Anda di halaman 1dari 2

ADAB PERGAULAN BAGI WANITA

(Materi Jum’at, 31 Januari 2020)

Tak dipungkiri, bersamaan dengan kemajuan zaman dan


teknologi pergaulan wanitapun semakin kompleks. Saat ini
boleh jadi seorang wanita berdiam diri di rumah, namun ia
bergaul melalui jejaring sosial di dunia maya.
Adab pergaulan sama sekali bukan dalam rangka membatasi
ekspresi kebebasan wanita, akan tetapi sebaliknya yaitu
menjaga dan melindungi wanita dari berbagai macam keburukan dan kejahatan di masyarakat. Diantara
adab tersebut adalah:
1. Tidak bertabaruj dalam pergaulan.
Makna Tabarruj secara ringkas adalah memamerkan dan mempertontonkan aurat serta
perhiasan lainnya kepada orang yang tidak halal baginya sehingga orang tersebut tertarik atau
tergoda olehnya. Firman Allah Swt. :
        
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu.”. (QS. Al-Ahzab/33: 33)
Termasuk bagian dari Tabaruj adalah
a. Memakai wangi-wangian di muka umum sehingga membuat orang yang dilewatinya mencium
baunya dan berhasrat padanya.
b. Berpakaian tapi pada hakikatnya telanjang karena menampakkan aurot.
c. Memakai hijab akan tetapi tipis dan penuh dengan hiasan, tulisan serta motif bordiran yang
membuat orang lain tertarik walaupun derajatnya tidak seperti orang yang membuka aurot.
2. Menjaga Pandangan dan kemaluan.
Ibnul Qoyyim rohimahulloh dalam kitab beliau Al-Jawabul Kafi: “Pandangan adalah asal seluruh
bencana yang menimpa manusia. Bermula dari pandangan akan lahirlah keinginan, dan keinginan
akan melahirkan pemikiran. Dari pemikiran akan lahirlah syahwat (hawa nafsu) yang pada
akhirnya syahwat itu akan mendorong menjadi keinginan yang sangat kuat hingga terjadi apa yang
ia inginkan.”
Sayangnya banyak sekali wanita yang tidak mengamalkan nasihat ini kecuali yang dirahmati Allah.
3. Berbicara terhadap lawan Jenis dengan Tegas.
Dalam bergaul dianjurkan bagi seorang wanita muslimah berbicara dengan tegas dan tidak mendayu-
dayu sehingga membuat lawan bicaranya terfitnah dengan suaranya. Baik berbicara langsung
maupun lewat telefon.
Suara wanita yang mendayu-dayu dan merayu lewat pembicaraan ataupun nyanyian jelas
diharamkan. hukum wanita yang melembutkan suara, maka beliau menjawab dengan dua jawaban.
a. Seorang wanita tidak boleh berbicara dengan lelaki yang bukan mahramnya (ajnabi) kecuali bila
dibutuhkan dan dengan suara yang tidak membangkitkan syahwat lelaki.
b. Melembutkan suara yang dilarang dalam Al-Qur’an adalah melunakkan suara dan
membaguskannya sehingga dapat membangkitkan fitnah. Oleh karena itu, seorang wanita tidak
boleh mengajak bicara lelaki ajnabi dengan suara yang lembut. Ia tidak boleh pula berbicara
dengan lelaki ajnabi sebagaimana berbicara dengan suaminya, karena hal tersebut dapat
menggoda, menggerakkan syahwat, dan terkadang menyeret kepada perbuatan keji.
4. Menghindari berkholwat/bersepi-sepian.
Berkholwat adalah berduan dan bersepi-sepi dengan laki-laki yang bukan mahromnya.
Mahrom adalah seseorang yang haram dinikahi karena sebab tertentu baik selamanya maupun
sementara seperti nasab atau sebab lainnya.
Sedangkan ikhtilat adalah campur baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada pembatas. Sungguh
betapa kholwat dan ikhtilath ini telah menjadi biasa, di bus, angkot, kereta, SEKOLAH, tempat
kerja penuh dengan kholwat dan ikhtilat.
5. Menghindari berjabat tangan atau berpelukan dan berciuman kepada orang yang tidak halal
dengannya.
Salah satu kesalahan dalam pergaulan wanita yang harus dikoreksi adalah sembarangan
berjabat tangan dengan lawan jenis.

6. Menjauhi tempat-tempat maksiat.


Dalam pergaulan secara umum hendaknya muslimah menghindari tempat-tempat atau acara maksiat
karena disitulah setan bermain merekrut mangsanya. Seperti pertunjukkan dangdut, band dan acara
sihir/sulap, klub malam, diskotik, bioskop, serta tempat-tempat yang banyak maksiat lainnya.
Mendatangi tempat-tempat tersebut sangat rawan melemahkan keimanan seseorang kecuali untuk
beramar ma’ruf dan nahi munkar. Sebab kebanyakan yang datang ketempat-tempat tersebut adalah
orang-orang yang fajir (suka berbuat maksiat).

Anda mungkin juga menyukai