Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TINGKAT STRES TERHADAP PERSONAL HYGIENE

MAHASISWA TINGKAT AKHIR


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
(The Influence Of Stress Levels On Personal Hygiene Students End Of Public
Health Department Sports And Health)
Putri Arvianty Luwiti
Jurusan Kesehatan Masyarakat, FOK UNG, Gorontalo
e-mail : putriluwiti@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang : Personal hygiene merupakan cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka
secara fisik dan keadaan emosional. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan,
Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif observasional analitik, dengan pendekatan cross
sectional yang mempelajari dinamika korelasi antaratingkat stres dengan personal hygiene.
Hasil : Berdasarkan hasil jawaban kuesioner diketahui bahwa kualitas Personal hyigene mahasiswa tingkat akhir
turut dipengaruhi oleh tingkat stres mahasiswa dan perilaku mahasiswa.
Kesimpulan : Adanya pengaruh Tingkat Stres terhadap Personal Hygiene mahasiswa tingkat akhir Jurusan
Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo.
Kata Kunci : Personal hygiene, Tingkat Stres, Mahasiswa

Abstract
Background: Personal hygiene is a way to care for human beings to maintain their health physically and
emotionally. Maintenance of personal hygiene is needed for individual comfort, safety and health.
Method: This research uses quantitative observational analytic research, with a cross sectional approach that studies
the dynamics of correlation between stress levels with personal hygiene.
Results: Based on the results of the questionnaire answers it is known that the quality of the personal hygiene of the
final level students is also influenced by the level of student stress and student behavior
Conclusion: The influence of the Stress Level on the Personal Hygiene of the final level students of the Public
Health Department of Gorontalo State University
Keywords: Personal hygiene, stress level, College Student

1. PENDAHULUAN
Personal hygiene merupakan cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka
secara fisik dan keadaan emosional. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan.
Personal hygiene penting dan termasuk ke dalam tindakan pencegahan primer yang spesifik, karena
personal hygiene yang baik dapat meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada
dimana-mana dan akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit.
Masalah personal hygiene memberikan dampak yang sering timbul pada gangguan fisik seperti
karies gigi yang menyebabkan sakit gigi, berlubang, kutu rambut, ketombe, dan gangguan fisik pada
kuku. Selain itu, tidak mencuci tangan dengan baik dapat menyebabkan bisul, jerawat, tifus, jamur,
cacingan, diare, dan lain-lain.
Stress adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan,
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada
sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil Personal hygiene yang kurang seperti melakukan
sikat gigi sebanyak 33,3%, mandi menggunakan sabun secara bergantian sebanyak 20,7%, dan mencuci
tangan sebelum makan sebanyak 35,8%. Hal ini akan menjadi masalah kesehatan dan menyebabkan
berbagai penyakit jika pengetahuan masyarakat tentang hidup bersih dan sehat tidak dibenahi sejak awal,
seperti yang kita ketahui pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Selain itu, personal hygiene pada anak usia sekolah di Indonesia terdapat beberapa masalah
kesehatan. Masalah yang timbul yang terjadi seperti infeksi saluran pernapasan, cacingan, anemia, dan
flu. Tercatat bahwa sebanyak 20 persen tingkat ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) dan 20 persen
penyakit diare yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar. kemudian tercatat dari beberapa penyakit
tersebut, penyakit yang paling utama dan sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu infeksi cacing atau
sering disebut dengan cacingan. Dampak yang terjadi pada anak-anak usia sekolah yang tidak begitu
mengerti dengan baik bagaimana menjaga Personal hygiene khususnya kebersihan tangan maka akan
timbul penyakit cacingan, karena ketika tangan dalam keadaan tidak bersih dan tangan kontak langsung
dengan makanan maka akan tersebar luas kuman dan bakteri dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit
cacingan.
Sementara itu di Indonesia, sekitar 1,33 juta penduduk diperkirakan mengalami gangguan kesehatan
mental atau stress. Angka tersebut mencapai 14% dari total penduduk dengan tingkat stress akut (stress
berat) mencapai 1-3%, Menurut, Stress dapat terjadi pada berbagai tingkat usia dan pekerjaan, termasuk
mahasiswa. Studi literatur yang mengungkapkan tingkat stress pada remaja cenderung tinggi. Jumlah
mahasiswa yang mengalami stress akademik meningkat setiap semesternya.
Salah satu golongan mahasiswa dengan prevalensi stress terbanyak asalah Mahasiswa tingkat akhir.
Proses yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, membuat mahasiswa rentan untuk mengalami
stress.
Mahasiswa yang mengalami stress dalam mengerjakan skripsi, dapat membuat mahasiswa
mengalami gangguan secara fisik, emosional, intelektual dan interpersonal.
Penelitian mengatakan bahwa stress meningkatkan resiko dari mahasiswa untuk mengalami berbagi
gangguan mental dan penyakit fisik yang meliputi kecemasan, depresi, kekebalan tubuh menurun, sakit
jantung, gangguan tekanan darah, hilangnya energi, alergi dan stroke.
Pada mahasiswa kesehatan, personal hygiene adalah sesuatu yang seharusnya menjadi pola hidup
yang harus dijaga. Tetapi, kuliah kesehatan dipenuhi banyak urusan kuliah yang tidak kalah banyak
dengan jurusan-jurusan yang lainnya. Seperti banyaknya tugas, laporan, praktikum, dan ujian yang selalu
ada disetiap semester hingga semester-semester akhir. Oleh karenanya, mahasiswa kesehatan tidak luput
dari stress yang dapat mempengaruhi personal hygiene masing-masing mahasiswa. Terlebih mahasiswa
tersebut adalah mahasiswa tingkat akhir yang disibukan dengan berbagai kasus dan penelitian terkait
dengan tugas akhir (skripsi) mahasiswa kesehatan tersebut.
Untuk itu sehubungan dengan hal-hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Tingkat Stress Terhadap Personal Hygiene Mahasiswa Tingkat Akhir Di Jurusan Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.”

2. METODE
Penelitian ini berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No.6, Dulalowo Timur, Kota Tengah, Kota
Gorontalo, Gorontalo tepat nya di kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo yang dilaksanakan pada bulan
Oktober 2018. Penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, jurusan
Kesehatan Masyarakat semester 7, semester 9 dan semester 11 pada tahun 2018 dengan Sampel
berjumlah 20 orang. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Adapun instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi dan Kuisioner. Analisi data
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat karena tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara pengaruh variabel X (Tingkat Stres Mahasiswa) terhadap
variabel Y (Personal Hygiene mahasiswa tingkat akhir).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakterististik Responden
Tabel 3.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur N %
19-20 Tahun 8 40
21-22 Tahun 8 40
23-24 Tahun 4 20
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer, 2018

KELOMPOK UMUR RESPONDEN


100
100
40 40
50 20
%
0
19-20 21-22 23-24 Jumlah
Tahun Tahun Tahun

Gambar 3.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelompok Umur


Pada Tabel 3.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelompok Umur diketahui bahwa jumlah
terbesar kelompok umur responden adalah kelompok umur 19-20 tahun sebanyak 8 responden dengan
persentase 40% dan kelompok umur 21-22 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 40%. Sedangkan
responden yang termasuk pada kelompok umur 23-24 tahun ada sebanyak 4 orang dengan persentase
20%.
Tabel 3.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki – Laki 16 80
Perempuan 4 20
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer, 2018

JENIS KELAMIN RESPONDEN


100
80
100

50 20 %

0
Laki – Laki Perempuan Jumlah
Gambar 3.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 3.1.2 yaitu Distribusi Frekuensi responden menurut Jenis kelamin, dapat
dilihat bahwa sebanyak 16 responden dengan persentase 80% adalah responden dengan jenis
kelamin Laki-laki sedangkan 4 responden dengan persentase 20% adalah responden dengan jenis
kelamin perempuan.
Tabel 3.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Semester
Tingkat Semester Responden N %
Semester 7 10 50
Semester 9 8 40
Semester 11 2 10
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer, 2018

TINGKAT SEMESTER RESPONDEN


100
100
80
50
60 40 %
40
10
20
0
Semester 7 Semester 9 Semester 11 Jumlah

Gambar 3.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Semester

Berdasarkan Tabel 3.1.3 yaitu Distribusi Frekuensi responden menurut Tingkat Semester, dapat
dilihat bahwa responden yang terbanyak berasal dari mahasiswa semester 7 yaitu sebanyak 10 responden
dengan persentase 50% sementara responden paling sedikit berasal dari mahasiswa semester 11 dengan
jumlah 2 responden dengan persentase 10%.

Tabel 3.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Alamat Responden


Alamat Responden N %
Batudaa 1 5
Buladu 1 5
Dembe 1 5
Dulalowo 1 5
Kabila 2 10
Limboto 1 5
Moodu 2 10
Sipatana 2 10
Suwawa 1 5
Alamat Responden N %
Talumolo 1 5
Tamalate 1 5
Tapa 1 5
Telaga 4 20
Telga Biru 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer, 2018

ALAMAT RESPONDEN
100
100
90
80
70
60
50
40 %
30 20
20 10 10 10
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10
0

Gambar 3.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Alamat Responden

Berdasarkan Tabel 3.1.4 yaitu Distribusi Frekuensi responden menurut Alamat Responden, dapat
dilihat bahwa responden yang terbanyak bertempat tinggal di Telaga yaitu sebanyak 4 responden dengan
persentase 20% sedangkan responden paling sedikit bertempat tinggal di Batudaa, Buladu, Dembe,
Dulalowo, Limboto, Suwawa, Talumolo, Tamalate, Tapa, dan Telaga Biru yaitu sebanyak 1 Responden
dengan persentase 5%.

3.2 Uji Bivariat

Tabel. 3.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh tingkat stres terhadap
personal hygiene mahasiswa tingkat akhir di jurusan kesehatan masyarakat tahun 2018
Personal Hygiene Mahasiswa
Tingkat Stress Total
Baik Buruk P Value
Mahasiswa
n % n % n %
Tinggi 2 10 14 70 16 80
Rendah 4 20 0 0 18 20 P = 0,023
Total 6 30 14 70 20 100%
Sumber : Data Primer, 2018
PENGARUH TINGKAT STRES TERHADAP PERSONAL HYGIENE
100
100
90 80
80 70 70
70
60 Tingkat Stres Tinggi

50 Tingkat Stres Rendah


40 30 Total
30 20 20
20 10
10 0
0
Personal Hygiene Personal Hygiene Total
Baik Buruk

Gambar 3.2.1 Pengaruh Tingkat stress Terhadap Personal Hygiene

Berdasarakan Tabel 3.2.1 dilihat dari data yang diperoleh, responden dengan tingkat stres yang tinggi
terbanyak memiliki personal hygiene yang berkualitas buruk yakni sebanyak 14 responden dengan
persentase 70% sedangkan responden dengan tingkat stres yang rendah lebih banyak kualitas personal
hygienenya baik yakni sebanyak 4 responden dengan persentase 20%.
Pada Uji Chi-Square yang dilakukan terhadap tingkat stres dengan personal hygiene mahasiswa
tingkat akhir jurusan kesehatan masyarakat didapatkan p Value 0,023. Nilai p Value lebih kecil dari 0,05
(0,023<0,05).

Tabel. 3.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh perilaku mahasiswa


terhadap personal hygiene mahasiswa tingkat akhir di jurusan kesehatan masyarakat tahun
2018
Personal Hygiene Mahasiswa
Total
Perilaku Mahasiswa Baik Buruk P Value
n % n % n %
Baik 5 25 1 5 16 30
Buruk 1 5 13 65 18 70 P = 0,001
Total 6 30 14 70 20 100%
Sumber : Data Primer, 2018
PENGARUH PERILAKU MAHASISWA TERHADAP PERSONAL HYGIENE

100

90

80

70
Perilaku Yang
60 Baik
50 Perilaku Yang
Buruk
40
Total
30

20

10

0
Personal Hygiene BaikPersonal Hygiene Buruk total

Gambar 3.2.2 Pengaruh Perilaku Mahasiswa Terhadap Personal Hygiene

Berdasarakan Tabel 3.2.2 diperoleh data yang diperoleh, responden dengan perilaku yang buruk,
maka personal hygienenya lebih banyak berkualitas buruk yakni sebanyak 13 responden dengan
persentase 65% sedangkan responden dengan perilaku yang baik lebih banyak kualitas personal
hygienenya baik yakni sebanyak 5 responden dengan persentase 25%.
Pada Uji Chi-Square yang dilakukan terhadap perilaku mahasiswa dengan personal hygiene
mahasiswa tingkat akhir jurusan kesehatan masyarakat didapatkan p Value 0,001. Nilai p Value lebih
kecil dari 0,05 (0,001<0,05).

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada Pengaruh yang signifikan antara tingkat stres mahasiswa dengan Personal Hygiene
mahasiswa tingkat akhir jurusan kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo.
Karena Nilai p Value lebih kecil dari 0,05 (0,023<0,05).
2. Nilai p Value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), menunjukan ada pengaruh yang
signifikan antara perilaku mahasiswa dengan Personal Hygiene Mahasiswa Tingkat
akhir Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo.
4.2 Saran
1. Kepada Pihak Universitas Negeri Gorontalo agar dapat mempermudah urusan
mahasiswa dalam hal perkuliahan agar tidak memberikan beban pikiran tambahan
kepada mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir.
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang belum teliti
atau menggunakan rancangan penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Pratiwi & Noviar. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa terhadap PHBS di SDN
Ngebel Kec. Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Raqith, H. 2007. Hidup sehat Cara Islam. Bandung: Marja.
Saryono & Anggraeni, M. D. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai