya masyarakat yang murtad serta enggan membayar
zakat kembali. Hingga bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi
setelah Nabi Muhammad SAW. Berkat ketegasan khalifah Abu Bakar serta
keteguhan hati para sahabat, permasalahan yang muncul bisa ditangani dan
distabilkan kembali.
Umar bin Khatthab adalah salah satu sahabat terbesar sepanjang sejarah
sesudah Nabi Muhammad SAW. Peranan umar dalam sejarah Islam masa
permulaan merupakan yang paling menonjol kerena perluasan wilayahnya,
disamping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain. Adanya penaklukan besar-
besaran pada masa pemerintahan Umar merupakan fakta yang diakui
kebenarannya oleh para sejarahwan. Bahkan, ada yang mengatakan, bahwa jika
tidak karena penaklukan-penaklukan yang dilakukan pada masa Umar, Isalm
belum tentu bisa berkembang seperti zaman sekarang.
Seperti halnya dengan khalifah Abu Bakar, ia tinggal dirumah biasa dan hidup
sebagai rakyat biasa di Madinah al-Munawwaroh.Dengan kesederhanaannya itu
ia disegani oleh segala pihak dan ditakuti oleh lawan dengan sangat takzim.
Setelah kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah
ketiga setelah Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika
ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang
makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslimpun telah bertambah luas. Khalifah
Umar berhasil menciptakan stabilitas sosial politik didalam negeri sehingga ia
dapat membagi perhatiannya untuk memperluas wilayah islam. Dan ketika
Usman menjabat sebagai khalifah, ia meneruskan sebagian besar garis politik
Umar. Ia melakukan berbagai Ekspedisi untuk mendapatkan wilayah-wilayah
baru. Perluasan itu memunculkan situasi sosial yang tidak pernah terjadi
sebelumnya.
Suatu ketika para pemberontak berhasil menyerbu rumah khalifah usman bin
affan dan membunuhnya. Saat Kejadian tersebut, khalifah usman bin affan
sedang menjalani puasa sunah dan membaca Al-qur’an.
Kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi thalib dengan
maksud mendukungnya sebagai khalifah, dipelopori oleh al-gafiqi dari
pemberontakan mesir sebagai kelompok besar. Tetapi ali menolak. Setelah
kematian khalifah usman tak ada lagi oarang yang pantas menjadi khalifah dari
pada Ali bin abi thalib. Dalam kenyataannya ali memang merupakan tokoh yang
paling populer saat itu. Disamping itu, memang tak ada seorang pun yang
mengklaim atau mau tampil mencalonkan diri menjadi khalifah untuk
menggantikan usman bin affan termasuk mu’awiyah bin abi sofyan selain nabi ali
bin abi thalib. Di samping itu mayoritas umat muslimin di madinah dan kota-kota
besar lainnya sudah memberikan pilihan kepada Ali, kendati ada juga beberapa
kalangan, kebanykan dari bani umayyah yang tidak mau membai’at ali, dan
sebagian dari mereka ada yang pergi ke suria.[4]
Sepeninggal Usman bin Affan dalam kondisi kacau, kaum muslimin meminta Ali
bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah. Akan tetapi muawiyah menolak usulan
tersebut, karena keluarga besar khalifah usman bin affan (muawiyah bin abi
sofyan) menuntut pembunuh khalifah usman bin affan ditangkap terlebih
dahulu.
1. Bidang pembangunan
Pembangunan kota Kuffah telah menjadi perhatian khusus bagi khalifah ali bin
abi thalib. Pada awalnya, kota Kuffah disiapkan untuk pusat pertahanan oleh
Mu’awiyah bin abi Sofyan. Akan tetapi kota Kuffah kemudian berkembang
menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan ilmu pengetaahuan
lainnya. Perselisihan antar pendukung khalifah ali bin abi thalib dan Mu’awiyah
bin abu Sofyan mengalami berakhirnya pemerintahan islam di bawah
khulafaurrasyidin. Para ahli sejarah menyatakan bahwa pemerintah islam yang
paling mendekati masa pemerintahan rasulullah saw.