2. Klasifikasi Pil KB
Pil KB dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pil Kombinasi
a. Monofasik
Meupakan pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang
mengandung hormon aktif estrogen/ progestin dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
b. Bifaasik
Merupakan pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan 2 dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c. Trifasik
Merupakan pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dengan 3 dosis yang berbeda
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Pil Progestin/minipil
a. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 mg levonorgestrel atau 350 mg
noretindron.
b. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 mg desogestrel
3. Pohon Masalah
Wanita <20 tahun wanita 20-30 tahun
Keluarga berencana
Alat kontrasepsi
Pil KB
- Kecemasan
- Kurang
pengetahuan
4. Gejala Klinis
Obat kontrasepsi oral memang dirasa cukup efektif untuk
mencegah atau menunda kehamilan, namun ada berbagai efek samping
yang ditimbulkan ketika mengonsumsi pil KB.
1. Bercak darah lebih banyak atau menstruasi lebih lama
Hampir 50% orang yang menggunakan pil KB,
mengeluarkan darah atau bercak darah dari vaginanya di luar
jadwal menstruasi yang biasa terjadi. Setidaknya hal ini akan terjadi
kurang lebih 3 bulan pertama penggunaan pil PK. Selama
mengeluarkan bercak darah, pil KB akan tetap efektif mencegah
kehamilan. Pil KB membuat rahim selalu meluruh agar tidak siap
dan matang jika terjadi pembuahan. Meluruhnya dinding rahim
inilah yang membuat perdarahan semakin sering. Ketika
mengonsumsi pil KB, rahim akan menyesuaikan untuk terus
meluruh agar tidak terjadi kehamilan.
2. Muncul perasaan mual
Sebagian orang mengalami gejala mual ringan, namun
mungkin sebagian orang lainnya mengalami gejala mual dengan
tingkat sedang, ketika mengonsumsi pil KB. Ini biasanya terjadi
dalam jangka waktu yang sebentar.
3. Sakit kepala atau migraine
Tidak seimbangya kadar hormon yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, dapat
menimbulkan gejala sakit kepala dan migrain. Oleh karena itu,
mengonsumsi pil KB dengan jenis dan dosis yang berbeda, akan
menimbulkan tingkat sakit kepala yang berbeda pula.
4. Nyeri pada payudara
Konsumsi pil KB dapat menyebabkan payudara membesar
atau bahkan nyeri pada payudara. Efek ini terjadi pada minggu-
minggu pertama setelah mengonsumsi pil dan akan menghilang
setelah itu.
5. Berat badan naik
Sebagian wanita yang mengonsumsi pil KB menyatakan
bahwa mereka mengalami edema (pembengkakan akibat
tertahannya cairan dalam tubuh) pada bagian payudara dan pinggul.
Estrogen yang terkandung pada pil KB juga dapat mempengaruhi
sel lemak. Pengaruh yang terjadi yaitu membuat sel lemak menjadi
lebih besar dari ukuran sebelumnya, namun tidak membuat sel
bertambah banyak.
5. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik
untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa
menimbulkan resiko.
Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang
menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan
pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah.
Jika kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB
dosis rendah.
3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang
untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya
pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.
6. Cara Keja Pil KB
1) Pil Kombinasi
a. Menekan ovulasi
b. Mencegah implantasi
c. Lendir servik mengental sehingga sehingga sulit di lalui
sperma.
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula
2) Pil progestin
a. Menekan sekresi gonodotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium
b. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit
c. Mengentalkan lendir servik
d. Mengubah mortilitas tuba sehingga transformasi sperma
terganggu.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietasberhubungandenganperubahandalam status kesehatan
2. Defisiensipengetahuanberhubungandengankurangpajananinformasi
(Nanda : 2015-2017)
C. INTERVENSI KEPERWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
( N O C ) ( N I C )
1 Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….. jam diharapkan klien dapat memenuhi keriteria hasil: N I C
N O C : A n x i e t y R e d u c t i o n
- A n x i e t y C o n t r o l( P e n u r u n a n k e c e m a s a n )
- C o p i n g- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- V i t a l S i g n S t a t u s- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
KriteriaHasil : - Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Klien mampu mengiden-tifikasi dan mengungkapkan gejala cemas- Pahamiperspektifpasienterhadapsituasistres
- Mengidentifikasi, mengung-kapkan dan menunjukkan tekhnik untuk mengontrol cemas - Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
- Vital sign dalam batas normal- L a k u k a n b a c k / n e c k r u b
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjuk an berkurangnya kecemasan - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
- Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
2 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …. Jam diharapkan klien dapat memenuhi kriteria hasil N I C :
N O C : Teaching : disease Process
- Kowlwdge : disease process- Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
- Kowledge : health Behavior - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
KriteriaHasil : - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan - Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar - Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya. - Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
- Hindari harapan yang kosong
- Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
- Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
2. PENYEBAB
a. Menghentikan Kehamilan
b. Kehamilan terlalu ‘dini’
c. Kehamilan Terlalu ‘telat’
d. Kehamilan-kehamilan yang terlalu dekat jaraknya
e. Terlalu sering hamil dan melahirkan
3. PATHWAY
4. KLASIFIKASI
Dalam beberapa kasus, lepas sebagian atau seluruhnya dari IUD juga
dapat menyebabkan gejala fisik, termasuk:
Perdarahan yang parah.
Kram yang parah.
Keputihan yang tidak normal.
Demam.
Beberapa wanita mungkin juga memiliki tanda-tanda infeksi,
termasukdemam dan malaise
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pemasangan
Langkah 1
Langkah 3
Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada
indikasi untuk memeriksa adanya jamur, trikomonas, bakterial
vaginosis (preparat basah Saline dan KOH serta pemeriksaan pH)
untuk memeriksa adanya gonorea atau klamidia.
Langkah 4
Masukkan lengan AKDR Copper T-380 A di dalam kemasan
sterilnya.
Langkah 5
akan tenakulum untuk menjepit serviks poada posisi jam 1 atau
jam 11.
Langkah 6
Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi uterus dan
kedalaman kavum uteri. Memasukkan sonde sekali masuk dengan
tekhnik tanpa sentuh (no touch) dimaksudkan untuk mengurangi
risiko infeksi.
Langkah 7
a. Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman
kavum uteri.
b. Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks sesudah melakukan
sonde uterus) sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina
berada dalam satu garis lurus.
c. Masukkan dengan pelan dan hati-hati tabung inserter yang sudah
berisi AKDR kedalam kanalis servikalis dengan mempertahankan
posisi leher biru dalam arah horizontal.
d. Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong tabung inserter
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri. Pastikan leher biru tetap dalam posisi
horizontal.
e. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan,
sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong. Dengan cara ini lengan AKDR akan berada tepat di
fundus (puncak kavum uteri).
f. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan
hati-hati sampai terasa ada tahanan fundus. Langkah ini menjamin
bahwa lengan AKDR akan berada tetap di tempat yang setinggi
mungkin dalam kavum uteri.
g. Keluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis. Pada
waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang serviks
sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut degan menggunakan
gunting mayo yang tajam.
h. Lepas tenakulum. Bila ada perdarahan banyak dati tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai perdarahn terhenti.
Langkah 8
Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum
melepas sarung tangan. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi.
Langkah 9
Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera
setelah selesai dipakai.
Langkah 10
Ajarkan pada klien bagaimana cara memeriksa benang AKDR
(dengan model bila tersedia).
Minta klien menunggu di klinik selam 15-30 menit setelah
pemasangan AKDR.
b. Langkah-Langkah Pencabutan AKDR
Langkah 1
Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilakan
klien untuk bertanya.
Langkah 2
Memasukkan spukulum untuk melihat serviks dan benang AKDR.
Langkah 3
Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3
kali.
Langkah 4
a. Mengatakan kepada klien bahwa sekarang akan dilakukan
pencabutan. Meminta klien untuk tenang dan menarik napas
panjang. Memberitahu mungkin timbul sakit tapi itu normal.
b. Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung (ekstraktor) yang sudah
didisinfeksi tingkat tinggi atau steril dan tarik benang pelan-pelan,
tidak boleh menarik dengan kuat. AKDR biasanya dapat dicabut
dengan mudah. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan
kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan-pelan. Bila benang
putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka
jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
c. Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada
kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung.
Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan klem atau
alat pencabut AKDR kedalam kavum uteri untuk menjepit benang
atau AKDR itu sendiri
d. Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian
mengalami kesulitan menarik seluruhnya dari kanalis servikalis,
putar pelan-pelan sambil tetap menarik selama klien tidak
mengeluh sakit. Bola dari pemeriksaan bimanual didapatkan sudut
antara uterus dengan kanalis servikalis yang sangat tajam, gunakan
tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah
dan ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati, sambil memutar
klem. Jangan menggunakan tenaga besar (YBPSP, 2006).
8. KOMPLIKASI
a. Efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan
benar).
infertilitas.
e. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks
hari
melahirkan)
waktu ke waktu.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal pengkajian :
Jam :
1) Data subyektif
1. Identitas Klien dan Suami
Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB IUD dan
memudahkan kita dalam tindakan
Umur : kontrasepsi merupakan salah satu kontrasepsi
rasional dalam fase menjarangkan kehamilan pada umur 30 –
35 tahun. Dapat digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun)
kecuali cyclofem (Hartanto, 2004 : 30).
Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang
digunakan bertentangan dengan agama yang dianut atau tidak
(Hartanto, 2004 : 31).
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman klien
terhadap alat kontrasepsi, pemberian konseling dan
pengambilan keputusan tentang penggunaan alat atau metode
kontrasepsi yang akan mempengaruhi kehidupan fertilitasnya
(Hartanto, 2004 : 208).
Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan peserta KB
Alamat : untuk mengetahui alamat klien
2. Alasan kunjungan
Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan
3. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kontrasepsi Implan boleh diberikan pada klien yang sedang
mengalami penyakit infeksi alat genital (sifilis, GO),TBC
pelvik, kanker alat genetalia, penyakit radang panggul.
Sedangkan metode kontrasepsi implan tidak diperbolehkan
pada ibu/klien yang menderita penyakit hepatitis, riwayat
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada
rahim, terdapat benjolan abnormal pada payudara, varises
yang berat dan nyeri pada tungkai, tromboflebitis, rasa nyeri
hebat pada betis, paha dada atau tungkai bengkak, epilepsi,
asma, atau sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang
(Hartanto, 2004: 208-209).
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada ibu yang pernah menderita Infeksi Menular Seksual,
TBC pelvik, penyakit radang panggul diperbolehkan untuk
menggunakan kontrasepsi implan. Sedangkan metode
kontrasepsi implan tidak diperbolehkan pada ibu/klien yang
pernah menderita penyakit hepatitis, riwayat penyakit
jantung, hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada rahim,
terdapat benjolan abnormal pada payudara, varises yang
berat dan nyeri pada tungkai, tromboflebitis, rasa nyeri
hebat pada betis, paha dada atau tungkai bengkak, epilepsi,
asma, atau sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang
(Hartanto, 2004: 208-209).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tidak dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi
implan bila memiliki riwayat dalam keluarga seperti
penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hpertensi), diabetes,
asma, kanker/keganasan.(Hartanto, 2003: 209).
5. Riwayat Obstetri
a. Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan menstruasi seperti
nyeri pada saat haid yang berlebihan (dismenorhea berat),
perdarahan haid yang banyak dapat menggunakan metode
kontrasepsi implan..Implan dapat diberikan pada saat hari ke
2-7 menstruasi (Saifuddin, 2003 : MK-73).
b. Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi Implan peserta disarankan
tidak mempunyai pasangan seks lain.
c. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB implan yang dalam fase
menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan
d. Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan penggunaan, lama
pemakaian, alasan berhenti atau ganti cara, rencana KB
berikutnya dan apa tujuan peserta ikut KB.
2. Pemeriksaan Fisik
Ketidak efektivan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang factor pemberat ditandai dengan penurunan nadi dan tekanan serta lamanya pengis an kapiler N I C :
2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama….x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil :
Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
N O C :
Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Circulation status
Monitor adanya paretese
Tissue Prefusion : cerebral
Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
Kriteria Hasil :
Gunakan sarun tangan untuk proteksi
a. mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan
Monitor kemampuan BAB
Tidak ada ortostatikhipertensi
Kolaborasi pemberian analgetik
Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
Monitor adanya tromboplebitis
b. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan: Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
memproses informasi
membuat keputusan dengan benar
c. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter
Ansietas berhubungan dengan perubahan pola kesehatan (efek samping peng una n alat kontrasepsi IUD) ditandai dengan kekhawatiran
N I C :
3 Setelah dilakukan asuhan keperawataan selama ….x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil:
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
N O C : Gunakan pendekatan yang menenangkan
A n x i e t y c o n t r o l Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
C o p i n g Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Kriteria Hasil : Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas Dorong keluarga untuk menemani anak
Vital sign dalam batas normal Lakukan back / neck rub
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan ketidak nyamanan setelah beraktivitas dan merasa letih Setelah dilakuka asuhan keperawatan selama ….x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil: N I C :
4
N O C : En ergy Man agemen t
Energy conservation
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Self Care : ADLs
Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
Kriteria Hasil :
Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguata n
DAFTARPUSTAKA
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
hanya berisi berupa hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh
wanita secara periodik. Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang
disuntikkan ke dalam tubuh dalam jangka wkatu tertentu kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya
kehamilan.
2. Pohon Masalah
3. Klasifikasi
a. Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif.
1) Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA)
dalam air.
Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy
progesterone acetate)
Tvial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone
acetate)
2) Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.Suntikan
harus lama pada otot bokong musculus gluteus agak dalam.
3) Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan
tidap tahan asal penyuntikannya dilakukan secara teratur.
4) Keuntungan
Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti
menelan pil
Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan
darah
Sangat efektif
Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai pre menopause
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri
dan haid
Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian
esterogen.
5) Cara pemberian
Waktu pasca persalinan (PP)
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu
sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu pasca beraslin asal
ibu tidak hamil / belum melakukan koifus.
Pasca keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari
RS hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam
masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.
b. Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot)
larutannya merupakan campuran bernzyl benzoate dan casrol oil
dalam perbandingan 4 : 6 efek kontrasepsinya terutama mencegah
masuknya sperma melalui lendir servik.
1) Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal
dalam laritan menyak (depo norestirat).
2) Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan
dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan
setiap 8 mgg dan setelah itu setiap 12 minggu.
3) Keuntungan
Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
Tidak berefek buruk terhadap laktasi
Kembalinya kesuburan lebih cepat
Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah
anemia
Siklus haid lebih stabil.
4) Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan
ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan yang
lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya
Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya mengganti dengan hormonal suntikan pertama
segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan setelah
hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh berhubungan sex
Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi
hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan hari pertama
sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
4. Gejala Klinis
1) Gangguan Haid
KB suntik dapat menyebabkan berubahnya pola menstruasi
seorang wanita. Dalam jangka pendek, mungkin bisa mengalami
menstruasi yang tidak teratur dan keluarnya bercak-bercak darah.
Lalu setelah beberapa bulan, hormon progesteron yang terdapat
dalam KB suntik menyebabkan lapisan rahim menipis, sehingga
menstruasi mungkin jadi berhenti.
Kemudian setelah tidak lagi memakai KB suntik, mungkin
bisa mengalami pendarahan yang tidak teratur, karena tubuh
sedang mengeliminasi sisa-sisa progesteron.
2) Perubahan Berat badan
Menurut studi 2009 yang dipublikasikan dalam American
Journal of Obstetrics and Gynecology, pengguna KB suntik rata-
rata berat badannya bertambah sebanyak 11 pound (5 kg) saat
menggunakan alat kontrasepsi tersebut lebih dari tiga tahun,
dibandingkan dengan para wanita yang menggunakan jenis alat
kontrasepsi lainnya, yang hanya naik sebanyak tiga hingga empat
pound (1,3 kg hingga 1.8 kg).
3) Pusing dan Sakit Kepala
4) Keputihan.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pap Smear digunakan mendeteksi kanker serviks atau memvalidasi
bahwa lesi-lesi dari infeksi telah sembuh.
b. Uji serologi digunakan untuk mendeteksi sifilis dan gonore.
c. Kultur digunakan untuk mendeteksi gonore atau infeksi lain yang
ditularkan melalui hubungan seks.
d. Urinalisis digunakan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.
e. Hitung darah lengkap digunakan untuk menentukan anemia atau
infeksi dan untuk memperkirakan kemampuan pembekuan darah.
6. Penanggulangan Efek Samping
a. Gangguan Haid
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala
tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya
gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama.
b. Perubahan Berat Badan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk
melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila
terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil
dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.
c. Pusing dan Sakit Kepala
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal
500mg, 3 x 1 tablet/hari.
7. Indikasi dan Kontraindikasi
a) Indikasi
KB suntik diberikan kepada wanita yang mengiginkan
kontrasepsi jangka panjang (wanita yang telah mempunyai cukup
anak, telah anggan / tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.Ini juga
diberikan kepada wanita yang mempunyai kontra indikasi estrogen
/ menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan
pada wanita yang mendekati menopause.
b) Kontraindikasi
Ada 2 macam yaitu :
1) Kontra indikasi secara mutlak
a. Terdapat tromboflebitis / riwayat tromboflebitis.
b. Kelainan serebro vaskuler.
c. Fungsi hati tidak / kurang baik.
d. Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan aklat
reproduksi.
e. Varices berat.
f. Adanya kehamilan
2) Kontra indikasi secara relative
a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Perdarahan abnoermal / pervaginam
d. Fibromioma uterus
e. Penyakit jantung dan ginjal
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a. Indentitas klien
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Kaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik
kombinasi tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi,
perdarahan bercak, meningkatnya/menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Kaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.
d. RiwayatObstetri lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. RiwayatMenstruasiLalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat
darah haid, dysmenorrhea atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah pasien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker
payudara, DM dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,
TBC, Hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2. Data Objektif
a. PemeriksaanUmum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB,
suhu badan, kesadaran.
b. PemeriksaanKhusus
6) Wajah :dilihatadanyabercakhitam (chloasma) adanyaoedem,
conjungtivatidakpucat, sclera tidakikterus.
7) Leher :dirabaadanyapembesarankelenjartyroiddankelenjarlimfe,
adanyabendungan vena jugularis.
8) Dada :dilihatbentukmammae, dirabaadanyamassapadapayudara.
9) Genetalia :dilihatdaricondilomaaquminata,
dilihatdandirabaadanyainfeksikelenjarbartholinidankelenjarskene.
10) Ekstremitas
:dilihatadanyaeodempadaekstrimitasbawahdanekstrimitasatas,
adanyavaricespadaekstremitasbawah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (bekas luka suntikan)
2 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kontrasepsi
metode suntikan.
3 Keluarga belum menjadi aseptor KB berhubungan dengan ketidaktahuan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (bekas luka suntikan) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….. jam diharapkan klien dapat memenuhi kriteria hasil N I C
N O C : Pain Management
1. K a j i t i n g k a t n y e r i
- P a i n L e v e l
Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
- P a i n C o n t r o l
2. Bimbing klien menggunakan teknik relaksasi.
-Comfort Level Relaksasi dapat membantu menurunkan intensitas nyeri.
Tujuan : Nyeri berkurang. 3. Anjurkan klien menggunakan kompres dingin apabila nyeri masih dirasakan.
Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan, meningkatkan koping dan control klien.
Kriteria hasil :
3 Keluarga belum menjadi aseptor KB berhubungan dengan ketidaktahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu menjadi aseptor dan mengetahui fungsi dari KB. J a n g k a p e n d e k
a. Kaji pengetahui klien dan keluarga tentang penggunaan alat kontrasepsi
b. Berikan informasi tentang pengertian KB
c. Menjelaskan pada keluarga tentang penggunaan KB
d. Memberitahu keluarga manfaat dari penggunaan KB
e. Menjelaskan pada keluarga efek samping dari penggunaan KB
f. Menjelaskan kepada keluarga berbagai bentuk alat kontrasepsi
g. Menyarankan kepada keluarga untuk rutin dalam penggunaan KB
h. Berkolaborasi dengan pemerintah dalam pemenuhan program KB
Jangka panjang
a. Mengevaluasi klien setiap selesai penggunaan alat kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-
PK58. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo
Bagus Gde Manuaba.Prof dr. Ida.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan,
dan KB.Jakarta: EGC
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=420
Berliani, paulina. 2009. Kontrasepsi suntikan (Injeksi) – Depo provera.
www.pdf-finder.com/pdf
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015 – 2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
NANDA.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatn NANDA Nic Noc. Yogyakarta;
Mediaaction