1.1.2. Fisiologis
b.Pars Membranosa
1. Regio Perineum
1.1.3. Definisi
Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah diagnosa medis digunakan
ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati
panggul ibu. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang
menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
ataupun kombinasi keduanya. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan
yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janindan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. (Reader, 1997).
1.1.5. Label Nursing Outcome Clasification (NOC)
1.1.5.1. Ansietas
Setelah diberikan tindakan selama 1 x 60 menit diharapkan
ansietas pasien berkurang
kriteria hasil :
(1). TTV
(2). Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya
(3). Lingkungan sekitar pasien tenang dan kondusif
1.1.5.2. Nyeri
Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 60 menit diharapkan
pasien mampu beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria hasil :
(1). Pasien dapat mendemonstrasikan kontrol nyeri
(2). Pasien mampu melakukan pursed lip breathing
Kriteria hasil :
(1). Input dan output cairan seimbang
(2). Turgor kulit baik
Kriteria hasil :
(1). Menunjukkan kondisi luka yang jauh dari kategori infeksi
Kriteria hasil :
(1). Pasien terbebas dari cidera
1.1.6.2. Nyeri
(1).Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
karakteristik, onset / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyei dan faktor pencetus
(2).Ajarkan teknik non – faramakologi (Teknik relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman)
1.1.8. Penatalaksanaan
1.1.8.1. Persalinan percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara
kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan
dapat berlangsung per vagina dengan selamat dapat dilakukan
persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan
his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut
tidak dapat diketahui sebelum persalinan. Persalinan percobaan
hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada letak
sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur kehamilan tidak boleh lebih dari 42
mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi
moulage dan ada kemungkinandisfungsi plasenta janin yang akan
menjadi penyulit persalinan percobaan. Pada janin yang besar
kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat diduga
sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah
keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya
dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas, kemudian
hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah
dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal
tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di
dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana
sebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis.
Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong
memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha
melahirkan janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk
melahirkan lengan kiri, penolong menggunakan tangan kanannya
dan sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring
dari panggul untuk melahirkan bahu depan.
Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test
of labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan
diatas sedangkan test of laobur sebenarnya adalah fase akhir dari
trial of labour karena batu dimulai pada pembukaan lengkap dan
berakhir 2 jam kemudian.
1.1.8.2. Sectio caesarea
Sectio caesarea dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan
apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki.
1.1.8.3. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan
pada simfisis, tetapi tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi
1.1.8.4. Kraniotomi
Dilakukan pada janin yang meninggal (tucker, 1998)
Daftar pustaka
Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk.2012. Obstetri Williams. Edisi 21.
Jakarta: EGC