Abstract
Semarang is one of the cities that most of its territory is always inundated by tidal
water, especially in areas near to the beach. Most of the houses in these areas often
take in rob water, so the house becomes less healthy and less comfortable. Therefore
we want to make a home stage floor can be raised with the increase in tidal water
using a jacking system, which we call the stage house floor lifting method. The
success of the house lifting depends on the model of the main beams and columns
and its connection.Therefore we try to overcome the problem by doing research with
the aims: (a) Planning main column model (b). Planning main beam model (c).
Planning the main beam - column connection system. Methode research done by
making several alternative column model, beam and joint and then tested in the
laboratory, which is then compared with the real burden for small home (<30m2).
Outcomes of this research are (a). The column used is made of reinforced concrete
with a hole interval of 20 cm. (b). The beam used are profile IWF 15. (c).
Connection beam and column using 4 bolts 12 mm.
Kata kunci : house stage, floor lifting method, main beam, column, beam-column
connection
Gambar 1. Talud di depan rumah warga (untuk menahan air rob masuk rumah)
Sumber : http://semarangcityheritage.files.wordpress.com/2012/08/foto-cegah-rob.jpg
Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 69
Gambar 3. Balok Kayu Laminasi
Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 71
Plat lantai rumah panggung pembebanan P sejauh beberapa cm
sistem floor lifting methode dari sambungan, yang kemudian
menggunakan papan kayu tebal 2cm/ dilakukkan pembacaan pada jarum
janis papan GRC agar tahan terhadap LVDT untuk mengetahui lendutannya,
rayap. Dengan jenis papan ini maka sehingga bisa dihitung kemampuan
berat sendiri menjadi ringan dan sistem sambungan tersebut dalam menahan
sambungannya bisa dibuat dengan beban.
mudah. Alat sambung yang digunakan
untuk merangkai balok dan kolom HASIL PENGUJIAN DAN
adalah baut dengan diamter 12 mm PEMBAHASAN
dengan fub=825 Mpa. Perhitungan Gambar 7-15 menunjukkan hasi uji
kekuatan baut seecara teoritis ada laboratorium terhadap sambungan
beberapa rumus baku yang digunakan. balok - kolom I, C dan kayu dengan
jumlah baut 2 dan 4 buah.
Gaya tarik pada baut :
0.25
Tu ≤ .Tn
Gaya geser baut : 0.2
Vu ≤ .Vn
Lendutan (mm)
Ru ≤ .Rn Percobaan 1
0.1
Keterangan : Percobaan 2
Tu = Gaya tarik ultimate 0.05
Percobaan 3
Tn = Tahanan tarik nominal baut
0 Rata rata
Vu = Gaya geser ultimate
0 500 1000 1500
Vn = Tahanan geser nominal baut
Beban (kg)
Ru = Gaya tumpu
Rn = Tahanan tumpu baut Gambar 7. Hubungan antara Beban
tarik = koefisien 0,7 dan lendutan Balok I dengan 4 baut
tumpu = koefisien 1,2
geser = koefisien 0,6 0.3
0.25
Lendutan (mm)
Lendutan (mm)
Lendutan (mm)
0.20 0.25
0.2
0.15 Percobaan 1
0.15
Percobaan 2
0.1
0.10
0.05 Percobaan 3
0.05 sambungan 4 baut 0 Rata rata
sambungan 2 Baut
0 500 1000 1500
0.00
Beban (kg)
0 500 1000 1500
Beban (kg) Gambar 10. Hubungan antara Beban
dan lendutan Balok C dengan 4 baut
Gambar 9. Hubungan antara Beban
dan lendutan Balok I dengan 4 baut 0.45
dan 2 baut 0.4
Lendutan (mm) 0.35
0.3
Dari gambar 7-8 di atas bisa dilihat 0.25
bahwa pada pengujian Sambungan 0.2 Percobaan 1
0.15
balok-kolom I dengan 4 baut 0.1
Percobaan 2
Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 73
Pada pengujian sambungan kolom -
balok C dengan 4 baut didapatkan
16.00
lendutan rata-rata 0,34 mm pada saat
14.00
beban rencana 1400 kg. Sedangkan
12.00
Lendutan (mm)
bila sambungan menggunakan 2 baut
10.00
pada beban yang sama didapatkan
8.00
lendutan rata-rata 0,41 mm. Pada
6.00
lendutan ijin sebesar 0,22 m, dari
4.00 sambungan 4 baut
gambar 12, dapat dilihat bahwa
2.00 sambungan 2 baut
kemampuan sambungan menahan 0.00
beban dengan 4 baut sebesar 900 kg 0 500 1000 1500
sedangkan dengan 2 baut hanya 700 Beban (kg)
kg.
Gambar 15. Hubungan antara Beban
14 dan lendutan Balok Kayu dengan 4
12 baut dan 2 baut
Lendutan (mm)
10
Pengujian sambungan kolom - balok
8
kayu dengan 4 baut didapatkan
6
Percobaan 1 lendutan rata-rata 12,47 mm pada saat
4 Percobaan 2
beban rencana 1400 kg. Sedangkan
2 Percobaan 3
bila sambungan menggunakan 2 baut
Rata rata
0 pada beban yang sama didapatkan
0 500 1000 1500
lendutan rata-rata 13,87 mm. Pada
Beban (kg)
lendutan ijin sebesar 0,22 m, dari
gambar 15, dapat dilihat bahwa
Gambar 13. Hubungan antara Beban kemampuan sambungan menahan
dan lendutan Balok Kayu dengan 4 beban dengan 4 baut maupun dengan 2
baut
baut kurang dari 100 kg.
16
14 SIMPULAN
Lendutan (mm)
12
Pada lendutan ijin sebesar 0,22 mm
10
8 untuk 4 baut kemampuan masing
Percobaan 1
6 masing balok adalah 1400 kg untuk
Percobaan 2
4 balok I, 900 kg untuk balok C,
Percobaan 3
2 sedangkan untuk balok kayu dibawah
0 Rata rata
100 kg. Sedangkan pada sambungan
0 500 1000 1500
dengan 2 baut kemampuan masing
Beban (kg)
masing balok adalah 1100 kg untuk
Gambar 14. Hubungan antara Beban balok I, 700 kg untuk balok C,
dan lendutan Balok Kayu dengan 2 sedangkan untuk balok kayu laminasi
baut dibawah 100 kg. Untuk rumah
Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 75