PEMFIGUS VULGARIS
Pendahuluan
Pemfigus berasal dari kata pemphix (Yunani) yang berarti melepuh atau
kronik, menyerang kulit dan membrana mukosa yang secara histologik ditandai
kondisi lepuhan pada permukaan kulit dan atau mukosa. Hal ini terjadi akibat
IgA dan IgM terutama, terhadap desmoglein 3 atau bisa juga desmoglein 1,
terjadi adalah pemfigus vulgaris. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan dapat
mengenai semua bangsa dan ras. Frekuensi kejadian untuk kedua jenis kelamin
sama. Biasanya mengenai umur pertengahan (dekade ke-4 dan ke-5), namun dapat
1
Etiopatogenesis timbulnya pemfigus adalah autoimun, diakibatkan pada
serum penderita ditemukan adanya autoantibodi, juga dapat disebabkan oleh obat
diinduksi oleh obat dapat berbentuk pemfigus foliaseus atau pemfigus vulgaris.
hilangnya kohesi sel-sel epidermis (akantolisis) dan adanya antibodi IgG terhadap
glikoprotein dengan berat molekul 130 kD untuk pemfigus vulgaris yang terdapat
dan IgG4, namun IgG4 yang patogenik. Pada pemfigus juga ada faktor genetik,
2
biasanya buruk. Penyakitnya dapat berawal dari lesi di kulit kepala yang berambut
atau di rongga mulut sekitar 60% kasus, berupa erosi yang disertai pembentukan
krusta, sehingga sering salah didiagnosis sebagai pioderma pada kulit kepala yang
berambut atau dermatitis dengan infeksi sekunder. Lesi ditempat tersebut dapat
selaput lendir konjungtiva, hidung, farings, larings, esofagus, uretra, vulva dan
pasti ditegakkan. Lesi di mulut dapat meluas dan dapat mengganggu pada waktu
meninggalkan kulit terkelupas dan diikuti oleh pembentukan krusta yang lama
bertahan di atas kulit yang terkelupas tersebut. Bula dapat timbul di atas kulit
yang normal atau yang erimatosa dan generalisata. Adanya tanda Nikolsky positif
disebabkan oleh adanya akantolisis. Cara untuk mengetahui tanda nikolsky dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu pertama dengan menekan dan menggeser kulit
diantara dua bula dan kulit tersebut akan terkelupas. Cara yang kedua dengan
menekan bula, maka bula akan meluas karena cairan yang didalamnya mengalami
tekanan. 1,5,6
mengeluh adanya nyeri pada daerah yang terkelupas. Epitelisasi terjadi setelah
3
Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan bila ada keraguan klinis. Pada
dan sela-sela epitel yang mengalami akantolisis pada dasar bula yang
antibosi interseluler tipe IgG dan C3. Pada tes imufloresensi yang tidak langsung
didapatkan antibodi pemfigus tipe IgG. Tes yang pertama biasa lebih terpercaya
daripada tes yang kedua, karena telah menjadi positif pada permulaan penyakit,
sering sebelum pada tes yang kedua menjadi positif dan tetap positif pada waktu
yang lama meskipun penyakitnya telah membaik. Tes antibodi pemfigus ini
sepertinya sangat spesifik untuk pemfigus. Kadar titer umumnya sejajar dengan
kortikosteroid.5,6,7
mg/kgbb sehari bagi pemfigus yang berat. Pada dosis yang tinggi sebaiknya
4
Kasus
Namlea datang ke IGD RSUD Dr. M. Haulussy tanggal 30 Desember 2019 (no
RM 149808) dengan kemerahan, lepuhan, dan luka didaerah wajah, kedua lengan
tangan, dada dan punggung, keluhan disertai rasa gatal hebat pada area luka.
Autoanamnesis
punggung dan paha yang mulai muncul sejak + 1 minggu yang lalu secara tiba-
tiba. Keluhan di awali rasa gatal pada 2 minggu yang lalu. Keluhan muncul
ditandai dengan benjolan di kulit berisi air yang kemudian pecah menjadi luka
seperti luka lepuh di kulit. Nyeri pada luka (+), dan demam seluruh tubuh (-).
Mual muntah (-). BAB dan BAK lancer. Pertama kali muncul hal serupa didaerah
wajah dan menyebar ke leher, tangan dada dan punggung + 2 bulan yang lalu dan
(RSUD Haullusy).
Namlea.
5
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : Kesadaran compos mentis, tampak sakit ringan, gizi cukup.
TD :110/70mmhg, nadi : 79 x/menit, RR : 20x/menit, Suhu
: 36,7oC
Kepala : Bentuk normosefal, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik
(-)
Mulut : Sianosis (-), tonsil (T1/T1) hiperemis (-)
Leher dan aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Toraks : Jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Akral hangat, edema(-), CRT< 2 detik
Status dermatovenereologi:
6
Regio Facial
Regio Kolumna
7
Regio Trunkus (Dorsum humanum)
Diagnosis Banding
2. Pemfigoid bulosa
- Pasang Pemflon
Hasil Konsultasi
( Tidak dilakukan konsul maupun rawat bersama bidang ilmu lainnya )
8
Pengamatan selanjutnya
Tanggal SOA PLANNING
31/12/2019 (hari ke 2) S: Luka di wajah, belakang Terpasang Penflon
leher, kedua lengan tangan, Metilprednisolon 62,5 mg
punggung . Gatal (+) Nyeri atau 1 cc/ 24jam/ IV ( Pagi
di daerah luka (-) hari)
O:TD:110/80mmhg, Clindamycin 3x300mg tab
N:62x/menit, R:20x/menit p.o (H-1)
Status dermatologi: Cetirizine 1x 10 mg tab
- Lokasi : wajah, belakang Deksosimetason 2x
leher, lengan tangan, app/hari (Badan)
punggung. Hidrokortison 2,5% 2x
- Eflorensi: eritema, app/hari (wajah)
skuama, erosi, krusta
A: Pemfigus vulgaris
9
Instruksi : Cek DR, GDS,
O: TD :130/90mmhg, N: UrCr, SGOT/SGPT
74x/menit, R:20x/menit
Status dermatologi:
- Lokasi : wajah, leher
bagian belakang, lengan
atas, punggung.
Eflorensi: eritema, erosi,
krusta
A: Pemfigus vulgaris
7/1/2020 (hari ke 9) S: Lepuh baru (-) bercak Terpasang Penflon
baru di leher (gatal jika Metilprednisolon 62,5 mg
berkeringat) luka di wajah, atau 1 cc/ 24jam/ IV ( Pagi
belakang leher, kedua hari)
lengan tangan, punggung Cetirizine 1x 10 mg tab
sudah mengering. Nyeri Deksosimetason :
pada luka sudah sangat Mikonazol 2% (1:1) 2x
berkurang. app/hari (Badan)
Hidrokortison 2,5% :
O: TD :130/80mmhg, N: Mikonazol 2% (1:1) 2x
74x/menit, R:20x/menit app/hari (wajah)
Status dermatologi:
- Lokasi : wajah, leher
bagian belakang, lengan
atas, punggung.
Eflorensi: macula eritema,
erosi, krusta
A: Pemfigus vulgaris +
Candidiasis subkutis
11/1/20 ( hari ke 13) S : Lepuh baru (-), Lesi Terpasang Penflon
daerah wajah, lengan Inj Metilprednisolon 0,7cc
menipis dan mongering, /24jm
Lesi leher tetap tebal. Cetrizine 10 mg 1x1
Thecort 2x app/hari
O : TD : 140/90,N :65x/m, Deksosimetason 0,25% :
RR : 20x/m Mikonazol 2% : 2xapp/hr
Status dermatologi:
- Lokasi : wajah, leher
bagian belakang, lengan
atas, punggung.
Eflorensi:eritema, skuama,
erosi
A: Pemfigus vulgaris +
Candidiasis subkutis
10
menipis dan mongering, lesi /24jm
leher menipis. Cetrizine 10 mg 1x1
Thecort 2x app/hari
O : TD : 130/90,N :75x/m, (wajah)
RR : 20x/m Deksosimetason 0,25% :
Status dermatologi: Mikonazol 2% (1:1)
- Lokasi : wajah, leher 2xapp/hr
bagian belakang, lengan
atas, punggung.
Eflorensi skuama, erosi
A: Pemfigus vulgaris +
Candidiasis subkutis
A: Pemfigus vulgaris
Pembahasan
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis diketahui bahwa penderita
seorang perempuan berusia 23 tahun, dengan keluhan utama luka di daerah wajah,
leher, kedua lengan atas kanan dan kiri, dan punggung. , keluhan di serati gatal.
Keluhan muncul ditandai dengan benjolan di kulit berisi air yang kemudian pecah
menjadi luka seperti luka lepuh di kulit. Menurut kepustakaan Pemfigus vulgaris
lebih sering terjadi pada usia pertengahan (dekade ke-4 dan ke-5), namun dapat
juga mengenai semua usia, termasuk anak-anak. Lesi pemfigus vulgaris dapat
berawal dari kulit kepala yang berambut atau di rongga mulut, kira-kira pada 60%
11
kasus, berupa erosi disertai pembentukan krusta. Lesi ini dapat berlangsung
Faktor pencetus pada pasien ini diduga dari autoimun yang faktor
keluarga generasi pertama dari penderita pemfigus lebih rentan terhadap penyakit
ini dan memiliki antibodi anti desmoglein sirkulasi yang lebih tinggi. Genotipe
MHC kelas II tertentu sering ditemukan pada pasien dengan pemfigus vulgaris
dari semua ras. Alela subtipe HLA-DRB1 0402 dan DRB1 0503 memberikan
ikatan peptide, berpengaruh pada presentasi antigen dan pengenalan oleh sel T.5,6,7
Pada pemeriksaan fisik dijumpai lesi erosi dengan kulit yang terkelupas,
ekskoriasi, eritema, dan skuama. Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada luka
apabila diraba. Menurut kepustakaan pemfigus vulgaris berawal dari adanya bula
terkelupas dan diikuti oleh pembentukan krusta yang lama bertahan diatas kulit
terkelupas tersebut. Bula dapat timbul diatas kulit yang tampak normal atau yang
rutin pada tanggal 31/1/19 didapatkan hasil leukositosis (kadar leukosit 15.100
12
Diagnosa banding dengan erupsi obat alergik dapat disingkirkan karena
dalam anamnesis tidak dijumpai riwayat minum obat lainnya.. Secara umum
erupsi obat alergik lesinya bersifat generalisata dan simetris, dengan salah satu
gambaran klinis adalah fixed drug eruption, dimana kelainannya berupa eritema
dan vesikel berbentuk lonjong dan biasanya numular. Selain itu juga
menetap. Kelainan ini biasanya akan timbul berkali-kali di tempat yang sama
dengan predileksi di sekitar mulut, daerah bibir dan daerah penis pada laki-laki.
analgetik.1,2,3
luka di wajah, belakang leher, kedua lengan tangan dan punggung yang mulai
muncul sejak + 2 minggu yang lalu secara tiba-tiba. Keluhan muncul ditandai
dengan benjolan di kulit berisi air yang kemudian pecah menjadi luka seperti luka
lepuh di kulit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi di regio facial, kedua
ekstremitas superior, regio punggung dengan efloresensi bula kendur dan mudah
biasa penderita datang dengan keadaan umum baik, dinding bula tegang, letaknya
di subepidermal dan terdapat IgG linier. Tempat predileksi pada perut bawah,
Pada pasien ini terapi yang diberikan yaitu Terapi sistemik adalah
Metilprednisolon 62,5 mg/ 24 jam/ IV, Cetirizine 1x10mg tab/ po dan terapi
13
topikal adalah hidrokortison 2,5% dan Deksosimetason. Pengobatan pemfigus
Obat yang sering digunakan adalah prednison dan deksametason. Dosis prednison
sehari. Ada juga yang menggunakan 3 mg/kgbb sehari bagi pemfigus yang berat.
juga harus diperhatikan. Jika belum ada perbaikan yang berarti masih timbul lesi
baru setelah 5-7 hari dengan dosis inisial, maka dosis dinaikkan 50%. Kalau sudah
mengalami perbaikan dosis diturunkan secara bertahap. Biasanya setiap 5-7 hari
jadi lebih bersifat individual. Cara yang terbaik adalah memantau titer antibodi
penurunan dosis lambat dan apabila titernya menurun, penurunan dosis lebih
cepat. Selain itu juga pemberian antibiotik pada pasien ini karena lesi yang luas
sehingga dikhawatirkan pasien mengalami infeksi sekunder dengan lesi pada kulit
kortikosteroid dosis tinggi kurang memberi respon dan penurunan dosis pada saat
14
Ringkasan
berusia 23 tahun dengan keluhan luka didaerah wajah, belakang leher, kedua
lengan tangan, dan punggung. Keluhan muncul ditandai dengan benjolan di kulit
berisi air yang kemudian pecah menjadi luka seperti luka lepuh di kulit. Keluhan
juga disertai dengan rasa nyeri pada daerah luka. Menurut pasien keluhan yang
pemeriksaan fisik didapatkan adanya bula kendur dan mudah pecah, erosi,
metylpredinisolon 62,5 mg/2/24 jam/ IV, Cetirizine 1x10mg tab, terapi topikal
Prognosis pada pasien ini yaitu quo ad vitam bonam, quo ad sanam dubia
15
Daftar Pustaka
3. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, and Wolff K.
2008. p. 186-88.
6. Stanley JR. Pemfigus. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,Gilchrest BA,
16
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2020
UNIVERSITAS PATTIMURA
PEMFIGUS VULGARIS
Disusun oleh:
LYDIA A KAINAMA
NIM. 2017-84-039
Pembimbing:
dr. Rita Sugiono Tanamal, Sp.KK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
17