Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGENDALIAN INTERNAL KONTROL DAN RESIKO


PENGENDALIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing I
Dosen Pembina : Rita Yuniarti, DR., S.E., M.M., Ak., C.A.

disusun oleh :
Kelompok 4

Hanifa Andriani 0117101220


Daniel Xaverius 0117101221
Ichza Suryati 0117101222
Mitha Amalia Noviani 0117101229
Shaomi Putri Aldyani 0117101237

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Pengendalian Internal
Kontrol dan Resiko Pengendalian” dengan lancar. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Auditing I.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut andil dalam penyusunan makalah
ini, terutama kepada dosen kami yaitu Ibu Rita Yuniarti, DR., S.E., M.M., Ak., C.A.
Meski demikian, kami sadari terdapat ketidak sempurnaan dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini. Kami berharap pembaca memberikan kritik dan sarannya guna memperbaiki
makalah ini.
Akhir kalimat, semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan menambah wawasan
bagi pembaca khususnya bagi penulis.

Bandung, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................................

1. Pengendalian Internal ....................................................................................4

2. Peristiwa Kemudian .......................................................................................6

3. Kesinambungan Usaha...................................................................................7

4. Menilai Resiko Bawaan .................................................................................8

5. Memahami Pengendalian Internal .................................................................9

6. Mengevaluasi Pengendalian Internal .............................................................10

7. Mengkomunikasikan Kelemahan Pengendalian Internal...............................11

8. Menyelesaikan Tahap Penilaian Resiko ........................................................12

BAB II JURNAL INTERNASIONAL ...................................................................


BAB I KERANGKA KONSEPTUAL

1.1. Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal


pengendalian internal adalah prosedur-prosedur dan proses-proses yang digunakan
perusahaan untuk melindungi aset perusahaan, mengelola informasi secara akurat, serta
memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.

2. Tujuan pengendalian internal

1) Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis


2) Informasi bisnis akurat
3) Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku

3. Komponen Pengendalian Internal

1) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian perusahaan adalah perilaku manajemen dan karyawan
secara keseluruhan mengenai pentingnya pengendalian. Manajemen yang secara
berlebihan menekankan pentingnya pencapaian target operasi dan mnyimpang dari
kebijakan pengendaliannya, secara tidak langsung dapat mendorong karyawan
untuk mengabaikan pengendalian. Struktur organisasi perusahaan, yang
merupakan kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian operasi, juga
mempengaruhi lingkungan pengendalian.

2) Penilaian Resiko
Semua perusahaan menghadapi resiko, antara lain:
 Perubahan permintaan pelanggan
 Ancaman pesaing
 Perubahan peraturan
 Perubahan dalam faktor-faktor ekonomi
 Pelanggaran karyawan terhadap kebijakan dan prosedur kebijakan
Manajemen perusahaan harus menilai resiko-resiko tersebut dan melakukan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengendalikannys sehingga tujuan
pengendalian internal dapat dicapai.

3) Prosedur pengendalian internal melalui Sistem Akuntansi


Beberapa prosedur pengendalian yang di-integrasikan melalui sistem akuntansi:
 Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib
 Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan
 Operasional, penyimpanan aset dan akuntansi
 Bukti kas tindakan keamanan

4) Pengawasan
Secara umum, evaluasi pengawasan terpisah dilakukan pada saat terjadi perubahan
besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis, atau operasi. Pada
perusahaan besar, auditor internal yang independen terhadap operasi biasanya
bertanggung jawab atas pengawasan sistem pengendalian internal. Auditor internal
dapat melaporkan masalah-masalah dan hal-hal yang mendapat perhatian khusus
kepada komite audit atau dewan direksi yang independen terhadap manajemen
perusahaan. Selain itu, auditor eksternal juga dapat mengevaluasi pengendalian
internal sebagai bagian dari audit tahunan atau laporan keuangan

5) Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian
internal. Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur
pengendalian, serta pengawasan dibutuhkan manajemen perusahaan untuk
mengarahkan operasi dan memastikan kepatuhan pada pelaporan, hukum, dan
peraturan yang diperlukan. Manajemen juga dapat menggunakan informasi
eksternal untuk menilai kejadian dan kondisi yang dapat berpengaruh pada
pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
1.2. Peristiwa Kemudian

1. Peristiwa kemudian meliputi peristiwa – peristiwa yang terjadi antara tanggal neraca
hingga tanggal penerbitan laporan keuangan.
Dua tipe peristiwa kemudian :
1) Peristiwa kemudian tipe 1 meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti
yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan
2) Peristiwa kemudian tipe 2 meliputi peritiwa-peristiwa yang menyediakan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
dilaporkan, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca
Peristiwa tipe 1 memerlukan penyesuaian atas laopran keuangan, sedangkan tipe 2
memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan, atau bila peristiwa tersebut sangat
material perlu dilampirkan data pro-forma pada laporan keuangan.

2. Prosedur pengauditan untuk memperoleh bukti tambahan :


1) Pada saat melaksanakan pengujian substantif akhir tahun, seperti melakukan
pengujian pisah batas dan mencari utang yang tidak dicatat, auditor harus waspada
terhadap kemungkinan adanya peristiwa kemudian
2) Dengan melaksanakan prosedur pengauditan seperti dinyatakan dalam SA 560.12
pada tanggal akhir pemeriksaan lapangan atau menjelang berkahirnya pekerjaan
lapangan:
 Membaca laporan keuangan interim yang terakhir, membandingkan laporan
keuangan interim dengan laporan keuangan yang akan dilaporkan, membuat
berbagai perbandingan lainnya yang dipertimbangkan cukup memadai sesuai
dengan kondisi yang ada
 Mengajukan pertanyaan dan membicarakan dengan pejabat atau eksekutif
yang bertanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi
 Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi
lainnya, apabila notulen rapat tidak tersedia auditor mengajukan pertanyaan
mengenai masalah yang dibicarakan pada rapat tersebut
 Mengajukan pertanyaan pada konsultan hukum klien tentang adanya tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan
 Mendapatkan surta pernyaatan dari pejabat yang berwenang, yang bertanggal
sama dengan tanggal laporan audit, tentang apakah setiap peristiwa yang telah
terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor
independen menurut pandangan eksekutif tersbut memerlukan penyesuaia
atau pengungkapan

1.3. Kesinambungan Usaha


1. Dalam laporan keuangan manajemen menggunakan asumsi bahwa usaha entitasnya akan
berkesinambungan (going concern assumption). Tiga tahap dalam Proses Audit atas
kesinambungan Usaha :
1) Tahap 1- Risk Assessment (Penilaian Risiko)
 Pertimbangan dan tanya kepada manajemen apakah ada peristiwa atau
kondisi yang mungkin menimbulkan keraguan mengenai kemampuan entitas
untuk melanjutkan usahanya sebagai usaha yang berkesinambungan
 Telaah penilaian yang dilakukan manajemen tentang kemungkinan adanya
peristiwa atau kondisi tersebut di atas, dan tanggapan atau rencana
manajemen menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut
 Tetap waspada terhadap peristiwa atau kondisi yang berpotensi mengancam
kesinambungan usaha selama berlangsungnya audit
 Tanya kepada manajemen tentang peristiwa atau kondisi diluar/sesudah
periode penilaian yang dilakukan manajemen
 Pertimbangkan fakta atau informasi tambahan yang masuk secara bertahap
(kewaspadaan selama audit berlangsung)
2) Tahap 2-Risk Response (Menanggapi risiko)
3) Tahap 3-Reporting (Pelaporan)
Tentukan apakah :
 Ketidakpastian material terjadi, berkenaan dengan peristiwa atau kondisi
yang diidentifikasi
 Penggunaan asumsi bahwa usaha entitasnya akan berkesinambungan, masih
tepat
 Apakah laporan keuangan menjelaskan secara utuh “kekhawatiran” akan
peristiwa atau kondisi, dan mengungkapakan setiap ketidakpastian yang
material?

2. Tujuan auditor dalam Audit Kesinambungan Usaha berdasarkan ISA 570.9


1) Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang tepat/tidaknya penggunaan
asumsi kesinambungan usaha manajemen dalam membuat laporan keuangan
2) Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah ada ketidakpastian
material mengenai peristiwa atau kondisi yang mungkin menimbulkan keragaman
mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai usaha yang
berkesinambungan
3) Menentukan implikasinya terhadap laporan auditor

1.4. Menilai Resiko Bawaan


Auditor harus memahami perancangan dan pengemplementasikan pengendalian internal untuk
melakukan penilaian pendahuluan atas resiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian
resiko salah saji yang memadai secara keseluruhan.Ada 2 faktor utama yang menentukan
auditabilitas :
1) Pendahuluan atas resiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian resiko salah
saji yang material secara keseluruhan.
2) Matrik resiko pengendalian untuk membantu proses penilai resiko pengendalian.

Mengidentifikasi Tujuan Audit :


1) Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang pengendalian internal :
rancangan dan operasi
2) Menilai resiko pengendalian
3) Merancang melaksanakan,dan mengevaluasi pengujian pengendlian
4) Memutuskan resiko deteksi yang direncanakan dan pengujian substantif
5) Mengidentifikasikan pengendalian yang ada : auditor menggunakan informasi yang
telah dibahas pada bagian terdahulu mengenai perolehan dan pendokumntasikan
pemahaman atas pengendalian internal untuk mengidentifikaikan
pengendalianyang beperan dalam pencapaian tujuan audit berhubungan dengan
transaksi.
6) Menghubungkan pengendalian dengan tujuan audit yang terkait : setiap
pengendalian aka memenuhi satu atau lebih tujuan audit yang terkait.

Mengidentifikasika dan mengevaluasi defisiansi pengendalian,definisi yang signifikan,dan


kelemahan yang material :
1) Definisi pengendalian
2) Definisi yang signifikan
3) Kelemahan yang material

1.5. Memahami Pengendalian Internal


Proses pemahaman pengendalian internal dan penilaian resiko pengendalian bagi audit terpadu
atas pelaporan keuangan dan efektifitas pengendalian internal atas ppelaporan keuangan.
Naratif-naratif adalah uraian tertulis tentang pengendalian internal klien :
1) Asal usul setiap dokumen dan catatan dalam sistem
2) Semua pemerosesan yang berlangsung
3) Disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem
4) Petunjuk tentang pengendalian yang relavan dengan penilain resiko pengendalian

Bagan arus (flow chart) pegendalian internal adalah diagram yang menunjukkan dokumen
klien dan aliran urutannya dalam organisasi.
Akuesioner pengendalian internal mengajukan serangkaian pertanyaan tentang pengendalian
dalam setiap area audit sebagai sarana untuk mengidentifikasi definisi pengendalian internal.
Mengevaluasi pengimplementasian pengendalian Internal :
1) Memuktakhirkan dan mengevaluasi pengalaman auditor sebelumnya dengan
entitas
2) Melakukan tanya-jawab dengan perrsonil klien
3) Menelaah dan catatan
4) Mengamati aktivitas dan operasi entitas
5) Melakukan penelusuran sistem akuntansi

1.6. Mengevaluasi Pengendalian Internal


Mengidentifikasikan Perbedaan paling penting dalam mengevaluasi,melaporkan dan menguji
pengendalian internal untuk perusahaan :
1) Persyaratan pelaporan
2) Luas pengendalian internal yang disyaratkan
3) Luas pemahaman yang diperlukan
4) Menilai resiko pengendalian
5) Luas pengujian pengendalian yang diperlukan

Jumlah pengendalian yang diuji oleh auditor untuk menayakan pendapat mengenai
pengendalian internal bagi sebuah perusahaan publik jauh lebih besar ketimbang hanya
menyatakan pendapat tentang laporan keuangan.
1.7. Mengkomunikasikan Kelemahan Pengendalian Internal
2. Apa Faktor Jelaskan Apa Dampak
Resiko atau kelemahan Potensialnya
Kelemahan Tanggapan
Apa Asersi dalam terhadap
Signifikan? audit
yang Pengendalian Laporan
Dipengaruhi? Internal Keuangan?
Manajemen belum Anggota tim Manajemen Ya. Lihat prosedur
mempertimbangkan, manajemen dapat tertentu
atau menilai, resiko memercayai meniadakan berkenaan
terjadinya satu sama lain, (override) dengan journal
kecurangan. dan keberatan pengendalian entries, related
menerapkan dan sering parties, dan
kebijakan yang memanipulasi pengakuan
mahal, untuk laporan pendapatan.
menangani keuangan.
resiko
kecurangan.
Penjualan dicatat Tidak ada Pendapatan Ya. Lihat prosedur
dalam periode/ pengendalian dapat disalah tambahan
tahun buku yang untuk sajikan secara untuk proses
salah. mencegah hal material dalam pisah batas.
ini dan kami laporan
menemukan keuangan.
dua kesalahan
pisah batas (cut
off) dalam uji
rincian (tests of
details) kami.
Pengawasan dan Klien tidak Mengingat Ya. Dapatkan bukti
dokumentasi membuat besarnya angka untuk
mengenai dokumen untuk estimasi, satu mendukung
pembuatan estimasi mendukung kesalahan bisa asumsi dan
akuntansi, sangat estimasi berdampak hitung kembali
lemah. akuntansi yang material estimasi
dibuat. terhadap tersebut.
laporan
keuangan
1.8. Menyelesaikan Tahap Penilaian Resiko
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan audit. Keputusan yang diambil
auditor selama tahap penyelesaian ini sangat penting untuk mencapi hasil audit yang optimal.
Apabila hasil yang diperoleh optimal maka kemungkinan kecil audit tersebut bebas dari
kemungknan salah saji yang material. Tahap terahir dari audit merupakan tahap yang
memerlukan review yang cermat dan penuh pemikiran mengenai audit oleh seseorang yang
berpengalaman dan memiliki ilmu sehingga laporan yang diauditnya dapat optimal.
Selain melakukan review hasil, beberapa aspek lain dalam menyelesaikan audit juga
sangat menentukan keberhasilan suatu audit. Dengan demikian tahap terahir yang diperlukan
untuk mengaudit sebuah laporan keuangan agar lebih optimal dan terhindar dari salah saji
yang material adalah melakukan review terhadap laporan tersebut. Selain itu juga melakuka
penilaian risiko terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Dalam menilai risiko terdapat
tahap-tahap yang harus dilalui oleh auditor yakni tahap mengumpulkan bukti, melakukan
analisis, merangkum hasil penilaian risiko, revisi atas penilaian risiko, dan yang terahir adalah
melakukan dokumentasi.
Dalam menilai risiko terdapat tiga kegiatan diantaranya adalah :
1) Kegiatan prapenugasan, yang bertujuan untuk putusan terima atau tolak penugasan,
dan didokumentasi denga rinci faktor risiko, independensi, surat penugasan.
2) Merencanakan auditnya dengan membuat strategi audit menyeluruh dan rencana
audit dan didokumentasi dengan materialitas, diskusi tim audit, strategi audit
menyeluruh.
3) Laksanakan prosedur penilaian risiko, yakni dengan identifikasi atau nilai RSSM
dengan memahami entitas. Yang didokumentasikan denga risiko bisnis dan fraud
termasuk risiko yang signifikan, rancangan
BAB II JURNAL INTERNASIONAL

The effect of internal controls on financial reporting quality in Iranian family firms
Mahmoud Lari Dashtbayaz, Mahdi Salehi, Toktam Safdel

2.1 Pembahasan Masalah

Jurnal ini menyelidiki apakah kelemahan kontrol internal berpengaruh pada kontrol

pelaporan keuangan atau tidak dan apakah efek ini di perusahaan keluarga berbeda

dari perusahaan non-keluarga atau tidak.

2.2 Kerangka Berfikir

1) Kualitas pelaporan keuangan berarti bahwa sejauh mana infrastruktur ekonomi

perusahaan dapat ditunjukkan secara adil (DeFond dan Zhang, 2014).

2) Biddle et al. (2009) percaya bahwa pelaporan keuangan berkualitas tinggi dapat

menjadi hambatan bagi manajemen laba. Ini berasal dari keyakinan bahwa

perusahaan, yang memiliki laporan keuangan berkualitas tinggi, mungkin

memiliki konten informasi yang kaya dan pendapatan berkualitas tinggi.

Dinyatakan bahwa salah satu faktor terpenting dalam memperkuat kualitas

pelaporan keuangan adalah penurunan asimetri informasi melalui peningkatan

kualitas audit. Oleh karena itu, perusahaan audit dapat mempengaruhi seberapa

banyak informasi yang diungkapkan perusahaan (Owusu-Ansah, 1998; Singhvi

dan Deasi, 1971; Tai et al., 1990; Ahmed dan Nicholls, 1994).

3) Kualitas laporan keuangan yang tidak diaudit ditentukan oleh fitur sistem

pelaporan keuangan dan oleh fitur yang melekat (Dechow et al., 2010). Oleh

karena itu, mempertimbangkan hubungan antara kualitas pelaporan keuangan

dan kualitas audit, bisnis harus memanfaatkan penyediaan sistem pengendalian

internal yang efektif untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang,
menjaga kondisi keuangan dan profitabilitas, menangani insiden yang belum

pernah terjadi sebelumnya, dan menanggapi dengan baik para pemegang saham

(COSO, 1987). Di Iran, Organisasi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan pedoman

kontrol internal pada 5 Mei 2012 untuk menegakkan hak-hak investor, untuk

mencegah terjadinya pelanggaran dan untuk mengatur dan mengembangkan

pasar bursa saham. Oleh karena itu, mengingat penerapan pedoman

pengendalian internal pada 2012 oleh Organisasi Sekuritas dan Bursa, semua

perusahaan berkewajiban untuk menetapkan dan menerapkan kontrol internal

yang sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

2.3 Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam jurnal ini yaitu Analisis dengan pengujian

Hipotesis berdasarkan data sampel dan perbandingan.

2.4 Hasil Dari Penelitian

1) Hasil hipotesis pertama menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara

kelemahan pengendalian internal dan kualitas pelaporan keuangan. Gagasan

bahwa kontrol internal yang tidak efisien menyebabkan kualitas pelaporan

keuangan yang lebih rendah.Temuan ini sesuai dengan temuan Li et al. (2018),

Salehi dan Bahrami (2017), Ji et al. (2017), Dowdell et al. (2014), Ilive (2010),

Yazawa (2010) dan Doyle et al. (2007a, b). Mereka menyimpulkan bahwa

kelemahan dalam pengendalian internal mengurangi kualitas pelaporan

keuangan.

2) Mengenai hipotesis kedua, tidak ada hubungan antara kepemilikan keluarga

dan kualitas pelaporan keuangan yang ditunjukkan. Ini berarti bahwa


perusahaan, yang mengarahkan oleh pemilik ekuitas mereka yang signifikan,

tidak melaporkan informasi keuangan berkualitas tinggi. Temuan ini berbeda

dengan temuan Wang (2006) dan Ali et al. (2007) karena mereka menemukan

hubungan positif yang signifikan dalam konteks ini.

3) Dalam hipotesis ketiga, kami menyelidiki pengaruh moderasi kepemilikan

keluarga terhadap hubungan antara kelemahan pengendalian internal dan

kualitas pelaporan keuangan. Kami juga tidak menemukan pengaruh signifikan

dari peran struktur kepemilikan seperti itu, perusahaan keluarga, pada asosiasi

kelemahan pengendalian internal dan kualitas pelaporan keuangan. Ini berarti

bahwa kontrol pemilik ekuitas atas operasi perusahaan tidak meningkatkan

tingkat kontrol internal yang akibatnya dapat menyebabkan kualitas pelaporan

keuangan yang sangat tinggi di perusahaan TSE.

2.5 Kesimpulan

Temuan penelitian ini memberikan kontribusi bagi manajer, investor, pemilik

ekuitas, dan regulator pasar keuangan. Karena membuktikan bahwa kontrol internal

memainkan peran yang efektif dalam kinerja keuangan perusahaan, bagi para

manajer, direkomendasikan bahwa pelaporan keuangan berkualitas tinggi sangat

tergantung pada efisiensi kontrol internal; Oleh karena itu, penggunaan kontrol

tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai