DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 25 :
S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Jalan Jabon Km.6 Mojokerto Tlp/Fax . (0321) 390203
www.stikes-ppni.ac.id
2014/2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S Di Ruang MATARAM kelas 1 no.13
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. DEFINISI
a. Pengertian nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah
kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau
gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry,
2010; 274).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses
tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat. (AAA, Hidayat, 2006;38).
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. (AAA,
Hidayat, 2006; 52).
Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan metabolic yang dibutuhakan oleh tubuh. (Lynda
Juall,Carpenito,2006)
Lemak
Merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E,
dan K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri atas lemak alamiah
sekitar 98% (diantaranya trigliserida dan gliserol), sedangkan 2%-nya adalah
asam lemak bebas (diantaranya monogliserida, digleserida, kolesterol, serta
fosfolipid termasuk lesitin, sefalin, sfingomielin, dan serebrosid). Lemak
merupakan sumber yang kaya akan energi dan pelindung organ tubuh terhadap
suhu, seperti pembuluh darah, saraf, organ, dan lain lain. Lemak juga dapat
membantu memberikan rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan
lambung). Komponen lemakdalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit,
khususnya asam linoleat yang rendah dan berat badan kurang. Namun, apabila
jumlah lemak pada anak terlalu banyak dapat menyebabkan terjadi
hiperlipidemia, hiperkolesterol, penyumbatan pembuluh darah, dan lain – lain.
Jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur,
dagig, ikan, keju, kacang – kacangan, dan minyak sayur (Pudjiadi, 2001).
Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
pentig untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk menjaga keseimbangan osmotik plasma. Protein terdiri atas dua puluh
empat asam amino, diantaranya sembilan asam amino esensial (seperti treonin,
valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan
selebihnya asam amino nonesensial. Protein tersebut dalam tubuh harus
tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika jumlahnya berlebih atau tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal. Demikian juga jika jumlahnya kurang, maka
dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk
dapat menyebabkan kwasiorkor dan marasmus. Kwasiorkor terjadi apabila
kekurangan protein dan marasmus merupakan kekurangan protein dan kalori.
Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan,
unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan paid – padian. (Pudjiadi, 2001).
Air
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler,
sebagai medium untuk ion, transpor nutrien dan produk buangan, serta
pengaturan suhu tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua
makanan. (AAA.Hidayat.2011; 43).
Vitamin
Vitamin merupakan zat organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sedikit dan akan menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh tidak
memperolehnya dalam jumlah yang mencukupi. (Asmadi.2008; 70).
Digunakan untuk mengatalisasi metabolisme sel yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta pertahanan tubuh. Vitamin yang
dibutuhkan tubuh antara lain sebagai berikut:
- Vitamin A (retinol) mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata,
pertumbuhan tulang dan gigi, serta pembentukan maturasi epitel. Vitamin ini
dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh –
tumbuhan, sayur – sayuran dan buah – buahan.
- Vitamin B kompleks (tiamin). Kekurangan vitamin dapat menyebabkan
penyakit beri – beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia,
takikardi, edema, dan peningkatan kadar asam piruvat dalam darah. Kebutuhan
vitamin ini dapat diperoleh dari hati, daging, susu, padi, biji – bijian, kacang,
dan lain- lain.
- Vitamin B2 (riboflavin) vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup
karena jika tidak akan menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, dan gagal
dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, keju, hati, daging,
telur, ikan sayur – sayuran hijau, dan padi.
- Vitamin B12 (sianokobalamin) kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
anemia. Vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan telur, susu, dan
keju.
- Vitamin C (asam askornat) kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
lamanya proses penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diperoleh dari tomat,
semangka, kubis, dan sayur – sayuran hijau.
- Vitamin D, berguna untuk mengatur penyerapan serta pengendapan kalsium
dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, juga mengatur
kadar alkalin fosfatase serum. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan osteomalasia. Vitamin ini dapat diperoleh dari
susu, margarin, minyak sayur, minyak ikan, sinar matahari, dan sumber
ultaraviolet lain.
- Vitamin E berfungsi untuk meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A, dan
asam linoleat; disamping menstabilkan membran sel. Apabila kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur
dan kehilangan keutuhan sel syaraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari
minyak, biji – bijian dan kacang – kacangan.
- Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin, faktor koagulasi II, VII,
IX, dan X yang harus tersedia pada tubuh dalam jumlah yang cukup.
Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan dan metabolisme
tulang yang tidak stabil. Vitamin ini tersedia dalam sayur – sayuran hijau,
daging, dan hati. (Pudjiadi, 2001).
Mineral
- Kalsium
Berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot,
iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium
dapat diperoleh dari susu, keju, sayur – sayuran hijau, kerang, dan lain – lain.
- Klorida
Berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta keseimbangan asam
dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging, susu, dan telur.
- Kromium
Berguna untuk metabolisme glukosa dan metabolisme dalam insulin.
Kromium dapat diperoleh dari ragi.
- Tembaga
Berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin,
penyerapan besi, dan lain – lain. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging,
ikan padi, dan kacang – kacangan.
- Fluor
Berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang sehingga jika
kekurangan fluor dapat menyebabkan karies gigi. Sumber fluor terdapat dalam
air, makanan laut, dan tumbuh – tumbuhan.
- Iodium
Kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium
dapat diperoleh dari garam.
- Zat besi
Merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin
untuk pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan
anemia dan osteoporosis, sedangkan kelebihan zat besi menyebabkan sirosis,
gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning
telur, sayur – sayuran hijau, padi, dan tumbuh tumbuhan.
- Magnesium
Berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan
sangat penting dalam proses metabolisme. Kekurangan magnesium
menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia. Magnesium dapat diperoleh
dari biji – bijian, kacang – kacangan, daging, dan susu.
- Mangan
Berfungsi dalam aktivasi enzim. Mangan dapat diperoleh dari kacang –
kacangan, padi, biji – bijian, dan sayur – sayuran hijau.
- Fosfor
Merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan oto. Fosfor dapat diperoleh
dari susu, kuning telur, kacang – kacangan, padi – padian, dan lain - lain.
- Kalium
Berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf,
keseimbangan cairan, dan pengaturan irama jantung. kalium dapat diperoleh
dari semua makanan.
- Natrium
Berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta pengaturan
keseimbangan asam, basa, dan cairan. Kekurangan natrium dapat
menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, dan hipotensi. Natrium dapat
diperoleh dari garam, susu, telur, tepung, dan lain – lain.
- Sulfur
Membantu proses metabolisme jaringan syaraf. Sulfur dapat diperoleh
dari makanan protein.
- Seng
Merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang
penting dalam pertukaran CO2. Seng dapat diperoleh dari daging, padi –
padian, kacang – kacangan, dan keju. (AAA.Hidayat.2011; 42 – 46).
2. ETIOLOGI
a. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin di tandai dengan penghancuran sel-sel
betapancreas yang di sebabkan oleh :
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderunga genetic kearah terjadinya
diabetes tipe I
- Faktor imunologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta
b. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yag berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II :
- Usia
- Obesitas
- Riwayat dan keluarga
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3,
yaitu : (sudoyo Aru,dkk 2009)
- < 140 mg/dL normal
- 140-<200 mg/dL toleransi glukosa terganggu
- ≥200 mg/dL diabetes
(NANDA,NIC-NOC,2015,jilid 1;188)
3. ANATOMI
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu
terlaksananya pencernaan makanan secara kimiawi. (AAA.Hidayat.2006;52).
c. Saluran Pencernaan
Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi
dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami
proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat
hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah
amilum yang terkandung dalam makanan menajdi maltosa.
(AAA.Hidayat.2006;52).
Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas
bagian atas disebut fundus bagian utama, dan bagian bawah berbentuk
horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus
melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas, sedangkan
limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sekresi dan pencernaan.
Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan
samapi dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah
makanan menjadi partikel – partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam
lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl
yang akan memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilum
menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol
membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor intrinsik yang memungkinkan
absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mukus yang bersifat
protektif. Makanan berada pada lambung selama 2 – 6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang
mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja
sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa
enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin,
berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih dari karsinogen yang
dapat larut. (AAA.Hidayat.2006;53).
Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat – lipat dengan panjang kurang
lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaiut
duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang
kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir
dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus menyerupai beludru. Pada
permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang menyerupai jari – jari, yang
disebut mikrovili.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi
chime dari lambung. Zat – zat makanan yang telah halus akan diabsorbsi di
dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorbsi besi,
kalsium dengan bantuan vitamin D. Vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan
empedu dan asam folat. (AAA.Hidayat.2006;53).
Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagi kolon merupakan sambungan dari
usus halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang merupakan tempat lewatnya
makanan. Usus besar memilki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi
atas desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira – kira 10
cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran
anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas
bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum
membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura
lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%)
elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih
5000 cc/hari. Flora yang terdapat pada usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.
(AAA.Hidayat.2006;54).
Anus
Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah
dikumpulkan di rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi. Anus
bekerja ditopang oleh otot polos yang berada di dalam anus dan otot lurik
yang terletak di luar anus. Otot lurik akan terpicu ketika feses menyentuh
dinding rektum. Pada kondisi ini otot polos mengendur hingga feses akan
keluar tubuh. (Sarwadi & Erwanto. 2014; 37). Buku Pintar Anatomi Tubuh
Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas.
d. Organ Asesoris
Hati
Hati merupakan kelenjar tersbesar di dalam tubuh yang terletak di
bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan
memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira – kira 2,5% orang dewasa).
Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan
oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu
terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain
dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis
bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah dan
menyimpan glikogen. (AAA.Hidayat.2006;56).
Kantong Empedu
Kantung emepedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong
yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai
pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm dan berkapasitas 40 – 60
cm2. Kantong empedu memilki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus,
yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak
bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH
optimum enzim – enzim pada usus halus, mengemulsi garam – garam
empedu, mengemulasi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan
oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau – hijauan
(dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam,
empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.
(AAA.Hidayat.2006;55).
Pankreas
Pankreas meupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar
ludah dan memilki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang
letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama, serta
bagian ekor pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan
menyentuh limpa.
Pankreas memilki dua fugsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan
oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit
dan fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.
(AAA.Hidayat.2006;56).
4. FISIOLOGI
Dalam sistem pencernaan, terjadi proses pencernaan untuk menyediakan nutrisi
tubuh. Proses tersebut meliputi ingesti, digesti, absorbsi, metabolisme, dan eksresi.
(Asmadi.2008; 74).
a. Ingesti
Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke
dalam tubuh melalui proses menealn baik melalui koordinasi gerakan volunter
dan involunter. Tahap pertama pada proses ingesti ini adalah koordinasi otot
lengan dan tangan membawa makanan ke mulut. Makanan di mulut terjadi proses
mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran makanan yang melibatkan gigi,
kontrol volunter otot mulut, gusi, dan lidah. Proses mengunyah ini dilakukan
secara sadar dan diatur oleh sistem saraf pusat. Proses mengunyah ini dilakukan
untuk memudahkan makanan masuk ke dalam esofagus dan tidak mengiritasinya.
Dalamproses mengunyah ini, terjadi pencampuran makanan dengan saliva.
Bercampurnya saliva ini bukan hanya menyebabkan terjadi pemecahan ukuran
makanan di mulut, melainkan juga terjadi proses digesti. Hal tersebt disebabkan
terdapatnya kandungan enzim ptialin dalam saliva, yang dapat mengubah amilum
menjadi maltosa. Saliva juga membuat proses menelan lebih mudah sebab
mengandung banyak air yang berfungsi sebagai pelumas.
Tahap selanjutnya makanan dikunyah adalah proses menelan. Menelan
merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus menuju ke lambung.
Proses menaln ini terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian faring.
(Asmadi.2008; 75).
b. Digesti
Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
dibaea ke dalam lambung dan usus halus. Pada proses digesti ini terjadi
penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat diabsorbsi oleh intestinal. Organ
pencernaan yang berperan pada proses ini diantaranya adalah mulut, faring,
esofagus, lambung, usus halus, dan kolon. (Asmadi.2008; 75).
c. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah
dan getah bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak merata di tiap bagian
saluran pencernaan. Misalnya, di lambung hanya terjadi proses absorbsi alkohol,
pada usus halus terjadi proses absorbsi yang paling utama yaitu 90% dari nutrien
yang sudah dicerna dan sedikit absorbsi air. Secara spesifik, absorbsi yang
dilakukan pada usus halus adalah sebagai berikut: pada usus halus bagian atas
mengabsorbsi vitamin yang larut dalam air, asam lemak, dan gliserol, natrium,
kalsium, Fe, serta klorida. Usus halus bagian tengah mengabsorbsi monosakarida,
asam amino, dan zat lainnya. Sedangkan usus halus bagian bawah mengabsorbsi
garam empedu dan vitamin B12. Absorbsi air paling banyak dilakukan di kolon.
(Asmadi.2008; 77).
d. Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang
meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh
tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Proses metabolisme terjadi
berbeda – beda berdasarkan jenis nutrien. (Asmadi.2008; 78).
Metabolisme zat nutrisi terdiri atas tiga proses utama, yaitu:
Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air
(glikogenolisis).
Anabolisme glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan (glikogenesis).
Katabolisme asam amino dan gliserol menjadi glukosa untuk energi
(glukoneogenesis). (Potter & Perry.2010; 281).
Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat akan mengalami
proses oksidasi dan menghasilkan kalori, energi, dan zat buangan seperti
karbondioksida. Bila glukosa ini tidak dipakai sebagai sumber energi, maka
glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan menghasilkan glikogen yang
kemudian disimpan di hepar dan otot. Bila sewaktu – waktu glukosa kurang,
maka glikogen diubah kembali menjadi glukosa (glikolisis). (Asmadi.2008; 78).
Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam tubuh, sistem imun
dan normalisasi pertumbuhan, memproduksi enxim, memelihara sel, perbaikan
jaringan, dan menjadi keseimbangan cairan tubuh. Bila kekurangan protein, maka
dapat menyebabkan terjadinya edema, asites, dan gangguan pertumbuhan.
(Asmadi.2008; 78).
Jenis Metabolisme:
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat yang berbentuk monosakarida dan disakarida
diserap melalui mukosa usus. Setelah proses penyerapan (di dalam pembuluh
darah), semua berbentuk monosakarida. Bersama – sama dengan darah,
karbohidrat ini di bawa ke hati.
Monosakarida (fruktosa, galaktosa, serta glukosa) yang masuk bersama
– sama darah dibawa ke hati. Di hati, ketiga monosakarida ini diubah menjadi
glukosa dan dialirkan melalui pembuluh darah ke otot untuk dibakar,
membentuk glikogen melalui proses glikoneogenesis. (AAA.Hidayat.2006;
64).
Metabolisme Lemak
Lemak diserap dalam bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dalam
air sehingga dapat diserap secara pasif, lagsung memasuki pembuluh darah
dan dibawa ke hati. Melalui beberapa proses kimiawi, gliserol diubah menjadi
glikogen, selanjutnya mengikuti metabolisme hidrat arang sampai
menghasilkan tenaga. Jadi, gliserol diubah menjadi tenaga melewati proses
yang dilakukan oleh karbohidrat. Asam lemak yang telah membentuk emulsi
setelah melewati dinding usus halus memasuki pembuluh limpa. Bersama –
sama dengan getah bening emulsi, lemak dibawa ke dalam darah. Pertemuan
pembuluh darah bening dengan pembuluh darah terjadi pada vena porta.
Bersama – sama dengan darah, sebagian emulsi asam lemak dibawa ke
hati dan dibentuk menjadi trigliserida yang akan dialirkan kembali ke dalam
pembuluh darah. Trigliserida yang dialirkan kembali ke dalam pembuluh
darah tersebut adalah lipoprotein. Metabolisme lemak menghasilkan tenaga
berbentuk ATP dengan sisanya hidrogendioksida dan karbondioksida. Lemak
akan dibakar mempunyai hasil sampingan yang disebut kolesterol.
(AAA.Hidayat.2006; 64).
Metabolisme Protein
Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama
– sama dengan darah di bawah ke hati, kemudian dibersihkan dari toksin.
Proses masuknya asam amino dapat dikatakan tidak bersifat dinamis dan
selalu diperbarui. Asam amino yang masuk tidak sebanding dengan jumlah
asam amino yang diperlukan untuk menutupi kekurangan amino yang dipakai
oleh tubuh. (AAA.Hidayat.2006; 65).
e. Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme dalam tubuh
untuk menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi, diaforesis,
ekspirasi. Defekasi ialah mengekskresi sisa metabolisme berupa fese melalui
saluran cerna. Miksi membuang sisa metabolisme dalam bentuk urin yang
dikeluarkan oleh urogenitalia. Diaforesis merupakan mengeluarkan air dan
karbondioksida. (Asmadi.2008; 78).
5. BATASAN KARAKTERISTIK
a. Mayor (harus terdapat)
1. Pasien yang tidak puasa mengeluhkan atau mendapat : asupan makanan yang
tidak adekuat, kurang dari angka kecukupan gizi (recommended daily
allowance,RDA), dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan atau
2. Kebutuhan metabolic aktual atau potensial dalam asupan yang berlebihan.
7. KLASIFIKASI NUTRISI
a. Kurang dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko
mengalami ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan
metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan. (Carpenito,
LJ.2012; 346).
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Wilkinson Judith, 2011; 503).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme. (AAA.Hidayat. 2006;
67).
Tanda klinis :
Berat badan 10-20% dibawah normal
Tinggi badan dibawah ideal
Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
Disfagia karena adanya kelainan
Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
Nafsu makan menurun. (AAA.Hidayat. 2006; 67).
b. Lebih dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat
badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
(Carpenito, LJ.2012; 360).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M,
2011; 512). Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Adanya jumlah asupan yang berlebihan
Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. (AAA.Hidayat.2006; 67).
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. (AAA.Hidayat.2006; 68).
Perubahan pola makan normal yang mengakibatkan perubahan berat badan.
(Taylor, M, 2010; 235).
Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan
peningkatan berat badan (Taylor, M, 2010; 237).
d. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa , konjungtiva, dan lain – lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
e. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. (AAA.Hidayat.2006;
68).
g. Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian
lemak secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
i. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi. (AAA.Hidayat.2006; 69).
8. PENATALAKSANAAN
a. Pemberian Nutrisi melalui oral
b. Pemberian Nutrisi melalui pipa penduga/Lambung
c. Pemberian Nutrisi melalui Parenteral.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual dan muntah
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan gangguan absorbsi
4. RENCANA TINDAKAN
a. Dx I : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam maka
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan nafsu
makan pasien meningkat
Kriteria Hasil :
Observasi TTV dalam keadaan normal
Pasien mau makan lagi
Nafsu makan pasien meningkat
Pasien mengatakan merasa nyaman dan lebih sehat karena kebutuhan
nutrisinya terpenuhi
Intervensi :
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Bpk. S
Umur : 55 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : SWASTA
Alamat : Ds. Jasem RT/RW 04/06 Kel. Jasem, Kec.Ngoro,
Kab.Mojokerto
Tanggal masuk : 28 Juli 2015
Tanggal pengkajian : 29 Juli 2015
No register : 279734
Diagnosa medis : Sellulitis Digiti I, Diabetes militus
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Dian Tri Andrianto
Umur :
Hub.dengan pasien : Anak
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Jasem RT/RW 04/06 Kel. Jasem, Kec.Ngoro,
Kab.Mojokerto
II. Status kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan mual dan muntah setiap kali bangun tidur
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan menderita penyakit diabetes di karenakan pola makan yang
tidak teratur, klien mengatakan beberapa hari mengalami cantengan di ibu jari
tangan kiri. Setelah itu diperiksakan ke Dr.spesialis, sebelum waktunya
kontrol, kembali lagi periksa. Setelah itu dirujuk oleh dokternya untuk ke
rumah sakit. Setalah itu di poli bedah dokternya mengatakn untuk operasi dan
rawat inap.
3. Riawayat penyakit dahulu
Klien mengatakn selain menderita penyakit diabetes militus juga pernah
mengidap penyakit asam urat
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakn dalam keluarganya tidak mempunyai penyakit hipertensi,
diabetes militus atau penyakit menular lainnya.
III. Pola kebutuhan dasar
a. Pola persepsi dan managemen kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu mahal, dan harus diajaga dengan
benar dan sesuai dengan target yang sudah ditentukan dalam peraturan
kesehatan
b. Pola nutris –metabolisme
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Makan 3x1 sehari, Makan 3x1 sehari,
minum 5 gelas minum 5 gelas
Jenis Makan:Nasi, ayam, Makan:bubur, nasi,
daging, minum: air sayur
putih, teh Minum: air putih
Kualitas I porsi habis Habis ¼ porsi
Keterangan - Karena mengalami mual
dan muntah
7 Leher Simetris
Trakea simetris
Kelenjar limfe normal
Tidak ada pembesaran kelnjar tiroid
8 Pemeriksaan thoraks
- Inspeksi Dada simetris
Pergerakan dada simetris
Pernafasan teratur
9 Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi Kult normal
Bentuk rata
Umbilikus normal
- Auskultasi Bising usus 20x/menit
10 Pemeriksaan ekstremitas
- Kepala dan leher Pergerakan terbatas
- Pergelangan tangan & Pergerakan bebas
tangan
- Siku Pergerakan bebas
- Bahu Pergerakan bebas
- Lutut & pinggul Pergerakan terbatas
- Pergelangan kaki & tungkai Pergerakan tungkai
- Tulang belakang Normal
11 Pemeriksaan saraf
- Olfaktorius Dapat membedakan bau
- Optikus Tajam
- Okulomotoris Normal, dan mengikuti arahan dengan benar
pergerakan bola matanya
- Trokhealis dan abdusen Pergerakan bola mata mengikuti, normal
- Trigeminus Reflek kornea normal
- Fasialis Wajah simetris
- Vestibulum
- Glosofaringeus dan vagus Tidak ada kesulitan menelan
- Aksesoris spinal Bahu dapat mengangkat keduanya, tidak ada
nyeri tekan
- Hipoglasus Lidah simetris, tidak ada getaran
V. Pemeriksaan penunjang
LABORATORIUM
Nama : Tn.S
jenis kelamin : Laki-laki
umur : 55 tahun
ID pasien : 0355
Ruang : Mataram
Diagnosa : Abses Digiti
Assays Result unit Ref.range Detail
GLU_ACAK 217 mg/dl 80-140 High
(GLUACAK)
SGOT (SGOT) 15 U/I 0-37 Normal
SGPT (SGPT) 6 U/I 0-42 Normal
BUN (BUN) 20,7 mg/dl 10-23 Normal
CREATININ (CREA) 1,4 mg/dl 0,6-1,5 Normal
LABORATORIUM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn.S
DIAGNOSA KEPERAWATAN : Selulitis Digiti I + Diabetus Melitus
mengobservasi TTV
Respon :
TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 37,2°C
RR : 20x/menit
BB : 75 kg
berkolaborasi dengan
tim medis
Respon :
- Infus Ringer
Laktat 20 tetes per
menit
- Injeksi ceftien 1
- Injeksi rindozol
500 mg
- Injeksi antrapid 8
- Injeksi antrain 1
ampul
- Injeksi ranitidine
1 ampul
- Injeksi
ondancentron 8
mg
- Oral lovemir 0-0-
10
3. 1 31-07-2015 melakukan tindakan
20:00 terapeutik (pendekatan
terapeutik) pada pasien
dan keluarga, misal :
senyum, sapa, salam,
sopan dan santun
Respon : (putri
Pasien menunjukkan wahyu.n)
respon yang baik saat
berkomunikasi
mengobservasi TTV
Respon :
TD : 110/70 mmHg
N : 73x/menit
S : 36,5°C
RR : 18x/menit
BB : 76 kg
berkolaborasi dengan
tim medis
Respon :
- Infus Ringer
Laktat 20 tetes per
menit
- Injeksi tyason 1
- Injeksi rindozol
500 mg
- Injeksi antrapid 8
mg
- Injeksi ranitidine
1 ampul
- Injeksi antrain 1
ampul
- Injeksi
ondancentron 8
mg
- Injeksi ceftien 1
- Oral lovemir 0-0-
10
- Oral alpazolam 0-
0-1
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn.S
DIAGNOSA KEPERAWATAN : Selulitis Digiti I + Diabetus Melitus
Saat sakit :
3x sehari, habis seperempat porsi
(bubur, nasi, sayur)
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan 1, 3, 4, 5, 6.
1 30-07-2015 20:00 S : pasien mengatakan mual dan muntah
berkurang
O : keadaan umum lemah dan sedikit pucat
a. Pola makan :
Saat sakit : 3x sehari, habis setengah (putri
porsi (bubur, nasi, sayur) wahyu.n)
b. Observasi TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 37,2°C
RR : 20x/menit
BB : 75 kg
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan 1, 5, 6.
1 31-07-2015 20:00 S : pasien mengatakan mual berkurang
O : keadaan umum lemah
a. Pola makan :
Saat sakit : 3x sehari, satu porsi habis
(nasi, bubur, sayur) (putri
b. Observasi TTV : wahyu.n)
TD : 110/70 mmHg
N : 73x/menit
S : 36,5°C
RR : 18x/menit
BB : 76 kg
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan dan pasien pulang