SAP Kejang Demam
SAP Kejang Demam
DI SUSUN OLEH:
1. Khusnaeni 190104052
2. Khusnul Ma’rifatin A. 190104053
3. Kiki Alfillaturrohman 190104054
4. Linda Astria W. 190104056
5. Lukman Irawan 190104057
6. Lukman Sofayudin 190104058
A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih –
lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia antara 6
bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi kejang selama
beberapa menit. Namun begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi
orang tua rasanya sangat mencemaskan, menakutkan dan terasa berlangsung
sangat lama, jauh lebih lama dibanding yang sebenarnya.
Hasil penelitian dari 166 kasus kejang demam yang dirawat di bagian ilmu
kesehatan anak RSUP M. Djamil padang selama tahun 1995-1996, hnya 126 yang
memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian.
Dilihat dari insidensi kejang demam dibgian IKA RSUP Dr.M
Djamil,maka kejang demam adalah kasus rawat neurologis yang paling sering
ditemukan dibandingkan kasus rawat neurologis lainnya. Angka kejadian kejang
demem 79,0% pada tahun 1995 dan 46,7% pada tahun 1996. Jumlah keseluruhan
kasus yaitu 68,48% dari kasus rawat neurologis.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan
kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan
aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-
spiritual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami Mahasiswa Profesi Ners Universitas
Harapan Bangsa ingin memberikan penyuluhan kepada orang tua pasien ruang aster agar orang
tua mengetahui apa itu penyakit Kejang Demam dan cara mengatasi Kejang Demam tersebut.
Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Tujuan pembuatan SAP ini supaya orang tua pasien perawatan
Ruang Aster mampu Mengatasi Kejang Demam Pada Anak
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang penyakit
kejang demam.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan informasi
dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi calon tenaga
kesehatan di Universitas Harapan Bangsa, dalam memberikan
perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien dengan kejang
demam.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah
pengetahuan audiens dengan mengetahui cara mengatasi kejang
demam.
B. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Mengatasi kejang demam pada anak
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian kejang demam
b. Penyebab kejang demam
c. Klasifikasi kejang demam
d. Gejala kejang demam
e. Kompliksi kejang demam
f. Upaya penanganan kejang demam dengan obat tradisional
3. Sasaran dan target
Warga yang mengikuti penyuluhan di puskesmas nanggalo padang dan
keluarganya.
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Alat
1) Lembar Balik
2) Leaflet
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jum’at, 07 Februari 2020
Jam : 09.00 – 11.00 WIB
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono
C. Materi (terlampir)
D. Pengorganisasian
Moderator : Khusnaeni
Presenter : Kiki Alfillaturrohman
Fasilitator : - Linda Astria W.
- Khusnul Ma’rifatin A.
Obsevator : Lukman Irawan
Notulen : Lukman Sofayudin
Penanggungjawab : Kiki Alfillaturrohman
E. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan
kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
5. Tugas notulen
a. Mencatat pertanyaan dari audience.
b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.
F. Pengaturan Tempat
Keterangan:
: Media
: Observer
: Notulen
: Moderator
: Presenter
: Audiens
: Fasilitator
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing Mendengarkan
Menjelaskan topik
penyuluhan Menyetujui kontrak
Membuat kontrak waktu dan waktu
bahasa Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan kegiatan memperhatikan
Salam penutup
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi
pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat.
Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang
demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran
disertai gerakan lengan dan kaki atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya.
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba,
terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena
sensori. (Doenges, 2000).
Gejalanya berupa:
– Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi
secara tiba-tiba)
– Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,
biasanya berlangsung selama 1-2 menit)
– Inkontinensia (mengompol)
– Gangguan pernafasan
– Kulitnya kebiruan
– Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1
jam atau lebih
– Mengantuk
– Linglung (sementara dan sifatnya ringan
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar
1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak
diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung
parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak
untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari
tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu
pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang
dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti
kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk
menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan
lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan
untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk
menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat terlambat mendapat
pertolongan pertama.
Pertolongan pertama pada kejang demam
- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan
anakpada dasar yang lembut
- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
- Jangan memberi obat ke mulut anak
- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah
Sakit
- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk
mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat
untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.
2. Pencegahan Berulang
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang :
- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan
termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan
batas-batas suhu normal pada anak ( 36-37ºC)
- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat
mulai demam dan jangan menunggu sampai meningkat
- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah
mengalami kejang demam bila anak akan diimunisasi.
Mencegah Terjadinya Kejang Demam
Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak,
maka bila anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam
dengan :
- Kompres kepala dan seka badan dengan air
- Jangan memakai baju tebal
- Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal
- Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara
teratur sesuai saran dokter
- Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam
sesuai saran dokter
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta