Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

DIABETES MELLITUS

1. Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus. Diabetes
mellitus adalah gangguan metabolic kronis yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidakadekuatan
penggunaan insulin.

2. Assessment 1. Poliuria (peningkatan volume urine)


Keperawatan 2. Polidipsia (peningkatan rasa haus)
3. Polifagia
4. Berat badan turun
5. Mual
6. Rasa lelah dan kelemahan otot
7. Luka yang lama sembuh
8. Mata kabur
9. Kadar glukosa puasa

3. Diagnosis Keperawatan 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


gangguan keseimbangan insulin, makanan, dan aktivitas jasmani
2. Resiko syok b.d ketidakmampuan elektrolit ke dalam sel tubuh,
hipovolemia
3. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan
(nekrosis luka gangrene)
4. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit
5. Retensi urine b.d inkomplit pengosongan kandung kemih, sfingter
kuat, dan poliuri
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi
darah ke perifer, proses penyakit
7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d gejala polyuria dan
dehidrasi
8. Keletihan

4. Kriteria Evaluasi / 1. Tidak terjadi penurunan berat badan


Nursing Outcome 2. Tidak ada mual
3. Turgor kulit baik
4. CRT < 2 detik
5. Tidak terdapat pembengkakan pada luka
6. Kandung kemih kosong secara penuh
7. Tidak terjadi perubahan sensasi perifer
8. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
9. Tidak ada rasa haus yang berlebihan
10. Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari
11. Pasien merasa nyaman
12. Cemas teratasi

5. Intervensi Keperawatan 1. Batasi intake cairan yang mengandung gula (gula rendah kalori)
2. Kontrol berat badan dan hitung IMT
3. Tentukan program diet dan pola makan pasien sesuai kebutuhan
dan kalori
4. Kolaborasi dengan ahli diet
5. Kaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa
6. Catat balance cairan : - hitung dan catat jumlah dan jenis cairan
yang dikomsumsi dan diberikan /asupan cairan
7. Kaji area luka setiap kali merawat luka dan mengganti balutan
8. Jelaskan cara memotong kuku tangan dan kaki, penggunaan alas
kaki
9. Monitor intake dan output
10. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas /
dingin / tajam / tumpul
11. Instruksikan kulit jika ada lesi atau laserasi
12. Monitor tanda – tanda dehidrasi
13. Diskusikan dengan keluarga untuk pemenuhan aktifitas pasien
14. Kolaborasi pemberian obat - obatan
15. Kolaborasi kemungkinan fisioterapi
16. Anjurkan masuk group DM

6. Informasi dan edukasi 1. Nutrisi yang tidak mengandung banyak gula dan karbohidrat
(penjadwalan makan)
2. Perawatan luka
3. Aktifitas di rumah/ olah raga yang sesuai
4. Pencegahan infeksi (kebersihan kaki)

7. Evaluasi Mengevaluasi subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi


dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan
diagnosis keperawatan yang telah di tetapkan.

8. Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

9. Kepustakaan 1. Bulecheck, G.M., Butcher, H.K, Dochterman, J.M., Wagner, C.M


(ads). (2013). Nursing intervention classification (NIC) St. Louwis
: Mosby elsevier)
2. Carpetino & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC.
3. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Volume 3. Jakarta : EGC.
4. Lanywati, Endang (2007). Diabetes Melitus Penyakit Kencing
Manis. Yogyakarta : Kanisius.
5. Moorhead, S., Jhonson, M., Mass, M.L., Swanson, E. (eds). 2013.
Nursing outcome classifications (NOC) St. Louis : Mosby
Elsevier.
6. Sujono & Sukramin (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Eksokrin & Endokrin Pada Pankreas.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
7. Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan
NIC NOC. Jakarta : ECG.
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

DEMAM TIPOID

Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit infeksi akut


1. Pengertian (Definisi) yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala
demam yang lebih dari satu minggu.

1.Tanda-tanda vital
2. Demam
3. Mual dan muntah
2. Asesmen Keperawatan
4. Nafsu makan berkurang
5. Riwayat makan makanan yang tidak bersih dan pedas
6. Pengkajian bio, psikososial, spiritual dan budaya

1. Hipertermia (00007)
3. Diagnosis Keperawatan 2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
(00002)
3. Kekurangan volume cairan (00027)
1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,5oC - 37,5oC
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Kriteria Evaluasi/Nursing 3. Nafsu makan bertambah
4.
Outcome 4. Konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak pucat
5. Nilai bising usus/peristaltik usus dalam batas normal (6-12
kali permenit)
1. Manajemen demam
a. Gunakan pakaian yang tipis dan yang menyerap keringat,
anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang
tebal
b. Lakukan kompres hangat pada lipatan tubuh (aksila,
lipatan paha, leher), lakukan water tapid sponge
c. Anjurkan untuk meningkatkan intake cairan peroral
2. Monitor cairan
a. Monitoring status hidrasi (kelembaban membran
mukosa, turgor elastis, tekanan darah)
5. Intervensi Keperawatan b. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap
dan urin lengkap.
c. Monitor pemberian cairan intravena
3. Manajemen cairan
a. Berikan cairan peroral agar cairan seimbang, dan
mencegah terjadinya komplikasi kekurangan cairan.
b. Kolaborasi pemberian cairan intravena
4. Manajemen Nutrisi
a. Kaji pola nutrisi klien
b. Kaji makanan yang disukai dan tidak disukai oleh klien
c. Anjurkan pasien untuk makan sedikit-sedikit tapi
sering
d. Catat laporan seperti mual,muntah, nyeri, dan distensi
lambung
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
antiemetik seperti: (ranitidine).
1. Kompres hangat (tapid water sponge) ketika anak demam
2. Minum obat teratur
3. Menginformasikan kepada ibu agar tetap memberikan ASI
ekslusif selama anak sakit
6. Informasi dan edukasi 4. Hand hygiene
5. Menjaga kebersihan makanan dan lingkungan rumah
6. Menjelaskan kepada orangtua pasien agar memantau
makanan yang biasa diberikan kepada anak, apakah
makanan tersebut bersih atau tidak.
Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
7 Evaluasi
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
telah ditetapkan

8. Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

1. Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M.,


Wagner, C.M. (Eds). (2013). Nursing intervention
classification (NIC) (6th ed). St. Louis : Mosby Elsevier.
2. James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W. (2013) Nursing
Care of Children Principles & Practice (4th edition). St.
Louis : Elsevier Saunders.
3. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA
international Nursing Diagnoses: Definitions &
9. Kepustakaan classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
4. Hockenberry, J.M. & Wilson, D. (2009). Wong’s Nursing
Care of Infants and Children. (8th edition). Canada :Mosby
Company
5. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (Eds).
(2013). Nursing outcome classifications (NOC) (5th ed). St.
Louis: Mosby Elsevier.
6. Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosis
Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi, NOC
Outcome (Edisi 9). Jakarta: EGC
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

1 Pengertian (definisi) Asuhan keperewatan pada pasien dengan Demam berdarah degue

2 Asesment 1. Nyeri kepala


2. Nyeri retro-orbital
3. Mialgia/atralgia
4. Ruam kulit
5. Manifestasi perdarahan(ptekieatauujibendungpositif)
6. Demam atau riwayat demam 2-7 hari
7. Perdarahan mukosa(epistaksis, perdarahan gusi)
8. Hematemesis atau melena
3 Diagnosis 1. Hipertermi
keperawatan 2. Ketidakefektifan perfusi jaringan ferifer
3. Nyeri akut
4. Resiko syok (hipovolemik)
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Resiko perdarahan
4. Kriteria evaluasi 1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tekanan darah dalam rentang normal
3. Menunjukkan perhatian konsentrasi dan orientasi
4. Mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri
5. Nadi dalam batas normal
6. Irama jantung dalam batas yang di harapkan
7. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
8. Tidak terjadi perubaan berat badan yang berarti
9. Tidak terjadi hematemisis
5. Intervensi 1. Monitor suhu tubuh sesering mungkin
keperawatan 2. Kolaborasi pemberian antipiretik
3. Kolaborasi untuk pemberian cairan intravena
4. Meningkatkan nutrisi
5. Meningkatkan keseimbangan cairan
6. Hindari makanan yang bersifat asam
7. Makan dalam porsi sedang tapi sering
8. Makan makanan lunak dan rendah lemak
9. Kolaborasi pemasangan infus
10. Mengatasi nyeri dengan tehnik distraksi relaksasi

6. Informasi dan 1. Minum yang cukup, di selingi minuman sari buah-buahan


edukasi 2. Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup
3. Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat
penyimpanan air untuk mencegah nyamuk berkembang
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah di laksanakan
intervensi dan di bandingkan dengan kriteria evaluasi serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah di
tetapkan

8. Penelaah kritis

9. Kepustakaan Amin hudanurarif, hardhikusuma,


aplikasiasuhankeperawatanberdasarkandiagnosamedisdan
NANDA NIC NOC,Edisirevisijilid 1(2013)yogyakarta
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI

1 Pengertian ( Definisi ) Tekanan darah yang interminten atau terus-menerus diatas 140/90
mmHg karena fluktuasi tekanan darah terjadi antar individu dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan dan ansietas (Marrelli. 2008. Hal
125).

2 Asesmen Keperawatan / a. Aktivitas / istirahat : Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya


Pengkajian hidup monoton
b. Sirkulasi : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner / katup, penyakit serebrovaskuler
c. Integritas Ego : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn,
keuangan, pekerjaan )
d. Eliminasi : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi,
obstruksi, riwayat penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan : mual dan muntah
f. Neurosensori : pusing / pening, sakit kepala, Episode kebas,
Kelemahan pada satu sisi tubuh, Gangguan penglihatan (
penglihatan kabur, diplopia ), Episode epistaksis
g. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit
kepala oksipital berat, nyeri abdomen
h. Pernapasan : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas,
Takipnea, Ortopnea, Dispnea nocturnal proksimal, Batuk
dengan atau tanpa sputum, Riwayat merokok
3 Diagnosa Keperawatan a. Nyeri atau sakit kepala
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
d. Anxietas
e. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
f. Kurang pengetahuan
4 Kriteria Evaluasi/ a. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi,
respirasi), Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
Nursing Outcome b. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
c. Tidak ada penurunan kesadaran
d. Mampu mengontrol nyeri
5 Intervensi Keperawatan a. Vital Sign Monitoring
b. Cardiac Care
c. Energy Management
d. Activity Therapy
e. Pain Management
f. Analgesic Administration
g. Anxiety Reduction
6 Informasi dan Edukasi 1. Pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari demam
tifoid yang harus diketahui pasien dan keluarganya
2. Diet, dan konsumsi obat sebaiknya diperhatikan atau dilihat
langsung oleh dokter, dan keluarga pasien telah memahami serta
mampu melaksanakan.
3. Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan
keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat
untuk perawatan
Discharge planning 1. Informasikan tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
dan tawarkan strategi koping.
2. Informasikan tentang gejala anxietas.
3. Ajarkan tentang tekhnik perawatan diri yang meminimalkan
penggunaan oksigen.
4. Ajarkan tentang tekhnik penggunaan aktivitas dan tekhnik
managemen waktu untuk mencegah kelelahan.
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan
intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap
perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.

8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

9 Kepustakaan 1. Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA


2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
2. Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit
FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah,
3. Wilkinson, JM., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosa Keperawatan
Diagnosis NANDA, NIC intervensi, NOC Outcome (Edisi 9),
Jakarta : EGC
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DISPEPSIA

1. Pengertian Asuhan keperawatan pada pasien dengan Dyspepsia


2. Asesmen 1. Nyeri epigastrium yang tidak hebat.
Keperawatan 2. Neusea.
3. Vomitus
3. Diagnosis 1. Nyeri akut nyeri epigastrium b/d agen kimiawi (peningkatan asam
Keperawatan lambung)
2. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan (nyeri epigastrium)
3. Anxietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
yang diderita
4. Kriteria Evaluasi/ 1. Nyeri akut nyeri epigastrium b/d agen kimiawi (peningkatan asam
Nursing Outcome lambung)
a. Pasien mampu mengontrol nyeri
b. Penurunan derajat nyeri pasien.
2. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan (nyeri epigastrium)
a. Pasien dapat tidur/istirahat dengan tenang
b. Pasien mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
3. Anxietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
yang diderita
a. Pasien mampu menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
b. Vital sign dalam batas normal
5. Intervensi 1. Nyeri akut: nyeri epigastrium b/d agen kimiawi (peningkatan asam
Keperawatan lambung)
a. Manajemen nyeri
b. Analgesic Administration
2. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan (nyeri epigastrium)
 Sleep Enhancement
3. Anxietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
yang diderita
 Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
 Vital sign monitoring
6. Informasi dan 1. Memberikan informasi serta interpretasi mengenai penyakit
Edukasi dispepsia.
2. Menjaga pola makan dan aktifitas fisik yang sesuai dengan penyakit
dan kondisi pasien
3. Cara menurunkan nyeri
4. Penggunaan obat
5. Pemahaman tentang dispepsia dan bahaya komplikasinya
6. Edukasi untuk rajin kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat bila
keluhan timbul kembali
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan
intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap
perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
8. Penalaah Kritis Komite Keperawatan
9. Kepustakaan 1. Amin Huda & Hardhi Kusuma.(Jilid 1). (2013). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta:
Med Action.
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (Edisi 1) (2016). Definisi Dan Indikator
Diagnostik, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
BRONCHOPNEUMONIA

1. Pengertian Asuhan keperawatan pada pasien dengan infeksi akut parenkim paru yang
meliputi alveolus dan jaringan interstitial.
2. Asesmen 1. Tanda - tanda vital : demam dan nafas ceapat
Keperawatan a. anak umur < 2 bulan : > 60 kali / menit
b. anak umur 2 - 11 bulan : > 50 kali / menit
c. anak umur 1 - 5 tahun : > 40 kali / menit
d. anak umur > 5 tahun : > 30 kali / menit
2. Pernafasan : batuk berdahak dapat berupa purulent bahkan berdahak,
pernafasan cuping hidung, tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam
3. Nurtisi dan cairan : kesulitan makan dan minum
4. Aktivitas : kelemahan, suara merintih (grunting) pada bayi muda
5. Bio, psiko, sosial, spiritual dan budaya
3. Diagnosis 1. Hipertermi
Keperawatan 2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Kriteria 1. Intake cairan adekuat, suhu dalam batas normal (36,5 - 37,5 derajat
Evaluasi/Nursing celcius)
Outcome 2. status hidrasi : turgor kulit baik, mukosa lembab
3. status pernafasan : bernafas spontan, irama dan frekuensi nafas dalam
batas normal
5. Intervensi 1. Manajemen demam atau termoregulator tubuh
Keperawatan a. anjurkan berikan pakaian yang tipis dan yang menyerap keringat
b. anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian tebal
c. berikan kompres hangat pada lipatan tubuh (aksila, lipat paha,
leher) lakukan tapid sponge
d. anjurkan untuk meningkatkan intake cairan oral (banyak minum
air putih)
2. Manajemen pernafasan
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
c. Lakukan suction
d. Kolaborasi pemberian oksigen
e. Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
f. Monitor aliran oksigen
g. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne stokea
h. Lakukan fisiotherapi bila diperlukan
3. Monitoring dan observasi
a. tanda - tanda vital
b. suhu, warna dan kelembaban kulit
c. sianosis perifer
6. Informasi dan Penjelasan mengenai :
Edukasi 1. Tehnik relaksasi nafas dalam
2. Batuk efektif
3. Pencegahan aspirasi
4. Peningkatan intake cairan peroral
5. Cara kompres hangat
6. Minum obat teratur
7. Hand hygine
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan
intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap
perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan antara lain :
1. Intake cairan adekuat, suhu dalam batas normal (36,5 - 37,5 derajat
celcius)
2. Status hidrasi (turgor kulit baik, mukosa bibir lembab)
3. Status pernafasan : bernafas spontan, irama dan frekuensi nafas dalam
batas normal
4. Tingkat kesadaran
8. Penalaah Kritis Komite Keperawatan
9. Kepustakaan 1. NANDA international Nursing (2014). Diagnoses: Definitions &
classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
2. Lewis, SL, Direksen, SR., Heitkemper, MM and Bucher, L (2014)'
Medical surgical Nursing, Mosby : Elsivier.
3. Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosis Keperawatan
Diagnosis NANDA, NIC Intervensi, NOC Outcome (Edisi 9).
Jakarta: EGC
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

INFEKSI SALURAN KEMIH

1 Pengertian(definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Isk

2 Asesment 1. Sering kencing dan kesakitan saat kencing


2. Warna urine kental/pekat seperti air teh,kadang kemerahan
bila ada darah
3. Nyeri pada pinggang
4. Demam atau menggigil
5. Ayang-ayangan atau rasa ingin buang air kecil lagi mesti
sudah di coba untuk berkemih namun tidak ada air kemih
yang keluar
3 Diagnosis keperawatan 1. Nyeri
2. Gangguan eliminasi urine
3. Retensi urine
4. Hipertermi
5. Defisiensi pengetahuan
4. Kriteria evaluasi 1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang denganmenggunakan
menajemen nyeri
3. Kantung kemih kosong secara penuh
4. Intake cairan dalam rentang normal
5. Bebas dari Isk
6. Suhu dalam rentang normal
7. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis, dan progam pengobatan
5. Intervensi keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
3. ajarkan tentang teknik non farmakologi
4. kolaborasi pemberian analgetik
5. monitor intake dan output
6. Stimulasi refleks bladder dengan kompres dingin
padaabdomen
7. Monitor suhu sesering mingkin
8. Kolaborasi pemberian cairan intravena
9. Kolaborasi pemberian antipiretik
10. Kompres pada lipat paha dan aksila
11. Beri informasi tentang penyakit, prognosi dan program
pengobatan

6. Informasi dan edukasi 1. Perbanyak air putih


2. Mengkonsumsi vit c secara teratur dapat mengurangi jumlah
bakteri dalam urine
3. Segera buang air kecil bila keinginan itu timbul
4. Untuk wanita, basuh kemaluan dari arah depan ke belakang
agar bakteri tidak bermigrasi dari anus ke vagina atau uretra
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah di
laksanakan intervensi dan di bandingkan dengan kriteria
evaluasi serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah di tetapkan

8. Penelaah kritis

9. Kepustakaan Amin huda nurarif, hardhi kusuma, aplikasi asuhan


keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC
NOC,Edisi revisi jilid 1(2013)yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai