Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“Askep Agregat Dalam Komunitas:Kesehatan Reproduksi”

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Askep Agregat Dalam
Komuntas:Kesehatan Reproduksi” untuk mata kuliah Keperawatan Komunitas
II dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami sebagai
mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Hasanuddin dan agar supaya Mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak tentang
Askep Agregat Dalam Komuntas:Kesehatan Reproduksi.
Dengan makalah ini, diharapkan dapat memudahkan kita dalam
mempelajari kembali materi ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi dari makalah ini, karenanya kami
siap menerima kritik maupun saran dari dosen pembimbing dan pembaca demi
tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan makalah berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga Tuhan yang
Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

Makassar, 14 April 2019


Penyusun

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

A. Rumusan Masalah

B. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kesehatan Reproduksi


B. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Definisi
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan
masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan
yang sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah
penyakit pada kelompok populasi (Clark,1999).
Dimana sebagai pelayanan keperawatan professional diberikan secara
komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang dipengaruhi oleh lingkungan (Bio,psiko,sosio, mental dan spiritual)
mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara
konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada
seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi.
Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai dari
awal tahap pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alih peran
sehingga peran perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang digantikan
meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien seperti terlihat pada gambar.

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan


dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran serta masyarakat
didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam proses keperawatan komunitas
ada tahap-tahap yang perlu dilaksanakan perawat (Depkes RI, 1993), yaitu:
1. Tahap pesiapan: Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta
bekerjasama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian: persiapan pembentukan kelompok dan
penyesuaian pola dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua
kelompok dan pengurus inti.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat: kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan pengkajian, membuat
program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan, melatih kader
kesehatan yang akan membina masyarakat dilingkungannya dan pelayanan
keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan : memberi dukungan latihan dan
pengembangan keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan.
5. Tahap koordinasi intersektoral: kerjasama dengan sector terkait dalam
upaya memandirikan masyarakat.
6. Tahap akhir: supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk
perbaikan kegiatan kelompok kerja berikutnya.

2. Proses Keperawatan Komunitas


Metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu,
dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien,
keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

3. Ciri Keperawatan Komunitas


a) Perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas
b) Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
c) Focus pelayanan pada upaya promotif dan preventif.
d) Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien
(individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian.
e) Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan masyarakat dalam
upaya kemandirian klien.
f) Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.

4. Fungsi Proses Keperawatan Komunitas


a) Memberikan pedoman yangsistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya.
c) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya, sehingga mendapat pelayanan yang cepat agar
memepercepat proses penyembuhan.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komuntas:Kesehatan
Reproduksi
1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk


mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negative yang
berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang
dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Pada
tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama–sama
dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini adalah tokoh masyarakat
baik formal maupun non formal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap
elemen dimasyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya).
Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data,analisis data, perumusan atau penentuan
masalah prioritas. Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core“
dari asuhan keperawatan komunitas. Demografi, populasi, nilai- nilai, keyakinan
dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh
delapan sub sistem: fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan
dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan
sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Data-data yang dibutuhkan dalam pengkajian pada masalah populasi Kesehatan
Reproduk sebagai berikut:
 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
 Distribusi Keberadaan Ibu Hamil
 Distribusi Jumlah KK
 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Rata-rata keluarga
 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum
 Distribusi Rumah Penduduk dengan mengkonsumsi air yang telah dimasak
 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Banyaknya yang Mendapatkan
Informasi Kesehatan
 Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS
 Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan pemberian ASI
 Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan pemberian makanan tambahan
 Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB
 Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB berdasarkan penggunaan jenis
kontrasepsi
 Distribusi Ibu hamil yang memeriksa kesehatan
 Distribusi Ibu hamil yang mendapat TT

2. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengkajian yaitu:


a) Mengumpulkan data primer
Dalam mengumpulkan data primer, terdapat 2 teknik pengumpulan data meliputi:
1) Wawancara
 Masyakat
 Tokoh masyarakat
 Kader
 Aparat kelurahan/desa
 Pemerintah daerah setempat
2) Observasi
 Norma
 Nilai
 Keyakinan
 Struktur kekuatan
 Proses penyelesaian masalah
 Dinamika kelompok masyarakat
 Pola komunikasi
 Situasi/kondisi lingkungan wilayah
b) Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang relevan
untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya catatan kelahiran,
kematian, cakupan pelayanan.
c) Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus pada
forum koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari
penyebabnya.

D. Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komuntas:Kesehatan Reproduksi


1. Kasus :

Telah dilakukan proses pengkajian di daerah Rt.004/Rw.011 kelurahan Kodo’


provinsiNusa Tenggara Barat. Pengkajian tersebut berfokus pada populasi Ibu
hamil dan bayi/balita. Adapun jumlah penduduk seluruhnya pada populasi
tersebut adalah 453 penduduk, dimana 45% berjenis kelamin laki-laki (n=204)
dan 55% sisanya berjenis kelamin perempuan (n=249). 40% wanita (n=99)
diketahui sedang dalam masa mengandung. Jumlah KK yang terdaftar dalam
kelurahan tersebut adalah sebanyak 119 KK. 75% dari kepala keluarga memiliki
penghasilan rata-rata dibawah dari Rp.300.000,- setiap bulannya. 70% (n=83 KK)
dari jumlah KK mengonsumsi air minum yang bersumber dari sumur gali. Hanya
8,5% dari keluarga yang memasak air terlebih dahulu dikarenakan rasa dari air
akan berubah apabila dimasak terlebih dahulu. 40% dari keluarga (n=47 KK)
mengakui tidak pernah mendapatkan informasi kesehatan. Telah diketahui pula
bahwa sekitar 20% bayi dan balita tidak memiliki KMS (N=103 bayi/balita). 95%
Bayi/balita (n=98 bayi/balita) mendapatkan ASI dan 10% diantaranya telah
mendapatkan makanan tambahan berupa bubur. 58% dari jumlah Ibu (N=105)
mengaku menggunakan akseptor KB, dimana 85% menggunakan jenis KB suntik
dan 15% menggunakan KB jenis pil. 68% dari ibu hamil melakukan pemeriksaan
di puskesmas terdekat dan 60% telah mendapatkan imunisasi TT. Berdasarkan
hasil diskusi lebih lanjut, diketahui bahwa ibu-ibu hamil pada daerah ini tidak
boleh melakukan pemeriksaan kesehatan jika masa mengandung masih dalam
rentang 0-4 bulan, karena akan meganggu kondisi sang janin.Selain itu, senang
mendapatkan pil penambah darah yang dibagikan namun tidak diminum
dikarenakan rasa takut tensi akan naik. Masyarakat juga berkeluh bahwa kurang
diperhatikan oleh pemerintah setempat. Setelah dilakukan proses wawancara
kepada tokoh masyarakat dapat disimpulkan bahwa masih terdapat nilai atau
budaya bahwa perempuan harus langsing serta laki-laki harus kuat, sehingga
kemudian mempengaruhi keseharian masyarakat.

2. Pengelompokan & Distribusi Data

Keadaan di daerah RT/RW 004/011 kleurahan Kodo’ provinsi Nusa


Tenggara Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 435 (100%) penduduk
berdasarkan proses pengkajian diatas dapat diakumulasikan kedalam daftar
berikut:

1. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penduduk


berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah berjenis kelamin
perempuan sebanyak 55% (n= 249)
2. Distribusi keberadaan ibu hamil
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk
berdasarkan keberadaan ibu hamil yakni terdapat 40% dari jumah perempuan
(N=249) dalam masa mengandung (n= 99)
3. Distribusi jumlah KK
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh keluarga yang telah
terdaftar resmi adalah sebanyak 119 KK.
4. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Penghasilan Rata-rata
Keluarga
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk
berdasarkan penghasilan rata-rata keluarga yang terbanyak adalah keluarga
dengan penghasilan <Rp.300.000 per bulan sebanyak 75% (n= 89 KK).
5. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk
berdasarkan sumber air minum yang terbanyak adalah air sumur gali
sebanyak 70% ( n=83 KK).
6. Distribusi rumah penduduk dengan mengonsumsi air yang telah dimasak
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah rumah
penduduk yang melakukan pemasakan air terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi berjumlah 8,5% KK (n=10 KK)
7. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Banyaknya yang Mendapatkan
Informasi Kesehatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk
berdasarkan banyaknya yang mendapat informasi kesehatan, terdapat 40%
keluarga yang tidak pernah mendapat informasi kesehatan (n= 47 KK).
8. Distribusi bayi/balita berdasarkan kepemilikan KMS
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa, dari jumlah
bayi/balita di daerah ini adalah 113 bayi/balita dan 20% diantaranya tidak
memiliki KMS (n=22 bayi/balita).
9. Distribusi Bayi/balita berdasarkan pemberian ASI
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa 95%
bayi/balita mendapatkan ASI (n=98 bayi/balita) dan 5% bayi/balita tidak
mendapatkan ASI (n=5).
10. Distribusi bayi/balita berdasarkan pemberian makanan tambahan
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa 10,5%
bayi/balita telah mendapatkan makanan tambahan (n=11).
11. Distribusi Ibu yang menjadi akseptor KB
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa dari 105 ibu
terdapat ibu yang menjadi akseptor KB adalah 58% (n=61 ibu).
12. Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Penggunaan
Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh bahwa distribusi ibu
yang menjadi akseptor KB berdasarkan penggunaan jenis kontrasepsi
terbanyak yakni 85% menggunakan jenis suntik (n=52 ibu), sedangkan
15% ibu menggunakan kontrasepsi jenis pil (n=9).
13. Distribusi Ibu hamil yang memeriksa kesehatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa hanya 68%
dari jumlah ibu hamil yang memeriksakan kesehatan pada bidan/puskesmas
(n=71).
14. Distribusi Ibu hamil mendapat imunisasi TT
Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh bahwa 60% ibu hamil
mendapat imunisasi TT (n=59)
15. Data pendukung :

Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh data tambahan


bahwa :

a. ibu hamil ini tidak boleh melakukan pemeriksaan kesehatan jika masa
mengandung masih dalam rentang 0-4 bulan, karena dikhawatirkan meganggu
kondisi janin.
b. Masyarakat senang mendapatkan pil penambah darah yang dibagikan namun
tidak diminum dikarenakan rasa takut tensi akan naik.
c. Masyarakat mengeluh kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat.
d. Masih terdapat nilai atau budaya bahwa perempuan harus langsing serta laki-
laki harus kuat, sehingga kemudian mempengaruhi keseharian masyarakat.
3. Analisis Data

Prioritas Masalah Komunitas


N Masalah A B C D E F G H I J K L Ju Uru Diagnosa (Nanda,
o. Kesehatan ml tan 2015-2017)
ah
1 Perilaku penduduk 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 39 1 Domain 1: Promosi
yang memiliki kesehatan
kebiasaan yang Kelas 2 : Manajemen
cenderung beresiko Kesehatan
menimbulkan Diagnosa : 00188
penyakit Perilaku kesehatan
cenderung beresiko

2 Kurangnya 3 3 3 4 2 4 2 2 3 2 4 4 35 2 Domain 1: Promosi


pengetahuan kesehatan
keluarga terutama Kelas 2 : Manajemen
ibu hamil dalam Kesehatan
melaksanakan Diagnosa : 00188
tugasnya menjaga Perilaku kesehatan
kondisi janin dan cenderung beresiko
dirinya

Keterangan :
A = Tingkat resiko kejadian G = Ruang
B = Tingkat resiko permasalahan H = waktu
C = Potensial untuk ditangani dengan penkes I = fasilitas kesehatan
D = minat masyarakat J = biaya
E = Kemungkinan Masalah teratasi K = sumber daya/tenaga
F = hub. dengan program pemerintah L = sesuai peran perawat CHN

Keterangan Nilai :
1 sangat rendah
2 rendah
3 Cukup
4 Tinggi
5 5 sangat tinggi

Data Diagnosis keperawatan NOC NIC

Distribusi Rumah Domain 1: Promosi Kode: 160201 Kode:


Preventif Primer
Penduduk kesehatan
Preventif Primer Pendidikan
Berdasarkan Kelas 2 Manajemen  Menggunakan
: kesehatan
perilaku yang
Penghasilan Rata- Kesehatan
menghindari resiko Pengajaran : Proses
rata Keluarga Diagnosa : 00188 Perilaku  Menghindari paparan penyakit
penyakit menular
Berdasarkan kesehatan cenderung
Preventif Sekunder Identifikasi resiko
hasil pengumpulan beresiko  Memonitor
lingkungan terkait Preventif Sekunder
data diperoleh rumah
resiko Modifikasi perilaku
penduduk  Memonitor perilaku
personal terkait Peningkatan peran
berdasarkan
dengan resiko
penghasilan rata-rata Preventif Tersier Preventif Tersier
 Mendapatkan skrining Panduan sistem
keluarga yang
kesehatan yang pelayanan kesehatan
terbanyak adalah direkomendasikan
 Memperoleh Membangun
keluarga dengan
pemeriksaan rutin hubungan yang
penghasilan  Mendapatkan kompleks
imunisasi yang
<Rp.300.000 per
direkomendasikan
bulan sebanyak 75%
(n= 89 KK).
Distribusi Rumah
Penduduk
Berdasarkan
Sumber Air Minum
Berdasark
n hasil
pengumpulan
data diperoleh
rumah penduduk
berdasarkan
sumber air
minum yang
terbanyak adalah
air sumur gali
sebanyak 70% (
n=83 KK).
Distribusi rumah
penduduk dengan
mengonsumsi air
yang telah dimasak

Berdasarkan
hasil
pengumpulan
data diperoleh
jumlah rumah
penduduk yang
melakukan
pemasakan air
terlebih dahulu
sebelum
dikonsumsi
berjumlah 8,5%
KK (n=10 KK)
Distribusi Rumah
Penduduk
Berdasarkan
Banyaknya yang
Mendapatkan
Informasi
Kesehatan
Berdasark
an hasil
pengumpulan
data diperoleh
rumah penduduk
berdasarkan
banyaknya yang
mendapat
informasi
kesehatan,
terdapat 40%
keluarga yang
tidak pernah
mendapat
informasi
kesehatan (n= 47
KK).

Domain 1: Promosi
kesehatan
Kelas 2 : Manajemen
Kesehatan
Diagnosa : 00188 Perilaku
kesehatan cenderung
beresiko
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannyadalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Keperawatan komunitas ini sendiri merupakan sintesis dari ilmu
kesehatan masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas
B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi
pembaca maupun punilis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
butuhkan, karena penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kata sempurna dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran itu dari
pembaca untuk penulisan selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Christ, rayn. Tanpa tahun. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas. Diakses pada
tanggal 10 April 2019 pada
https://id.scribd.com/doc/140740937/KONSEP-ASUHAN-
KEPERAWATAN-KOMUNITAS-docx#

Depkes, (2006). Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan


Masyarakat DiPuskesmas. Jakarta : Depkes RI

Depkes, (2015). Rencana aksi program pengendalian penyakit dan penyehatan


lingkungan. Jakarta: Depkes RI

Dr. Hasdianah H.R, Prima Dewi, M.Kes. (2014). Virologi: Mengenal


Virus,Penyakit dan Pencegahannya. Yogyakarta: Nuha Medika

Efendi, Ferry, Makhfudli. (2010). Keperawatan Kesehatan Komunitas : teori dan


praktik dalam keperawatan.Jakarta: Airlangga

Hapsari, Anisa. R, dkk. (2013). Analisis Kaitan Riwayat Merokok Terhadap


Pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) di Puskesmas Srondol. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa. Vol.3
Herbowo, Firmansyah. A. (2003). Diare Akibat Infeksi Parasit. Sari Pediatri, Vol.
4
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI).2014. draft Penetapan
standar asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok/komunitas
di indonesia dengan pendekatan NANDA/ICNP, NIC & NOC. Jakarta:
PPNI
Japardi, I. (2002). Infeksi Parasit Dan Jamur Pada Susunan Saraf Pusat. USU
Nanda, I. (2015). Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC
Nies, M.A & McEwen,M. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga. Elsevier
Rajab, Wahyudin, dkk. (2018). Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Malang:
Wineka Media

Wahyudi, ahnyar. Tanpa tahun. PPT; Asuhan Keperawatan Komunitas. Diakses


pada tanggal 9 April 2019

Wiley, John. 2015. NANDA International Inc. Nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017

Anda mungkin juga menyukai