ABSTRAK
Pendahuluan: Pendidikan dan ekonomi sangat berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat dalam
berpikir obat bermerk terkesan lebih ampuh daripada obat generik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan ekonomi pada pengetahuan obat generik dan bermerk di
apotek wilayah kabupaten Kendal . Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei
analitik dengan pendekatan cross sectional. Tingkat pendidikan dan ekonomi merupakan variabel
bebas dan pengetahuan merupakan variabel terikat. Responden berjumlah 107 orang yang diambil
menggunakan sampling jenuh. Alat yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan
analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat ekonomi terhadap pengetahuan obat generik dan obat bermerk (nilai p =
0,716) serta ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan obat generik dan obat
bermerk (nilai p = 0,000).
ABSTRACT
Introduction: Education and economics are very influential on people's knowledge in thinking
branded drugs seem more powerful than generics. This study aims to determine the effect of
educational and economic levels on generic and branded drug knowledge at the pharmacy of Kendal
district. Method: This research use analytic survey research design with cross sectional approach.
Educational and economic levels are independent variables and knowledge is a dependent variable.
Respondents numbered 107 people taken using saturated sampling. The tool used is a questionnaire.
Data analysis used univariate and bivariate analysis. Results: The results showed that there was no
correlation between economic level to knowledge of generic drugs and branded drugs (p value =
0.716) and there was a correlation between educational level toward generic drug knowledge and
branded drugs (p = 0,000).
39
Juarnal Farmasetis Volume 4 No 2, Hal 39 - 45, November 2015 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
obat merupakan sesuatu yang sangat penting, pekerjaan lainnya seperti petani, buruh dan ibu
karena obat merupakan komponen penting rumah tangga. Dari tingginya tingkat ekonomi
dalam pelayanan kesehatan baik upaya tersebut tidak diimbangi dengan tingkat
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. pendidikan yang tinggi, bahkan jarang para ibu
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap tidak tamat sekolah dasar dan terdapat
pengetahuan (Panjaitan, 2017). kepercayaan masyarakat terhadap khasiat obat
generik jauh lebih rendah dibandingkan obat
Masyarakat yang memiliki pendidikan lebih paten, karena selama ini masyarakat umumnya
tinggi pada umumnya memiliki pengetahuan berasumsi bahwa harga obat berpengaruh
dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih terhadap kualitas obat dan iklan di media.
mudah menyerap dan menerima informasi
serta dapat ikut berperan aktif dalam mengatasi METODE
kesehatan dirinya maupun keluarganya. Profil Desain penelitian atau rencana penelitian
tingkat pendidikan berdasarkan data Badan adalah penelitian survei analitik dengan
Pusat Statistik Kabupaten Kendal pendekatan cross sectional. Populasi penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat Pemalang ini adalah semua pasien di Apotek wilayah
didominasi oleh penduduk dengan tingkat kabupaten kendal. sampel yang digunakan
pendidikan tamat SD (41,36%), sedangkan dalam penelitian adalah sampel jenuh.kriteria
prosentase penduduk dengan tingkat inklusi: tercatat sebagai apotek di wilayah
pendidikan Diploma/Akademi/PT hanya kabupaten Kendal, responden pasien di apotek
sebesar 3,02% (Thofan, 2013). wilayah kabupaten Kendal, bersedia menjadi
responden dalam penelitian. Instrumen yang
Kabupaten Pemalang memiliki Produk digunakan dalam penelitian ini adalah
Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut kuesioner. Kuesioner digunakan untuk
lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun mengumpulkan data karakteristik responden,
2000 secara rata-rata dari tahun 2006-2010 tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan
sebesar Rp. 3.149.994,06 milyar. Kabupaten tingkat pengetahuan. Analisis univariat
Pemalang sangat dipengaruhi oleh sektor digunakan untuk mengetahui gambaran
perdagangan, hotel dan restoran terutama sub- karakteristik responden, variabel bebas dan
sektor perdagangan besar dan eceran. Selama variabel terikat dalam bentuk tabel distribusi
kurun waktu 2006-2010, PDRB Kabupaten frekuensi Analisis bivariat dilakukan untuk
Pemalang menunjukkan kecenderungan mengetahui pengaruh pendidikan dan tingkat
meningkat seiring dengan meningkatnya ekonomi pada pengetahuan obat generic dan
pertumbuhan sub-sektor perdagangan besar obat bermerk. Analisis ini menggunakan uji
dan eceran (Handayani, 2012). chi square melalui program komputer yaitu
SPSS.
Peningkatan sektor perdagangan tersebut
menunjukkan perekonomian yang meningkat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Masyarakat di Desa Sukorejo Kecamatan Karakteristik responden
Ulujami Kabupaten Pemalang yang mayoritas 1. Usia
masyarakatnya bekerja sebagai pengusaha Distribusi responden berdasarkan usia dapat
konveksi, namun ada juga masyarakat daya dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.
Distribusi responden berdasarkan usia pada penelitian di Apotek
wilayah Kabupaten Kendal
Usia Frekuensi %
< 20 tahun 2 1,8
20- 40 tahun 72 67,1
>40 tahun 33 31,1
Total 107 100
kematangan dan kekuatan seseorang akan Setelah melewati usia madya (40-60
lebih matang dalam berfikir. Menurut tahun), daya tangkap dan pola pikir
Widiastuti (2009) yaitu penyampaian seseorang akan menurun.
informasi yang baik pada masa
kedewasaan karena masa kedewasaan 2. Pekerjaan
merupakan dimana terjadi perkembangan Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
intelegensia, kematangan mental, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
kepribadian, pola pikir dan prilaku sosial.
Tabel 2.
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada penelitian di Apotek wilayah Kabupaten Kendal
Pekerjaan Frekuensi %
IRT 89 83,18
Guru 4 3,74
Wiraswasta 14 13,08
Total 107 100
41
Juarnal Farmasetis Volume 4 No 2, Hal 39 - 45, November 2015 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 4.
Distribusi responden menurut status penghasilan pada penelitian di Apotek wilayah Kabupaten Kendal
Ekonomi Frekuensi %
< UMR 53 49,5
≥UMR 54 50,5
Total 107 100
Tabel 4. diketahui 50,5% responden dari satu orang yang bekerja, maka dapat
mempunyai tingkat ekonomi >UMR dan meningkatkan daya beli, termasuk dalam
49,5%. Tingkat penghasilan dikategorikan masalah pembelian obat yang memilih obat
rendah jika penghasilan < UMR Rp. generik dan paten (Mohtar, 2014).
1.400.000 dan dikategorikantinggi jika
penghasilan > UMR Rp. 1.400.000. Masih Tinggi rendahnya penghasilan seseorang
terdapat responden dengan tingkat dapat mempengaruhi pengetahuan
ekonomi yang rendah. Wilayah Kabupaten seseorang jika seseorang tersebut
kendal adalah daerah pedesaan yang dekat berpenghasilan tinggi dengan membeli
dengan kota yang sebagian penduduknya handphone yang canggih untuk dapat
adalah pengusaha konveksi. Pengusaha memperoleh informasi atau media lainnya.
konveksi ini dalam arti penjahit dan yang Orang dengan berpenghasilan rendah
memiliki konveksi. Penjahit ini juga cenderung memilih gaya hidup hemat
dikaitkan dengan penghasilan yang dengan mengutamakan barang yang
diterima. Sistem pembayaran penjahit dikonsumsi daripada citra yang timbul dari
adalah jadi atau tidaknya baju yang dijahit pengkonsumsian barang tersebut (Natalia,
dalam waktu per minggu. Oleh karena itu 2013).
penghasilan tidak terima setiap hari.
3. Tingkat pendidikan
Mengacu pada upah minimum regional di Tingkat pendidikan responden dilihat dari
Kabupaten Pemalang diketahui sebesar Rp. pendidikan terakhir yang ditempuh oleh
1.400.000,- maka jumlah pendapatan responden. Distribusi frekuensi responden
dalam keluarga akan berpengaruh pada menurut pendidikan ditampilkan pada tabel
kemampuan daya beli. Jika dalam satu 5.
keluarga terdapat anggota keluarga lebih
Tabel 5.
Distribusi responden menurut pendidikan pada penelitian di Apotek wilayah Kabupaten Kendal
Pendidikan Frekuensi %
Rendah 89 83,2
Sedang 18 16,8
Tinggi 0 0
Total 107 100
Tabel 6.
Tabulasi silang antara tingkat ekonomi dengan pengetahuan responden tentang obat generik dan paten
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa maka dia akan mampu untuk menyediakan
responden mempunyai tingkat penghasilan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber
<UMR memiliki pengetahuan rendah informasi. Pasien yang keluarganya
tentang obat generik dan paten (94,3%) berpenghasilan rendah akan sulit
tidak jauh beda pada responden dengan mendapatkan fasilitas sumber informasi.
tingkat penghasilan ≥UMR yang Tetapi apabila berpenghasilan cukup maka
mempunyai pengetahuan rendah tentang dia mampu menyediakan fasilitas sumber
obat generik dan paten (90,7%). Hasil uji informasi sehingga pengetahuannya akan
hipotesis penelitian diketahui nilai p = bertambah. Hal ini sebanding dengan
0,716. Dari hasil penelitian tersebut dapat peneliti yang dilakukan dengan Mohtar
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan (2014) tidak ada hubungan antara tingkat
antara tingkat ekonomi dengan tingkat ekonomi dengan pengetahuan obat generik.
pengetahuan tentang obat generik dan
paten di Apotek wilayah Kabupaten 2. Hubungan antara tingkat pendidikan
Kendal. dengan tingkat pengetahuan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung Hubungan antara tingkat pendidikan dengan
terhadap pengetahuan seseorang. Namun pengetahuan dilihat pada tabel 7.
bila seseorang berpenghasilan cukup besar
43
Juarnal Farmasetis Volume 4 No 2, Hal 39 - 45, November 2015 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 7.
Tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden tentang obat generik
dan bermerk
Pendidikan Pengetahuan tentang obat generik
dan bermerk Total
P Keterangan
Rendah Tinggi
f % f % f %
Rendah 88 98,9 1 1,1 89 100
Sedang 11 61,1 7 38,9 18 100 0,000 Ho ditolak
Total 99 92,5 8 7,5 107 100
45