Anda di halaman 1dari 1

Prinsip terapi pada labirinitis yaitu (Aboet 2006) :

1. Mencegah terjadinya progresifitas penyakit dan kerusakan vestibulokoklea yang lebih lanjut.
2. Penyembuhan penyakit telinga yang mendasarinya.

Pengobatan pada labyrinthitis yang dilakukan adalah bedah dan medikamentosa. Waktu sangat
penting untuk meminimalisasi kerusakan telinga bagian dalam dan komplikasinya. (Reisner 2014)

Terapi bedah
1. Myringotomi
Bedah dilakukan sebagai tindakan terapi dan diagnosis. Untuk myringotomi awal dilakukan
evakuasi sekaligus digunakan sebagai kultur bakteri untuk menyesuaikan terapi antibiotik
yang spesifik. (Reisner, 2014)
2. Penempatan “pressure equalization tube”
Penempatan tabung ini memungkinkan pembebasan berkelanjutan eksudat pada telinga
tengah dan menyediakan saluran untuk masuknya antibiotik topikal. (Reisner, 2014)

Terapi medikamentosa
1. Labirintitis virus
Obat antivirus asiklovir, famciclovir, dan valacyclovir memperpendek durasi pelepasan virus
dan dapat mencegah beberapa kerusakan pendengaran dan vestibular pada awal studi klinis.
Dalam uji coba terkontrol secara acak oleh Strupp et al, steroid (methylprednisolone)
ditemukan lebih efektif daripada agen antivirus (valacyclovir) untuk pemulihan fungsi
vestibular perifer pada pasien dengan neuritis vestibular. Ini juga berlaku pada pengobatan
labirintitis virus. (Boston 2017)
2. Labirintitis Bakteri
Pemberian antibiotik spektrum luas sebagai tata laksana awal sambil menunggu hasil kultur.
Setelah mendapatkan hasil kultur bakterinya. Terapi antibiotik spesifik diberikan secaraa oral
ataupun intravena, dengan terapi paling ideal dan mungkin lebih bermanfaat intravena
daripada oral terutama pada pasien yang mengalami mual dan muntah. Antibiotik topikal
dapat diberikan melalui tabung pasca operasi untuk tambahan. Pengobatan kortikosteroid
intravena, seperti deksametason digunakan untuk menyelamatkan fungsi pendengaran dan
vestibular serta mencegah kerusakan permanen lebih lanjut. (Reisner, 2014)

Dafpus

Aboet, A 2006, ‘Labirintitis’ Majalah Kedokteran Nusantara, vol 39, no 3, pp 295


Boston, ME, 2017, Labyrinthitis, Medscape, dilihat pada 23 Januari 2020, <
https://emedicine.medscape.com/article/856215-overview>
Reisner J, Basura G, 2014, ‘Bacterial Labyrinthitis in an Adult with Acute Otitis Media’ Journal of
Case Report in Medicine, vol. 3, pp 1-3

Anda mungkin juga menyukai