س ْب َحانَهُ َعلَى نَعَ َم َه ال ُمت َ َوا َليَ َةُ ُ أ َ ْح َمدُه، َشا َك َريْن ا َ ْل َح ْمدُ َ هّلِلَ َح ْمدَ ال ه
أ َ ْح َمدُهُ َج هَّل َو َع ََّل,صى َ طايَاهُ ال ُمتَتَا َليَ َة َو َنعَ َم َه اَله َتي ََل تَعُده َو ََل ت ُ ْح َ َو َع
َوأُثْنَي َعلَ ْي َه
،س ْب َحانَهُ َك َما أَثْنَى َعلَى نَ ْف َس َه ُ صي ثَنَا َء َعلَ ْي َه ُه َو َ ال َخي َْر ُكلههُ ََل نُ ْح
َُوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل َإلَهَ َإ هَل هللاُ َو ْحدَهُ ََل ش ََري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أ َ هن ُم َح همدا ً َع ْبدُه
ً سله َم ت َ ْس َليْما ْ َ صلهى هللاُ َعلَ ْي َه َو َعلَى آ َل َه َوأ
َ ص َحا َب َه أ َ ْج َم َعيْنَ َو َ ُس ْولُه ُ َو َر
َك َثي ًْرا.
اَتهقُ ْوا هللاَ تَعَالَى:َأ َ هما بَ ْعدُ أَيُّ َها ال ُمؤْ َمنُ ْونَ َعبَادَ هللا
Kesombongan (al-kibr) adalah melihat diri sendiri melebihi al-haq (kebenaran) dan al-khalq
(makhluk; orang lain). Jadi, orang yang sombong melihat dirinya di atas orang lain dalam sifat
kesempurnaan. Seorang manusia atau Sekolompok Orang, tatkala melihat dan menganggap
dirinya besar atau mulia, dia akan menganggap orang lain kecil dan merendahkannya.
َ ط ُر ْال َح
ُ َوغ َْم،ق
َ ط النه
اس َ َا ْل َكب ُْر ب
“Sombong adalah menolak kebenaran dan melecehkan manusia.” (HR. Muslim)
Dia akan memandang al-haq (kebenaran) akan menghancurkan kedudukannya dan
mengecilkan posisinya. Dan dia melihat (al-khalq) manusia atau kelompok lainnya seolah-olah
binatang, karena dianggap bodoh dan hina. Sebagian orang menyangka bahwa kesombongan
itu letaknya dalam hati saja, sehingga dengan perbuatannya semata-mata seseorang itu tidak
bisa dikatakan sombong. Benarkah demikian? Ternyata tidak. Karena walaupun pada asalnya
kesombongan itu di dalam hati, akan tetapi bisa memunculkan bentuk-bentuk kesombongan
yang dapat diketahui oleh panca indra. Padahal Rasulullah telah Memperingatkan kita tentang
bahaya kesombongan.
Hadirin Rahimakumullah
akibat sombong ini lahirlah berbagai kemunkaran, kemaksiatan, kekufuran dan kesyirikan,
dilanggarnya aturan-aturan yang telah disepakati. Akibatnya… tatanan sosial menjadi rusak,
ketenangan dan keamanan terganggu karena berbagai bentuk kezaliman terhadap manusia
dan berbagai pelanggaran atas nama kesombongan. Beberapa hari ini kita selain terfokus
dengan perhatian menghadapi Wabah Virus Corona yang menyerang kesehatan manusia &
Virus tentara yang menyerang tanaman jagung kita, tiba-tiba kita dikejutkan dengan berita
pengrusakan sebuah tempat Ibadah oleh oknum yang sangat tidak bertanggung Jawab, kita
semua tentu marah, serta mengutuk keras tindakan tersebut, kita tentu tidak rela karena kita
merasa terhina dan dihinakan, akan tetapi marilah kita merenung sesaat jangan sampai hal ini
terjadi akibat kesombongan kita juga, kita terlalu merasa paling mayoritas dibangsa ini
sehingga kadang ada oknum diantara kita yang memanfaatkannya, kita begitu menekan pihak
lain yang akan membangun tempat ibadahnya haruslah memiliki Izin dan administrasi lainnya,
sementara bisa jadi ada diantara kita yang menggampangkan hal itu sehingga merasa tidak
perlu mengurus izin dan administrasi seperti kita meminta mereka, karena kita merasa kita
yang lebih mayoritas dari mereka, tanpa sadar kita telah menyombongkan diri dan ini Allah
tidak menyukainya, kita merasa sudah kita adalah pihak yang paling toleran dan sering
didzolimi, tapi kita juga tidak mampu mengontrol dan mengarahkan ummat diantara kita
untuk tidak bertindak anarkis terhadap pihak minoritas, padahal Rasulullah mengajarkan kita
bagaimana memperlakukan mereka dan melindungi mereka, bayak dikalangan umat islam
bahkan lebih Aktif mengumbar Maksiatnya dibanding mereka, ini adalah tugas kita bersama
mengarahkan saudara muslim kita agar lebih ta’at beragama, supaya kita juga tidak mudah
dilecehkan, banyak kalangan remaja kita yang terpapar terorisme berkedok islam karena kita
sendiri tak mampu membentengi mereka dari paham radikal dan Islam Garis keras yang
bahkan menghalalkan darah sesama muslimnya.