Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENGATASI KEJANG DEMAM PADA ANAK

DI SUSUN OLEH:
1. Khusnaeni 190104052
2. Khusnul Ma’rifatin A. 190104053
3. Kiki Alfillaturrohman 190104054
4. Linda Astria W. 190104056
5. Lukman Irawan 190104057
6. Lukman Sofayudin 190104058

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGATASI KEJANG DEMAM PADA ANAK

Pokok Bahasan : Mengatasi Kejang Demam Pada Anak


Hari / Tanggal : Jum’at, 07 Februari 2020
Sasaran : Orang Tua Pasien Ruang Perawatan Aster
Waktu : 09.00 – 11.00
Tempat : Ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih –
lebih bila anaknya mengalami kejang demam.

Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia antara 6
bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi kejang selama
beberapa menit. Namun begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi
orang tua rasanya sangat mencemaskan, menakutkan dan terasa berlangsung
sangat lama, jauh lebih lama dibanding yang sebenarnya.

Hasil penelitian dari 166 kasus kejang demam yang dirawat di bagian ilmu
kesehatan anak RSUP M. Djamil padang selama tahun 1995-1996, hnya 126 yang
memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian.
Dilihat dari insidensi kejang demam dibgian IKA RSUP Dr.M
Djamil,maka kejang demam adalah kasus rawat neurologis yang paling sering
ditemukan dibandingkan kasus rawat neurologis lainnya. Angka kejadian kejang
demem 79,0% pada tahun 1995 dan 46,7% pada tahun 1996. Jumlah keseluruhan
kasus yaitu 68,48% dari kasus rawat neurologis.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan
kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan
aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-
spiritual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami Mahasiswa Profesi Ners Universitas
Harapan Bangsa ingin memberikan penyuluhan kepada orang tua pasien ruang aster agar orang
tua mengetahui apa itu penyakit Kejang Demam dan cara mengatasi Kejang Demam tersebut.

Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Tujuan pembuatan SAP ini supaya orang tua pasien perawatan
Ruang Aster mampu Mengatasi Kejang Demam Pada Anak

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


a. Mampu menjelaskan pengertian kejang demam
b. Mampu menjelaskan penyebab terjadinya kejang demam
c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala dari kejang demam
d. Mampu menjelaskan cara pencegahan terhadap kejang demam
e. Mampu menjelaskan cara mengatasi kejang demam dengan cara
obat tradisional

3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang penyakit
kejang demam.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan informasi
dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi calon tenaga
kesehatan di Universitas Harapan Bangsa, dalam memberikan
perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien dengan kejang
demam.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah
pengetahuan audiens dengan mengetahui cara mengatasi kejang
demam.

B. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Mengatasi kejang demam pada anak
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian kejang demam
b. Penyebab kejang demam
c. Klasifikasi kejang demam
d. Gejala kejang demam
e. Kompliksi kejang demam
f. Upaya penanganan kejang demam dengan obat tradisional
3. Sasaran dan target
Warga yang mengikuti penyuluhan di puskesmas nanggalo padang dan
keluarganya.
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Alat
1) Lembar Balik
2) Leaflet
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jum’at, 07 Februari 2020
Jam : 09.00 – 11.00 WIB
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono

C. Materi (terlampir)

D. Pengorganisasian
Moderator : Khusnaeni
Presenter : Kiki Alfillaturrohman
Fasilitator : - Linda Astria W.
- Khusnul Ma’rifatin A.
Obsevator : Lukman Irawan
Notulen : Lukman Sofayudin
Penanggungjawab : Kiki Alfillaturrohman

E. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan
kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
5. Tugas notulen
a. Mencatat pertanyaan dari audience.
b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.

F. Pengaturan Tempat

Keterangan:
: Media

: Observer
: Notulen

: Moderator

: Presenter

: Audiens

: Fasilitator
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
( 5 menit )  Memperkenalkan diri,  Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing  Mendengarkan
 Menjelaskan topik
penyuluhan  Menyetujui kontrak
 Membuat kontrak waktu dan waktu
bahasa  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan kegiatan memperhatikan

Pelaksanaan  Menggali pengetahuan  Mengemukakan


( 20 menit ) audiens tentang pengertian pendapat
Kejang Demam.
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas  Mendengarkan dan
pendapat audiens memperhatikan
 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan dan
Pengertian Kejang Demam. memperhatikan
 Menggali pengetahuan
audiens tentang penyebab  Mengemukakan
Kejang Demam. pendapat
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas  Mendengarkan dan
pendapat audiens memperhatikan
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan tentang : memperhatikan
Klasifikasi dan tanda dan
gejala Kejang Demam.  Mengemukakan
 Menggali pengetahuan pendapat
audiens tentang komplikasi
Kejang Demam.
 Memberi reinforcemen  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens  Mendengarkan dan
 Menjelaskan materi memperhatikan
komplikasi kejang demam  Mengemukakan
pendapat
 Menggali pengetahuan
audiens tentang upaya
penanganan Kejang Demam  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcemen memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Menjelaskan pengobatan
kejang demam dengan Obat
Tradisional
Penutup  Memberikan kesempatan  Memberikan
( 5 menit ) pada audien untuk bertanya pertanyaan
 Memberi reinforcement pada
audiens atas pertanyaan  Mendengarkan dan
audiens memperhatikan
 Memberikan kesempatan  Mengemukakan
audiens lain untuk memberi pendapat
pendapat
 Melengkapi atau  Mendengarkan dan
memberikan penjelasan atas memperhatikan
pertanyaan audiens  Mendengarkan dan
 Mengevaluasi dan memperhatikan serta
menyimpulkan materi ikut menyimpulkan
penyuluhan yang telah
disampaikan  Menjawab salam

 Salam penutup

H. Evaluasi/ Laporan Hasil


1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.
b. Setting tempat kurang sesuai dengan yang direncanakan.
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti
seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan
ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian
dari Kejang Demam
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab
terjadinya Kejang Demam
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan gejala dan
faktor resiko dari Kejang Demam
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara
pengobatan/ cara mengatasi Kejang Demam
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN KEJANG DEMAM


Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.(Ngastiyah, 1997: 229)

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai


pada anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun.
Hampir 3% dari yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam.
Pada percobaan binatang, suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
bangkitan kejang.

Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi
pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat.
Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang
demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran
disertai gerakan lengan dan kaki atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya.

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba,
terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena
sensori. (Doenges, 2000).

B. PENYEBAB KEJANG DEMAM


Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
a) Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
b) Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
c) Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
d) Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK.
e) Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
f) Idiopatik
Penyebab tidak diketahui.

C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih
hal berikut ini :
- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah satu
sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama.
- Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah,
dilatasi pupil.
- Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa
seakan jatuh dari udara.
- Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai
kejang parsial kompleks.
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-
ngecap bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-
ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
- Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan
rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi
dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan tonik
umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai
deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai
deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang
disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau
kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan
pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis
kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan
baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti
oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio
cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau
oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi
lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya
cepat. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat
yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada
bayi tidak spesifik.

D. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA GEALA KEJANG DEMAM


Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik,
fokal, atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti,
anak tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau
menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat
diikuti oleh hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh
hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama sering
terjadi pada kejang demam yang pertama.
Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih
dari 30 menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan
frekuensinya dapat kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali
sehari. Pada kejang demam kompleks, frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali
sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30 menit.

Gejalanya berupa:

– Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi
secara tiba-tiba)

– Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi


pada anak-anak yang mengalami kejang demam)

– Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya


berlangsung selama 10-20 detik)

– Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,
biasanya berlangsung selama 1-2 menit)

– Lidah atau pipinya tergigit

– Gigi atau rahangnya terkatup rapat

– Inkontinensia (mengompol)

– Gangguan pernafasan

– Apneu (henti nafas)

– Kulitnya kebiruan

Setelah mengalami kejang, biasanya:

– Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1
jam atau lebih

– Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala

– Mengantuk
– Linglung (sementara dan sifatnya ringan

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :

1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar

F. UPAYA PENANGANAN KEJANG DEMAM ANAK

1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak
diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung
parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak
untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari
tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu
pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang
dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti
kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk
menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan
lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan
untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk
menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat terlambat mendapat
pertolongan pertama.
Pertolongan pertama pada kejang demam

Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejangdemamialah :

- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan
anakpada dasar yang lembut
- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
- Jangan memberi obat ke mulut anak
- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah
Sakit
- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk
mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat
untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.

2. Pencegahan Berulang
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang :
- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan
termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan
batas-batas suhu normal pada anak ( 36-37ºC)
- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat
mulai demam dan jangan menunggu sampai meningkat
- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah
mengalami kejang demam bila anak akan diimunisasi.
Mencegah Terjadinya Kejang Demam
Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak,
maka bila anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam
dengan :
- Kompres kepala dan seka badan dengan air
- Jangan memakai baju tebal
- Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal
- Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara
teratur sesuai saran dokter
- Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam
sesuai saran dokter

3. Obat Tradisional Demam Kejang Pada Anak


Bahan :
Daun jeruk manis yang besar 10 lembar
Pohon leng-lengan 5 pohon
Cara meramu :
Rebus kedua bahan dalam 20 gelas air hingga mendidih. Setelah itu angkat
ramuan dan saring. Campurkan air rebusan dengan air dingin secukupnya.
Aturan pakai :
Dalam keadaan hangat, gunakan air rebusan untuk diminum atau dipakai
untuk memandikan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai