PENDAHULUAN
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis
(Kemenkes, 2015). Dalam upaya untuk menjadikan hal tersebut dapat terlaksana,
adalah: meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; meningkatnya
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya di wilayah
kesehatan tingkat pertama mempunyai peran yang sangat vital sebagai garda
dibandingkan fasilitas layanan kesehatan lainnya seperti Klinik dan Rumah Sakit.
keterjangkauan obat yang efisien, efektif dan rasional sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan atau kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar
khususnya obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian
yang beredar juga harus terjamin secara keamanan, khasiat dan mutunya agar
dilindungi dari salah penggunaan dan penyalahgunaan obat (Menkes RI, 2006).
Puskesmas yang mana pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab oleh profesi Apoteker kepada pasien yang berkaitan dengan
Sediaan Farmasi yakni obat dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
Dengan demikian dalam penjabaran, misi utama Apoteker dalam hal keselamatan
optimal dan juga rasional (Depkes RI, 2008). Peran sentral Apoteker dalam
mewujudkan keselamatan pasien meliputi dua aspek yaitu aspek manajemen dan
obat (resep atau bebas), penyiapan obat dan obat khusus, penyerahan dan pemberian
Salah satu aspek yang terabaikan dan sangat penting untuk dilakukan yakni
pengelolaan dan pengendalian obat di Puskesmas yang harus ditangani dengan baik
dan profesional oleh tenaga kefarmasian yakni Apoteker untuk dapat menjamin
mutu obat yang berkualitas hingga nantinya dapat diserahkan ke tangan pasien.
Untuk itu sangat perlu memperhatikan kondisi penyimpanan obat yang sesuai
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin (Depkes, 2010). Kegiatan penyimpanan obat
meliputi: pengaturan tata ruang, penyusunan obat, pencatatan kartu stok obat, dan
kegiatan penyimpanan obat belum dapat dilakukan dengan baik. Sehingga menjadi
suatu hal yang sangat penting untuk melakukan penelitian mengenai pengelolaan
obat itu dapat berjalan dengan baik dan sudah sesuai dalam menerapkan standar
penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan dan pengendalian obat khususnya aspek
sebagai berikut:
Timur?
2010?
Kemenkes 2010?
Timur.
Tahun 2010.
Tahun 2010.
Tahun 2010.
di Puskesmas.