e-mail: muflipaputungan@gmail.com
Abstrak
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan
dan perubahan yang sangat pesat. Perkembangan menuju dewasa, anak mengalami berbagai perubahan meliputi
perubahan biologis, perubahan psikologis dan perubahan sosial. Perubahan tersebut mempengaruhi perilaku anak
di lingkungan masyarakat. Perubahan perilaku anak, ada yang mengarah ke arah positif dan ada yang ke arah
negatif. Perilaku negatif salah satu diantaranya adalah remaja dengan perilaku merokok Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perilaku merokok mahasiswa di universitas negeri gorontalo. Metode Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan menunjukkan
bahwa perilaku merokok pada mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Untuk semester perkuliahan menunjukkan
bahwa mahasiswa yang paling tinggi perilaku merokoknya yaitu mahasiswa semester 7 yaitu sebanyak 11 Orang
atau dengan persentasi 36,7% sedangkan mahasiswa yang rendah perilaku merokoknya yaitu mahasiswa semester
Abstract
Adolescence is a transition from childhood to adulthood that experiences rapid development and change.
Development into adulthood, children experience various changes including biological changes, psychological
changes and social changes. These changes affect children's behavior in the community. Changes in children's
behavior, some of which lead to positive and some to negative. One of the negative behaviors is adolescents with
smoking behavior. This study aims to determine the smoking behavior of students at Gorontalo state universities.
This research method is a descriptive study with a cross-sectional approach. Based on the results of a survey
conducted showed that smoking behavior in Gorontalo State University students for the semester of lectures
showed that the students with the highest smoking behavior were 7 semester students with 11 percent or 36.7%
while students with low smoking behavior were semester students
10.0
Distribusi Responden
5.0
Berdasarkan Semester
0.0
15 16 17 18 19
40.0 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
Distribusi Responden
Gambar 4 : Grafik Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keinginan
Berdasarkan Alasan Merokok Responden
Berhenti Merokok
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden
terbanyak berdasarkan Alasan Merokok
terbanyak terdapat pada alasan Coba-coba yaitu 60.0
sebanyak 13 orang (36,1%) dan yang paling
40.0
sedikit terdapat pada kategori pergaulan yaitu 6
orang (33,3%). 20.0
0.0
Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Responden ADA TIDAK ADA
Berdasarkan Cara Mendapatkan Rokok
Gambar 6 : Grafik Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Cara f Keinginan Berhenti Merokok
Mendapatkan
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden
Rokok %
terbanyak berdasarkan keinginan berhenti merokok
Beli Sendiri 12 36,1
terbanyak terdapat pada alasan Ada yaitu sebanyak 19
Pajak Teman 11 33,3 orang (63,3%) dan yang paling sedikit terdapat pada
Teman 7 30,6 alasan tidak ada yaitu 11 orang (36,7%).
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2019
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jumlah Merokok Sehari
Distribusi Responden Jumlah Merokok
Berdasarkan Cara Sehari f %
1-5 BATANG 11 36,7
Mendapatkan Rokok 6-10 BATANG 10 33,3
11-16 BATANG 9 30,6
Total 30 100,0
40.0
Sumber : Data Primer 2019
35.0
30.0 Distribusi Responden
25.0
Beli Sendiri Pajak Teman Teman
Berdasarkan Jumlah
Merokok Sehari
Gambar 5 : Grafik Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Cara Mendapatkan Rokok
Responden 40.0
30.0
Tabel 5 menunjukkan bahwa responden 20.0
terbanyak berdasarkan cara mendapatkan Rokok 1-5 6-10 11-16
tertinggi yaitu Beli sendiri sebanyak 12 orang BATANG BATANG BATANG
(36,1%) dan yang paling sedikit terdapat pada
Gambar 7: Grafik Distribusi Frekuensi
kategori teman yaitu 7 orang (30,6%).
Berdasarkan Jumlah Merokok Sehari
Tabel 7 menunjukkan bahwa responden ekonomi rendah. Selain itu, penelitian oleh
terbanyak berdasarkan Jumlah rokok yang Booker, Gallaher, Unger, Olson, dan Johnson
dihisap sehari yaitu 1-5 Batang sebanyak 11 (2004) menambahkan bahwa perilaku
orang (36,7%) dan yang paling sedikit 11-16 merokok pada remaja juga berhubungan
Batang sebanyak 9 orang (30,6%) dengan peristiwa penuh stres dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2 PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil survey perilaku
Berdasarkan distribusi perilaku merokok merokok berdasarkan semester perkuliahan
mahsiswa berdasarkan fakultas Menunjukkan menunjukkan bahwa mahasiswa yang paling
bahwa mahasiswa yang berasal dari fakultas tinggi perilaku merokoknya yaitu mahasiswa
FOK lebih tinggi yaitu sebanyak 8 Orang atau semester 7 yaitu sebanyak 11 Orang atau
26,7%. Hal ini dikarenakan mahasiswa di dengan persentasi 36,7% sedangkan
FOK terdapat jurusan Olah Raga dimana mahasiswa yang rendah perilaku
kebanyakan mahasiswanya berjenis kelamin merokoknya yaitu mahasiswa semester 5
laki-laki da sering merokok. yaitu sebanyak 9 Orang atau dengan
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan persentasi 30,0%.
menunjukkan bahwa perilaku merokok pada Berdasarkan data hasil survey perilaku
mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo merokok berdasarkan Alasan pertama kali
lebih banyak usia 17 tahun yaitu sebanyak 10 merokok menunjukkan bahwa alasan
Orang atau 33,3% Berdasarkan data usia mahasiswa pertama kali merokok yang
pertama kali merokok yang kami peroleh, tertinggi yaitu karena ingin coba – coba yaitu
rata – rata para responden sudah mulai sebanyak 13 Orang atau dengan persentasi
merokok dari usia 10 tahun – 21 tahun. Untuk 36,1% sedangkan alasan mahasiswa pertama
usia mulai merokok pertama kali paling kali merokok yang terendah yaitu karena
tinggi yaitu pada usia 17 tahun yaitu pergaulan sebanyak 6 Orang atau dengan
sebanyak 19 Orang atau 19,0%. Hal ini persentasi 33,3%. Hal ini dikarenakan
dikarenakan beberapa faktor seperti iklan ketidaktahuan seseorang tentak dampak dan
rokok yang sudah membudaya, punya bahaya rokok dan rasa keingintahuan
keluarga atau kerabat dekat yang merokok, seseorang terhadap rokok itu sendiri,
serta tekanan dari lingkungan seperti sehingga dari rasa keingintahuan tersebut
pergaulan. Berdasarkan data yang kami seseorang menjadi tertarik untuk
peroleh berdasarkan usia pertama kali mencobanya. Pada awalnya seseorang belum
merokok terbanyak yaitu pada usia 17 tahun, mengenal rokok dan belum merasakan
hal ini dikarenakan Anak remaja SMP dan bagaiamanakah rokok itu, akan tetapi karena
SMA merokok karena berusaha untuk pengaruh pergaulan di sekolah misalnya saat
menjadi bagian dalam suatu komunitas istirahat atau saat pulang sekolah, maka siswa
pertemanan. Banyak dari mereka berpikir yang belum terbiasa dengan rokok, lambat
bahwa dengan merokok, mereka akan disukai laun terpegaruhnya. Awal mula remaja
dan dikagumi teman – temannya. Selain itu terarik dengan rokok dengan motivasi coba-
mereka beranggapan bahwa dengan merokok coba dan adfanya dorongan pengaruh teman
mereka akan terlihat keren dan gaul, sebaya atau teman sepergaulan untuk
sehingga hal inilah yang menyebabkan menunjukkan jati diri dan perilaku sosial
mereka menjadi individu yang suka merokok. sebagai remaja yang harus diakui oleh
Hal ini selaras dengan beberapa penelitian, kelompoknya dan pergaulannya. Berawal
seperti berdasarkan penelitian dari Rachmat, dari coba-coba dan menunjukkan jati diri
Thaha, dan Syafar (2013). Interaksi keluarga, remaja itulah, maka lama kelamaan menjadi
interaksi dengan kelompok sebaya, dan iklan sebuah kebutuhan yang dianggap dapat
rokok dapat mempengaruhi perilaku memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa
merokok pada remaja. Keadaan sosial menghiraukan dampaknya bagi diri dan
ekonomi orang tua yang terdiri dari tingkat lingkungannya
pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan Berdasarkan data hasil survey perilaku
(Paavola, Vartiainen, & Haukkala, 2004) merokok berdasarkan Mendapatkan Rokok
juga memegang peranan penting dalam Dari Mana menunjukkan bahwa Mahasiswa
perilaku merokok. Pada banyak negara mendapatkan rokok terbanyak yaitu beli
berkembang, prevalensi perilaku merokok sendiri dengan jumlah 12 Orang atau dengan
menjadi lebih besar pada kelompok sosial persentasi 36,1. Sedangkan mendapatkan
rokok dari teman sedikit yaitu sebanyak 7 Sedangkan alasan mahasiswa pertama kali
Orang atau dengan persentasi 30,6%. Hal ini merokok yang tertinggi yaitu karena ingin coba
dikarenakan efek kecanduan dari rokok – coba yaitu sebanyak 13 Orang atau dengan
sehingga mereka mengupayakan berbagai persentasi 36,1%. Mahasiswa mendapatkan
cara untuk mendapatkan rokok. Seperti rokok terbanyak yaitu beli sendiri dengan jumlah
membeli sendiri dengan meminta uang pada 12 Orang atau dengan persentasi 36,1%.
Orang tua atau meminta dari teman. Sedangkan mendapatkan rokok dari memajak
Berdasarkan data hasil survey perilaku teman sedikit yaitu sebanyak 19 Orang atau
merokok berdasarkan Jumlah Rokok Dalam dengan persentasi 19,0. Untuk jumlah rokok
Sehari menunjukkan bahwa jumlah rokok dalam sehari tertinggi yaitu 1-5 batang dengan
dalam sehari tertinggi yaitu 1-5 batang jumlah 29 Orang atau dengan persentasi 36,7%.
dengan jumlah 11 Orang atau dengan
persentasi 36,7%. Hal ini dikarenakan 5. UCAPAN TERIMA KASIH
ketergantungan terhadap rokok, sehingga Peneliti menyampaikan terima kasih dan
seseorang dapat merokok lebih dari 15 batang pengharagaan kepada semua pihak yang telah
dalam sehari. Fakta mengatakan bahwa membantu dalam proses penelitian ini.
kebiasaan para perokok yang merokok terus
menerus tanpa disadari telah menjadi
kebiasaan yang tertanam dalam pikiran DAFTAR PUSTAKA
bawah sadarnya. Kandungan Nikotin dalam [1] Chaplin, J.P,2005. Kamus Lengkap
rokok dapat dilihat sebagai obat yang dapat Psikologi. Jakarta :Rajawali Pers.
memengaruhi fokus dan suasana hati. [2] Departemen Kesehatan Republik
Beberapa penelitian mengatakan bahwa Indonesia. Riset Kesehatan Dasar, 2007. Badan
nikotin hampir adiktif seperti kokain. Setelah Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
beberapa hari, merokok dapat menjadi bagian Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2010.
dari kepribadian. Otak mulai menyesuaikan [3] Durkin & Helmi, A.F .2010. Faktor-
kebiasaan ini. Jadi, ketika seseorang sedang Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada
merokok, bau dari asap rokok tersebut dapat Remaja.http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk
menciptakan dorongan dalam diri untuk ikut P/article/download/6800/6324 Diakses tanggal 3
merokok. November 2019
Berdasarkan data hasil survey perilaku [4] Komalasari, D & Helmi AF, 2000.
merokok berdasarkan Keinginan Untuk Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada
Berhenti Merokok Menunjukkan bahwa ada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah
keinginan untuk berhenti merokok lebih Mada, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada
tinggi yaitu sebanyak 19 Orang atau 63,3%. Pres
Sedangkan yang tidak ada keinginan untuk [5] Leventhal, Howard & Cleary, Paul
berhenti merokok lebih rendah yaitu dengan D,2000. The Smoking Problem: A Review of the
jumlah 11 Orang atau sebesar 36,7%. Research and Theory in Behavioral Risk
Berdasarkan data yang diperoleh responden Modification. Psychological Bulletin, 80(2):
banyak yang memiliki keinginan untuk 370-405.
berhenti merokok, akan tetapi susah untuk [6] Mu'tadin, 2002. Remaja dan Rokok.
menghilangkan perilaku merokok tersebut Jakarta.
karena efek dari kecanduan rokok. [7] Pusat Promosi Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI. 2013. Dampak Merokok
4. KESIMPULAN Terhadap Kesehatan Remaja / Smoking go Kills.
(On line) diakses dari Promkes.depkes.go.id
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
tanggal 2 November 2019
menunjukkan bahwa perilaku merokok pada
[8] Richardson, Elizabeth E. Lloyd;
mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Untuk
Papandonatos, George; Kazura, Alessandra;
semester perkuliahan menunjukkan bahwa
Stanton, Cassandra and Niaura, Raymond, 2002.
mahasiswa yang paling tinggi perilaku
Differentiating Stages of Smoking Intensity
merokoknya yaitu mahasiswa semester 7 yaitu
Among Adolescents: Stage-Specific
sebanyak 11 Orang atau dengan persentasi
Psychological and Social Influences. Journal of
36,7% sedangkan mahasiswa yang rendah
Consulting and Clinical Psychology, 70(4): 998-
perilaku merokoknya yaitu mahasiswa semester
1009.
5 yaitu sebanyak 9 Orang atau dengan persentasi
30,0%.
[9] Sari, Ari Tris Ochtia; Ramdhani, Neila
dan Eliza, Mira, 2003. Empati dan Perilaku
Merokok di Tempat Umum. Jurnal Psikologi,
30: 81-90.
[10] Sofia, A.Adiyanti, M.G. 2013.
Hubungan Pola Asuh Otoritatif Orang Tua dan
Konformitas Teman Sebaya Terhadap
Kecerdasan Moral.