Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN BALOK – KOLOM UTAMA DAN SAMBUNGANNYA

PADA RUMAH PANGGUNG SISTEM FLOOR LIFTING


METHOD
Sukoyo

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang


Jln. Prof. H.Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telepon 0247473417
Email : jwahana_tspolines@yahoo.com

Abstract
Semarang is one of the cities that most of its territory is always inundated by tidal
water, especially in areas near to the beach. Most of the houses in these areas often
take in rob water, so the house becomes less healthy and less comfortable. Therefore
we want to make a home stage floor can be raised with the increase in tidal water
using a jacking system, which we call the stage house floor lifting method. The
success of the house lifting depends on the model of the main beams and columns
and its connection.Therefore we try to overcome the problem by doing research with
the aims: (a) Planning main column model (b). Planning main beam model (c).
Planning the main beam - column connection system. Methode research done by
making several alternative column model, beam and joint and then tested in the
laboratory, which is then compared with the real burden for small home (<30m2).
Outcomes of this research are (a). The column used is made of reinforced concrete
with a hole interval of 20 cm. (b). The beam used are profile IWF 15. (c).
Connection beam and column using 4 bolts 12 mm.

Kata kunci : house stage, floor lifting method, main beam, column, beam-column
connection

PENDAHULUAN genangan banjir (Astuti, 2009).


Kota Semarang adalah satu diantara Ketinggian air yang terjadi semakin
kota - kota besar di Indonesia dan rneningkat setiap tahunnya sebesar 5
menjadi Ibu Kota Jawa Tengah. Luas hingga 10 cm.
daerah administrasi 363,4 km2 terdiri Kondisi rob di Semarang di
dari 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. perparah dengan adanya penurunan
Kepadatan penduduk tertinggi terjadi permukaan tanah yang memiliki andil
di pusat – pusat kota yaitu di dalam perluasan genangan rob.
Kecamatan Semarang Barat, Penurunan permukaan tanah
Kecamatan Semarang Tengah, merupakan fenomena alami karena
Semarang Utara dan Semarang Timur. adanya pemampatan tanah yang masih
Beberapa Kelurahan di Semarang lunak. Selain itu, beban fisik bangunan
Utara selain letaknya yang berada di dan pengambilan air tanah
tepi pantai utara Jawa juga berada di menyebabkan kondisi tanah di Kota
sepanjang arah aliran sungai Semarang mengalami pemampatan.
Semarang, sehingga sering dilanda Jika hal ini terus menerus terjadi maka
genangan akibat rob akan meluas tiap sangat tergantung dengan model balok
tahunnya karena ketinggian air dan kolom utamanya serta
semakin lama semakin meningkat. sambungannya. Kami mencoba
Kawasan Semarang Utara merupakan mengatasi permasalahan tersebut
wilayah yang paling luas terkena dengan melakukan penelitian yang
dampak genangan rob yaitu seluas bertujuan (a) Merencanakan model
508,28 Ha. (Apriliawan dkk, 2012). kolom utama (b). Merencanakan balok
Salah satu kondisi yang paling utama (c). Merencanakan sistem
memprihatinkan akibat air rob adalah sambungan balok dan kolom utama.
terendamnya rumah penduduk,
sehingga rumah menjadi kurang sehat METHODE PENELITIAN
dan kurang nyaman untuk dihuni. Oleh Pengamatan kami di kawasan
karena itu kami berusaha merancang Semarang Utara, air rob menyebabkan
sebuah rumah panggung yang kerusakan rumah dan lingkungan serta
lantainya bisa dinaikkan dengan menimbulkan berbagai penyakit,
menggunakan sistem jacking yang kita sehingga berbagai upaya dilakukan
namakan rumah panggung sistem untuk mencegah air rob masuk
floor lifting methode. Keberhasilan kedalam rumah seperti gambar 1.
pengangkatan rumah panggung ini

Gambar 1. Talud di depan rumah warga (untuk menahan air rob masuk rumah)
Sumber : http://semarangcityheritage.files.wordpress.com/2012/08/foto-cegah-rob.jpg

Tetapi langkah tersebut membutuhkan membuat rumah panggung. Bentuk


biaya yang cukup banyak, disamping rumah panggung yang kami
hasilnya juga tidak maksimal, sehingga rencanakan adalah adalah seperti
salah alternatifnya adalah dengan gambar 2.

68 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 20 No. 2 Desember 2015 67-75


Gambar 2. Model rumah panggung sistem floor lifting metode

Sesuai kondisi lingkungan, dimana air bertulang ukuran 15/15 dengan


rob selalu menggenangi tanah, maka tulangan diameter 12 mm sebanyak 4
untuk kemudahan pelaksanaannya, buah, dengan pemberian lubang setiap
pondasi yang digunakan adalah jarak / interval 20 cm dengan alternatif
pondasi sumuran dengan penambahan jumlah lubang 4 buah dan 2 buah.
trucuk bambu di bagian bawahnnya. Untuk mengatasi rob di Semarang
Dengan harapan daya dukung pondasi Utara yang setiap tahunnya naik 5 cm-
akan meningkat, sehingga rumah tidak an, sehingga selama 25 tahun (sesuai
mengalami penurunan. umur bangunan yang dikehendaki)
Kolom adalah batang tekan naik 1,25 m, maka digunakan kaki
vertikal dari rangka struktur yang kolom setinggi minimal 1,25 m.
memikul beban dari balok. SK SNI T- Dilihat dari material
15-1991-03 mendefinisikan kolom pembentuknya ada bebarapa macam
adalah komponen struktur bangunan balok yaitu: balok kayu, balok baja
yang tugas utamanya menyangga ataupun balok beton. Dalam penelitian
beban aksial tekan vertikal. Fungsi ini, dicoba menggunakan balok dari
kolom adalah sebagai penerus beban kayu laminasi 8/14 , balok profil baja
seluruh bangunan ke pondasi. Dalam C 15 dan dari IWF 15 dengan mutu
penelitian ini digunakan kolom beton BJ 37.

Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 69
Gambar 3. Balok Kayu Laminasi

Balok kayu yang kami gunakan pengerjaannya, dimana balok profil


terbuat dari kayu laminasi, dimana dan sistem sambungannya dapat
balok kayu laminasi memempunyai dipersiapkan di bengkel. Sehingga
kekuatan yang hampir sama dengan kegiatan yang dilakukan di lapangan
balok pejal (Setiawan, 2011). Balok ialah kegiatan pemasangan saja. Profil
kayu laminasi adalah penggabungan baja mempunyai bentuk standar yang
dua atau lebih papan dengan perekat siap digunakan dan dapat mudah
tertentu dengan arah serat kayu sejajar. diperoleh di toko-toko material besi.
Ukuran tebal dan kadar air pada kayu Dalam penelitian ini untuk
laminasi harus berdasarkan pada mengetahui optimasi hubungan balok
peraturan yang berlaku, dimana ukuran dan kolom kami lakukan beberapa
tebal tiap lapisan laminasi menurut alternatif sambungan balok-kolom.
PKKI NI-5 1961 pasal 18 adalah Yang pertama menggunakan balok
antara 15 – 30 mm . Kadar air yang kayu laminasi dengan penambahan
terdapat pada kayu laminasi yang akan profil siku. Kedua balok dari profil
direkatkan harus mempunyai kadar baja I dengan menggunakan plat
lengas  15% dan perbedaan kadar sambung. Ketiga balok dari profil baja
lengas antara masing-masing papan C yang juga menggunakan plat
kayu harus  3%. sambung. Ketiganya divariasi dengan
Sedangkan balok dari profil jumlah baut 2 buah dan 4 buah.
baja akan lebih mudah dalam

70 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 20 No. 2 Desember 2015 67-75


Gambar 4. Sambungan kolom balok laminasi

Gambar 5. Sambungan kolom balok profil I

Gambar 6. Sambungan kolom balok profil C

Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 71
Plat lantai rumah panggung pembebanan P sejauh beberapa cm
sistem floor lifting methode dari sambungan, yang kemudian
menggunakan papan kayu tebal 2cm/ dilakukkan pembacaan pada jarum
janis papan GRC agar tahan terhadap LVDT untuk mengetahui lendutannya,
rayap. Dengan jenis papan ini maka sehingga bisa dihitung kemampuan
berat sendiri menjadi ringan dan sistem sambungan tersebut dalam menahan
sambungannya bisa dibuat dengan beban.
mudah. Alat sambung yang digunakan
untuk merangkai balok dan kolom HASIL PENGUJIAN DAN
adalah baut dengan diamter 12 mm PEMBAHASAN
dengan fub=825 Mpa. Perhitungan Gambar 7-15 menunjukkan hasi uji
kekuatan baut seecara teoritis ada laboratorium terhadap sambungan
beberapa rumus baku yang digunakan. balok - kolom I, C dan kayu dengan
jumlah baut 2 dan 4 buah.
Gaya tarik pada baut :
0.25
Tu ≤ .Tn
Gaya geser baut : 0.2
Vu ≤ .Vn
Lendutan (mm)

Gaya tumpu pada baut : 0.15

Ru ≤ .Rn Percobaan 1
0.1
Keterangan : Percobaan 2
Tu = Gaya tarik ultimate 0.05
Percobaan 3
Tn = Tahanan tarik nominal baut
0 Rata rata
Vu = Gaya geser ultimate
0 500 1000 1500
Vn = Tahanan geser nominal baut
Beban (kg)
Ru = Gaya tumpu
Rn = Tahanan tumpu baut Gambar 7. Hubungan antara Beban
 tarik = koefisien 0,7 dan lendutan Balok I dengan 4 baut
 tumpu = koefisien 1,2
 geser = koefisien 0,6 0.3
0.25
Lendutan (mm)

Pembuatan sistem sambungan 0.2


balok-kolom dilakukan di workshop/
0.15 Percobaan 1
bengkel di kawasan Tembalang.
0.1 Percobaan 2
Sedangkan untuk pembuatan kolom
berlubangnya dilakukan di rumah 0.05 Percobaan 3

penduduk di kawasan Kedungmundu. 0 Rata rata


Kemudian benda uji tersebut dibawa 0 500 1000 1500

ke laboratorium untuk dilakuakan Beban (kg)

pengujian. Pengujian kekuatan


Gambar 8. Hubungan antara Beban
sambungan dilakukan dengan
dan lendutan Balok I dengan 2 baut

72 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 20 No. 2 Desember 2015 67-75


0.30 0.4
0.35
0.25 0.3

Lendutan (mm)
Lendutan (mm)

0.20 0.25
0.2
0.15 Percobaan 1
0.15
Percobaan 2
0.1
0.10
0.05 Percobaan 3
0.05 sambungan 4 baut 0 Rata rata

sambungan 2 Baut
0 500 1000 1500
0.00
Beban (kg)
0 500 1000 1500
Beban (kg) Gambar 10. Hubungan antara Beban
dan lendutan Balok C dengan 4 baut
Gambar 9. Hubungan antara Beban
dan lendutan Balok I dengan 4 baut 0.45
dan 2 baut 0.4
Lendutan (mm) 0.35
0.3
Dari gambar 7-8 di atas bisa dilihat 0.25
bahwa pada pengujian Sambungan 0.2 Percobaan 1
0.15
balok-kolom I dengan 4 baut 0.1
Percobaan 2

didapatkan lendutan rata-rata 0,22 mm 0.05 Percobaan 3

pada saat beban rencana 1400 kg. 0 Rata rata


0 500 1000 1500
Sedangkan bila sambungan
Beban (kg)
menggunakan 2 baut pada beban yang
sama didapatkan lendutan rata-rata
Gambar 11. Hubungan antara Beban
0,26 mm. Dari perhitungan , lendutan
dan lendutan Balok C dengan 2 baut
yang diijinkan untuk posisi beban
seperti pada pengujian adalah sebesar 0.45
0.40
0,22 mm. sehingga dari gambar 9, 0.35
Lendutan (mm)

dapat dilihat bahwa kemampuan 0.30


0.25
sambungan menahan beban dengan 4
0.20
baut sebesar 1400 kg sedangkan 0.15 sambungan 4 baut
dengan 2 baut hanya 1100 kg. 0.10
0.05
sambungan 2 baut
0.00
0 500 1000 1500
Beban (kg)

Gambar 12. Hubungan antara Beban


dan lendutan Balok C dengan 4 baut
dan 2 baut

Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 73
Pada pengujian sambungan kolom -
balok C dengan 4 baut didapatkan
16.00
lendutan rata-rata 0,34 mm pada saat
14.00
beban rencana 1400 kg. Sedangkan
12.00

Lendutan (mm)
bila sambungan menggunakan 2 baut
10.00
pada beban yang sama didapatkan
8.00
lendutan rata-rata 0,41 mm. Pada
6.00
lendutan ijin sebesar 0,22 m, dari
4.00 sambungan 4 baut
gambar 12, dapat dilihat bahwa
2.00 sambungan 2 baut
kemampuan sambungan menahan 0.00
beban dengan 4 baut sebesar 900 kg 0 500 1000 1500
sedangkan dengan 2 baut hanya 700 Beban (kg)
kg.
Gambar 15. Hubungan antara Beban
14 dan lendutan Balok Kayu dengan 4
12 baut dan 2 baut
Lendutan (mm)

10
Pengujian sambungan kolom - balok
8
kayu dengan 4 baut didapatkan
6
Percobaan 1 lendutan rata-rata 12,47 mm pada saat
4 Percobaan 2
beban rencana 1400 kg. Sedangkan
2 Percobaan 3
bila sambungan menggunakan 2 baut
Rata rata
0 pada beban yang sama didapatkan
0 500 1000 1500
lendutan rata-rata 13,87 mm. Pada
Beban (kg)
lendutan ijin sebesar 0,22 m, dari
gambar 15, dapat dilihat bahwa
Gambar 13. Hubungan antara Beban kemampuan sambungan menahan
dan lendutan Balok Kayu dengan 4 beban dengan 4 baut maupun dengan 2
baut
baut kurang dari 100 kg.
16
14 SIMPULAN
Lendutan (mm)

12
Pada lendutan ijin sebesar 0,22 mm
10
8 untuk 4 baut kemampuan masing
Percobaan 1
6 masing balok adalah 1400 kg untuk
Percobaan 2
4 balok I, 900 kg untuk balok C,
Percobaan 3
2 sedangkan untuk balok kayu dibawah
0 Rata rata
100 kg. Sedangkan pada sambungan
0 500 1000 1500
dengan 2 baut kemampuan masing
Beban (kg)
masing balok adalah 1100 kg untuk
Gambar 14. Hubungan antara Beban balok I, 700 kg untuk balok C,
dan lendutan Balok Kayu dengan 2 sedangkan untuk balok kayu laminasi
baut dibawah 100 kg. Untuk rumah

74 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 20 No. 2 Desember 2015 67-75


sederhana / kecil (< 30 m2) dimana Akibat Pengaruh Kenaikan
beban total tiap ujung balok hanya Muka Air Laut di Kota Pantai
sekitar 830 kg (tanpa faktor beban) Semarang”. Departemen
maka dapat menggunakan balok Profil Kimpraswil.Bandung.
IWF 150 dengan 4 baut atau 2 buat, Dedi B. S. , 2006. “Pemanfaatan
atau dengan Profil C15 dengan 4 baut. Balok Laminasi Kayu
Sedangkan bila dengan faktor beban Bangkirai Sebagai Bahan
maka beban tiap ujung balok sebesar Pengganti Balok Kayu Solid
1275 kg, maka hanya dapat Untuk Konstruksi Rangka
menggunakan balok profil IWF 150 Kuda-Kuda Rumah Tinggal
dengan 4 baut. Guna Mengatasi Semakin
Terbatasnya Ukuran Kayu
UCAPAN TERIMA KASIH Yang Beredar Di Pasaran”,
Pada kesempatan ini penulis Penelitian Dosen Muda 2006.
mengucapkan terima kasih kepada Dedi B.S., 2009. “Pengujian Kuat
P3M Politeknik Negeri Semarang yang Lentur Balok Laminasi Kayu
telah memberikan dana sehingga Bangkirai Dengan Perlakuan
penelitian ini dapat berjalan sesuai Pengempaan Yang Berbeda
dengan rencana. Guna Penggantian
Penggunaan Kayu Solid
DAFTAR PUSTAKA Sebagai Material Bahan
ACI Committee 318. Building Code Bangunan”, Peneltian
Requirements for Reinforced Pengembangan, 2009.
Concrete (ACI318 M-95), http://kabar17.com/sitecontent/upload
American Concrete s/2013/01/BANJIR-DAN-
Institute,1995. ROB.jpg
Apriliawan, Agus Anugroho D.S., Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
Petrus Subardjo, 2012, (PKKI) NI-5, 1961, DPU,
“Daerah Rawan Genangan Bandung
Rob di Wilayah Semarang”. SK SNI T-15-1991-03 Tata Cara
Journal Of Marine Research. Perhitungan Struktur Beton
Volume 1, Nomor 2, Tahun untuk Bangunan Gedung.
2012 Departemen Pekerjaan
Astuti, S. 2009. ” Reklamasi Tipologi Umum.
Bangunan dan Kawasan

Kajian Balok – Kolom Utama Dan Sambungannya pada Rumah ….… (Sukoyo) 75

Anda mungkin juga menyukai