Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dipandang sebagai proses yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan

yang bukan semata-mata hanya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi, tetapi pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik

secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila pebelajar dapat

menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik.

Pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan mampu

mengimbangi perkembangan IPTEK. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, salah satunya adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa. Siswa yang memperoleh hasil belajar yang tinggi, akan mampu

menjadi anak yang berprestasi. Menurut Bloom (dalam Premana, 2011:6) merupakan

hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan diasumsikan

prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu

kegiatan yang menjurus dengan adanya perubahan tingkah laku.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang

dijalani oleh seorang siswa di bangku pendidikan. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa

yang menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) siswa. Purwanto (dalam

Premana, 2011:3) berpendapat sebagai berikut. Faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1)Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, disebut faktor individual.
2) Faktor yang ada di luar diri individu, yang disebut faktor sosial.

Yang termasuk ke dalam faktor individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan,

kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedang yang termasuk faktor sosial

adalah faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alatalat yang

dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia, dan

motivasi sosial.

Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil

belajar seorang siswa di sekolah. Seperti yang telah diungkapkan oleh Purwanto (dalam

Premana, 2011) di atas, pola asuh keluarga termasuk ke dalam salah satu faktor di luar

individu (faktor sosial) yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar seorang siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusniah (2008) menunjukkan fakta bahwa pola asuh

orang tua memegang peranan penting dalam perkembangan belajar anak dan sangat besar

pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar anak di sekolah. Pola

asuh orang tua yang baik mampu meningkatkan prestasi belajar anak.

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama anak-anak mereka. Hal ini

dipertegas oleh Sutjipto (dalam Maria, 2010:32) yang menyatakan bahwa keluarga adalah

lembaga terutama dan utama. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat

dalam kehidupan keluarga. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini (dalam

Yusniyah, 2008) keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia

belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial.

Kebiasaan belajar berhubungan positif dengan prestasi belajar, yaitu semakin baik

kebiasaan belajar siswa akan semakin baik nilai prestasi belajarnya. Menurut

Whitherington (dalam Djaali, 2008) menyatakan bahwa kebiasaan merupakan cara

bertindak yang diperoleh melaluibelajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya

menjadi menetap dan bersifat otomatis. Sehingga jika dikaitkan dengan belajar maka
kebiasaan merupakan suatu kegiatan yang diperoleh melalui belajar atau membentuk

tingkah laku baru untuk belajar secara kognitif dimana kegiatan itu dilakukan secara

berulang-ulang. Kebiasaan belajar juga dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang

menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan

tugas dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali, 2008:128).

Seringkali siswa hanya belajar pada saat akan ada ulangan dan ujian saja, sehingga

kadang-kadang hasilnya jauh dari yang diharapkan, bahkan pelajaran yang dipelajari

dalam waktu semalam akan kurang bertahan dalam ingatan dibandingkan jika dipelajari

dengan lebih sering dalam bertahap. Untuk menghadapi persoalan tersebut, kebiasaan

belajar siswa perlu dikembangkan sedikit demi sedikit demi tercapainya prestasi belajar

yang optimal.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola

asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas IV semester genap SD di Kecamatan

Melaya, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2012/2013, untuk mengetahui hubungan

antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV semester genap SD di

Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2012/2013, untuk mengetahui

hubungan antara pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas IV semester genap SD di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran

2012/2013.

Anda mungkin juga menyukai