Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Emas

Emas merupakan logam transisi ( trivalen dan univalen ) yang bersifat lunak dan
mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas dapat
dibentuk jadi lembaran sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak 120.000
lembar emas dapat ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga
tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang
2,5 km. Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ), memiliki
warna yang menarik ( kuning, mengkilap, tidak mudah memudar ), berat, tahan
lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan
terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki banyak kegunaan. Namun
karena emas sebagai salah satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat
langka, menjadikannya sebagai logam yang sangat berharga.
Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti,
untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65% dari
emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk membuat perhiasan. Selain
perhiasan, emas juga digunakan di peralatan listrik, elektronik, dan industri keramik.
Industri aplikasi ini telah berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar
25% dari pasar emas. Karena kebutuhan terhadap logam emas yang semakin besar
maka banyak orang yang melakukan proses penambangan emas baik secara tradisional
maupun modern. Dan ini sebuah peluang usaha yang menjanjikan untung besar,
mengingat harga emas yang cenderung terus mengalami kenaikan (Cakpredi, 2013).

2.2. Waktu Edar (Cycle Time)


Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktivitas
pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya
atau swing untuk back hoe dan shovel, pengosongan (dumping), kembali kosong dan
mempersiapkan posisi (manuver) untuk diisi atau dimuat. Disamping aktivitas-aktivitas
tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian untuk mengisi atau
memuat. Komponen waktu edar (cycle time) untuk alat dorong, misalnya bulldozer adalah
waktu dorong material sampai jarak tertentu, waktu kembali mundur, manuver, maupun
siap dorong kembali.
Waktu edar (cycle time) terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap (fixed time) dan
waktu variable (variable time). Jadi waktu edar total adalah penjumlahan waktu tetap dan
waktu variable. Yang termasuk ke dalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau
pemuatan termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu
membelok dan mengganti gigi dan percepatan, sedangkan waktu variable adalah
waktu mengangkut muatan dan kembali kosong. Waktu edar alat gali muat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Ctgm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4

Keterangan:
Ctgm = waktu edar alat gali-muat (detik)
Tm1 = waktu menggali material (detik)
Tm2 = waktu putar dengan bucket terisi (detik)
Tm3 = waktu menumpahkan muatan (detik)
Tm4 = waktu putar dengan bucket kosong (detik)

2.3. Produktivitas Alat Gali Muat

Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut sangat berpengaruh terhadap
target produksi yang telah ditargetkan oleh perusahaan.Oleh karenanya dilakukan
pemilihan pola gali muat untuk mengoptimalkan kinerja dari alat muat tersebut.

Keterangan :
Pm = Kemampuan Produksi Alat Muat (Ton/Jam)
Cm = Waktu Edar Alat Muat Sekali Pemuatan (Menit)
H = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)
FF = Faktor Pengisian (%)
EK = Effisiensi Kerja (%)
SF = Swell Factor
𝝆𝒊 = Density (Ton/Bcm)
II-2
2.4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Target Produksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya produksi alat muat dan alat
angkut adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi alat mekanis
Sehubungan dengan efisiensi operator tersebut diatas perlu juga diingat keadaan
alat mekanisnya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat efisiensi operatornya.
Beberapa pengertian yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan
keefektifan penggunaannya antara lain :
a. Availabilty Index (AI) atau Mechanical Availability (MA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya
dari alat yang sedang dipergunakan.
MA= W/(W+R)×100%
Keterangan:
W = Jumlah jam alat kerja
R = Jumlah jam alat rusak
b. Physical Availability (PA) atau Operational Availability (OA)
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.
Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada Mechanical Availability.
Tingkat effisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka PA mendekati angka MA.
PA= W/(W+S)×100%
Keterangan:
W = Jumlah jam alat kerja
S = Jumlah jam alat standby

c. Use Of Availibility (UA)


Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available). Angka UA biasanya
dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat
dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan (manajemen)
peralatan yang digunakan.
UA= (W+S)/(W+S+R)×100%
Keterangan:
W = Jumlah jam alat kerja
II-3
S = Jumlah jam alat standby
R = Jumlah jam alat rusak
d. Effective Utilization (EU)
Menunjukkan berapa persen dari kesuluruhan waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. Untuk Mengetahui effective utilization dengan
menggunakan rumus dibawah ini :
EU= W/(W+S+R)×100% = PA×UA
Keterangan:
W = Jumlah jam alat kerja
S = Jumlah jam alat Standby
R = Jumlah jam alat rusak
2. Jenis Material.
Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah atau batuan, maka harus
diketahui tentang mudah atau tidaknya material tersebut digali dan ditangani.
3. Faktor Pengisian (Fill Factor)
Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat
dengan kapasitas baku alat tersebut yang dinyatakan dalam persen (%). Rumus untuk
menghitung faktor pengisian adalah sebagai berikut :

Vn
Ff = Vb ×100%

Keterangan :
Ff = Faktor pengisian, (%)
Vn = Volume nyata, (m3)
Vb = Volume baku, (m3)
4. Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)
Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari tempat
aslinya (insitu). Rumus untuk menghitung Swell Factor , yaitu:
Bank volume
Sweel Factor = loose volume

loose volume-Bank volume


%Swell = Bank volume

II-4
5. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan
atau merupakan suatu perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
waktu yang tersedia. Dengan berkurangnya waktu kerja efektif akan berpengaruh
terhadap produksi alat mekanis tersebut dengan menggunakanrumus dibawah ini.
We = Wt – ( Whd + Whtd )
Keterangan :
We = Waktu kerja efektif, (menit)
Wt = Waktu yang tersedia, (menit)
Whd = Total waktu hambatan yang dapat dihindari, (menit)
Whtd = Total waktu hambatan yang tidak dapat dihindari, (menit)
Cara menentukan baik buruknya efektifitas kerja dengan melihat pada Tabel 2.1
dan perhitungannya dengan pada rumus dibawah ini.
We
EK = Wt ×100%

Tabel 2.1
Efisiensi Kerja

Klasifikasi Efisiensi Kerja

Baik >85 %

Sedang 65 % - 85 %

Kurang <65%

*Sumber : Munthoha, 2012


6. Waktu Edar
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk
menyelesaikan sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan bersiap-
siap memulainya kembali.
(Munthoha, 2012)

II-5

Anda mungkin juga menyukai