Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi,
menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Dalam menjalankan suatu usaha
(wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :

1. Skill (kemampuan)
Seorang pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena
tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha
dan skill (kemampuan) ini adalah modal utama yang harus dimiliki dalam
berwirausaha.
2. Tekad (kemauan)
Apabila seorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada
tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan)
berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak dapat tersalurkan.
3. Modal
Modal merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan menjalankan
suatu usaha disamping mempunyai skill dan tekad.
4. Target dan Tujuan
Seorang pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa
menentukan target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak
direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.
5. Tempat
Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat menunjang
dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen
mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.
B. Rumusan Masalah
1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur?
2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus dilakukan.

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui strategi menumbuhkan keberanian menjadi wirausaha terkait
keperawatan dan kesehatan.
2. Mengetahui jenis badan usaha dan business plan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreatif, Inovatif Dan Konstruktif


1. Pengertian kreativitas dapat dikatakan suatu proses memikirkan hal dan konsep baru,
sementara pengertian inovasi adalah proses mengubah pemikiran menjadi nyata
(inovasi merupakan implementasi dari kreativitas) .
2. Menurut Rosenfeld, inovasi merupakan transformasi pengetahuan kepada produk,
proses & jasa baru, tindakan menggunakan sesuatu yang baru.
Sementara menurut Vontana (2009:20) inovasi diartikan sebagai kesuksesan ekonomi
& sosial berkat diperkenalkannya cara baru ataupun kombinasi baru dari cara cara lama
dalam mentransformasi antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen
dan / atau pengguna, komunitas, sosietas dan lingkungan.

3. Konstruktif
Dalam setiap kehidupan, setiap orang akan selalu berharap agar kehidupan menjadi
lebih baik, maju dan selalu terjadi peningkatan perubahan hidup. Karenanya bagi
mereka yang memiliki kemauan dan keinginan untuk maju, akan selalu berjuang dan
berusaha untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sikap demikian sering di katakan sebagai
sikap konstruktif. Sikap Konstruktif adalah Sikap membangun atau menjadikan sesuatu
lebih baik dari pada sebelumnya. Bersikap konstruktif berarti membangun suatu
keadaan sehingga menjadi lebik baik dari pada sebelumnya.

B. Motivasi Perawat berwirausaha


umumnya memiliki ciri-ciri:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur keberhasilan atau
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

3
C. Pengertian Enterpreneur
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang
yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture
(bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Secara umum
Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu demikian.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu mempunyai kemampuan
berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru dengan cakap
melihat suatu peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang
perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba
memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu
usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi
sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang Entrepreneur. Entrepreneuradalah
seseorang yang menerima tanggung jawab dan resiko untuk menemukan dan menciptakan
peluang unik dengan menggunakan talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan
proses perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan atau
produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan bahwa entrepreneurship sangat
berkaitan dengan semangat imaginatif dan kreatif serta keberanian mengembangkan ide
ide baru yang inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan
keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan
keperawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau memberikan konsultasi.
D. Pengertian Nurse Entrepreneur
Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa. Pelayanan
klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan
secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse entrepreneur adalah
perawat yang digaji karena mengembangkan, mempromosikan dan memberikan program
kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan pengembangan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan tertentu.

Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat pemangku kepentingan


utama, yaitu perawat, konsumen, organisasi profesi dan masyarakat. Tiap pemangku

4
kepentingan ini mempengaruhi evolusi entrepreneurship dalam keperawatan pada kisaran
hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumen menuntut asuhan yang lebih individual dan
efektif. Perawat menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan menerapkan
pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan
memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan
lebih cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam
lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas, mengakui dan
menghargai perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan masyarakat. Perawat/ners
professional dalam entrepreneurship memberikan bantuan bagi mereka yang mengalami
kelemahan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk hidup secara
mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian
pelayanan kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang
produktif.

Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai


pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch, Entreprenuer
memiliki sifat :

1. Berhasrat mencapai prestasi


2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan

Nurse entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan kebijakan dan
standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan apa yang menetapkan hak
untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana mekanisme peraturannya,
tuntutan hukum dan asuransi apa yang direkomendasikan, apakah memerlukan kontrak
kerja, bagaimana menjamin keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat bahwa
catatan adalah properti praktik, namun informasi merupakan properti klien. Keempat,
Ners entrepreneur harus menjaga kredibilitas professionalnya, mereka harus kompeten

5
dan akuntabel, sementara tanggungjawab mendasar ada pada individu perawat. Sebagai
Ners entrepreneur, kemandirian dalam praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas
keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri.
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja
untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun
memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan
dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental
dan fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko
E. Model Entrepreneurship
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang,
mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan
yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu sendiri
sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi
entrepreneur dibagi menjadi:
1. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan
perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin
beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan
pelayanan secara khusus.
2. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau pendistribusian
suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup
kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk
memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan
memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak
dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga
perawat.
3. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang
sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan

6
kesehatannya, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub
jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat
di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang
tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya: isu
malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari
beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan
menurunnya kedisiplinan perawat.
4. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering dihantui oleh
sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU
praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya
tentang perawat tentunya undang-undang atau peraturan hukum lainnya juga harus
dikuasai oleh perawat.
5. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari
terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter,
hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat
atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk
menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
6. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum
terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan
bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance,
anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan).
Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada
manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat
hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan,
kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat
kesulitan dalam memulai usaha baru.
Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
a. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang
sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk
perawat yang berjiwa Entrepreneur. Sehingga perawat berani memulai bisnis
baru.
7
b. Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga dapat
menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan
membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis
perawat.
c. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area-area
Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.
d. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung
dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan
praktek.
e. Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari peran –
peran seorang Entrepreneur.
f. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta
yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
F. Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu profesionalisme.
Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat konon berbanding
terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu,
rasanya tidak mungkin (tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat ini
perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa
perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi Nursepreneur
(Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur sudah lama muncul dalam dunia
keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini belum begitu familiar. Ada satu hal yang
sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat
pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh
perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari PROSES – KEPERAWATAN yang terdiri dari
(1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Jika
dikaitkan dengan NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah
awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :
1. PENGKAJIAN : Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses
pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apa yang
terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka

8
pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan
pasar. Pasar memerlukan apa? Ada masalah apa?.
2. DIAGNOSA : Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap
diagnosa.
3. PERENCANAAN : Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki,
maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar
yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki
konsep usaha yang jelas dan detail. Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan kepada
konsumen? Apa solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar?
4. IMPLEMENTASI : Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep
usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap
yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling
5. EVALUASI : Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak
boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang
kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan.
5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan sederhana untuk memulai menjadi
Nursepreneur.

G. Jenis Badan Usaha dan Business Plan


1. Mini plan
Seperti namanya, mini plan berarti business plan yang sederhana. Mini plan ini adalah
ringkasan dari business plan. Kegunaan dari mini plan sendiri adalah untuk
memperingkas dan menyederhanakan business plan Anda. Jadi orang-orang yang
akan membaca business plan Anda tinggal mendownload secara praktis di smartphone
dan membacanya pada saat itu juga. Ini sangat menguntungkan jika bisnis Anda
memang tidak terlalu besar. Tetapi jika memang business plan Anda memang
membutuhkan detail yang cukup panjang, Anda tidak perlu susah-susah membuat
mini plan.
9
2. Presentation plan
Ini adalah business plan yang dibuat untuk Anda presentasi. Lalu apa bedanya
business plan biasa dengan presentation plan? Di presentation plan, Anda bisa
membuat secara ringkas, tidak bertele-tele dan banyak menunjukkan gambar. Inilah
gunanya dari presentation plan yang merupakan salah satu tipe dari empat bisnis plan
yang telah disebutkan. Jika business plan Anda sangat panjang atau terlalu panjang
maka Anda bisa merangkum dengan grafis-grafis atau statistik agar menarik untuk
diikuti. Setiap Anda mempresentasikan business plan, usahakan jangan terlalu banyak
tulisan. Karena presentasi sebenarnya adalah dimana justru Anda yang banyak bicara,
bukan orang-orang yang membaca slide Anda.
3. Working plan
Ini adalah business plan yang digunakan untuk bagaimana bisnis Anda atau
perusahaan akan berjalan. Disini Anda akan membuat business plan sedetail mungkin
tentang bagaimana bisnis Anda dimulai, cara produksi, cara marketing, cara merekrut
sampai menggaji karyawan. Semuanya dapat dilihat dari working plan. Semakin detail
Anda membuat working plan, semakin bagus pula Anda dapat menjalankan bisnis
Anda. Disini working plan berguna untuk kepentingan pribadi, bukan untuk konsumsi
publik. Jadi Anda tidak perlu menyertakan hal-hal yang penting seperti modal ulit.
Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
atau jumlah keuntungan. Working plan lebih mengarah ke bagaimana bisnis Anda ini
akan berjalan.
4. What-if plan
What-if plan akan berguna untuk menawarkan kepada investor atau calon penyandang
dana. Jadi Anda bisa membuat business plan yang berisi tentang bagaimana
sebenarnya masa depan dari bisnis Anda. Bagaimana kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi, entah itu baik atau buruk. Skenario buruk misalnya bagaimana penjualan
Anda dalam satu bulan atau satu tahun mendatang. Lalu bagaimana jika misalnya
produk Anda akan mengalami kenaikkan harga. Apakah mempengaruhi penjualan
atau tidak. Lalu jangan lupa untuk menyertakan bagaimana target pesaing Anda.

10
Resiko-Resiko Pada Nurse Entrepreneur :
a. Resiko Finansial
Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan sebagian
simpanannya untuk modal. Uang ataupun aset lain yang disimpan ini akan hilang
jika perusahaan ternyata gagal. Entrepreneur akan bertangggung jawab
menanggung kewajiban perusahaan yang nilainya mungkin jauh melebihi jumlah
simpanan. Oleh karena itu, entrepreneur beresiko kebangkrutan.

b. Resiko karir
Pertanyaan yang sering ada di benak nurse entrepreneur adalah apakah mereka
akan menemukan pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya yang dulu jika
bisnisnya gagal. Resiko ini merupakan pertimbangan utama bagi perawat yang
bekerja di rumah sakit besar dengan gaji yang menarik.
c. Resiko keluarga dan social
Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari nurse
entrepreneur. Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain akan
dikorbankan. Nurse Entrepreneur yang sudah menikah, terutama yang memiliki
anak, akan beresiko tidak bisa hadir sepenuhnya untuk keluarganya. Kehidupan
sosialnya mungkin akan terganggu juga.
d. Resiko kesehatan
Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan Nurse
entrepreneur. Uang dapat digantikan, keluarga dapat beradaptasi, namun
kesehatan yang terganggu lebih sulit untuk diperbaiki.

11
H. DATA DIRI NARASUMBER

Nama : husnun zakiyyah Amd.kep

TTL : Majalengka 16 juni 1994

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Ds. jatitujuh, kec.jatitujuh, kab


Majalengka

Pendidikan : D3 Keperawatan

Status : menikah

Pekerjaan : perawat di puskesmas Jatitujuh

Bisnis jual pulsa dan token listrik

Modal awal : 500 Ribu (Untuk Saldo) .

Keuntungan per transaksi pulsa : Rp 1500 .

Keuntungan per transaksi token listrik : Rp 2000 .

Keuntungan per minggu : ± 100 Ribu (tidak tentu) .

Wilayah usaha : di rumah dan di puskesmas tempat bekerja .

Lama merintis usaha : ± 4 bulan .

Alasan memilih usaha berjualan pulsa : Sebelumnya pernah berjualan susu kambing Etawa
(set an),karena kurangnya minat pembeli,jadi beralih ke jualan pulsa. karena berjualan pulsa
dan token listrik tidak meninggalkan kewajiban nya sebagai ibu dan istri sehingga keluarga
serta rumah dapat terurus sesuai dengan kewajibannya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan, berasal
dari bahasa Perancis “entreprende” yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah: orang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
mengelola, dan menanggung resiko bisnis.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil keputusan
disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari
seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap
bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu
tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak
atau kreatif.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://iyusyosep.wordpress.com/2008/09/15/nursing-entrepreneur/

http://www.nursepreneurglobal.net/sula/images/logo.gif

http://nurmantono.blogspot.com/2006/12/nursepreneur.html

14

Anda mungkin juga menyukai