Anda di halaman 1dari 1

Pelanggaran Taklik Talak Menurut Kompilasi Hukum

Islam Sebagai Alasan Perceraian Suami Istri

Wan Rijawani

Program Pasca Sarjana


Universitas Sumatera Utara

INTISARI

Pasal 1 huruf e Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi


Hukum Islam (KHI) menyebutkan taklik talak adalah perjanjian yang diucapkan
calon mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah berupa
janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang datang. Oleh
karena itu di dalam Buku I KHI tentang Perkawinan telah menempatkan taklik talak
sebagai perjanjian dapat mengadakan perjanjian perkawinan dalam bentuk taklik
talak dan perjanjijan lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Selanjutnya,
taklik talak sebagai alasan penceraian telah pula diatur secara eksplisit dalam Pasal
116 huruf g, yaitu suami melanggar sighat taklik talak. Namun dalam kenyataaan
banyak para suami melanggar sighat taklik talak. Karena itu, perlu dibahas tentang
akibat hukum dari pelanggaran taklik talak, faktor – faktor yang menyebabkan suami
melanggar taklik talak, dan upaya hukum yang ditempuh oleh istri dalam hal suami
melanggar taklik talak.
Untuk mengkaji hal – hal tersebut di atas, maka sifat penelitian adalah
deskriptif analitis. Lokasi penelitian adalah di wilayah hukum pengadilan Agama
Medan. Sempel responden ditetapkan secara pusposive 20 orang dan di tambah 5
putusan Pengadilan Agama Medan mengenai pelanggaran taklik talak. Alat
pengumpulan data primer adalah studi dokumen, pedoman wawancara, dan
kuesioner. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan.Analisis
data dilakukan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa akibat hukum dari pelanggaran taklik
talak telah menyebabkan terjadinya perceraian, akibat hukum terhadap pemeliharaan
anak, dan berakibat hukum biaya hidup anak. Disamping itu juga ditentukan
beberapa faktor penyebab suami melanggar taklik talak, antara lain tidak ada
kecocokan antara suami istri, pengaruh pihak ketiga, faktor ekonomi yang tidak
berkecukupan, meninggalkan istri dan tidak memberi nafkah dalam waktu yang
cukup lama, karena murtad, dan karena pemabuk dan penjudi.
Sedangkan upaya hukum yang ditempuh oleh istri , melakukan gugatan cerai
ke Pengadilan Agama , menuntut biaya hidup anak, dan meminta pembagian harta
bersama ke Pengadilan Agama.
Disarankan kepada para suami, istri dan kepada Hakim supaya benar- benar
suami tidak melanggar sifat taklik talak, dan si istri benar – benar menyayangi suami
dan anak- anaknya. Begitu pula hakim Pengadilan Agama lebih tegas lagi dalam
menentukan, menunjukan dalam putusan hakim kepada salah satu pihak yang berhak
memelihara anak dan siapa yang tidak berhak membiayanya.

Kata- kata kunci :


™ Pelanggaran taklik talak
™ Perceraian
™ Kompilasi Hukum Islam

1
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai