Oleh Kelompok 5:
3. Ramadita Aryana
5. Rizki Agustina
6. Rosalinda
PEMBAHASAN
A.Pengertian Monarki
Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal
kurun ke-19, terdapat lebih 900tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam
abad ke-20. Sedangkanpada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih
ada. Darijumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak
danselebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.Perbedaan di antara penguasa monarki
dengan presiden sebagai kepala negaraadalah penguasa monarki menjadi kepala negara
sepanjang hayatnya, sedangkanpresiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu
tertentu.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah
penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya
memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu. Namun dalam negara-negara federasi
seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya berkuasa selama 5
tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan.
Pada zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya
adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh
konstitusi.
Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang sebenarnya. Pada
kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya. Tetapi dalam sistem monarki
demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia
misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional serta monarki demokratis.
Bagi kebanyakan negara, penguasa monarki merupakan simbol kesinambungan serta
kedaulatan negara tersebut. Selain itu, penguasa monarki biasanya ketua agama serta
panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di Malaysia, Yang Dipertuan
Agung merupakan ketua agama Islam, sedangkan di Britania Raya dan negara di bawah
naungannya, Ratu Elizabeth II adalah Gubernur Agung Gereja Inggris. Meskipun demikian,
pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai ketua agama tersebut adalah bersifat simbolis
saja.
Selain penguasa monarki, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang mempunyai
bidang kekuasaan yang lebih luas seperti Maharaja dan Khalifah.
Jelline k, menegaskan bahwa monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan
menekankan bahwa karakteristik sifat – sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk
memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara.
Aristoteles,monarki yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi
kepentingan umum,sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
Menurut ajaran Polybios ,monarki adalah bentuk pemerintahan yang pada awalnya
kekuasaan atas nama rakyat dengan baik dan dapat dipercaya.
Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas. Garner menyatakan
monarki mutlak adalah monarki yang benar – benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam
merespek segala perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali
kemauannya sendiri.
Dibawah sistem ini Negara dan pemerintahan tampak identik. Louis XIV raja Negara
francis menyatakan dengan sombongnya bahwa” aku adalah Negara. Ini merupakan deskripsi
yang tepat dari posisi monarki yang mutlak. Tsart dari Russia, Raja Prussia dan kaisar
Ottoman merupakan contoh monarki yang mutlak.Monarki terbatas memiliki kekuatan yang
dibatasi oleh konstitusi yang tertulis atau dengan prinsip fundamental yang tak tertulis,
seperti monarkinya Negara inggris.
Monarki dinegara England hanya sebatas nama saja dalam pemerintahan; raja adalah
pemerintahan namun tidak memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja,
namun pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya. Monarki dinegara jepang juga terbatas.
Disana kaisar tidak memiliki kekuasaan apapun dipemerintahan. jadi, jelasnya raja adalah
simbol Negara dan kesatuan rakyat’’ didalam pengertian yang nyata, monarki yang terbatas
hanyalah bentuk pemerintahan yang demokrasi.
1)Monarki konstitusional
Bentuk monarki absolut banyak di praktekkan pada masa lalu, ketika partisipasi
politik rakyat di batasi atau bahkan tidak di perkenankan sama sekali. Perkembangan politik
yang terjadi, terutama setelah lahirnya Revolusi Industri, menyadarkan rakyat bahwa mereka
memiliki hak asasi yang tidak dapat di anbil alih secara paksa karena itu berkembang
kehendak untuk membatasi kekuasaan Raja agar tidak bersifat mutlak ( Absolut ).
Disisi lain partisipasi politik Rakyat juga harus di beri ruang.penguasa pun mesti
memperhatikan kepentinagan rakyat dan bekarja keras untuk mewujutka tujuan bersama.
Semua itu termasuk dala suatu undang-undang dasar ( Konstitusi ) yang di andaikan sebagai
suatu kontrak Sosial antara penguasa dan rakyat. Karena kekuasaan raja di batasi oleh undan-
undang dasar ( Konstitusi ), maka bentuk pemerintahan di sebut monarki konstitusional.
Kepala negara mempunyai gelar berbeda di negara yang berbeda sesuai dengan bentuk
negara tersebut.
Monarki
Raja, Ratu (Arab Saudi, Swaziland, Thailand, Britania Raya, Maroko, Spanyol)
Emir (Kuwait, Qatar)
Kaisar (Jepang)
Pangeran (Monako)
Haryapatih (Luksemburg)
Paus (Vatikan)
Jabatan penguasa monarki dijabat secara turun temurun. Cangkupan wilayah seorang
penguasa monarki dari wilayah yang kecil misalnya desa adat (negeri) di Maluku, sebuah
kecamatan atau distrik, sampai sebuah pulau besar atau benua (kekaisaran). Kepala adat turun
temurun pada desa adat di Maluku yang disebut negeri dipanggil dengan sebutan raja. Raja
yang menguasai sebuah distrik di Timor disebut liurai. Sebuah kerajaan kecil (kerajaan
distrik) tunduk kepada kerajaan yang lebih besar yang biasanya sebuah Kesultanan. Kerajaan
kecil sebagai cabang dari sebuah kerajaan besar tidak berhak menyandang gelar Sultan (Yang
Dipertuan Besar), tetapi hanya boleh menyandang gelar Pangeran, Pangeran Muda, Pangeran
Adipati, atau Yang Dipertuan Muda walaupun dapat juga dipanggil dengan sebutan Raja.
Sebagian wilayah kerajaan kecil (distrik) di Kalimantan diberikan oleh pemerintah Hindia
Belanda kepada pihak-pihak yang berjasa kepada kolonial Belanda. Tidak semua bekas
kerajaan dapat dipandang sebagai sebuah bekas negara (kerajaan). Kerajaan-kerajaan yang
mempunyai perjanjian dengan pihak kolonial Belanda merupakan negara yang berdaulat di
wilayahnya.
Contoh monarki di Indonesia:
Daftar pustaka
-ensiklopedia bebas