TINJAUAN PUSTAKA
Emas merupakan logam transisi ( trivalen dan univalen ) yang bersifat lunak dan
mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas dapat
dibentuk jadi lembaran sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak 120.000
lembar emas dapat ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga
tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang
2,5 km. Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ), memiliki
warna yang menarik ( kuning, mengkilap, tidak mudah memudar ), berat, tahan
lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan
terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki banyak kegunaan. Namun
karena emas sebagai salah satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat
langka, menjadikannya sebagai logam yang sangat berharga.
Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti,
untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65% dari
emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk membuat perhiasan. Selain
perhiasan, emas juga digunakan di peralatan listrik, elektronik, dan industri keramik.
Industri aplikasi ini telah berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar
25% dari pasar emas. Karena kebutuhan terhadap logam emas yang semakin besar
maka banyak orang yang melakukan proses penambangan emas baik secara tradisional
maupun modern. Dan ini sebuah peluang usaha yang menjanjikan untung besar,
mengingat harga emas yang cenderung terus mengalami kenaikan (Cakpredi, 2013).
Keterangan:
Ctgm = waktu edar alat gali-muat (detik)
Tm1 = waktu menggali material (detik)
Tm2 = waktu putar dengan bucket terisi (detik)
Tm3 = waktu menumpahkan muatan (detik)
Tm4 = waktu putar dengan bucket kosong (detik)
Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut sangat berpengaruh terhadap
target produksi yang telah ditargetkan oleh perusahaan.Oleh karenanya dilakukan
pemilihan pola gali muat untuk mengoptimalkan kinerja dari alat muat tersebut.
Keterangan :
Pm = Kemampuan Produksi Alat Muat (Ton/Jam)
Cm = Waktu Edar Alat Muat Sekali Pemuatan (Menit)
H = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)
FF = Faktor Pengisian (%)
EK = Effisiensi Kerja (%)
SF = Swell Factor
𝝆𝒊 = Density (Ton/Bcm)
II-2
2.4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Target Produksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya produksi alat muat dan alat
angkut adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi alat mekanis
Sehubungan dengan efisiensi operator tersebut diatas perlu juga diingat keadaan
alat mekanisnya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat efisiensi operatornya.
Beberapa pengertian yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan
keefektifan penggunaannya antara lain :
a. Availabilty Index (AI) atau Mechanical Availability (MA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya
dari alat yang sedang dipergunakan.
MA= W/(W+R)×100%
Keterangan:
W = Jumlah jam alat kerja
R = Jumlah jam alat rusak
b. Physical Availability (PA) atau Operational Availability (OA)
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.
Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada Mechanical Availability.
Tingkat effisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka PA mendekati angka MA.
PA= W/(W+S)×100%
Keterangan:
W = Jumlah jam alat kerja
S = Jumlah jam alat standby
Vn
Ff = Vb ×100%
Keterangan :
Ff = Faktor pengisian, (%)
Vn = Volume nyata, (m3)
Vb = Volume baku, (m3)
4. Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)
Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari tempat
aslinya (insitu). Rumus untuk menghitung Swell Factor , yaitu:
Bank volume
Sweel Factor = loose volume
II-4
5. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan
atau merupakan suatu perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
waktu yang tersedia. Dengan berkurangnya waktu kerja efektif akan berpengaruh
terhadap produksi alat mekanis tersebut dengan menggunakanrumus dibawah ini.
We = Wt – ( Whd + Whtd )
Keterangan :
We = Waktu kerja efektif, (menit)
Wt = Waktu yang tersedia, (menit)
Whd = Total waktu hambatan yang dapat dihindari, (menit)
Whtd = Total waktu hambatan yang tidak dapat dihindari, (menit)
Cara menentukan baik buruknya efektifitas kerja dengan melihat pada Tabel 2.1
dan perhitungannya dengan pada rumus dibawah ini.
We
EK = Wt ×100%
Tabel 2.1
Efisiensi Kerja
Baik >85 %
Sedang 65 % - 85 %
Kurang <65%
II-5