MAKALAH PROYEK
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Mikrobiologi Industri
Yang Dibimbing oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si.
Oleh :
Offering K 2016
Kelompok 6
Atiqoh Zuliyanah (160342606247)
Aulia Qori Latifiana (160342606242)
Sumardi (160342606238)
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
A. Bioremediasi
1. Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih
untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan
kadar polutan tersebut (Priade, 2012). Bioremediasi terjadi karena enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut, disebut biotransformasi. Pada
banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan
beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya
menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Pendekatan
umum untuk meningkatkan kecepatan biotransformasi atau biodegradasi
adalah dengan cara seeding dan feeding (Suryani, 2011). Sehubungan dengan
bioremediasi, Pemerintah Indonesia telah mempunyai payung hukum yang
mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi dalam mengatasi permasalahan
lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan perminyakan serta bentuk
pencemaran lainnya (logam berat dan pestisida) melalui Kementerian
Lingkungan Hidup, Kep Men LH No.128 tahun 2003, tentang tatacara dan
persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanah
terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremediasi) yang juga
mencantumkan bahwa bioremediasi dilakukan dengan menggunakan mikroba
lokal (Priade, 2012).
Limbah cair yang dihasilkan jumlahnya cukup banyak dan kebanyakan berasal
dari air proses pencucian, perendaman serta pembuangan cairan dari campuran
padatan tahu dan cairan pada proses produksi. Limbah cair tersebut mengandung
kadar chemical oxygen demand (COD) dan biological oxygen demand (BOD)
yang tinggi. Dampak dari limbah cair yang langsung dibuang dapat menyebabkan
timbulnya bau yang menyengat dan polusi air yang dapat menyebabkan kematian
ikan serta biota lainnya (Nugraha & Hari, 2011). Limbah cair dihasilkan dari
proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu. Limbah cair
tersebut mengandung Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand
(COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) yang tinggi. Dengan banyaknya
zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka kadar oksigen akan menurun.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan yang ada di dalam perairan yang
membutuhkan oksigen akan terganggu, dan mengurangi perkembangannya serta
air berperan sebagai pembawa penyakit (Setiyono & Yudo, 2008). Air limbah
tahu memiliki kandungan BOD 5643-6870 mg/l, COD 6870-10.500 mg/l, P-Tot
80,5-82,6 mg/l jika dibandingkan dengan PERMEN LH Nomor 15 Tahun 2008
‘Tentang baku mutu air limbah bagi usaha atau kegiatan pengolahan kedelai’.
Dengan batas kandungan BOD 100 mg/l, COD 300 mg/l maka perlu adanya
pengolahan limbah cair karena air limbah tahu sudah melampaui baku mutu yang
telah ditetapkan (Alimsyah & Damayanti, 2013).
C. Bacillus subtilis
1. Karakteristik Bacillus subtilis
METODE PENELITIAN
3.5
3
P1
2.5
P2
2
P3
1.5 P4
1 P5
0.5
0
U1 U2 U3 U4
4.2
P2
4.1
P3
4
P4
3.9
P5
3.8
3.7
U1 U2 U3 U4
Axis Title
Perlakuan Ulangan
Spearman's Perlakuan Correlation 1,000 ,138
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,550
N 21 21
Ulangan Correlation ,138 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,550 .
N 21 21
Aini, F.N., Sukamto, S. D. Wahyuni, R.G S., & Ayyunin, Q. 2013. Penghambatan
pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides oleh Trichoderma harzianum,
Trichoderma koningii, Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens.
Jurnal Pelita Perkebunan 29(1): 44-52.
Alimsyah, A., & Damayanti, A. 2013. Penggunaan Arang Tempurung Kelapa dan
Eceng Gondok untuk Pengolahan Air Limbah Tahu dengan Variasi
Konsentrasi. Jurnal Teknik Pomits, 2 (1), 6-9.
Arifin, F. 2012. Uji kemampuan Chlorella sp sebagai bioremidiator limbah cair
tahu. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Islam Negri. Malang.
Djaenuddin, N., & Muis, A. 2015. Karakteristik Bakteri Antagonis Bacillus
subtilis dan Potensinya sebagai Agens Pengendali Hayati Penyakit
Tanaman, Prosiding Seminar Nasional Serealia, 489-494.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Cetakan Kelima. Yogyakarta : Kanisius
Giyanto, A., Suhendra, & Rustam. 2009. Kajian pembiakan bakteri kitinolitik
Pseudomonas fluorescens dan Bacillus sp. pada limbah organik dan
formulasinya sebagai pestisida hayati (BIOPesticide). Prosiding seminar
hasil penelitian. IPB.
Hidayat, S., Pane, A. Y., & Rahmi. 2014. Bacillus sp. Bandung: Sekolah Tinggi
Analisis Bakti Asih.
Holifah, S., Supartono, & HArjono. 2018. Analisis Penambahan Kotoran
Kambing dan Kuda pada Proses Bioremediasi Oil Sludge di Pertambangan
Desa Wonocolo, Indonesia Journal Chemical, 7(1), 35-42.
Imron, M. F., & Purwanti, I. P. 2016. Uji Kemamapuan BAkteri Azetobacter S8
dan Baciluus subtilis untuk Menyisihkan Trivalent Chromium (Cr3+) pada
Limbah Cair. Jurnal Teknik ITS, 5(1), F4-F11.
Irianto, I. K. 2016. Pemanfaatan Bakteri Untuk Keselamatan Lingkungan.
Denpasar: Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa.
Ken, R. R., Jati, W. N., & Yulianti, L. I. M. 2019. Peranan Bakteri Indigenus
dalam Degradasi Limbah Cair Pabrik Tahu. Biota, 4(1): 8-15.
Machdar, I. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Manin, F. Ella, Hendadia. Yatno dan I. Putu Kompiang. Potensi Saluran
Pencernaan Itik Lokal Kerinci Sebagai Sumber Probiotik dan Implikasinya
Terhadap Produktivitas Ternak dan Penanggulangan Kasus Salmonellosis.
Laporan Penelitian Hibah Bersaing X Tahun Pertama. Universitas Jambi.
Munawar. 2012. Bioremediasi Tumpahan Minyak dengan Metode Biostimulasi
Nutrien Organik di Lingkungan Pantai Surabaya Timur, Berk Panel Hayati,
13: 91-96.
Nugraha, Happy., Hari, S.2011. Pengukuran Produktivitas dan Waste Reduction
dengan Pendekatan Productivity. Surabaya: Jurusan Teknik Industri Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Priade, B. 2012. Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air, Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(1), 38-48.
Priadie, B. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai Alternative Dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Program Studi Ilmu Lingkungan Program
Pasca Sarjana UNDIP, 10(1): 38-48.
Puspitasari J. D., & Khaeruddin. 2016. Kajian Bioremediasi Pada Tanah Tercemar
Pestisida. Jurnal Riset Kimia, 2(3), 98-106.
Puspitasari, D. J. & Khaeruddin. 2016. Kajian Bioremediasi Pada Tanah Tercemar
Pestisida. Kovalen Jurnal Riset Kimia, 2(3): 98-106.
Putri, M. D., Ali, F., & Zulkifliani. 2013. Bioremediasi Tanah yang
Terkontaminasi Minyak BUmi dengan Metode Bioventing terhadap
Penurunan Kadar Total Petroleum Hydrocarbon dan BTEX. Depok:
Universitas Indonesia.
Retnosari, A. A., & Shovitri, M. 2013. Kemampuan Isolat Bacillus sp. dalam
mendegradasi Limbah Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(1):
2337-3520.
Salmin. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
Karang dan Teluk Banten. Dalam : Foraminifera Sebagai Bioindikator
Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang
(Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI
hal 42 - 46
Sarasputri, D. A. 2011. Perbandingan Biostimulasi dan Bioaugmentasi dalam
Bioremediasi Pantau Tercemar MInyak. Skiripsi. Depok: Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.
Setiyono & Yudo, S. 2008. Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Industri
Pengolahan Ikan di Muncar. JAI, 4 (1), 69-80.
Soesanto, L. 2008. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman, Suplemen
ke Gulma dan Nematoda. Rajawali Pers
Subekti, S. 2011. Pengolahan Limbah Cair Tahu Menjadi Biogas sebagai Bahan
Bakar Alternatif. Skripsi. Bandung: Program Studi Ilmu Lingkungan,
Universitas Padjajaran.
Suryani, Y. 2011. Bioremediasi Limbah Merkuri dengan Menggunakan Mikroba
pada Lingkungan yang Tercemar, 5(1), 139-148.
Susilo B., Y. Rini, dan W. Arfan. 2014. Studi kultur semi-massal mikroalga
Cholrella sp pada area tambak dengan media air payau (di Desa
Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab. Lamongan). Jurnal Bioproses
Komuditas Trofis, volume 2: 1-7.
Vidali, M. 2001. Bioremediation. An overview, Pure Appl. Chem, 73(7), 163–
1172.
Wardoyo, S.T.H. 1978. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Dalam : Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air. (eds
Dirjen Pengairan Dep. PU.), hal 293-300.
Yudhistira, B., Adriani, M., & Utami, R. 2016. Karakterisasi: Limbah Cair
Industri Tahu dengan Koagulan Yang Berbeda (Asam Asetat dan Kalsium
Sulfat). Journal of Sustainable Agriculture, 31(2):137-145.
Zhu, X., Albert, D. V., Suidan, M. T., & Kenneth, L. 2001. Guidelines for
Bioremediatin of Marine Shorelines of Marine and Freshwater Wetlands.
Cincinnati: US Enivironmental Protection Agency.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Kadar DO dan pH
DATA MENTAH
PENGUKURAN KADAR DO DAN pH PADA PENELITIAN PENGARUH
PEMBERIAN Bacillus subtilis TERHADAP DO DAN PH LIMBAH CAIR
INDUSTRI TAHU
U2 4 4 4 4 6.1 4 4.35
U3 4 4 4 4 4 4 4.00
U4 4 4 4 4 4 4.4 4.07
P2 U1 4 4 4 4 4 4 4.00
U2 4 4 4 4 4.7 4 4.12
U3 4 4 4 4 4 4 4.00
U4 4 4 4 4 4 4 4.00
P3 U1 4 4 4 4 4 4 4.00
U2 4 4 4 4 4 4 4.00
U3 4 4 4 4 4 4 4.00
U4 4 4 4 4 4 4 4.00
P4 U1 4 4 4 4 4 7 4.50
U2 4 4 4 4 4 5 4.17
U3 4 4 4 4 4 6.5 4.42
U4 4 4 4 4 4 4 4.00
P5 U1 4 4 4 4 4 4 4.00
U2 4 4 4 4 4 4 4.00
U3 4 4 4 4 4 4 4.00
U4 4 4 4 4 4 4 4.00
Kontrol 4 4 4 4 4 4 4.00