Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini industrialisasi dipilih sebagai


alternatif pertumbuhan ekonomi. Hal ini bukan tanpa didasari alasan, karena
sektor industri inilah yang kita harapkan dapat menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan menyerap tenaga kerja yang banyak.
Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus
mengalami peningkatan, baik industri yang menghasilkan bahan jadi maupun
yang menghasilkan bahan setengah jadi atau bahan baku industri lain. Salah
satunya adalah Ethyl Chloride. Ethyl Chloride merupakan senyawa
intermediet yang banyak diperlukan dalam industri antara lain digunakan
sebagai bahan baku pembuatan ethyl selulose, cat, obat-obatan, refrigerant
dan lain-lain ( Keyyes, 1975 ). Akan tetapi, situasi perekonomian yang tidak
stabil melanda Indonesia sekarang ini membuat banyak industri yang tak
mampu bertahan lagi, terutama industri yang menggunakan bahan baku
impor.
Saat ini Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan Ethyl Chloride,
sehingga sebagian besar pemenuhan kebutuhan dalam negeri masih diimpor
dari negara lain. Dari hal tersebut di atas maka sudah sepantasnya kita harus
membuat terobosan-terobosan baru dalam sektor industri khususnya industri
kimia, dengan memanfaatkan secara optimal yang nantinya akan
menghasilkan produk yang dapat bersaing dalam standar perdagangan
internasional.
Mengingat banyaknya kebutuhan akan bahan kimia tersebut, sementara
negara kita masih mengimpor ethyl chloride, maka dengan pendirian pabrik
ethyl chloride selain kebutuhan dalam negeri tercukupi juga sekaligus
menambah devisa negara. Pendirian pabrik ethyl chloride ini juga dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa menggantungkan diri pada negara-

1
negara lain. Di samping itu pendirian pabrik ethyl chloride menyerap tenaga
kerja atau memperluas lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi
pengangguran.

B. Prospek Pasar

1. Data Ekspor-Impor
Berdasarkan data ekspor-impor untuk ethyl chloride dari Badan
Pusat Statistik, dapat dilihat pada tabel 1 :

Tabel 1. Data Ekspor-Impor ethyl chloride


No. Tahun Ekspor (kg) Impor (kg)
1. 2008 12.069 772.629
2. 2009 1.069 898.657
3. 2010 37.021 944.537
4. 2011 12.040 882.551
5. 2012 17.360 878.935
6. 2013 1.656 947.944
Badan Pusat Statistik ( BPS )

Data Impor Etil Klorida


10
Kebutuhan x10-5 (Kg)

4 Data Impor Etil


Klorida
2

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Gambar 1. Data Impor ethyl chloride

2
2. Sasaran Pasar
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik ( BPS ), kebutuhan dalam
negeri masih sangat besar sehingga pangsa pasar utama adalah memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan apabila kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi
maka produk dapat diekspor ke luar negeri.

C. Tinjauan Pustaka
1. Proses Produksi
a. Tinjauan Berbagai Proses
Etil Klorida didapatkan dengan mereaksikan :
1. HCl dan Etanol
Pembuatan Etil klorida dengan cara mereaksikan HCl dan Etanol
paling banyak dipakai. Reaksi berjalan optimal pada suhu antara
110 – 145 ⁰C dan tekanan 2,041 atm dengan menggunakan katalis
ZnCl2. Hasil reaksi berupa Etil klorida dan air, dan mempunyai
yield 95 – 98 %
Reaksi :
C2H5OH(g) + HCl(g) C2H5Cl(g) + H2O(g)
( Keyyes, 1975 )
2. Klorinasi gas Etana
Pembuatan Etil klorida dengan cara ini dapat dilakukan dengan :
Reaksi ini biasanya berlangsung pada suhu 250 – 500 ⁰C dan
tekanan 7 - 20 atm. Pada suhu 400 ⁰C reaksi rantai radikal
mengikuti :
Cl2 2Cl2
Cl• + C2H6 HCl + C2H5•
C2H5• + Cl2 C2H5Cl + Cl• (rantai pembawa)

Etil klorida yang didapat dari klorinasi gas Etana mempunyai yield
75 – 78 %
( Kirk Othmer, 1981)

3
3. Hidroklorinasi Etilen dengan HCl
Reaksi yang berlangsung pada fase gas ini biasanya menggunakan
bantuan katalisator Alumunium klorida atau Zinkonium klorida.
Suhu operasi antara 150 – 250 ⁰C dan tekanan 6 – 20 atm serta
memiliki residence time ( space velocity ) 2 sekon. Etil klorida dari
Hidroklorinasi Etilen dengan HCl mempunyai yield 90 %.
Reaksi yang terjadi :

C2H4(g) + HCl(g) C2H5Cl(g)


( Keyyes, 1975 )

Tabel 2. Alternatif Proses


No Proses Fase Yield Kondisi Operasi Katalis Reaktor Bahan Nilai
Reaksi
Etanol 95 – P = 2,041 atm C2H5OH
Gas – Fixed bed
1. dan 98 % T = 110 – 145 ⁰C ZnCl2 dan HCl 16
gas (****)
Hidrogen (****) (****) (****)

klorida

75 – P = 7 - 20 atm Kupri C2H6


Klorinasi Gas – RAP
2. 78 % T = 250 - 500 ⁰C klorida dan Cl2 12
gas etana gas (****)
(**) (**) alumina (****)

Hidroklo
rinasi P = 6 – 20 atm ZnCl2 C2H4
Gas - 90 % Fixed bed
3. etilen T = 150 – 250 ⁰C dan HCl 13
gas (***) (****)
dengan (**) AlCl3 (****)
HCl

Keterangan :
(*) = Kurang (***) = Baik
(**) = Cukup (****) = Sangat Baik

Berdasarkan tabel alternatif proses diatas, proses pembuatan Etil


Klorida dari HCl dan Etanol lebih baik dibandingkan proses yang lain.

4
b. Potensial Ekonomi
Tabel 2. Berat molekul dan harga produk maupun bahan baku
Senyawa BM ( kg/kmol ) Harga ( $/kg )
C2H5Cl 64,52 7,951
C2H5OH 46,07 0,249
HCl 36,47 0,820
C2H4 28 1,203
C2H6 30 47,942
Cl2 70,94 0,714

PE = Harga produk – Harga bahan baku


1. Etil klorida dari Etanol dan HCl
PE = (BM C2H5Cl . Harga C2H5Cl) – (BM C2H5OH . Harga
C2H5OH + BM HCl . Harga HCl)
= (64,52 . 7,951) – (46,07 . 0,249 + 36,47 . 0,820)
= $ 471,622 / Kgmol.
2. Etil klorida dari klorinasi gas Etana
PE = (64,52.7,951 + 36,47.0,82) – (30 . 47,942 + 70,94 . 0,714)
= $ -946,007 / Kgmol.
3. Etil klorida dari Hidroklorinasi dengan HCl
PE = (64,52 . 7,951) – (28 . 1,203 + 36,47 . 0,820)
= $ 449,807 / Kgmol.

c. Pemilihan Proses
Dari ketiga perbandingan proses data diatas, maka dipilih
alternatif proses pembuatan Etil Klorida dari HCl dan Etanol dengan
pertimbangan sebagai berikut :

1. Ditinjau dari kondisi operasi, reaksi ini berlangsung pada fasa gas –
gas dengan suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan kedua proses lainnya sehingga proses lebih
mudah dijalankan.

5
2. Produk yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang tinggi, yaitu
99 % dengan yield 95 -98 %.
3. Dilihat dari Potensial Ekonomi, proses pembuatan Etil Klorida dari
HCl dan Etanol lebih besar dari pada proses lainnya.

d. Tinjauan Termodinamika
Dari reaksi :
418K , 2,041 atm
C2H5OH(g) + HCl(g) C2H5Cl(g) + H2O(g)

Panas reaksi ∆Hr :

418K ∆Hr(T) 418K

∆Hreaktan ∆Hproduk

298K ∆Hr⁰ (298K) 298K

∆Hr(T) = ∑ ∆H
= ∆Hreaktan + ∆Hr⁰ (298K) + ∆Hproduk
Tabel 3. ∆Hfo komponen
∆Hf⁰(298)
Senyawa
(KJ/mol)
C2H5Cl -117,71
H2O -241,8
C2H5OH -234,81
HCl -92,3

∆Hr⁰(298K) = ∆Hf⁰produk - ∆Hf⁰reaktan


= (∆Hf⁰C2H5Cl + ∆Hf⁰H2O) – (∆Hf⁰C2H5OH + ∆Hf⁰HCl)
= ((-117,71) + (-241,8)) – ((-234,81) + (-92,3))
= -32,4 KJ/mol.

6
Senyawa Cp (KJ/mol.K)
35,946 + 5,2294.10-2T + 2,0321.10-4T2 -
C2H5Cl
2,2795.10-7T3 - 6,9123.10-11 T4
33,933 - 8,4186.10-3T + 2,9906.10-5T2 -
H2O
1,7825.10-8T3 – 2,4963.10-12 T4
271,091 + 1,1055.10-1T + 1,0957.10-4T2 -
C2H5OH
1,5046.10-7T3 + 4,6601.10-11 T4
29,244 + 1,2615.10-3T + 1,121.10-6T2 +
HCl
4,9676.10-9T3 - 2,4963.10-12 T4

∆Hreaktan = ∫ Cp C₂H₅OH dT + ∫ Cp HCl dT


298
= ∫418 (271,091 + 1,1055.10-1 T + 1,0957.10-4 T2 -
298
1,5046.10-7 T3 + 4,6601.10-11 T4) dT + ∫418 (29,244 +
1,2615.10-3 T + 1,121.10-6 T2 + 4,9676.10-9 T3 -
2,4963.10-12 T4) dT
= 300,335 T + 5,59058.10-2 T2 + 0,36897.10-4 T3 -
0,36373.10-7 T4 + 0,8821.10-11 T5 |298
418

= -41,8302 KJ/mol.
∆Hproduk = ∫ Cp C₂H₅Cl dT + ∫ Cp H₂O dT
418
= ∫298 (35,946 +5,2294.10-2T+2,0321.10-4T2-2,2795.10-7T3
418
- 6,9123.10-11 T4) dT + ∫298 (33,933 – 8,4186.10-3 T +
2,9906.10-5 T2 - 1,7825.10-8 T3 – 2,4963.10-12 T4) dT
= 69,879 T + 2,19377.10-2 T2 + 0,77705.10-4 T3 -
0,61444.10-7 T4 – 1,43239.10-11 T5 |418
298

= 12,3488 KJ/mol.
∆Hr(T) = ∆Hreaktan + ∆Hr⁰(298K) + ∆Hproduk
= -41,8302 – 32,4 + 12,3488
= -56,2974 KJ/mol.
Karena nilai ∆Hr(T) negatif berarti reaksi eksotermis.

7
Konstanta kesetimbangan :
∆G = -RT ln K.
R = 8,314 . 10-3 KJ/mol.K
Tabel 4. ∆G(298K) komponen
∆G(298K)
Senyawa
(KJ/mol)
C2H5Cl -60,5
H2O -228,61
C2H5OH -167,9
HCl -95,30

*∆G(298K) = ∆Gproduk - ∆Greaktan


= ((-60,5) + (-228,61)) – ((-167,9) + (-95,30))
= -25,91 KJ/mol.
∆G
ln K = −𝑅𝑇
−25,91 𝐾𝐽/𝑚𝑜𝑙
ln K = (−0,008314)𝐾𝑗 = 10,458
𝑚𝑜𝑙 𝐾
(298 𝐾)

*Nilai K pada suhu 145 ℃ = 418 K


𝛥𝐻𝑅
𝑑 ln 𝐾 = 𝑅𝑇²
𝑑𝑇 ( J.M.Smith, 1987 )

𝑙𝑛𝐾₄₁₈ 418 𝛥𝐻𝑅


∫𝑙𝑛𝐾₂₉₈ 𝑑 𝑙𝑛 𝐾 = ∫298 𝑅𝑇²
𝑑𝑇

𝐾(₄₁₈) 𝛥𝐻𝑅 1 1
𝑙𝑛 = (418 − 298)
𝐾(₂₉₈) −𝑅

𝐾(₄₁₈) −56,2974 1 1
ln ( ) = −0,008314 (418 − 298)
𝐾(₂₉₈)

ln K(418) - ln K(298) = -6,5233


ln K(418) – 10,458 = -6,5233

8
K(4181) = 51,15
*∆G(418K) = -RT ln K = -13,674 KJ/mol.
∆G(418K) bernilai negatif sehingga reaksi ini berlangsung spontan.
Hal ini dikarenakan jika ∆G bernilai negatif akan menghasilkan panas,
sehingga tanpa adanya energi yang diberikan, reaksi akan dapat
berlangsung pada suhu ini.

e. Tinjauan Kinetika
Dari reaksi :
C2H5OH + HCl C2H5Cl + H2O

Harga k (konstanta kecepatan reaksi) dapat didekati dengan persamaan


Arhenius :
k = A exp (-E/RT)
dimana :
A = frekwensi tumbukan
E = energi aktivasi
R = tetapan gas = 8,314 J/mol.K
n = bilangan Avogadro = 6,02E+23 molekul/mol
Frekwensi tumbukan dihitung dengan persamaan (2-34) J.M.Smith :
𝑀𝐴+𝑀𝐵
A = σAB2(8ᴨ.R.T.( 𝑀𝐴.𝑀𝐵 ))1/2

Dengan :
T = 145°C = 418 K
σAB = collision diameter = (σA + σB)/2
σ ethanol, σA = 0,4599 nm
σ HCl, σB = 0,3339 nm
MA = berat molekul ethanol = 46,07 Kg/Kmol
MB = berat molekul HCl = 36,461 Kg/Kmol
σAB = (4,599+3,339)x10-10/2
σAB = 3,969. 10-10 m
σAB2 = 1,575. 10-19 m

9
𝑘𝑔.𝑚² 46,07+36,461 1/2
A = 1,575.10-19 m2 [8.ᴨ.8314 .418K. ]
𝑑𝑒𝑡².𝑘𝑚𝑜𝑙.𝐾 46,07.36,461
𝑚ᶾ 6,02𝐸+23𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 1000𝑚𝑜𝑙 3600 𝑑𝑒𝑡
= 3,2619.10-12
𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙.𝑑𝑒𝑡 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑗𝑎𝑚

= 7,0692.1018 mᶾ/kmol.jam
Energi aktivasi dihitung berdasarkan pendekatan menggunakan :

a. Energi ikatan
Untuk rekasi yang eksotermis, energi aktivasi merupakan 28% dari
energi ikatan senyawa
Dari Langes’s Handbook of Chemistry:
Energi ikat untuk C2H5-OH = 55,09 kkal/mol
Energi ikat untuk H-Cl = 63,49 kkal/mol
Energi aktivasi = 0,28 (55,09 + 63,49) = 34.000 kkal/kmol
b. Panas reaksi
Untuk reaksi yang eksotermis, energi aktivasi dihitung dengan
persamaan
E = 11,5 - 0,25 (-ΔHr) (Rase,H.F.,1977)
= 11,5 – 0,25 (-6,885)
= 14.000 kkal/kmol
Energi aktivasi rata-rata = (34000+14000)/2 = 24.000 kkal/kmol

Persamaan Arhenius :
k = 7,0692.1018 exp(-24000/RT) m3/kmol.jam
dengan : R = 1,987 kkal/kmol.K
T = Kelvin
Jika T = 145oC = 418 K, diperoleh k = 199,5332 m3/kmol.jam

f. Pemilihan Reaktor
Reaktor yang digunakan adalah Reaktor fixed bed dengan pertimbangan
reaksi berjalan dalam fase gas dan katalis yang digunakan berupa katalis
padat.

10
2. Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk

a. Spesifikasi
1. bahan baku
(a). Etanol (C2H5OH )
Kadar : 95 %
Impurities : H2O (5 %)
Berat molekul : 46,07 kg/kmol
Berat jenis, (25 oC) : 0,789 kg/L
Titik lebur, (oC) : -112
Titik didih, (oC) : 78,4
Suhu kritis, Tc, , (oC) : 243,3
Tekanan kritis, Pc, (atm) : 63
Volume spesifik, (cm3/gmol) : 167
ΔHof(298), (KJ/mol) : -234,8
ΔGo(298), (KJ/mol) : -167,9
Cp (298) , (KJ/mol) : 310,151
Bentuk : Cair
(b). Hidrogen Klorida ( HCl )
Kadar : 32 %
Impurities : H2O (68 %)
Berat molekul : 36,47 kg/kmol
Berat jenis (25 oC) : 1,159 kg/L
Titik lebur, (oC) : −43
Titik didih, (oC) : 84
Suhu kritis, Tc, (oC) : 51,4
Tekanan kritis, Pc, (atm) : 81,6
Volume spesifik, (cm3/gmol) : 87
ΔHof(298), (KJ/mol) : -92,31
ΔGo(298), (KJ/mol) : -95,3
Cp (298) , (KJ/mol) : 29,831
Bentuk : Cair

11
2. Produk
Etil Klorida ( C2H5Cl )
Berat molekul : 64,52 kg/kmol
Kadar : 99,7 %
Impurities : C2H5OH (0,3 %)
Berat jenis, (25 oC) : 0,917 kg/L
Titik lebur, (oC) : -139
Titik didih, (oC) : 13
Suhu kritis, Tc, (oC) : 187,4
Tekanan kritis, Pc, (atm) : 52
Volume spesifik, (cm3/gmol) : 199
ΔHof(298), (KJ/mol) : -112,1
ΔGo(298), (KJ/mol) : -60,5
Cp (298) , (KJ/mol) : 62,998
Bentuk : Cair
3. Bahan pembantu

Zink Klorida
Rumus molekul : ZnCl2
Berat molekul : 136,290 kg/kmol
Titik lebur, (oC) : 283
Titik didih, (oC) : 732
Bentuk : Padatan
Rapat massa (kg/m3) : 1498
( Kirk, R. E and Othmers 1949)
b. Pengadaan dan Transportasi
Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan
produksi suatu pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat
diprioritaskan. Dalam hal ini bahan baku yang digunakan adalah etanol
dan asam klorida.

12
1. Etanol diperoleh dari PT Malindo Raya, Tbk yang dipompa menuju
daerah Tuban, Jawa Timur.
2. HCl diperoleh dari PT. Petrokimia Chemical, Tbk-Gresik yang
dialirkan menggunakan pompa menuju daerah Tuban, Jawa Timur.
3. Katalis zink klorida diperoleh dari PT. Petrokimia Chemical, Tbk-
Gresik yang diangkut menggunakan truk menuju daerah Tuban, Jawa
Timur.

c. Kemasan
Ethyl chloride dengan fase cair yang disimpan dalam tangki
dipasarkan menggunakan truk yang dikemas dalam drum.
d. Penyimpanan
Etanol dan HCl masing-masing disimpan dalam fase cair di tangki
penyimpan vertikal dengan tekanan 1 atm 30oC. Produk (etil klorida) fase
cair disimpan dalam tangki silender horizontal dengan tekanan 2 atm
30oC.
D. Prediksi Kapasitas
Kebutuhan dunia terhadap ethyl chloride dimasa mendatang akan semakin
meningkat. Saat ini Indonesia masih mengimpor ethyl chloride untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, sehinga pabrik baru sangat dibutuhkan. Pada tabel 2
tercantum data mengenai jumlah impor ethyl chloride.
Tabel 3. Data Impor ethyl chloride
Tahun Data Impor (Kg/tahun)
2008 772.629
2009 898.657
2010 944.537
2011 882.551
2012 878.935
2013 947.944
( Sumber : BPS Indonesia )

13
Data Impor Etil Klorida
10 y = 0,27584x + 8,12
Kebutuhan x10-5 (Kg) 8
6 Data Impor Etil
4 Klorida
2
Linear (Data Impor
0 Etil Klorida)
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Gambar 2. Data impor ethyl chloride

Dari gambar 2, maka kebutuhan ethyl chloride di Indonesia dapat didekati


dengan persamaan :

Y = 0,27584 x + 8,12

Dari persamaan di atas, dapat dihitung perkiraan kebutuhan impor ethyl


chloride untuk tahun 2024, yaitu sebagai berikut :

Y = 0,27584 (2024) + 8,12

Y = 56.642.016 kg/tahun

Berdasarkan data kebutuhan dalam negeri, ketersediaan bahan baku dan


kapasitas pabrik yang telah didirikan sebesar Marl Chemical Park, Eropa sebesar
50.000 ton/tahun dan Dow Chemical USA, Freeport, Texas sebesar 60.000
ton/tahun, dengan pertimbangan tersebut maka ditetapkan kapasitas rancangan
sebesar 60.000 ton/tahun, dengan harapan :

a. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat menekan angka


impor
b. Dapat merangsang berdirinya industri-industri kimia lainnya yang
menggunakan ethyl chloride sebagai bahan baku maupun bahan pembantu
sehingga dapat memperluas lapangan kerja
c. Dapat menambah devisa Negara dengan mengekspor produk ethyl
chloride ke luar negeri.

14
15
B. Uraian Proses Singkat
Proses pembuatan ethyl chloride dari ethanol dan HCl berlangsung
dalam reaktor fixed bed, dengan bantuan katalis ZnCl2 pada kondisi
tekanan 2,041 atm, 145oC. Gas keluar reaktor dialirkan menuju condenser
untuk diembunkan. Cairan hasil pengembunan yang keluar dari condensor
kemudian dialirkan ke separator untuk dipisahkan fase gas dan cairnya.
Hasil atas separator berupa gas yang kemudian akan di alirkan menuju
reaktor sebagai recycle. Hasil bawah separator berupa cairan yang
kemudian dipompa menuju menara destilasi untuk dimurnikan. Hasil atas
menara destilasi adalah etil klorida dengan kemurnian tinggi yang
kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan. Hasil bawah menara
destilasi berupa air yang merupakan limbah yang akan diproses di UPL.

C. Rencana Peralatan yang Digunakan


1. Reaktor : Fixed bed
Fungsi : mereaksikan etanol dengan HCl untuk menghasilkan etil
klorida
2. Menara Distilasi
Fungsi : memurnikan etil klorida
3. Condensor
Fungsi : mengembunkan gas hasil reaksi
4. Vaporizer
Fungsi : mengubah fasa bahan baku menjadi gas
5. Separator
Fungsi : memisahkan uap dan cairan dari bahan baku
6. Tangki Penyimpanan
Fungsi : menyimpan bahan baku dan produk

D. Rencana Lokasi

Lokasi pabrik sangat menentukan dalam kelangsungan berdirinya


pabrik maupun dalam persaingan selanjutnya. Pemilihan lokasi pabrik

16
yang tepat dan ekonomis dipengaruhi oleh banyak faktor. Lokasi yang
dipilih untuk pabrik ethyl chloride ini adalah dikawasan industri Tuban,
Jawa Timur dengan pertimbangan antara lain:

1. Pengadaan bahan baku

Bahan baku ethanol berasal dari PT Malindo Raya, Tbk Malang


yang memproduksi 77590,7 ton/tahun. HCl dan katalis ZnCl2
diperoleh dari PT Petrokimia Chemical, Tbk Gresik yang
memproduksi 233347 ton/tahun untuk HCl dan 401 ton/tahun untuk
ZnCl2. Pemenuhan bahan baku dekat dengan lokasi pabrik sehingga
mudah dengan pengangkutannya.

2. Sarana pendukung utilitas

Sarana pendukung utilitas yang digunakan berdasarkan:

a) Tenaga listik
Listrik yang digunakan untuk produksi berasal dari
perusahaan listik Negara dan unit generator listrik yang
dibangun didalam pabrik. Kebutuhan listrik didalam pabrik
antara lain:
- Menggerakkan peralatan elektronik
- Sumber tenaga alat proses yang menggunakan listrik
- Sumber tenaga alat utilitas
- Penerangan dalam pabrik
b) Air
Kebutuhan pabrik akan air dipenuhi dari Sungai Brantas
sehingga kebutuhan air dapat diperoleh dari salah satu
sumber air tersebut. Penyediaan air dalam pabrik
diperlukan untuk air proses, air pendingin, perumahan dan
perkantoran, dan servis.

17
c) Bahan bakar
Bahan bakar yang diperlukan oleh pabrik diperoleh dari
perusahaan pengolahan minyak negara yang berada
disekitar kota Tuban. Bahan bakar diperlukan untuk
kebutuhan menggerakkan generator dengan bahan bakar
minyak solar dan bahan bakar boiler.
3. Kebutuhan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang berpendidikan menengah ataupun kejuruan


dapat diperoleh dari daerah kota Tuban sedangkan tenaga kerja ahli
dapat diperoleh dari daerah terdekat atau dari daerah lain. Disamping
itu lokasi pabrik mudah dijangkau oleh transportasi angkutan yang
beroperasi secara permanen pada daerah lokasi pabrik.

4. Pemasaran

Daerah Tuban dipandang cukup starategis untuk arus lalu lintas,


begitu pula dekat dengan kota besar seperti Surabaya, dan sekitarnya
yang dekat dengan area pertanian, dan juga dekat dengan pelabuhan
Tanjung Priuk sehingga mempercepat pemasaran produk.

18

Anda mungkin juga menyukai