Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1.Konsep cephalopelvic disproportion (CPD)


1.1.1. Anatomi

1.1.2. Fisiologis

Ruang panggul terbagi menjadi dua yaitu:

1.1.2.1. Panggul besar (pelvis mayor)

Panggul besar adalah bagian panggul yang terletak di atas


linea terminalis (false pelvis). Panggul besar berfungsi
mendukung isi perut dan menggambarkan keadaan panggul
kecil.

1.1.2.2. Panggul kecil (pelvis minor)


Panggul kecil adalah bagian panggul yang terletak di bawah
linea terminalis (true pelvis). Panggul kecil ini merupakan
wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir
serta penting dalam persalinan.

Panggul terdiri dari bagian yang keras dibentuk oleh tulang


dan bagian yang lunak dibentuk oleh otot-otot dan ligamen.

1.Bagian Panggul Yang Keras


Bagian keras dari panggul wanita terbentuk oleh tulang
panggul. Tulang panggul merupakan sebuah corong,
bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan
bagian bawah untuk menentukan bentuk jalan lahir.

Tulang panggul terdiri atas:


(1). Tulang pangkal paha(os coccae)
(2). Tulang kelangkang (os sacrum)
(3). Tulang tungging (os coxcigys)

a. Tulang pangkal paha (os coccae)

Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal


paha terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan
dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang
tersebut adalah tulang usus (os ilium), tulang
duduk (os ischium) dan tulang kemaluan (os pubis).

b. Tulang usus (os ilium)

Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul


yang membentuk bagian atas dan belakang panggul.
Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung
depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol
disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka
posterior superior. Tonjolan tulang di bawah spina
illiaka anterior superior disebut spina illiaka anterior
inferior dan sebelah bawah spina illiaka posterior
superior terdapat spina illiaka posterior inferior. Di
bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik
atau cekungan yang disebut incisura iskhiadika
major. Garis yang membatasi panggul besar dan
panggul kecil disebut linea inominata atau linea
terminalis.

c. Tulang duduk (os ischium)

Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus,


pinggir belakangnya berduri disebut spina
iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat
incisura ischiadika minor. Bagian pinggir bawah
tulang duduk sangat tebal, yang dapat mendukung
berat badan pada saat duduk, disebut tuber
iskhiadikum. Tuber iskhiadikum merupakan ukuran
melintang dari pintu atas panggul.

d. Tulang kemaluan (os pubis)

Tulang kemaluan terletak di sebelah bawah dan


depan dari tulang usus yang disebut dengan tulang
duduk. Tulang ini membatasi sebuah lubang yang
terdapat dalam tulang panggul, lubang ini
disebut Foramen obtoratorium. Ramus superior ossis
pubis merupakan tulang kemaluan yang
berhubungan dengan tulang usus. Sedang yang
berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus
inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan
membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal akan
membentuk sudut 90-100 derajat. Foramen
obtoratorium. Ramus superior ossis

e. Tulang kelangkang (os sacrum)

Tulang kelangkang ada 1 buah. Tulang kelangkang


merupakan tulang yang berbentuk segitiga yang
melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang
kelangkang terletak di sebelah belakang antara
kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang
terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan kanan
dari garis tampak 5 buah lubang yang
disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis
merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di
garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas dari
sakrum yang berhubungan dengan 5 ruas tulang
pinggang dan menonjol ke depan
disebut promontorium. Jarak antara promontorium
dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran muka
belakang dari pintu atas panggul. Ke samping tulang
kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal
paha melalui articulasio sacro illiaca. Ke bawah
tulang kelangkang berhubungan dengan tulang
tungging.

f. Tulang tungging (os coxcigis)

Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging


berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas, tulang
yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang
tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, sehingga
ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.

1. Bagian Panggul Yang Lunak

Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan


ligamen yang meliputi dinding panggul sebelah dalam
dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Bagian yang
membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis.

Diafragma pelvis terdiri dari:


a.Pars Muskularis

Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus


levator ani terletak agak ke belakang dan merupakan
suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus
levator ani kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian yaitu:

Muskulus pubokogsigis dari os pubis ke septum


anokogsigeum

Muskulus illio kogsigeus dari arkus tendineus muskulus


levator ani ke os kogsigis dan septum anokogsigeum

Musculus ischio coccygis dari spina ischiadika ke


pinggir os sacrum dan os coccygis

b.Pars Membranosa

Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara


muskulus pubio kogsigeus kiri kanan terdapat celah
berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang
tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitalis.
Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan
dan ditembus oleh uretra dan vagina.

1. Regio Perineum

Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu


bawah panggul. Daerah ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

(1). Regio analis disebelah belakang – Pada regio analis


terdapat muskulus spinter eksternus yang mengelilingi
anus dan liang senggama bagian bawah
(2). Regio urogenitalis – Pada regio urogenitalis terdapat
muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus
perinei superfisialis

Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka,


ligamen sacro spinosum dan ligamen sacro tuberosum.
(Mochtar, 1998)

1.1.3. Definisi
Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah diagnosa medis digunakan
ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati
panggul ibu. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang
menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
ataupun kombinasi keduanya. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan
yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janindan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. (Reader, 1997).
1.1.5. Label Nursing Outcome Clasification (NOC)
1.1.5.1. Ansietas
Setelah diberikan tindakan selama 1 x 60 menit diharapkan
ansietas pasien berkurang

kriteria hasil :
(1). TTV
(2). Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya
(3). Lingkungan sekitar pasien tenang dan kondusif

1.1.5.2. Nyeri
Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 60 menit diharapkan
pasien mampu beradaptasi dengan nyerinya

Kriteria hasil :
(1). Pasien dapat mendemonstrasikan kontrol nyeri
(2). Pasien mampu melakukan pursed lip breathing

1.1.5.3. Kekurangan volume cairan


Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 45 menit diharapkan cairan
seimbang

Kriteria hasil :
(1). Input dan output cairan seimbang
(2). Turgor kulit baik

1.1.5.4. Resiko infeksi


Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam diharapkan tidak
terjadi infeksi

Kriteria hasil :
(1). Menunjukkan kondisi luka yang jauh dari kategori infeksi

1.1.5.5. Resiko cidera


Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 45 menit diharapkan tidak
terjadi cidera

Kriteria hasil :
(1). Pasien terbebas dari cidera

1.1.6. Label Nursing Intervention Clasification (NIC)


1.1.6.1. Ansietas
(1). Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
(2). Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien

1.1.6.2. Nyeri
(1).Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
karakteristik, onset / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyei dan faktor pencetus
(2).Ajarkan teknik non – faramakologi (Teknik relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman)

1.1.6.3. Kekurangan volume cairan


(1). Pantau keluar dan masuknya cairan
(2). Kaji produksi mucus dan turgor kulit
(3). Kolaborasi pemberian cairan parenteral

1.1.6.4. Resiko infeksi


(1). Berikan penkes untuk menjaga daya tahan tubuh, kebersihan
luka, serta tanda – tanda infeksi dini pada luka

1.1.6.5. Resiko cidera


(1). Membantu pasien yang belum kuat melakukan ambulasi

1.1.7. Pemeriksaan penunjang


1.1.7.1. Pemeriksaan radiologi
(1). Foto pintu atas panggul
(2). Pasien dalam posisi setengah duduk (thoms), sehingga tabung
rontgen tegak lurus diatas pintu atas panggul
1.1.6.2. Foto lateral
Pasien dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan horizontal
pada trochanter maya samping (robbins, 1995)

1.1.8. Penatalaksanaan
1.1.8.1. Persalinan percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara
kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan
dapat berlangsung per vagina dengan selamat dapat dilakukan
persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan
his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut
tidak dapat diketahui sebelum persalinan. Persalinan percobaan
hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada letak
sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur kehamilan tidak boleh lebih dari 42
mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi
moulage dan ada kemungkinandisfungsi plasenta janin yang akan
menjadi penyulit persalinan percobaan. Pada janin yang besar
kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat diduga
sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah
keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya
dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas, kemudian
hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah
dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal
tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di
dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana
sebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis.
Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong
memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha
melahirkan janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk
melahirkan lengan kiri, penolong menggunakan tangan kanannya
dan sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring
dari panggul untuk melahirkan bahu depan.
Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test
of labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan
diatas sedangkan test of laobur sebenarnya adalah fase akhir dari
trial of labour karena batu dimulai pada pembukaan lengkap dan
berakhir 2 jam kemudian.
1.1.8.2. Sectio caesarea
Sectio caesarea dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan
apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki.
1.1.8.3. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan
pada simfisis, tetapi tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi
1.1.8.4. Kraniotomi
Dilakukan pada janin yang meninggal (tucker, 1998)
Daftar pustaka
Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk.2012. Obstetri Williams. Edisi 21.
Jakarta: EGC

Winkjosastro H.2017. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: YBP-SP

Saifuddin AB. 2011. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat.


Jakarta: BP-SP

Anda mungkin juga menyukai