Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA (KB PIL


KOMBINASI DAN MINIPIL)
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Keluarga berencana menurut WHO (World Health Organisation)
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk : (1) menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, (2)
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3) mengatur interval diantara
kelahiran, (4) mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami dan istri, (5) menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Hartanto, 2004)
Keluarga berencana adalah cara merencanakan keluarga: kapan
ingin mendapatkan anak dan berapa jumlah anak. (Burn, 2000).
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. (Depkes RI,
1999;1).
Menurut (Saifudin, 2006) Pil di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi antara
hormon estrogen dan progesteron .
b. Pil progestin / minipil adalah pil yang hanya mengandung
progesteron saja.

2. Klasifikasi Pil KB
Pil KB dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pil Kombinasi
a. Monofasik
Meupakan pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang
mengandung hormon aktif estrogen/ progestin dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
b. Bifaasik
Merupakan pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan 2 dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c. Trifasik
Merupakan pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dengan 3 dosis yang berbeda
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Pil Progestin/minipil
a. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 mg levonorgestrel atau 350 mg
noretindron.
b. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 mg desogestrel
3. Pohon Masalah
Wanita <20 tahun wanita 20-30 tahun

Alat reproduksi belum usia emas untuk kehamilan


Berkembangan scr sempurna
Menjarakkan kehamilan
Menunda kehamilan

Keluarga berencana

Alat kontrasepsi

Pil KB

Pil Kombinasi pil tunggal

Mengandung hormone estrogen mengandung dosis kecil


dan progesterone bahan progestin sintesis

mencegah kehamilan mencegah kehamilan

efektif bila diminum teratur

efek samping:perdarahan diluar haid


mual, nyeri kepala, BB meningkat.

- Kecemasan
- Kurang
pengetahuan
4. Gejala Klinis
Obat kontrasepsi oral memang dirasa cukup efektif untuk
mencegah atau menunda kehamilan, namun ada berbagai efek samping
yang ditimbulkan ketika mengonsumsi pil KB.
1. Bercak darah lebih banyak atau menstruasi lebih lama
Hampir 50% orang yang menggunakan pil KB,
mengeluarkan darah atau bercak darah dari vaginanya di luar
jadwal menstruasi yang biasa terjadi. Setidaknya hal ini akan terjadi
kurang lebih 3 bulan pertama penggunaan pil PK. Selama
mengeluarkan bercak darah, pil KB akan tetap efektif mencegah
kehamilan. Pil KB membuat rahim selalu meluruh agar tidak siap
dan matang jika terjadi pembuahan. Meluruhnya dinding rahim
inilah yang membuat perdarahan semakin sering. Ketika
mengonsumsi pil KB, rahim akan menyesuaikan untuk terus
meluruh agar tidak terjadi kehamilan.
2. Muncul perasaan mual
Sebagian orang mengalami gejala mual ringan, namun
mungkin sebagian orang lainnya mengalami gejala mual dengan
tingkat sedang, ketika mengonsumsi pil KB. Ini biasanya terjadi
dalam jangka waktu yang sebentar.
3. Sakit kepala atau migraine
Tidak seimbangya kadar hormon yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, dapat
menimbulkan gejala sakit kepala dan migrain. Oleh karena itu,
mengonsumsi pil KB dengan jenis dan dosis yang berbeda, akan
menimbulkan tingkat sakit kepala yang berbeda pula.
4. Nyeri pada payudara
Konsumsi pil KB dapat menyebabkan payudara membesar
atau bahkan nyeri pada payudara. Efek ini terjadi pada minggu-
minggu pertama setelah mengonsumsi pil dan akan menghilang
setelah itu.
5. Berat badan naik
Sebagian wanita yang mengonsumsi pil KB menyatakan
bahwa mereka mengalami edema (pembengkakan akibat
tertahannya cairan dalam tubuh) pada bagian payudara dan pinggul.
Estrogen yang terkandung pada pil KB juga dapat mempengaruhi
sel lemak. Pengaruh yang terjadi yaitu membuat sel lemak menjadi
lebih besar dari ukuran sebelumnya, namun tidak membuat sel
bertambah banyak.
5. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik
untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa
menimbulkan resiko.
Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang
menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan
pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah.
Jika kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB
dosis rendah.
3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang
untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya
pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.
6. Cara Keja Pil KB
1) Pil Kombinasi
a. Menekan ovulasi
b. Mencegah implantasi
c. Lendir servik mengental sehingga sehingga sulit di lalui
sperma.
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula
2) Pil progestin
a. Menekan sekresi gonodotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium
b. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit
c. Mengentalkan lendir servik
d. Mengubah mortilitas tuba sehingga transformasi sperma
terganggu.

7. Indikasi dan Kontraindikasi


1) Pil kombinasi
Menurut (Billing E, 2006) indikasi dan kontraindikasi pil meliputi:
a) Indikasi:
a. Usia reproduksi karena Pil KB tidak direkomendasikan bagi
wanita yang berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan
resiko bagi kesehatan wanita tersebut.
b. Telah memiliki anak atau belum memiliki anak baik, yang
sudah maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan
pil kombinasi,karenapengunaan KB Pilcepatmengembalikan
kesuburansetelehpemakaiandihentikan.
(1) Gemuk atau kurus, karena memiliki efek samping yang
berbeda-beda pada penggunanya.
(2) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
pilkombinasi merupakan metode kontrasepsi dengan efektifitas
yang tinggi.
(3) Setelah melahirkan dan tidak menyusui, karena dengan
penggunaan pilkombinasi maka dapat menyeimbangkan
hormon yang ada didalam tubuh dan dapat menekan kwantitas
ASI sehingga tidak terjadi penumpukan produksi ASI (kadar
estrogen lebih tinggi).
(4) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi
eksklusif sedangkan semua cara kontrasepsi yang di anjurkan
tidak cocok bagi ibu tersebut, dibolehkan karena tidak
memberikan ASI esklusif maka tidak menjadi masalah dalam
penggunaan Pil kombinasi (kadar progestin lebih tinggi).
(5) Pasca keguguran, anemia karena haid berlebihan, karena pil
bisa untuk alat kontrasepsi pasca keguguran karena dapat
menyeimbangkan kadar hormon dalam tuduh, pil kombinasi
juga dapat menyeimbangkan hormon yang dapat memperbaiki
kelaianan menstruasi hypermenhorea (haid
berlebihan) (http//www.klinik.com).
(6) Nyeri haid hebat, salah satu penyebab nyeri haid adalah
keseimbangan hormon dengan pil kombinasi bisa membantu
menyeimbangkan hormon
(7) Siklus haid tidak teratur, siklus haid yang tidak teratur salah
satu disebabkan karena ketidak seimbangan hormon, pil
kombinasi dapat menyeimbangkan hormon sehingga siklus
menstruasi menjadi teratur
(8) Riwayat KET, karena penggunaan progesteron dapat
meningkatkan resiko kehamilan ektopik maka disarankan untuk
menggunakan pil kombinasi
(9) Kelainan payudara jinak, berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan penggunaan pil kombinasi pada wanita yang
menderita kelainan payudara bersifat menetap dan tidak
menyebar dari pada bukan pengguna pil
b) Kontraindikasi:
(1) Hamil atau di curigai hamil, seorangwanita yang
merasadirinyahamiljanganmengonsumsipil KB
karenamungkinakanmembuatcacatbayi yang dikandung.
(2) Menyusui eksklusif karena penggunaan pil dapat mengurangi
kualitas dan kwantitas ASI
(3) Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya
karena pada perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan
karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika
mengkonsumsi Pil (Ca Serviks dll)
(4) Penyakit Hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat
menyebabkan perubahan metabolisme ,dalamhati, jadi pada
wanita yang menderita penyakit hati sebaiknya tidak
menggunakan pil KB kombinasi
(5) Perokok dengan usia > 35 tahun karena wanita yang memiliki
usia >35 tahun dan perokok serta pengguna pil kombinasi dapat
memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, TD > 180/110 mmHg karena
wanita yang menggunakan pil KB resiko lebih tinggi terkena
serangan jantung jika mempunyai salah satu faktor resiko
diantaranya riwayat penyakit jantung, stroke dll dan unsur
progesteron dalam pil KB dapat meningkatkan tekanan darah
dan disarankan untuk menggunakan pil KB dengan progesteron
dosis rendah.
(7) Kanker payudara atau di curigai kanker payudara karena
estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma
payudara
(8) Penyakit epilepsi karena penggunaan pil kombinasi dapat
mengganggu penggunaan obat epilepsi karena pada penderita
epilepsi disarankan untuk menggunakan kadar estrogen yang
lebih tinggi karena tidak mengganggu kerja obat epilepsi
(9) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari, jika
tidak dapat menggunakan pil secara teratur keefektifitasannya
juga akan berkurang.
2) Pil Progestin/Minipil
a) Indikasi:
(1) Usia reproduksi karena Pil KB tidak direkomendasikan bagi
wanita yang berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan
resiko bagi kesehatan wanita tersebut
(2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang
sudah maupun yang belum memiliki anak dapat
menggunakan mini pil, karenapengunaan KB
Pilcepatmengembalikankesuburansetelehpemakaiandihentikan
(3) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif
selama periode menyusui karena KB
pilefektiftascukuptinggidan progestin
tidakmengganggukuantitasmaupunkualitas ASI
(4) Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone
progesterone dapatmeningkatkantekanandarah, dapatdiberikan
progesterone dalamdosisrendahdanperlupengawasan
(5) Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak
menggunakan estrogen
b)Kontraindikasi
(1) Hamil atau di duga hamil seorangwanita yang
merasadirinyahamiljanganmengkonsumsipil KB
karenamungkinakanmembuatcacatbayi yang dikandung.
(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena
pada perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan
karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika
mengkonsumsi Pil (Ca Serviks dll)
(3) Kanker payudara atau riwayat kanker
payudara karena penggunaanPil KB menyebabkan
perkembangan jaringan stroma payudara
(4) Sering lupa menggunakan pil, karena jika tidak dapat
menggunakan pil secara teratur keefektifitasannya juga akan
berkurang.
(5) Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus
(6) Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme/penyempitan
pembuluh darah

8. Penanggulangan Efek Samping Pil KB


Menurut (Saifudin, 2006) penanganan efek samping kontrasepsi pil
meliputi:
1) Pil kombinasi
a) Amenorea (tidak ada perdarahan)
Penanganan: Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum
pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemunkinan besar
karena tidak adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium.
Tidak perlu pengobatan khusus berikan pil dengan dosis estrogen
50mg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin di kurangi.
Bila klien hamil intra uterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien,
bahwa pil yang telah di minumnya tidak punya efek pada janin
b) Mual, pusing atau muntah.
Penanganan: tes kehamilan, bila tidak hamil sarankan minum
pil saat makan malam, atau sebelum tidur
c) Perdarahan pervaginam/spotting
Penanganan: tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologi.
Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
perdarahan/spotting hal yang bisa terjadi pada 3 bulan pertama dan
lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan /spotting tetap saja
terjadi, ganti pil dengan dodis estrogen lebih tinggi 50mg sampai
perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila
perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50mg,
atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain
2) Pil progestin(minipil)
a) Amenorea
Penanganan: pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil
tidak perlu tindakan khusus cukup konseling saja. Bila amenorea
berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke klinik.
Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan di lanjutkan. Jelaskan pada
klien bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin.
Bila di duga kehamilan ektopik, klien perlu di rujuk, jangan
memberikan pbat-obatan hormonal untuk menimbulkan haid.
Kalaupun di berikan tidak ada gunanya.
b) Perdarahan tidak teratur
Penanganan: bila tidak menimbulkan masalah kesehatan
/tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus, bila klien masih tidak
menerima kejadian tersebut, perlu di cari metode kontrasepsi lain

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a) Identitas
Yang dikajimeliputibiodatadansuamimulaidarinama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b) KeluhanUtama
Dikajikeluhanklien yang berhubungandengan penggunaan KB
tersebut antara lain amenorea atau perdarahan tidakterjadi,
perdarahanbercak, keputihan, nyerisaatberhubungan.
c) Riwayat KB
Dikajiapakahklienpernahmenjadiakseptor KB
lainsebelummenggunakan KB dansudahberapa lama menjadiakseptor
KB tersebut.
d) RiwayatObstetri lalu
Dikajiriwayatkehamilan, persalinandannifas yang lalu.
e) RiwayatMenstruasiLalu
Dikaji menarche padaumurberapa, siklushaid, lamanyahaid,
sifatdarahhaid, dysmenorrhea atautidak.
f) RiwayatKesehatanKlien
Dikajiapakahklienmenderitapenyakitjantung, hipertensi,
kankerpayudara, DM, dan TBC.
g) RiwayatKesehatanKeluarga
Dikajiapakahkeluargaklienada yang menderitapenyakitjantung, DM,
TBC, hipertensidankankerpayudara.
h) PolaKehidupan
Dikajimeliputipolanutrisi, polaeliminasi, polaistirahat, polaaktivitas,
polaaktivitasseksual, pola personal hygiene, dankebiasaansehari-hari.
2. Data Obyektif
a) PemeriksaanUmum
Meliputipemeriksaanpadatekanandarah, nadi, pernafasan, BB, TB,
suhubadan, kesadaran.
b) PemeriksaanKhusus
1) Wajah :dilihatadanyabercakhitam (chloasma) adanyaoedem,
conjungtivatidakpucat, sclera tidakikterus.
2) Leher :dirabaadanyapembesarankelenjartyroiddankelenjarlimfe,
adanyabendungan vena jugularis.
3) Dada :dilihatbentukmammae, dirabaadanyamassapadapayudara.
4) Genetalia :dilihatdaricondilomaaquminata,
dilihatdandirabaadanyainfeksikelenjarbartholinidankelenjarskene.
5) Ekstremitas :dilihata odema ada pada
ekstrimitasbawahdanekstrimitasatas,
adanyavaricespadaekstremitasbawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietasberhubungandenganperubahandalam status kesehatan
2. Defisiensipengetahuanberhubungandengankurangpajananinformasi
(Nanda : 2015-2017)
C. INTERVENSI KEPERWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
( N O C ) ( N I C )
1 Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….. jam diharapkan klien dapat memenuhi keriteria hasil: N I C
N O C : A n x i e t y R e d u c t i o n
- A n x i e t y C o n t r o l( P e n u r u n a n k e c e m a s a n )
- C o p i n g- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- V i t a l S i g n S t a t u s- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
KriteriaHasil : - Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Klien mampu mengiden-tifikasi dan mengungkapkan gejala cemas- Pahamiperspektifpasienterhadapsituasistres
- Mengidentifikasi, mengung-kapkan dan menunjukkan tekhnik untuk mengontrol cemas - Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
- Vital sign dalam batas normal- L a k u k a n b a c k / n e c k r u b
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjuk an berkurangnya kecemasan - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
- Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

2 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …. Jam diharapkan klien dapat memenuhi kriteria hasil N I C :
N O C : Teaching : disease Process
- Kowlwdge : disease process- Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
- Kowledge : health Behavior - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
KriteriaHasil : - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan - Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar - Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya. - Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
- Hindari harapan yang kosong
- Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
- Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.


Jakarta : EGC.
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI
NANDA NIC-NOC.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-
NOC.Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Burns, August, dkk.2000.PemberdayaanWanitaDalamBidangKesehatan.
Yogyakarta: Andi

Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-DasarKeperawatanMaternitas. Jakarta: ECG

Pillitteri, Adele.2002. BukuSakuPerawatanKesehatanIbudanAnak. Jakarta: EG


LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA (KB IUD)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. DEFINISI

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee


1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga (Suratun, 2008).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra
Uterin Devices (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan
kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,
dapat dipakai oleh semua perempuan usi produktif (Saefudin. 2003).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam
rahim yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik
(polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi
ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu
ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.(Marjati, 2011)

2. PENYEBAB
a. Menghentikan Kehamilan
b. Kehamilan terlalu ‘dini’
c. Kehamilan Terlalu ‘telat’
d. Kehamilan-kehamilan yang terlalu dekat jaraknya
e. Terlalu sering hamil dan melahirkan
3. PATHWAY

4. KLASIFIKASI

IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari


benang sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga),
sampai pada generasi plastik baik yang ditambahi obat (medicated),
maupun yang tidak ditambahi obat (unmedicated).

0. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi:


a. Bentuk terbuka (open device) misalnya: Lippes Loop, CU-T,
CU-7, Marquiles, Spring coil Multiload, NOVA-T,dan lainnya.
b. Bentuk tertutup (closed device) misalnya Otaring, Antigon,
Gravenbergring, Hall-Stone ring, dll.
c. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan
tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti
pembuahan) yang cukup baik.
d. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang
vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga
halus pada IUD Copper-T.
e. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung
atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini.
f. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang
benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam),
tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran
30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis
ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
5. GEJALA KLINIS

Dalam beberapa kasus, lepas sebagian atau seluruhnya dari IUD juga
dapat menyebabkan gejala fisik, termasuk:
 Perdarahan yang parah.
 Kram yang parah.
 Keputihan yang tidak normal.
 Demam.
 Beberapa wanita mungkin juga memiliki tanda-tanda infeksi,
termasukdemam dan malaise

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Periksa genitalia eksterna untuk memeriksa adanya ulkus,


pembengkakan kelenjar getah bening (bubo), pembengkakan
kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
b. pemereiksaan spekulum untuk memeriksa adanya cairan vagina,
servisitis, dan pemeriksaan mikroskopis bila diperlukan.
c. pemeriksaan panggul untuk menetukan besar, posisi uterus,
konsistensi dan mobilitas uterus. Untuk memeriksa adanya nyeri
goyang serviks dan tumor pada adneksa atau pada kavum douglasi.
d. pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi untuk
memeriksa adanya jamur, trikomonas, bakterial vaginosis (preparat
basah Saline dan KOH serta pemeriksaan pH) untuk memeriksa
adanya gonorea atau

7. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pemasangan
 Langkah 1

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan


mempersilakan klien mengajukan pertanyaan.
2. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit
pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti apabila akan
diberitahu bila sampai pada langkah tersebut.
3. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.
 Langkah 2
1. Periksa genitalia eksterna untuk memeriksa adanya ulkus,
pembengkakan kelenjar getah bening (bubo), pembengkakan
kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
2. Lakukan pemereiksaan spekulum untuk memeriksa adanya
cairan vagina, servisitis, dan pemeriksaan mikroskopis bila
diperlukan.
3. Lakukan pemeriksaan panggul untuk menetukan besar, posisi
uterus, konsistensi dan mobilitas uterus. Untuk memeriksa
adanya nyeri goyang serviks dan tumor pada adneksa atau pada
kavum douglasi.

 Langkah 3
Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada
indikasi untuk memeriksa adanya jamur, trikomonas, bakterial
vaginosis (preparat basah Saline dan KOH serta pemeriksaan pH)
untuk memeriksa adanya gonorea atau klamidia.

 Langkah 4
Masukkan lengan AKDR Copper T-380 A di dalam kemasan
sterilnya.

 Langkah 5
akan tenakulum untuk menjepit serviks poada posisi jam 1 atau
jam 11.

 Langkah 6
Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi uterus dan
kedalaman kavum uteri. Memasukkan sonde sekali masuk dengan
tekhnik tanpa sentuh (no touch) dimaksudkan untuk mengurangi
risiko infeksi.

 Langkah 7
a. Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman
kavum uteri.
b. Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks sesudah melakukan
sonde uterus) sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina
berada dalam satu garis lurus.
c. Masukkan dengan pelan dan hati-hati tabung inserter yang sudah
berisi AKDR kedalam kanalis servikalis dengan mempertahankan
posisi leher biru dalam arah horizontal.
d. Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong tabung inserter
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri. Pastikan leher biru tetap dalam posisi
horizontal.
e. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan,
sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong. Dengan cara ini lengan AKDR akan berada tepat di
fundus (puncak kavum uteri).
f. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan
hati-hati sampai terasa ada tahanan fundus. Langkah ini menjamin
bahwa lengan AKDR akan berada tetap di tempat yang setinggi
mungkin dalam kavum uteri.
g. Keluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis. Pada
waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang serviks
sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut degan menggunakan
gunting mayo yang tajam.
h. Lepas tenakulum. Bila ada perdarahan banyak dati tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai perdarahn terhenti.

 Langkah 8
Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum
melepas sarung tangan. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi.

 Langkah 9
Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera
setelah selesai dipakai.
 Langkah 10
Ajarkan pada klien bagaimana cara memeriksa benang AKDR
(dengan model bila tersedia).
Minta klien menunggu di klinik selam 15-30 menit setelah
pemasangan AKDR.
b. Langkah-Langkah Pencabutan AKDR
 Langkah 1
Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilakan
klien untuk bertanya.

 Langkah 2
Memasukkan spukulum untuk melihat serviks dan benang AKDR.

 Langkah 3
Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3
kali.

 Langkah 4
a. Mengatakan kepada klien bahwa sekarang akan dilakukan
pencabutan. Meminta klien untuk tenang dan menarik napas
panjang. Memberitahu mungkin timbul sakit tapi itu normal.
b. Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung (ekstraktor) yang sudah
didisinfeksi tingkat tinggi atau steril dan tarik benang pelan-pelan,
tidak boleh menarik dengan kuat. AKDR biasanya dapat dicabut
dengan mudah. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan
kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan-pelan. Bila benang
putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka
jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
c. Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada
kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung.
Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan klem atau
alat pencabut AKDR kedalam kavum uteri untuk menjepit benang
atau AKDR itu sendiri
d. Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian
mengalami kesulitan menarik seluruhnya dari kanalis servikalis,
putar pelan-pelan sambil tetap menarik selama klien tidak
mengeluh sakit. Bola dari pemeriksaan bimanual didapatkan sudut
antara uterus dengan kanalis servikalis yang sangat tajam, gunakan
tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah
dan ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati, sambil memutar
klem. Jangan menggunakan tenaga besar (YBPSP, 2006).

8. KOMPLIKASI
a. Efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan

siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan

banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih

sakit.Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang

selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,

perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya

yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi

dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan

benar).

b. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

c. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS

atau yang sering berganti pasangan.

d. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan

dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu

infertilitas.
e. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks

diperlukan dalam pemasangan IUD. Sedikit nyeri dan

perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 - 2

hari

f. Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan (dokter atau bidan) yang terlatih.

g. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui

(sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah

melahirkan)

h. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari

waktu ke waktu.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal pengkajian :
Jam :
1) Data subyektif
1. Identitas Klien dan Suami
 Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB IUD dan
memudahkan kita dalam tindakan
 Umur : kontrasepsi merupakan salah satu kontrasepsi
rasional dalam fase menjarangkan kehamilan pada umur 30 –
35 tahun. Dapat digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun)
kecuali cyclofem (Hartanto, 2004 : 30).
 Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang
digunakan bertentangan dengan agama yang dianut atau tidak
(Hartanto, 2004 : 31).
 Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman klien
terhadap alat kontrasepsi, pemberian konseling dan
pengambilan keputusan tentang penggunaan alat atau metode
kontrasepsi yang akan mempengaruhi kehidupan fertilitasnya
(Hartanto, 2004 : 208).
 Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan peserta KB
 Alamat : untuk mengetahui alamat klien
2. Alasan kunjungan
Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan
3. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kontrasepsi Implan boleh diberikan pada klien yang sedang
mengalami penyakit infeksi alat genital (sifilis, GO),TBC
pelvik, kanker alat genetalia, penyakit radang panggul.
Sedangkan metode kontrasepsi implan tidak diperbolehkan
pada ibu/klien yang menderita penyakit hepatitis, riwayat
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada
rahim, terdapat benjolan abnormal pada payudara, varises
yang berat dan nyeri pada tungkai, tromboflebitis, rasa nyeri
hebat pada betis, paha dada atau tungkai bengkak, epilepsi,
asma, atau sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang
(Hartanto, 2004: 208-209).
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada ibu yang pernah menderita Infeksi Menular Seksual,
TBC pelvik, penyakit radang panggul diperbolehkan untuk
menggunakan kontrasepsi implan. Sedangkan metode
kontrasepsi implan tidak diperbolehkan pada ibu/klien yang
pernah menderita penyakit hepatitis, riwayat penyakit
jantung, hipertensi, diabetes, memiliki mioma pada rahim,
terdapat benjolan abnormal pada payudara, varises yang
berat dan nyeri pada tungkai, tromboflebitis, rasa nyeri
hebat pada betis, paha dada atau tungkai bengkak, epilepsi,
asma, atau sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang
(Hartanto, 2004: 208-209).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tidak dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi
implan bila memiliki riwayat dalam keluarga seperti
penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hpertensi), diabetes,
asma, kanker/keganasan.(Hartanto, 2003: 209).

5. Riwayat Obstetri
a. Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan menstruasi seperti
nyeri pada saat haid yang berlebihan (dismenorhea berat),
perdarahan haid yang banyak dapat menggunakan metode
kontrasepsi implan..Implan dapat diberikan pada saat hari ke
2-7 menstruasi (Saifuddin, 2003 : MK-73).
b. Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi Implan peserta disarankan
tidak mempunyai pasangan seks lain.
c. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB implan yang dalam fase
menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan
d. Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan penggunaan, lama
pemakaian, alasan berhenti atau ganti cara, rencana KB
berikutnya dan apa tujuan peserta ikut KB.

6. Pola aktifitas sehari-hari


 Nutrisi : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
 Eliminasi : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
 Istirahat : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
 Personal hygiene : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR.
 Aktivitas : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
2) Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : compos mentis/somnolens/koma
TTV : TD tidak boleh lebih dari 160/90
mmHg, nadi tidak lebih dari 100
x/menit, respirasi dan suhu dalam
batas normal.
BB sekarang : untuk mengetahui berat badan ibu
naik atau turun selama menggunakan
KB.
TB : Tinggi badan dalam batas yang normal.

2. Pemeriksaan Fisik

– Wajah : tidak odema, tidak pucat


– Mata : sklera putih, konjungtiva merah
muda

– Payudara : papila mammae menonjol,


konsistensi payudara lembek,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa.

– Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada


massa.

– Genetalia : bersih, tidak odema, tidak ada


kondiloma akuminata. Terdapat
sedikit keluaran darah menstruasi

2. DIAGNOSA KEPERAWATANYANG MUNGKIN MUNCUL

a. Ketidak efektivan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan


kurang pengetahuan tentang factor pemberat ditandai dengan
penurunan nadi dan tekanan serta lamanya pengisian kapiler
b. Nyeri akut yang berhubungan dengan agens cedera fisik
(prosedur bedah) yang ditandai dengan mengekspresikan
perilaku (gelisah)
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan pola kesehatan (efek
samping penggunaan alat kontrasepsi IUD) ditandai dengan
kekhawatiran
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
ditandai dengan ketidak nyamanan setelah beraktivitas dan
merasa letih
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N o Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi keperawatan


Nyeri akut yang berhubungan dengan agens cedera fis k (prosedur bedah) yang ditandai dengan mengekspresikan perilaku (gelisah) N I C :
1 Setelah dilakuka asuhan keperawatan selama…x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil: Pain Management
N O C L a b e l :  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

P a i n t C o n t r o l  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan


 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu meng unakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasie n
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Tanda vital dalam rentang normal
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Ketidak efektivan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang factor pemberat ditandai dengan penurunan nadi dan tekanan serta lamanya pengis an kapiler N I C :
2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama….x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil :
Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
N O C :
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Circulation status
 Monitor adanya paretese
Tissue Prefusion : cerebral
 Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
Kriteria Hasil :
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
a. mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
 Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan
 Monitor kemampuan BAB
 Tidak ada ortostatikhipertensi
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
 Monitor adanya tromboplebitis
b. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:  Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
 berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
 menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
 memproses informasi
 membuat keputusan dengan benar
c. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter
Ansietas berhubungan dengan perubahan pola kesehatan (efek samping peng una n alat kontrasepsi IUD) ditandai dengan kekhawatiran
N I C :
3 Setelah dilakukan asuhan keperawataan selama ….x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil:
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
N O C :  Gunakan pendekatan yang menenangkan
 A n x i e t y c o n t r o l Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
 C o p i n g Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Kriteria Hasil :  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
 Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas Dorong keluarga untuk menemani anak
 Vital sign dalam batas normal Lakukan back / neck rub
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan  Dengarkan dengan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan ketidak nyamanan setelah beraktivitas dan merasa letih Setelah dilakuka asuhan keperawatan selama ….x…. diharapkan pasien dapat memenuhi tujuan dan kriteria hasil: N I C :
4
N O C : En ergy Man agemen t
 Energy conservation
 Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
 Self Care : ADLs
 Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
Kriteria Hasil :
 Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
 Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
 Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
 Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
 Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
 Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
 Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
 Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguata n

DAFTARPUSTAKA

Anonim.2013.Laporan Pendahuluan Keluarga


Berencana.(dalam:http://agungsa10001.blogspot.com/2013/04/lp-keluarga-
berencana.html). Diakses tanggal 29November 2018 pukul 16.32 wita
Carpenito, Lynda Juall.1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta : EGC.
NANDA NIC-NOC.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA
NIC-NOC.Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Hipokrates
Mochtar, Pustam. 1995. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA BERENCANA (KB SUNTIK)

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
hanya berisi berupa hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh
wanita secara periodik. Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang
disuntikkan ke dalam tubuh dalam jangka wkatu tertentu kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya
kehamilan.

2. Pohon Masalah
3. Klasifikasi
a. Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif.
1) Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA)
dalam air.
 Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy
progesterone acetate)
 Tvial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone
acetate)
2) Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.Suntikan
harus lama pada otot bokong musculus gluteus agak dalam.
3) Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan
tidap tahan asal penyuntikannya dilakukan secara teratur.
4) Keuntungan
 Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti
menelan pil
 Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan
darah
 Sangat efektif
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
 Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai pre menopause
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
 Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri
dan haid
 Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian
esterogen.
5) Cara pemberian
 Waktu pasca persalinan (PP)
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu
sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu pasca beraslin asal
ibu tidak hamil / belum melakukan koifus.
 Pasca keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari
RS hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam
masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.
b. Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot)
larutannya merupakan campuran bernzyl benzoate dan casrol oil
dalam perbandingan 4 : 6 efek kontrasepsinya terutama mencegah
masuknya sperma melalui lendir servik.
1) Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal
dalam laritan menyak (depo norestirat).
2) Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan
dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan
setiap 8 mgg dan setelah itu setiap 12 minggu.
3) Keuntungan
 Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
 Tidak berefek buruk terhadap laktasi
 Kembalinya kesuburan lebih cepat
 Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah
anemia
 Siklus haid lebih stabil.
4) Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
 Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
 Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
 Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
 Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan
ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan yang
lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya
 Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya mengganti dengan hormonal suntikan pertama
segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan setelah
hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh berhubungan sex
 Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi
hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan hari pertama
sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
 Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
4. Gejala Klinis
1) Gangguan Haid
KB suntik dapat menyebabkan berubahnya pola menstruasi
seorang wanita. Dalam jangka pendek, mungkin bisa mengalami
menstruasi yang tidak teratur dan keluarnya bercak-bercak darah.
Lalu setelah beberapa bulan, hormon progesteron yang terdapat
dalam KB suntik menyebabkan lapisan rahim menipis, sehingga
menstruasi mungkin jadi berhenti.
Kemudian setelah tidak lagi memakai KB suntik, mungkin
bisa mengalami pendarahan yang tidak teratur, karena tubuh
sedang mengeliminasi sisa-sisa progesteron.
2) Perubahan Berat badan
Menurut studi 2009 yang dipublikasikan dalam American
Journal of Obstetrics and Gynecology, pengguna KB suntik rata-
rata berat badannya bertambah sebanyak 11 pound (5 kg) saat
menggunakan alat kontrasepsi tersebut lebih dari tiga tahun,
dibandingkan dengan para wanita yang menggunakan jenis alat
kontrasepsi lainnya, yang hanya naik sebanyak tiga hingga empat
pound (1,3 kg hingga 1.8 kg).
3) Pusing dan Sakit Kepala
4) Keputihan.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pap Smear digunakan mendeteksi kanker serviks atau memvalidasi
bahwa lesi-lesi dari infeksi telah sembuh.
b. Uji serologi digunakan untuk mendeteksi sifilis dan gonore.
c. Kultur digunakan untuk mendeteksi gonore atau infeksi lain yang
ditularkan melalui hubungan seks.
d. Urinalisis digunakan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.
e. Hitung darah lengkap digunakan untuk menentukan anemia atau
infeksi dan untuk memperkirakan kemampuan pembekuan darah.
6. Penanggulangan Efek Samping
a. Gangguan Haid
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala
tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya
gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama.
b. Perubahan Berat Badan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk
melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila
terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil
dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.
c. Pusing dan Sakit Kepala
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal
500mg, 3 x 1 tablet/hari.
7. Indikasi dan Kontraindikasi
a) Indikasi
KB suntik diberikan kepada wanita yang mengiginkan
kontrasepsi jangka panjang (wanita yang telah mempunyai cukup
anak, telah anggan / tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.Ini juga
diberikan kepada wanita yang mempunyai kontra indikasi estrogen
/ menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan
pada wanita yang mendekati menopause.
b) Kontraindikasi
Ada 2 macam yaitu :
1) Kontra indikasi secara mutlak
a. Terdapat tromboflebitis / riwayat tromboflebitis.
b. Kelainan serebro vaskuler.
c. Fungsi hati tidak / kurang baik.
d. Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan aklat
reproduksi.
e. Varices berat.
f. Adanya kehamilan
2) Kontra indikasi secara relative
a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Perdarahan abnoermal / pervaginam
d. Fibromioma uterus
e. Penyakit jantung dan ginjal
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a. Indentitas klien
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Kaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik
kombinasi tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi,
perdarahan bercak, meningkatnya/menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Kaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.
d. RiwayatObstetri lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. RiwayatMenstruasiLalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat
darah haid, dysmenorrhea atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah pasien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker
payudara, DM dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,
TBC, Hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2. Data Objektif
a. PemeriksaanUmum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB,
suhu badan, kesadaran.
b. PemeriksaanKhusus
6) Wajah :dilihatadanyabercakhitam (chloasma) adanyaoedem,
conjungtivatidakpucat, sclera tidakikterus.
7) Leher :dirabaadanyapembesarankelenjartyroiddankelenjarlimfe,
adanyabendungan vena jugularis.
8) Dada :dilihatbentukmammae, dirabaadanyamassapadapayudara.
9) Genetalia :dilihatdaricondilomaaquminata,
dilihatdandirabaadanyainfeksikelenjarbartholinidankelenjarskene.
10) Ekstremitas
:dilihatadanyaeodempadaekstrimitasbawahdanekstrimitasatas,
adanyavaricespadaekstremitasbawah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (bekas luka suntikan)
2 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kontrasepsi
metode suntikan.
3 Keluarga belum menjadi aseptor KB berhubungan dengan ketidaktahuan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (bekas luka suntikan) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….. jam diharapkan klien dapat memenuhi kriteria hasil N I C
N O C : Pain Management
1. K a j i t i n g k a t n y e r i
- P a i n L e v e l
Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
- P a i n C o n t r o l
2. Bimbing klien menggunakan teknik relaksasi.
-Comfort Level Relaksasi dapat membantu menurunkan intensitas nyeri.

Tujuan : Nyeri berkurang. 3. Anjurkan klien menggunakan kompres dingin apabila nyeri masih dirasakan.
Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan, meningkatkan koping dan control klien.
Kriteria hasil :

1. Intensitas nyeri berkurang,


2. T a m p a k r i l e k s .
2 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. jam diharapkan klien dapat memenuhi kriteria hasil N I C :
N O C : Anxiety Reduction (Penurunan Kecemasan)
-Anxiety Self -Control a. Kaji tingkat kecemasan klien.
-Anxiety Level Dapat dilakukan penanganan secara tepat dan cepat.
- C o p i n g b. Berikan kenyamanan dan ketrentaman hati.
Tujuan: klien tidak mengalami kecemasan. Meyakinkan klien bahwa ia benar mendapatkan pertolongan.
Kriteria hasil : c. Diskusi tentang kecemasan yang dialami klien
a. Kecemasan klien berkurang. Mengurangi kecemasan yang dialami klien.
d. Jelaskan kepada klien tentang kontrasepsi metode suntikan.
Menambah pengetahuan klien untuk mengurangi kecemasan.
e. Jelaskan kepada klien keuntungan dan kerugian kontrasepsi metode suntikan.
Membantu klien mengambil keputusan untuk pemilihan kontrasepsi metode suntik.
f. Kolaborasi pelaksanaan suntik KB.
Salah satu bentuk kolaborasi dengan tim lain.

3 Keluarga belum menjadi aseptor KB berhubungan dengan ketidaktahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu menjadi aseptor dan mengetahui fungsi dari KB.  J a n g k a p e n d e k
a. Kaji pengetahui klien dan keluarga tentang penggunaan alat kontrasepsi
b. Berikan informasi tentang pengertian KB
c. Menjelaskan pada keluarga tentang penggunaan KB
d. Memberitahu keluarga manfaat dari penggunaan KB
e. Menjelaskan pada keluarga efek samping dari penggunaan KB
f. Menjelaskan kepada keluarga berbagai bentuk alat kontrasepsi
g. Menyarankan kepada keluarga untuk rutin dalam penggunaan KB
h. Berkolaborasi dengan pemerintah dalam pemenuhan program KB
 Jangka panjang
a. Mengevaluasi klien setiap selesai penggunaan alat kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-
PK58. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo
Bagus Gde Manuaba.Prof dr. Ida.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan,
dan KB.Jakarta: EGC
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=420
Berliani, paulina. 2009. Kontrasepsi suntikan (Injeksi) – Depo provera.
www.pdf-finder.com/pdf
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015 – 2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
NANDA.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatn NANDA Nic Noc. Yogyakarta;
Mediaaction

Anda mungkin juga menyukai