No Urut : 01
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : PTA 14
Warna Absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Subhedral
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Tidak ada
Pleokroisme : Tidak ada
Relief : Tinggi
Intensitas : Tinggi
1 𝑚𝑚 1 𝑚𝑚
Ukuran Mineral : 𝐵𝑠 = 10 × 4 = = 0.025 mm NIKOL SILANG
40
𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑠 × 𝑧
= 0.025 × 36
= 0,9 𝑚𝑚
Warna interferensi : Kuning kehijauan
Bias Rangkap : 0,019 (Orde II)
Sudut Gelapan : 58°
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak ada
Nama Mineral : Kuarsa (SiO2)
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
No Urut : 02
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : RF/AND/17
Warna Absorbsi : Coklat muda
Bentuk : Euhedral
Belahan : 1 Arah
Pecahan : Tidak ada
Pleokroisme : Dwikroik
Relief : Sedang
Intensitas : Sedang
1 𝑚𝑚 1 𝑚𝑚
Ukuran Mineral : 𝐵𝑠 = 10 × 4 = = 0.025 mm NIKOL SILANG
40
𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑠 × 𝑧
= 0.025 × 37
= 0,925 𝑚𝑚
Warna interferensi : Orange
Bias Rangkap : 0,024 (Orde III)
Sudut Gelapan : 58°
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak ada
Nama Mineral : Muscovite (KAl2(OH)2(AlSi3O10)
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
No Urut : 03
NIKOL SEJAJAR
No.Peraga : SY 3.360
Warna Absorbsi : Putih kekuningan
Bentuk : Anhedral
Belahan : 1 Arah
Pecahan : Rata
Pleokroisme : Tidak ada
Relief : Sedang
Intensitas : Sedang
1 𝑚𝑚 1 𝑚𝑚
Ukuran Mineral : 𝐵𝑠 = 10 × 10 = = 0.01 mm NIKOL SILANG
100
𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑠 × 𝑧
= 0.01 × 21
= 0,21 𝑚𝑚
Warna interferensi : Hijau-Putih
Bias Rangkap : 0,05 (Orde I)
Sudut Gelapan : 53°
Jenis Gelapan : Miring
Kembaran : Tidak ada
Nama Mineral : Ortoklas (K,Na)AlSi3O8)
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
A. Warna Absropsi
Warna Absorpsi yang kita amati pada no perangga SY 3.36º adalah Putih
Kekuuningan, sebenranya warna yang paling jelas di amati adalah putih tetapi
karena mineral yang kita amati menyerap cahaya sehingga menimbulakan
adanya warna kekuningan yang muncul pada mineral tersebut.
B. Bentuk
Dalam pengamatan kita pada PTA 14 bentuk yang kita dapatkan adalah
Subhedral karena pada mineral yang kita amati ada sebagian dari bagian tubuh
mineral yang kristalnya hanya sebagian dari bidang kristalnya dibatasi bidang
kristalnya sendiri.
Dalam pengamatan kita pada RF/AND/17 bentuk yang kita dapat amati
adalah Euhedral karena bagian tubuh Kristal dibatasi oleh bidang kirstaslnya
sendiri.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
C. Belahan
D. Pecahan
E. Pleokroisme
F. Relif
Relif adalah suatu kenampakan yang timbul akibat adanya batasan dari
indeks mineral lainnya. Relief bisanya meliliki kenampakan seperti sebuah
garis yang mengelilingi bagian permukaan mineral yang di amati, semakin
jelas kenampakan dari garis tersebut semakin tinggi relif pada objek tersebut.
G. Intensitas
Intensitas adalah penyerapan cahaya pada suatu objek yaitu mineral, ketika
suatu objek di berikan cahaya dapat kita lihat bahwa semakin terang objek
mineral tersebut maka semakin tinggi intensitas dari mineral tersebut.
H. Ukuran Mineral.
Ukuran Mineral adalah nilai dari hasil perhitungan DMP (Diameter Medan
Pandang)
1
𝐵𝑠 =
𝐿. 𝑂𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟 × 𝐿. 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1
𝐵𝑠 =
10 × 4
1
𝐵𝑠 =
40
𝐵𝑠 = 0,025
Lalu setelah kita mendapatakn niali BS (Bias Skala) kita masukan pada
rumus DMP (dieameter medan pandang) dimana :
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑆 × 𝑍
𝐷𝑀𝑃 = 0,025 × 36
𝐷𝑀𝑃 = 0,9𝑚𝑚
1
𝐵𝑠 =
𝐿. 𝑂𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟 × 𝐿. 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1
𝐵𝑠 =
10 × 4
1
𝐵𝑠 =
40
𝐵𝑠 = 0,025
Lalu setelah kita mendapatakn niali BS (Bias Skala) kita masukan pada
rumus DMP (dieameter medan pandang) dimana :
𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑆 × 𝑍
𝐷𝑀𝑃 = 0,025 × 37
𝐷𝑀𝑃 = 0,925𝑚𝑚
1
𝐵𝑠 =
𝐿. 𝑂𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟 × 𝐿. 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1
𝐵𝑠 =
10 × 10
1
𝐵𝑠 =
100
𝐵𝑠 = 0,01
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
Lalu setelah kita mendapatakn niali BS (Bias Skala) kita masukan pada
rumus DMP (dieameter medan pandang) dimana :
𝐷𝑀𝑃 = 𝐵𝑆 × 𝑍
𝐷𝑀𝑃 = 0,01 × 21
𝐷𝑀𝑃 = 1,21𝑚𝑚
I. Warna Interferensi
J. Bias Rangkap
Bias rangkap adalah cahaya yang masuk dalam media anisotrop akan
dibebaskan menjadi 2 sinar yang bergetar dalam 2 bidang yang saling tegak
lurus. Harga bias rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias
sinar yang bergetar dalam satu mineral.
Pada pengamatan PTA 14 kita mendapatkan nilai 0,019 (Orde II) yang kita
ambil dari patokan diagram warna interferensi oleh Michel Levy (Nesse, 1991)
Pada pengamatan ST.83 kita mendapatkan nilai 0,05 (Orde I) yang kita
ambil dari patokan diagram warna interferensi oleh Michel Levy (Nesse, 1991)
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
K. Sudut Gelapan
Pada pengamatan PTA 14 kita mendapatkan nilai 58º dari rumus yang
digunakan adalah :
Jenis gelapan adalah ketentuan yang dapat kita lihat dari hasil nilai sudut
gelapan. Diaman ada 5 jenis sudut gelapan yaitu sejajar (90º), Simetri (45º),
Miring (1º-44º), Bergelombang (mineral ini sudah mengalami tekanan tapi
belum samapi rekristalisai) dan Bintik (Posisi gelap maksimum tidak seluruh
menjadi gelap, melainkan ada bintik-bintik pada permukaan mineral).
Pada pengamatan PTA 14 kita menentukan bahwa jenis gelapan yang kita
dapat adalah miring diaman nilai yang kita dapat adalah 58º.
Pada pengamatan SY 3.36º kita menentukan bahwa jenis gelapan yang kita
dapat adalah miring diaman nilai yang kita dapat adalah 53º.
M. Kembaran
Dari hasil pengamatan PTA 14 kita tidak menemukan Kembaran yang ada
pada objek mnireal yang kita amati.
N. Nama Mineral
Nama mineral yang kita dapat adalah mineral kuarsa, mineral ini adalah
mineral yang umum yang terbentuk pada kerak kontinen bumi, mineral kuarsa
ini adalah mineral yang mengandung larutan kimia (SiO₂)
mika yang sering dijumpai pada batuan granit, pegmatitea, dan sekis mineral
ini terbentuk dari hasil pendinginan magma pada suhu rendah sekitar 600ºC
DAFTAR PUSTAKA
https://www.geologinesia.com/deskripsi-dan-kegunaan-mineral-feldspar.html
2016/01/
https://www.geologinesia.com/mineral-kuarsa-quartz-dan-kegunaannya.html
2016/05/