Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Khamar adalah minuman memabukkan. Khamar dalam bahasa Arab berarti


“menutup” kemudian dijadikan nama bagi segala yang memabukkan dan menutup aurat.
Minuman khamar menurut bahasa Al-quran adalah minuman yang terbuat dari biji-bijian atau
buah-buahan yang melalui proses begitu rupa sehingga dapat mencapai kadar minuman yang
memabukkan. Dalam sistem hukum di Indonesia sudah dijelaskan hukuman bagi peminum
khamar, kemudian juga dalam qanun dan juga dalam As-sunnah. Tapi jika kita lihat lagi masih
lemahnya jenis hukuman yang diberikan, padahal tentang hukuman bagi peminum Khamar
tersebut sudah dijelaskan dalam sunnah. Maka oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dijelaskan
lagi tentang jenis hukuman bagi peminum Khamar, baik dari segi Hadis, Qanun dan juga
Perundang-undangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan dasar hukum dari pelarangan Khamar ?

2. Bagaimana sanksi bagi peminum Khamar dari aspek Hukum Islam?

3. Bagaimana sanksi bagi peminum Khamar dari aspek Perundang-undangan ?

4. Bagaimana sanksi bagi peminum Khamar dari aspek Qanun ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dan dasar hukum pelarangan Khamar.

2. Untuk mengetahui sanksi bagi peminum Khamar dari aspek Hukum Islam.

3. Untuk mengetahui sanksi bagi peminum Khamar dari aspek Perundang-undangan.

4. Untuk mengetahui sanksi bagi peminum Khamar dari aspek Qanun.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan dasar hukum pelarangan Khamar


1. Pengertian khamar

Khamar adalah minuman memabukkan. Khamar dalam bahasa Arab berarti


“menutup” kemudian dijadikan nama bagi segala yang memabukkan dan menutup aurat.
Minuman khamar menurut bahasa Al-quran adalah minuman yang terbuat dari biji-bijian atau
buah-buahan yang melalui proses begitu rupa sehingga dapat mencapai kadar minuman yang
memabukkan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 Tahun 1997 yang memberi
pengertian minuman keras (minuman memabukkan) adalah semua jenis minuman beralkohol
tetapi bukan obat, dan mempunyai kadar alkohol yang berbeda-beda.

Menurut istilah sebagaiman diungkapkan Sayyid Sabiq, khamar ialah cairan yang
dihasilkan dari peragian biji-bijian atau buah-buahan dan mengubah dari patinya menjadi alkohol
dengan menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk memisahkan
unsure-unsur tertentu yang berubah melalui proses peragian.

2. Dasar hukum pelarangan khamar

Dalam Al-quran : surat Al-maidah ayat 90.

  


  
  
  
  

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk

perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.1

‫س ْو ُل هللا صلى هللا عليْه وسلم ع ْن ْالبتْع فقل ُكل شراب ا ْسكر‬
ُ ‫سئل ر‬ ْ ‫ان عائشة قال‬
ُ ‫ت‬

.‫ف ُهو حرا ُم‬


1
Usman el-Qurtuby, Al-qur’anulkarim Tafsir bil Hadis. Cet. 1, (Bandung : Cordoba, 2013) h. 123

2
Artinya: Diriwayatkan dari sayyidatina Aisyah ra. Katanya : Rasulullah saw pernah ditanya

tentang minuman yang dibuat dari madu arak. Baginda menjawab : setiap minuman yang

memabukkan adalah haram.

B. Sanksi Hukuman untuk peminum Khamar dari aspek Hukum Islam

Alquran tidak menjelaskan tentang hukuman bagi peminum khamar, dan tidak pula ditemukan

secara tegas dalam hadis mengenai ketentuan hukumannya. Kendati demikian, terdapat beberapa hadis

Nabi yang oleh para ulama dijadikan sebagai dasar hukum tentang had peminum Khamar.

‫ سمعت قتادة يحدث عن انس عن‬:‫ حدثنا شعبة قال‬,‫ حدثنا محمد بن جعفر‬,‫حدثنا محمد بن بشار‬

‫ انه اوتي برجل قدشرب الخمر فضربه بجريدتين نحو االًربعين‬: ‫النبي صلى هللا عليه وسلم‬

‫ كاخف الحدود ثمانين‬: ‫وفعله اًبو بكر فلما كان عمر استشار الناس فقل عبد الرحمن بن عوف‬

.‫فامر به عمر‬

Artinya : Diriwayatkan dari Muhammad bin Basysyar, diriwayatkan dari Muhammad bin Ja’far,

diriwayatkan dari Syu’bah berkata :saya mendengar Qatadah meriwayatkan dari Anas ra,

bahwasanya dihadapkan kepada Nabi Saw seorang laki-laki yang telah minum Khamar, maka

beliau memukulnya sebanak empat puluh kali dengan mengggunakan dua pelepah kurma.

Demikian pula praktek yang dilakukan oleh Abu Bakar. Tatkala Umar mejadi khalifah, dia

bermusyawarah dengan para sahabat yang lain (untuk menetapkan hukumnya), maka

‘Abdurrahman ibn ‘Awf berkata : Batas hukuman (hadd) yang paling ringan adalah sebanyak

delapan puluh kali. Maka Umar pun melaksanakannya.

3
Dari hadis diatas jenis hukuman yang diterapkan terhadap peminum Khamar berupa dera

(cambuk) yang dilakukan sebanyak empat puluh kali, sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah

Saw. berdasarkan praktek inilah, para ulama kemudian menetapkan bahwa minum khamar

termasuk dalam kategori hudud, yaitu jenis-jenis kejahatan yang telah ditentukan kadar

hukumannya (‫)عقوبة مقدرة‬.2 Menurut pedapat Hanafi dan Maliki hukuman yang diterpakan

terhadap peminum Khamar adalah hukuman cambuk sebanyak delapan puluh kali, dan menurut

Syafi’I hukumannya sebanyak empat puluh kali. Sanksi tersebut dikenakan kepada para pemakai

yang telah mencapai usia dewasa dan berakal sehat, bukan atas keterpaksaan, dan mengetahui

kalau benda yang dikonsumsinya itu memabukkan.

Pada masa Rasul, hadd peminum khamar adalah hukuman dera sebanyak empat puluh

kali dan sunnah ini tetap diikuti oleh Abu Bakr dan Umar ibn Khattab. Hanya saja, diakhir

pemerintahannya, Khalifah Umar menambahkan jumlah hadd tersebut menjadi delapan puluh

pukulan jika ia melihat peminum khamar tersebut juga melakukan kejahatan lain akibat mabuk.

Sayyid Sabiq mengatakan penambahan jumlah pukulan oleh Umar sebanyak empat puluh kali

pukulan adalah untuk menandasakannya celaan terhadap pelakunya dan hal ini boleh dilakukan

jika imam melihat ada kemaslahatan di dalamnya. Pandangan ini didasarkan pada kasus Umar

pernah menghukum seorang laki-laki yang gagah dan selalu minum Khamar dengan hukuman

sebanyak delapan puluh pukulan, sedangkan terhadap seorang laki-laki yang lemah-kurus

dengan hukuman sebanyak empat puluh kali pukulan.

Berdasarkan syarah yang diberikan oleh Ibn al-Arabi ini, dapt ditarik suatu kesimpulan

bahwa minum Khamar termasuk kategori hudud. Pengurangan hukuman berupa cambuk tidak

2
Dedy Sumardi, M.Ag, Hudud dan Ham dalam Pidana Islam. Edisi pertama, (Banda Aceh : Dinas Syariat
Islam Aceh, 2011) h. 98.

4
boleh dikurangi, karena telah menjadi sunnah Nabi. Sebaliknya, penambahan hukuman dapat

dilakukan jika dalam keadaan mabuk seseorang melakukan perbuatan lain yang melanggar

aturan agama.

C. Sanksi Hukuman untuk peminum Khamar dari aspek Peraturan Perundang-undangan

Minuman khamar dan obat-obatan terlarang lainnya sudah menjadi masalah nasional

yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Akhir-akhir ini minuman

memabukkan dan/atau obat-obat terlarang lainnya tampak semakin marak dikonsumsi oleh orang

tertentu sehingga sudah meresahkan masyarakat dan menimbulkan gangguan kesehatan.

Pemerintah Republik Indonesia dalam menyikapi masalah tersebut, berupaya melakukan

pemberantasan jalur pedagangan, peredaran, dan penggunaan minuman memabukkan.

Mengenai hal di atas, di dalam KUHP memberikan sanksi atas pelaku (pengguna

khamar) hanya jika sampai mabuk dan mengganggu ketertiban umum, yakni kurungan paling

lama tiga hari hingga paling lama tiga bulan (pasal 536). KUHP juga memberikan sanksi atas

orang yang menyiapkan atau menjual Khamar, sanksi hukuman kurungan dimaksud, paling lama

tiga minggu (pasal 537), apalagi jika yang diberi minuman adalah anak dibawah umur 16 tahun

(pasal 538 sampai 539).3

D. Sanksi Hukuman untuk peminum Khamar dari segi Qanun Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam Nomor 12 Tahun 2013 tentang minuman khamar dan sejenisnya.

1. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,4

diancam dengan uqubat hudud 40(empat puluh) kali cambuk.

3
Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, M.A, Hukum Pidana Islam. Cet. 1, (Jakarta : Sinar Grafika, 2007) h. 102
4
Setiap orang dilarang mengkonsumsi Minuman khamar dan sejenisnya.

5
2. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagalamana dimaksud dalam Pasal 65

samiai Pasal 86 diancam dengan ‘Uqubat ta’zir berupa kurungan paling lama 1

(satu) tahun, paling singkat 3 (tiga) bulan darlatau denda paling banyak Rp

75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah), paling sedikitRp 25.000.000,- (dua

puluh lIMA juta rupiah).

3. Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah

jarimah hudud.

4. Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai

Pasal 8 adalah Jarimah ta’zir.

5
(1) Setiap orang atau badan hukum/badan usaha dilarang memproduksi menyediakan, menjual, memalsukan
mengedarkan, mengangkut, menyimpan, menjual, memperdagangkan, menghadiahkan dan mempromosikan
Minuman khamar dan sejenisnya.
(2) Setiap orang atau badan hukum dilarang turut serta/membantu memproduksi, menyediakan, memasukkan,
menjual, mengedarkan, mengangkut, menyimpan, menimbun, memperdagangkan dan memproduksi minuman
khamar dan sejenisnya.
6
Instansi yang berwenang menerbitkan izin usaha hotel, penginapan, losmen, wisma, bar, restoran, warung kopi,
rumah makan, kedai, kios, dan tempat-tempat lain dilarang melegaiisasikan penyediaan Minuman khamar dan
sejenisnya .

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 Tahun 1997 yang memberi pengertian

minuman keras (minuman memabukkan) adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan

obat, dan mempunyai kadar alkohol yang berbeda-beda. Pada masa Rasul, hadd peminum

khamar adalah hukuman dera sebanyak empat puluh kali dan sunnah ini tetap diikuti oleh Abu

Bakr dan Umar ibn Khattab. Dalam perundang-undangan hukuman minuman khamar yakni

kurungan paling lama tiga hari hingga paling lama tiga bulan (pasal 536). KUHP juga

memberikan sanksi atas orang yang menyiapkan atau menjual Khamar, sanksi hukuman

kurungan dimaksud, paling lama tiga minggu (pasal 537), apalagi jika yang diberi minuman

adalah anak dibawah umur 16 tahun (pasal 538 sampai 539). Dalam Qanun Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam Nomor 12 Tahun 2013 tentang minuman khamar dan sejenisnya. Pasal 26

disebutkan hukuman bagi peminum khamar yaitu uqubat hudud 40(empat puluh) kali cambuk.

B. Saran

Untuk menambah literature para pembaca , maka diharapkan untuk bias membaca buku

dengan referensi yang berbeda agar dapat membandingkan dengan apa yang sudah ada dalam

makalah ini. Sekiranya ada yang salah ataupun kurang dalam makalah ini, diharap para pembaca

untuk dapat memperbaiki pada referensi berikutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, M.A. Hukum Pidana Islam, Jakarta : Sinar Grafika. 2007

Dedy Sumardi. Hudud dan Ham dalam Pidana Islam, Banda Aceh : Dinas Syariat Islam

Aceh. 2011.

Usman el-Qurtuby. Al-qur’anulkarim Tafsir bil Hadis, Bandung : Cordoba. 2013

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai