Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI PEMBELAJARAN

MANAGEMEN PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Pratama Rohim (1813034007)

Dosen Pengampu :
Drs. Zulkarnain, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Evaluasi dalam Pembelajaran”
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Zulkarnain,
M.Si. Selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen pendidikan yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun
kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengaharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan disempurnakan.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan
sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Bandar Lampung, 30 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Permasalahan ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran ............................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran .............................................. 5
2.3 Cara Mengevaluasi Setiap Ranah atau Domain........................... 8

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan
keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui
sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah
program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi merupakan
salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau
peserta didik serta keberhasilan sebuah program. Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran ada beberapa istilah yang sering digunakan, baik secara bersamaan
maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah pengukuran. penilaian, dan evaluasi.
Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan. Mengacu pada asumsi bahwa
pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan,
proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi
pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan hasil pembelajaran. Terkait dengan
ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran secara
umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses
pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
pelaksanaan kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen system pembelajaran
yang sangat penting.
Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan
tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas
proses pembelajaran menuju keperbaikan kualitas hasil pembelajaran. Untuk itu,
penulis dalam makalah ini akan memberi gambaran mengenai Evaluasi Pembelajaran
agar para tenaga pendidik dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan
dan sebagai bahan untuk memperbaiki kualitas hasil pembelajaran tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembahasan yang akan dibahas adalah.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran?
1.2.2. Apa saja jenis-jenis evaluasi pembelajaran?
1.2.3. Bagaimana cara mengevaluasi setiap ranah?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan maalah ini adalah.
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi pembelajaran.
1.3.3 Untuk mengetahui cara mengevaluasi setiap ranah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk. (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternativekeputusan.
Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu merupakan
suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda,
kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan
dengan pengertian tersebut. Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi
dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non tes.
Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam buku yang
terkenal, yaitu Handbook Onformative and Summative Evaluation
of Student Learning yang khusus membicarakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi
adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar dalam
menetapkan ada atau tidak perubahan-perubahan dan tingkat perubahan yang terjadi
pada diri anak didik. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
kegiatan pengumpulan data mengenai belajar yang dilakukan secara sistematis dan
menurut prosedur tertentu untuk dapat memberikan arti mengenai berbagai aspek
belajar yaitu aspek perolehan dalam belajar.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto,
2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000)
dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu
sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem),
evaluasi merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh
guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh
dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Di sekolah, Anda sering
mendengar bahwa guru sering memberikan ulangan harian, ujian akhir semester,
ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan sebagainya. Istilah-istilah
ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi
informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran. Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi
dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses
pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan
aturan-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran
(measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam
kegiatan evaluasi.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka
pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti)
pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru
dalam melaksanakan pembelajaran.

2.2 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran

Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, prosedur dan sistem pembelajaran,


maka pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang
digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program, bukan penilaian
hasil belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan bagian dari evaluasi
pembelajaran. Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima
jenis, yaitu :
1) Evaluasi perencanaan dan pengembangan. Hasil evaluasi ini sangat
diperlukan untuk mendisain program pembelajaran. Sasaran utamanya
adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program
pembelajaran. Persoalan yang disoroti menyangkut tentang kelayakan dan
kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan implementasi
program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran. Pelaksanaan
evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan dikembangkan.
2) Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui
kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.
3) Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu
program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria
keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4) Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya,
tenaga dan waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan
program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
5) Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran
secara menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat
keefektifan dan efisiensi.Sedangkan penilaian proses dan hasil belajar, dapat
dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian
diagnostik, dan penilaian penempatan.
Adapun pembagian lain dari jenis-jenis evaluasi pembelajaran dapat dibagi
kedalam bagian-bagian sebagai berikut:

2.2.1 Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi:

a. Evaluasi diagnostik, evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-


kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b. Evaluasi selektif, adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c. Evaluasi penempatan, adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa
dalam program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d. Evaluasi formatif, adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar.
e. Evaluasi sumatif, adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan berkarya siswa.
2.2.2 Jenis evaluasi berdasarkan sasaran, di bagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Evaluasi konteks, adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks


program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun
kebutuhan –kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
b. Evaluasi input, adalah evaluasi yang ditujukan untuk meihat proses pelaksanaan,
baik mengenai kelancaraan proses, kesesuain dengan rencana, faktor pendukung
dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan.
c. Evaluasi hasil atau produk, adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat proses
hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,
diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan, atau dihentikan.

2.2.3 Jenis evaluasi berdasarkan lingkup pembelajaran, dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut:
a. Evaluasi program pembelajaran, adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan
pembelajaran, isi program pembelajaran, starategi belajar, aspek-aspek program
pemebelajaran yang lain.
b. Evaluasi proses pembelajaran, adalah evaluasi yang mencakup kesesuain antara
proses pembelajaran dengan garis besar pembelajaran yang ditetepkan,
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa
mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi hasil pembelajaran, adalah evaluasi yang mencakup tingkat penguasaan
siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus,
ditinjau dari aspek afektif dan psikomotorik.
2.3 Cara Mengevaluasi Setiap Ranah atau Domain

2.3.1 Langkah-Langkah Evaluasi Pembelajaran


Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Langkah Perencanaan
b. Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang
akan dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh
memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
perencanaan ini. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada
hakikatnya turut menentukan oleh baik tidaknya perencanaan. Makin
sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah
kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan langkah-
langkah berikutnya.
a. Langkah Pengumpulan Data
c. Soal pertama yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah
menentukandata apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi
yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan
baik. Kalau kita rangkumkan kembali uraiannya maka kita dapat jalan pikiran
yaitu rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha
pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita
capai dengan materi yang kita ajarkan.
a. Langkah Penelitian Data
d. Data yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih
lanjut, proses penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data
dan maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat
memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu yang
sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan merusak
atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apa bila turut kita olah
juga. Oleh karna itu kita selalu menyadari baik buruknya setiap data yang kita
pergunakan untuk memperoleh data langsung dari orang yang bersangkutan
oleh karena itu dalam evaluasi yang baik, kkita selalu berusaha untuk hanya
mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita.
a. Langkah-Langkah Pengolahan Data
e. Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap
data yang pada kita. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa kita olah, dan diatur lebih
dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apapun kepada kita.
Sering sekali seorang memiliki data yang cukup lengkap tentang seorang
murid atau sekelompok murid yang sedang dievalusinya tetapi karena ia
kurang pandai mengolah data yang dimilikinya tadi tidak banyaklah arti atau
makna yang dapat dikeluarkannya dari datanya. Fungsi pengolahan data
dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada tarafmemperoleh
gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang di
evaluasi.
a. Langkah Penafsiran Data
f. Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah
data tadi akan segera tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran
dari langkah pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu
dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan
kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan
sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi.
a. Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
g. Hasil pemikiran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat
penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan
bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan kebutuhan
peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran.
a. Laporan Hasil Penelitian
h. Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan,
akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan
suatu laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan
kemajuan sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana
pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua
peserta didik dapat tercapai.

2.3.2 Cara Evaluasi Setiap Ranah atau Domain


a. Kognitif

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup


kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode, atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Aplikasi aspek kognitif pada pengembangan keterampilan berbahasa dan bersastra.
TINGKAT DESKRIPSI APLIKASI
Pengetahuan ( Siswa mampu Menyampaikan persetujuan,
Knowledge) mengingat berbagai sanggahan, dan penolakan pendapat
informasi yang dengan disertai bukti/alasan (SMP
diterima kelas VIII, smt 2)
Pemahaman Kemampuan untuk Menemukan gagasan utama (SMP
(Comprehension) menjelaskan kelas VII, smt 2)
pengetahuan, informasi
yang telah diketahui
dengan kata-kata
sendiri
Penerapan Menerapkan informasi Menulis pantun sesuai dengan
(Application) ke dalam situasi yang syarat-syarat pantun (SMP kelas
baru VII, smt 1)
Analisis Kemampuan Menemukan pokok-pokok berita
(Analysis) mengidentifikasi, (5W+1H) yang didengar melalui
memisahkan dan radio/televisi (SMP kelas VIII, smt
membedakan elemen 2)
suatu fakta.
Sintesis Mengaitkan dan Mengungkapkan hal yang dapat
(Synthesis) menyatukan berbagai dipelajari dari buku biografi (SMP
elemen sehingga kelas VII, smt 2)
terbentuk pola baru
yang menyeluruh.
Evaluasi Mampu mebuat Mengevaluasi pemeran tokoh dalam
(Evaluation) penilaian dan pementasan drama (SMP kelas VIII,
keputusan tentang nilai smt 1)
suatu gagasan, metode,
dengan menggunakan
kriteria tertentu.

Seorang guru dituntut mendesain program rencana pembelajaran termasuk di


dalamnya rencana penilaian (tes) diantaranya membuat soal-soal berdasarkan kisi-kisi
soal yang telah ditetapkan. Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan
lisan, (2) pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian bebas, (5) jawaban atau isian
singkat, (6) menjodohkan, (7) portofolio, dan (8) performans.

b. Afektif
Tujuan dilaksanakannya penilaian hasil relajar afektif ádalah untuk
mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik setelah
kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik pengukuran dan penilaian hasil
belajar afektif terdiri atas dua yakni teknik testing, yaitu penilaian yang
menggunakan tes sebagai alat ukurnya, dan teknik non- testing, yaitu teknik
penilaian yang menggunakan bukan tes sebagai alat ukurnya. Kompetensi
siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan
minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan
melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan
dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru
terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam
ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi,
gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian.
2. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia
merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi peraturan.
3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu
nilai, komitmen terhadap nilai.
4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai,
memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai.
Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang
dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar berlangsung. Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian
afektif adalah Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia
7 6 5 4 3 2 1
Saya senang balajar Bahasa Indonesia
Pelajaran Bahasa Indonesia bermanfaat
Pelajaran Bahasa Indonesia membosankan
Dst….
Contoh Skala Likert: Minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia
1. Pelajaran Bahasa Indonesia bermanfaat SS S TS STS
2. Pelajaran Bahasa Indonesia sulit
3. Tidak semua harus belajar Bahasa Indonesia
4. Sekolah saya menyenangkan
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju

Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa


Minat Membaca
Nama Pembelajar:_____________________________
No Deskripsi Ya/Tidak
Saya lebih suka membaca dibandingkan dengan melakukan
1
hal-hal lain
Banyak yang dapat saya ambil hikmah dari buku yang saya
2
baca
3 Saya lebih banyak membaca untuk waktu luang saya
4 Dst…………..

c. Psikomotor
Dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus
mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada
saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik,
atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.Penilaian
psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau
pengamatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil
dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik
ketika praktik,kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam
simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar. Tes untuk mengukur ranah
psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja
(performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.
Ranah ketrampilan motorik atau psikomotor dapat diartikan sebagai
serangkaian gerakan otot-otot yang terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu
tugas. Sejak lahir manusia memperoleh ketrampilan-ketrampilan yang
meliputi gerakan-gerakan otot yang terpadu atau terkoordinasi mulai yang
paling sederhana misalnya berjalan, sampai ke hal yang lebih rumit ; berlari,
memanjat, dan sebaginya. Akan tetapi ketrampilan motor atau psikomotorik
yang diperlukan oleh seorang tenaga profesional seperti mengemudi mobil,
berenang, mengambil darah dari pembuluh vena, mengajar, harus
dikembangkan secara sadar melalui suatu proses pendidikan. Ranah
psikomotor (dalam Subyantoro, 2008) terdiri atas persepsi, kesiapan
melakukan pekerjaan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi,
dan organisasi.
Penilaian ketrampilan psikomotor memang lebih rumit dan subjektif
dibandingkan dengan penilaian dalam aspek kognitif. Karena penilaian
ketrampilan psikomotor memerlukan teknik pengamatan dengan keterandalan
(reliabilitas) yang tinggi terhadap demensi-demensi yang akan diukur. Sebab
bila tidak demikian unsur subjektivitas menjadi sangat dominan. Oleh
karenanya upaya untuk menjabarkan ketrampilan psikomotor ke dalam
demensi-demensinya melalui analisis tugas (Task analyisis) merupakan
langkah penting sebelum melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas itu
akan dapat dipelajari ciri-ciri demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu
untuk diobservasi dan diukur.
Tahap penilaian keterampilan sebagai berikut.
1. Penyusunan Instrumen
a. Tahap Analisis Tugas : upaya untuk menjabarkan ketrampilan psikomotor
kedalam demensi-demensinya, ini merupakan langkah penting sebelum
melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas akan dapat dipelajari ciri-
ciri demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu untuk diobservasi dan
diukur.
b. Tahap penentuan Dimensi Psikomotorik : disini demensi diartikan sebagai
komponen penyusun suatu ketrampilan yang dapat diamati dan diukur.
Agar demensi dapat diukur harus memenuhi syarat sebagai berikut :
demensi itu harus secara umum didapatkan pada suatu kelompok benda
atau manusia, demensi itu harus dapat memberikan data sensorik yang
dapat ditangkap oleh indera manusia, demensi itu harus dapat dirumuskan
dengan jelas, demensi itu harus memiliki nilai variasi, demensi itu harus
dapat memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat yang
berbeda.
Instrumen atau Alat ukur ketrampilan psikomotor:
a. Daftar Cek (check list)
b. Skala Nilai (Rating Scale)
c. Catatan Anekdotal (Anecdotal record),dll.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


evaluasi adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur
untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sedangkan jika berbicara mengenai
pembelajaran, evaluasi pembelajaran adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka
pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti)
pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru
dalam melaksanakan pembelajaran.
Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu :
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan.
2. Evaluasi monitoring.
3. Evaluasi dampak.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis.
5. Evaluasi program komprehensif.
Dalam kegiatan evaluasi, evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan dengan
menggunakan tes objektif maupun tes uraian. Teknik pengukuran dan penilaian hasil
belajar afektif terdiri atas dua yakni teknik testing, yaitu penilaian yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya, dan teknik. Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan
menggunakan observasi atau pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit UNM.
Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif
Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Sanjaya, Mina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Anistarina. 2012. [online]. http://anistarina.blogspot.com. 28 April 2015. Pukul 09.49.

Anda mungkin juga menyukai