Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test

Sub Pokok Bahasan :

A. Pengertian Kanker Serviks


B. Faktor Resiko Kanker Serviks
C. Gejala Kanker Serviks
D. Pencegahan Kanker Serviks
E. Deteksi dini Kanker Serviks dengan IVA Test
F. Cara Pemeriksaan IVA Test
G. Hasil Pemeriksaan IVA Test
H. Keuntungan IVA Test
I. Tempat Pemeriksaan IVA

Sasaran : Ibu-ibu di Posbindu dan Kader Posbindu

Waktu : 30 Menit

Tempat : Posbindu Kenanga Kelurahan Setu

Tanggal : 9 Januari 2020

Penyuluh : Nurmala Marki Oktavia

1. Latar belakang
Kanker serviks adalah kanker paling sering keempat pada wanita dengan
perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018 dan mewakili 6,6% dari semua
kanker pada wanita. Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tingkat kematian yang tinggi dari
kanker serviks secara global dapat dikurangi melalui pendekatan kom-prehensif yang
mencakup pencegahan, diagnosis dini, skrining yang efektif dan program
pengobatan (WHO, 2018).
Kanker serviks (leher rahim) merupakan jenis kanker kedua yang paling
banyak terjadi di Indonesia sebanyak 32.469 kasus atau 9,3% dari total kasus.
Angka kanker serviks di Indonesia mencapai 23,4 orang per 100 ribu penduduk.
Rata-rata kematian akibat kanker serviks mencapai 13,9 orang per 100 ribu
penduduk.
Skrining bertujuan untuk mendeteksi perubahan prakanker, yang jika tidak
diobati, dapat menyebabkan kanker. Wanita yang ditemukan memiliki kelainan pada
skrining perlu ditindak lanjuti, diagnosis dan pengobatan, untuk mencegah
perkembangan kanker atau untuk mengobati kanker pada tahap awal. WHO telah
meninjau bukti mengenai kemungkinan modalitas untuk skrining kanker serviks dan
telah menyimpulkan bahwa: skrining harus dilakukan setidaknya sekali untuk setiap
wanita dalam kelompok usia sasaran (30-49 tahun); test HPV, sitology dan inspeksi
visual dengan asam asetat (IVA) adalah tes skrining yang direkomendasikan (WHO,
2018).
Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan pada kelompok sasaran perempuan
20 tahun ke atas, namun prioritas program deteksi dini di Indonesia pada perempuan
usia 30-50 tahun dengan target 50% perempuan sampai tahun 2019. Untuk IVA
dilakukan minimal 3 tahun sekali. (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Sampai tahun 2014, program deteksi dini kanker leher rahim telah berjalan
pada 1.986 Puskesmas di 304 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi di
Indonesia. Pelatih (trainer) deteksi dini ber- jumlah 430 orang terdiri dari dokter
spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis onkologi, dokter bedah, dokter umum
dan bidan. Sedangkan pelaksana (provider) deteksi dini di Puskesmas berjumlah
4.127 orang, yang terdiri dari 2.671 bidan dan 1.456 dokter umum. Sedangkan
untuk cakupan dan hasil, skrining telah dilakukan terhadap 904.099 orang (2,45%),
hasil IVA positif sebanyak 44.654 orang (4,94%), suspek kanker leher Rahim
sebanyak 1.056 orang atau 1,2 per 1.000 orang (Wahidin, 2015).
Dari hasil rekapitulasi deteksi dini kanker serviks dengan IVA test data se-
Indonesia diperoleh sasaran yang dituju pada tahun 2014 sebanyak 37.415.483
sedangkan cakupan pemeriksaan dari tahun 2014-2017 yaitu sebanyak 3.040.116
(2,978%). Selanjutnya, pada data DKI Jakarta, sasaran yang dituju sebanyak
1.665.148 sedangkan cakupan pemeriksaan yang diperoleh yaitu 306.297 (6,309%).
Berdasarkan data profil kesehatan provinsi DKI Jakarta tahun 2016, Jakarta
Timur menempati posisi pertama tertinggi diantara wilayah Jakarta lainnya yang
terdapat IVA Positif yaitu sebanyak 418 (2,93%). Untuk data cakupan deteksi dini
kanker dengan IVA Test di Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2019 memiliki
target sasaran sebanyak 36.967 sedangkan capaian yang diperoleh sebanyak 2.724.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan serta kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini
kanker serviks dengan IVA Test
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat dapat :
 Mendefinisikan pengertian kanker serviks
 Mengetahui faktor resiko kanker serviks
 Mengetahui gejala kanker serviks
 Mengetahui pencegahan kanker serviks
 Mengetahui dan mengaplikasikan deteksi dini kanker serviks dengan IVA
Test
 Mengetahui cara pemeriksaan IVA Test
 Mengetahui keuntungan dari IVA Test
 Mengetahui dimana saja tempat yang dapat melakukan IVA Test
3. Materi (Terlampir)
4. Metode
Ceramah
5. Media
Media yang digunakan yaitu power point dan flyer
6. Kegiatan
No. Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan
Penyampaian salam
Perkenalan diri
5 menit
Menjelaskan topik penyuluhan
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan waktu pelaksanaan
2 Penyampaian materi
A. Pengertian Kanker Serviks
B. Faktor Resiko Kanker Serviks
C. Gejala Kanker Serviks
15 menit
D. Pencegahan Kanker Serviks
E. Deteksi dini Kanker Serviks dengan IVA Test
F. Cara Pemeriksaan IVA Test
G. Hasil Pemeriksaan IVA Test
H. Keuntungan IVA Test
I. Tempat Pemeriksaan IVA
3 Sesi tanya jawab dan review materi 5 menit
4 Penutup
5 menit
Menyimpulkan hasil penyuluhan

7. Daftar Pustaka
 Nonik Ayu Wartini, N. I. (2019). Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA). Jurnal Ners Dan Kebidanan, 6(1), 27–34.
 Mustika, D. N., Istiana, S., Damayanti, F. N., & Lia Muyanti. (2015).
PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN IVA TES PADA KOMUNITAS
PARALEGAL WILAYAH MORODEMAK DAN GUNTUR , DEMAK Universitas
Muhammadiyah Semarang. 617–620.
 Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(P2PTM) Kemenkes RI : Kanker Leher Rahim dan IVA Test
 Novel S. Sinta dkk.(2010). Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus
(HPV). Jakarta : Javamedia Network
 Rahayu, S.D. (2015). Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks.Jakarta : Salemba
 Medika Samadi, Heru P.(2011).Yes, I know Everything About Kanker
Serviks.Solo: Metagraf
 Setiati, Eni. (2009). Waspada 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita.
Yogyakarta: Andi Offset
 Data dan Informasi. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Kemenkes RI
2018
 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/06/03/kasus-kanker-
payudara-paling-banyak-terjadi-di-indonesia diakses pada tanggal 5 Januari
2020
 https://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/cervical-
cancer/en/ diakses pada tanggal 6 Januari 2020
Lampiran

Materi Penyuluhan

“Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test”

A. Pengertian Kanker Serviks

Kanker seviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus (leher rahim, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim
yang terletak antara rahim dan liang senggama (vagina) yaitu berupa tumbuhnya
sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks sering disebut juga kanker
leher rahim. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus
(HPV).

B. Faktor resiko kanker serviks

1. Menikah atau mulai melakukan aktivitas seksual di usia muda (< 20 tahun)

Sekitar 20% kanker serviks dijumpai pada wanita yang aktif berhubungan
seksual sebelum umur 16 tahun.

2. Riwayat infeksi di daerah di daerah kelamin atau radang panggul (IMS)

3. Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan

4. Bergonta-ganti pasangan seksual

Jumlah pasangan seksual turut berkontribusi dalam penyebaran kanker serviks,


semakin banyak jumlah pasangan seksual maka semakin meningkat pula risiko
terjadinya kanker serviks pada wanita tersebut.

5. Perempuan yang melahirkan banyak anak

Paritas yang berbahaya adalah memiliki anak lebih dari 2 orang atau jarak
persalinan yang terlalu dekat. Wanita dengan paritas tinggi yaitu >3 kali berisiko
5,5 kali untuk terkena kanker servik (Diananda, 2007). Wanita dengan paritas
tinggi dapat menyebabkan trauma pada jalan lahir dan dapat menimbulkan sel-
sel abnormal pada mulut rahim jumlah anak yang dilahirkan melalui jalan normal
dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut
rahim dan dapat berkembang menjadi keganasan.

6. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker

7. Kurang menjaga kebersihan alat kelamin


8. Merokok

Wanita yang merokok kemungkinan menderita Ca Cerviks 2 kali dibandingkan


yang bukan perokok untuk menderita kanker leher rahim. Selain paruparu pada
perokok banyak zat kimia yang mempengaruhi organ-organ tubuh. Zat-zat
berbahaya yang diserap melalui paru-paru dan di bawa ke aliran darah seluruh
tubuh. Tembakau telah ditemukan dalam lendir serviks perempuan yang
merokok. Para peneliti percaya bahwa zat ini merusak DNA sel serviks dan
dapat memberikan kontribusi pada perkembangan kanker serviks. Merokok juga
membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam memerangi infeksi HPV
(Depkes, 2007).Penurunan kekebalan tubuh misalnya karena terkena HIV/AIDS
dan penggunaan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang

9. Adanya riwayat tes pap smear yang hasilnya abnormal sebelumnya

10. Penggunaan pil kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama

Penggunaan pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks,


terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan bahwa
penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada hubungannya
dengan peningkatan risiko kanker serviks. Analisis data oleh International
Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2003 menemukan bahwa
ada peningkatan resiko kanker serviks dengan penggunaan kontrasepsi oral,
dan resiko berkurang ketika obat kontrasepsi oral dihentikan. Laporan dari IARC
menyatakan bahwa dari 8 studi mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral
pada wanita yang positif terhadap HPV, ditemukan peningkatan resiko 4 kali
lebih besar pada mereka yang menggunkan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun.
Resiko kanker serviks juga meningkat pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral pada usia sebelum 20 tahun.

C. Gejala kanker serviks

Pada stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas.
Namun, pada stadium lanjut akan muncul gejala-gejala yang harus diperiksa lebih
lanjut ke dokter untuk memastikan tidak adanya kanker, yaitu :

1. Nyeri panggul

2. Haid tidak teratur

3. Nyeri saat berhubungan seksual

4. Pendarahan pada masa menopause


5. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan bercampur darah seperti
nanah

6. Pendarahan spontan tidak pada masa haid atau diantara menstruasi

D. Pencegahan kanker serviks

1. Tidak berganti-ganti pasangan seksual

2. Tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (< 20 tahun)

3. Hindari paparan asap rokok

4. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan IVA atau pap smear yang hasilnya positif

5. Melakukan IVA Test dan Vaksin HPV

E. Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test

Deteksi dini kanker serviks adalah pemeriksaan untuk menemukan kanker di leher
rahim, dari sejak perubahan awal sel sampai dengan pra kanker. Deteksi dini
kanker serviks dapat dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam setat
(IVA Test) atau metode pap smear.

IVA tes (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009). IVA tes
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan
asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010). Asam asetat atau dikenal dengan asam
cuka berguna mendeteksi kanker serviks secara mudah dan murah. Metode ini
sudah dikenalkan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari Jerman, tetapi baru
diterapkan sekitar tahun 2005. Cara ini selain mudah dan murah, juga memiliki
keakuratan sangat tinggi dalam mendetekdi lesi atau luka prakanker, yaitu
mencapai 90 persen. Tes ini perlu dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan
hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun.

Pemeriksaan IVA tes merupakan pemeriksaan skrining alternatif dari pap smear
karena lebih murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan
sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan selain
dokter obstetri ginekologi.

F. Cara Pemeriksaan IVA

Pada pemeriksaan IVA tes, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks
yang telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan
asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu 1-2
menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel. Serviks yang
diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek
akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan
didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih
(displasia) (Novel S Sinta,dkk, 2010).
G. Hasil Pemeriksaan IVA

1. Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas tegas
atau epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding dengan
sekitarnya, seperti
a. leukoplasia, terdapat pada zona transisional, menjorok ke arah
endoserviks dan
b. ektoserviks.
2. Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas,terdapat lesi bercak putih yang
ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk sudut (angular),
geograpic acetowhite lessions yang terletak jauh dari sambungan skuamosa.
3. Positif 2 (++) : lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas sampai
kesambungan skumokolumnar. Lesi acetowhite yang luas circumorificial,
berbatas tegas, tebal, dan padat. Pertumbuhan pada serviks menjadi
acetowhite.
4. Hasil Tes-negatif: permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu. Bila
area bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak putih
halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis seperti bercak putih.
Bercak putih berbentukgaris yang terlihat pada batas endocerviks. Tak ada lesi
bercak putih. Bercak putih pada polip endoservikal atau kista nabothi. Garis
putih mirip lesi acetowhite pada sambungan skuamokolumnar.
5. Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks, merupakan
epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam asetat. Licin,merah
muda, bentuk porcio nomal.
6. Infeksi : servisitis (inflamasi, hiperemisis), banyak flour, ektropion, polop.

7. Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.

H. Keunggulan IVA Test

1. Mudah dan praktis dilakukan

2. Biaya murah
3. Alat- alat yang dibutuhkan sangat sederhana

4. Dapat segera diterapi

5. Hasil bisa langsung diketahui

6. Dapat dilakukan oleh dokter/bidan

I. Tempat Dimana Saja Dilakukan Pemeriksaan IVA

1. Bidan desa

2. Puskesmas

3. Rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai