Anda di halaman 1dari 8

SISTEM IDENTIFIKASI MERK PRODUK BERBASIS IMAGE PROCESSING MENGGUNAKAN

TRANSFORMASI WAVELET DAN


JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION

Ika Prawesty Wulandari, ST

ABSTRAK
Informasi Merk produk merupakan simbol pengejawantahan seluruh informasi yang berkaitan dengan
produk atau jasa. Merk biasanya terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lainnya seperti gambar,
tipografi, warna, dan simbol. Dalam aplikasi transaksi penjualan pada toko, supermarket, maupun swalayan
keberadaan suatu sistem identifikasi merk produk sangat diperlukan baik untuk database toko maupun
kelancaran pada saat customer melakukan pembelian barang. Sistem scanning barcode selama ini dirasa cukup
efektif dalam hal tersebut. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika kita meneliti alternatif lain untuk meng-
identifikasi produk dengan cara mengenali produk dari bentuk dan warna logo merk produk. Sistem yang
dimaksud akan diuji coba berbasiskan pengetahuan tentang Image Processing dan Transformasi Wavelet.
Dalam tulisan ini, dirancang suatu sistem identifikasi merk produk berdasarkan pengenalan bentuk dan
warna logo merk produk tersebut. Proses yang dipakai antara lain Transformasi Wavelet, adapun penggunaan
Transformasi Wavelet ini dimotivasi oleh adanya hasil penelitian tentang Transformasi Wavelet yang
mempunyai kemampuan memunculkan (feature) khusus pada citra yang diteliti. Sedangkan pengenalan dan
klasifikasi diterapkan dengan Jaringan Syaraf Tiruan metode BackPropagation. Sebagai basis masukan jaringan
syaraf, digunakan citra merk produk ukuran 320 x 240 yang telah diambil dari webcam.
Hasil implementasi diuji beberapa kali dengan citra uji dan citra latih, melalui implementasi dan
pengujian sistem mampu memberikan tingkat akurasi hingga 98%.
.

Kata Kunci: Image processing, Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation, Transformasi Wavelet

ABSTRACT
Product label symbolizes many kinds of information that related to service and goods. Actually, a label
consists of name, sign, and other visual elements such as image, typography, and symbol. In sales transaction
application such as at the shop and many selfservice shops, the existence of a product label identification is very
needed not only for the seller database but also for making easy a buyer transaction process. In this time,
barcode scanning system is considered as an effective system in the case of that. However, there is nothing
wrong if we do an experience to identify product by recognizing the form and the colour of a product label. The
target of the system will be implied based on Image Processing and Wavelet Transform.
In this final paper, it is designed a product identification system based on the form and the colour of a
label. The applied process that is used such as, Wavelet Transform. As for the reason of this transform using, is
being supported by many researches which imply the ability of wavelet transform to perform many special
features of an image. While recognizing and classification process is applied by BackPropagation Neural
Network. The Input of neural network is an image of a product label , 240x320 of its size, and captured from a
webcam.
The result of implementation is tested many times by training image and testing image. Through the
implementation and testing, this system can perform up to 98% accuration.

Keywords : Image Processing, Neural Network Backpropagation, Wavelet Transform

sistem identifikasi merk produk. Sistem yang


1. PENDAHULUAN dimaksud menggunakan identifikasi produk dengan
Suatu aplikasi sistem identifikasi merk produk cara mengenali produk dari bentuk dan warna logo
telah lama dikenal pengaplikasiaannya. Sebagai merk produk yang ada di pasaran. Sedangkan
contoh yang sering kita jumpai adalah deteksi merk pengambilan citra merk produk dapat dilakukan
menggunakan barcode pada transaksi pembelian di menggunakan webcam. Selanjutnya citra diolah
berbagai tempat perbelanjaan. Namun, aplikasi menggunakan Transformasi Wavelet dan
barcode hanya merupakan salah satu aplikasi yang pengenalan serta klasifikasinya diterapkan melalui
sering kita lihat umumnya, untuk pengembangan Jaringan Syaraf Tiruan metode BackPropagation.
lebih lanjut dapat diteliti dan dikembangkan aplikasi Diharapkan sistem identifikasi ini nantinya terbukti
lain yang dapat dijadikan sebagai suatu alternatif akurat dan mudah untuk dipakai dalam aplikasi

1
transaksi pembelian bila dibanding dengan sistem spektrum citra sehingga ekstraksi tepi dapat
lainnya. dilakukan dengan menggunakan tapis pelewat–
tinggi (highpass filter-HPF). Dengan tapis pelewat-
Teori Dasar Citra Digital tinggi, spektrum yang lebih tinggi dari frekuensi
Citra dapat dinyatakan sebagai fungsi kontinu dari potong (cut-off) akan dikuatkan, sedangkan
intensitas cahaya dalam 2 dimensi, f(x,y) dimana x frekuensi di bawahnya akan diredam.
dan y merupakan koordinat ruang dan nilai f
menyatakan kecerahan dan informasi warna citra Ektraksi Ciri
pada titik koordinat x dan y. Secara matematis Ektraksi ciri merupakan cara yang dilakukan
persamaan untuk fungsi intensitas, f(x,y) adalah: untuk mendapatkan ciri dari sebuah citra. Untuk
pengambilan ciri dari sebuah image diperlukan
0  f  x, y    (2.1) pengolahan image terlebih dahulu yaitu citra diubah
Citra digital adalah sajian citra dalam bentuk ke level grayscale. Proses ini merubah level RGB
diskret, baik pada koordinat ruang maupun nilai menjadi citra yang hanya terdiri dari warna hitam
intensitas cahayanya. Dengan demikian citra digital dan putih sehingga memudahkan dalam proses
dapat disajikan sebagai matriks berdimensi M  N , klasifikasi.
dengan M menyatakan tinggi dan N menyatakan lebar
dari citra. Matriks tesebut terdiri dari kumpulan Jaringan Syaraf Tiruan
elemen dengan nilai tertentu yang menyatakan Jaringan syaraf tiruan (JST) atau Artificial
intensitas cahaya citra. Elemen itu biasa disebut pixel. Neural Network (ANN) diinspirasikan oleh struktur
Matriks tersebut ditunjukkan dalam persamaan 2.3 jaringan sel-sel syaraf di dalam otak. JST
f (0,0) f (0,1) ... f (0, M  1)merupakan suatu model komputasi yang meniru
f (1,0) f (1,1) ... f (1, M  1)cara kerja sistem otak manusia. JST merupakan
f ( x, y )  sebuah model komputasi dari otak manusia yang
...
mampu melakukan perhitungan, pengenalan,
f ( N ,0 ) f ( N ,1) ... f ( N  1, M pengamatan,
1) serta pengambilan keputusan.
(2.3) Berdasarkan algoritma pelatihannya,
maka JST terbagi menjadi dua yaitu:
1. Belajar dengan pengawasan (Supervised
Pengolahan Citra Digital Learning)
Pengolahan citra digital merupakan proses yang Jaringan belajar dari sekumpulan pola masukan
bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dan keluaran. Sehingga pada saat pelatihan
dengan bantuan komputer. Pengolahan citra digital diperlukan pasangan pola yang terdiri dari vektor
pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua jenis masukan dan vektor target yang diinginkan.
kegiatan,yaitu: Contoh jaringan yang belajar dengan pengawasan
a. Memperbaiki kualitas suatu gambar sehingga adalah Backpropagation.
dapat lebih mudah diinterprestasi oleh mata 2. Belajar Tanpa Pengawasan (Unsupervised)
manusia. Pada pelatihan tanpa pengawasan tidak ada
vektor target. Vektor masukan dimasukkan ke
b. Mengolah informasi yang terdapat pada suatu
dalam Jaringan dan sistem akan mengatur dirinya
gambar untuk keperluan pengenalan objek secara
sendiri sedemikian rupa sehingga dihasilkan
otomatis.
keluaran yang konsisten bilamana pola yang
menyerupai vektor masukan tersebut diberikan.
Citra Grayscale Contoh jaringan yang belajar tanpa pengawasan
Citra Grayscale atau citra beraras keabuan adalah adalah Adaptive Resonance Theory.
citra yang hanya menggunakan warna pada tingkatan
warna abu-abu. Warna abu-abu adalah satu-satunya Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation (JST-
warna pada ruang RGB dengan komponen merah, BP)
hijau, dan biru mempunyai intensitas yang sama. Jaringan syaraf tiruan back propagation (JST-
Pada citra beraras keabuan hanya perlu menyatakan BP) merupakan jaringan syaraf yang sangat populer
nilai intensitas untuk tiap piksel sebagai nilai tunggal, digunakan untuk memecahkan masalah. Jaringan
sedangkan pada citra berwarna perlu tiga nilai syaraf tiruan back propagation menggunakan
intensitas untuk tiap pikselnya. algoritma belajar supervised learning. Propagasi
balik merupakan salah satu proses belajar jaringan
Deteksi Tepi (Edge Detection) syaraf tiruan di mana dalam proses belajar tersebut
Edge atau tepi merupakan batas antara dua daerah pengubahan nilai berlangsung pada arah mundur,
dengan nilai gray-level yang relatif berbeda. Tepi citra yaitu mulai dari lapisan keluaran dan berakhir di
dapat pula didefinisikan sebagai piksel-piksel yang lapisan masukan.
mengalami perubahan tajam pada level keabuan. Tepi
objek umumnya terlihat sebagai frekuensi tinggi pada

2
p a1 a2
W1 W2
n1 n2  1 jika x  0
+  +  f ( x)  
0 jika x  0
b1 b2
(2.9)
2. Fungsi aktivasi Linear
Masukan Lapisan Tersembunyi Lapisan Keluaran

Gambar 2.2 Arsitektur jaringan syaraf tiruan back f(x) = x untuk semua x (2.10)
propagation dengan 1 lapisan tersembunyi
3. Fungsi aktivasi Sigmoid
Arsitektur standar jaringan syaraf tiruan back 1
propagation ditunjukkan pada gambar 2.3. f ( x) 
1  exp(  x )
Pola pelatihan jaringan back propagation
melibatkan tiga hal, yaitu pelatihan maju, perhitungan (2.11)
balik sebagai respon terhadap error, dan pengaturan e x  ex
bobot. Error (δ) merupakan selisih antara nilai tanh( x )  (2.12)
keluaran yang diinginkan (t) dengan keluaran yang e x  e x
sesungguhnya (a2). Error dinyatakan oleh persamaan
2.5 sebagai berikut :
BAHAN DAN METODA
δ= t – a2 (2.5)
Sum Square Error (SSE) yang dinyatakan oleh
RANCANGAN SISTEM
persamaan 2.6 berikut ini:
Secara umum sistem untuk identifikasi
SSE    2 merk produk yang dirancang dapat dilihat pada
(2.6) gambar 3.1 di bawah ini:

Inisialisasi Bobot dan Bias


Mulai
Pemilihan bobot dan bias awal akan menentukan
kecepatan jaringan mencapai konvergensi ke suatu Mulai
harga error. Secara garis besar inisialisasi bobot dan
Citra
bias dibagi menjadi dua, yaitu : inisialisasi random Latih
dan inisialisasi Nguyen Widrow. Citr
a
Inisialisasi Random Pemrosesan Awal Uji
Prosedur standar dalam pemilihan bobot
Pemrosesan
adalah memilih secara acak suatu harga dalam selang Awal
–0,5 sampai 0,5 (atau suatu selang lain).
Ekstraksi Ciri
Dengan Dekomposisi
Inisialisasi Nguyen-Widrow wavelet Ekstraksi Ciri
Dengan
Inisialisasi Nguyen Widrow merupakan Filter Dekomposisi
pengembangan dari inisialisasi random dan hanya Wavelet
Citra
bisa digunakan untuk fungsi aktifasi sigmoid. Pelatihan dengan Latih

Inisialisasi ini membuat bobot yang terletak diantara JST


neuron masukan dan neuron tersembunyi Pengenalan Nama
merk
meningkatkan kemampuan belajar pada neuron Klasifikas
tersembunyi. Hal ini dilakukan dengan cara Hasil i
mendistribusikan bobot dan bias awal dalam suatu Pelatihan
dan
selang, sehingga untuk tiap masukan pelatihan (a)
klasifikas (b)
neuron tersembunyi akan belajar dengan cepat. i
Definisi yang digunakan sebagai berikut: Gambar 3.1. Proses identifikasi merk produk
(a) Diagram Alir Proses Belajar (b) Diagram
  0,7 N
R (2.7) Alir Proses Uji
dimana : N = jumlah neuron masukan
Pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada
R = jumlah neuron tersembunyi sistem yang dirancang akan dilakukan proses
belajar dan proses uji. Dan klasifikasi kondisi
 = faktor skala
terdiri dari 10 jenis klasifikasi. Contoh jenis
klasifikasi dapat dilihat pada gambar 3.2 (a), 3.2
Fungsi Aktivasi (b), dan 3.2 (c).
Ada tiga macam fungsi aktivasi, yaitu :
1. Fungsi aktivasi Hard limit .

3
memiliki kinerja yang cukup baik dalam
mendeteksi tepi citra. Threshold yang digunakan
dalam mendeteksi tepian dari suatu gambar akan
menyebabkan banyak tepian yang hilang jika
nilainya diambil terlalu tinggi. Tetapi jika terlalu
rendah, banyak batas-batas yang tidak penting atau
(a) (b) (c) bahkan derau pada citra akan menyebabkan deteksi
Gambar 3.2 Klasifikasi jenis merk tepian tidak bagus.
Daerah yang direpresentasikan dengan bit 0
(a) Merk NR (b) Merk Torabika Sachet (c) (hitam), yang berada dalam sebuah area yang
Merk Vitazone dibatasi oleh bit 1, diganti dengan bit 1. Sehingga
menjadi suatu daerah putih.
METODA

Pengolahan Citra Pada Citra Latih

Pemrosesan Awal
Pemrosesan awal (preprocessing) bertujuan
untuk mendapatkan karakteristik atau ciri dari citra.
Pada proses ini diharapkan noise pada citra dapat
dihilangkan semaksimal mungkin.

Pembuatan Citra Gray Scale


Citra latih dalam format JPG dengan ukuran
320x240 piksel yang akan diproses, setelah melalui Gambar 3.3 Citra hasil deteksi tepi
proses cropping untuk pengambilan logo merk
kemudian diakusisi menjadi citra level keabuan Ekstraksi ciri
dalam format JPG dengan ukuran 320x240 piksel. Ekstraksi ciri dilakukan setelah citra melalui
Proses grayscale ini ditambahkan dalam sistem agar proses deteksi tepi. Proses ekstraksi ciri bertujuan
input proses selanjutnya berupa citra grayscale. Hal untuk mendapatkan informasi-informasi penting
ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pada sebuah citra yang membedakan citra yang satu
berikutnya. dengan citra yang lain. Informasi-informasi ini
yang akan diidentifikasi oleh Jaringan Syaraf
Deteksi Tepian Citra Tiruan (JST). Dalam Tugas akhir ini digunakan
Dalam citra grayscale, tiap piksel pada citra metode ekstraksi ciri dekomposisi wavelet, dengan
masih dikodekan dengan bilangan antara 0 sampai menggunakan 4 jenis mother wavelet yang berbeda
256. Hal ini bisa menyebabkan pengambilan cirinya yaitu: coiflet 1, daubechies 2, daubechies 6, dan
tidak fokus pada daerah yang diinginkan, akibat dari haar.
pengambilan citra yang kurang sempurna. Agar pada
saat proses pengambilan ciri dilakukan hanya fokus Dekomposisi Paket Wavelet
pada objek yang diinginkan saja, maka dilakukan Pada matrik citra merk produk dijadikan ke
deteksi tepian citra untuk lokalisasi citra. Deteksi tepi dalam domain frekuensi. Sehingga pada proses
ini, memanfaatkan perubahan warna yang sangat ekstraksi metode ini, hanya range frekuensi dengan
tajam. Hasil dari deteksi tepi berupa citra yang hanya energi maksimum yang diambil cirinya.
memiliki bit 0 (untuk warna hitam) dan bit 1 (warna Proses perubahan matrik citra karakter
putih). Sifat dari hasil deteksi tepi ini, yang dilakukan melalui Fast Fourier Transform(FFT)
mempermudah pemrosesan citra berikutnya. 2D. Hal ini bisa diartikan, dilakukan transformasi
Pendeteksian tepian yang optimal memiliki 3 fourier 2 kali terhadap input, sesuai dengan
kriteria: persamaan berikut:
1. Kriteria deteksi, dapat mendeteksi semua tepian
(tidak boleh ada yang hilang).
2. Kriteria Lokalisasi, jarak antar tepian hasil
deteksi dengan sebenarnya harus minimal.
3. Kriteria response, hanya satu response untuk satu
tepian. Hasil dari transformasi ini menghasilkan ciri
Pada penelitian ini digunakan deteksi tepi numerik yang mengandung bagian real dan
Canny karena deteksi tepi Canny secara teoritis imajiner. Dalam proses selanjutnya hanya diambil
mampu mendeteksi tepi-tepi lemah maupun tepi-tepi bagian realnya, karena bagian imajinernya besarnya
tajam. Dan berdasarkan karakteristik sistem mendekati nilai nol.
penglihatan manusia, deteksi tepi Canny juga

4
Bagian real ini kemudian didekomposisi n
menggunakan paket wavelet 2 dimensi. Matrik citra 100 C s (i ) 2
karakter didekomposisi menjadi 1 buah komponen
Aproksimasi (yang mengandung frekuensi rendah)
E m
i 1

dan 3 buah komponen detail (yang mengandung


frekuensi tinggi). Komponen detail terdiri dari
C
i 1
T (i ) 2
komponen detail horisontal, detail vertikal , dan detail (3.2)
diagonal. Kemudian tiap komponen didekomposisi
lagi menjadi 1 komponen Aproksimasi dan 3 dimana:
komponen detail. E = Energi tiap subband
Cs = Koefisien wavelet satu subband
n = Junlah koefisien wavelet tiap subband
CT = Koefisien wavelet seluruh subband
m = Junlah koefisien wavelet seluruh subband

Energi dari tiap subband inilah yang menjadi


vektor ciri untuk setiap citra karakter. Karena
jumlah subband pada level 3 berjumlah 64 subband,
maka vektor ciri citra karakter juga 64 ciri,
sehingga didapat matriks vektor ciri 1x64.

Klasifikasi dengan Jaringan Syaraf Tiruan


Proses klasifikasi dengan Jaringan Syaraf
Gambar 3.4 Dekomposisi Wavelet 2 Dimensi Tiruan (JST) pada tugas akhir ini menggunakan
algoritma Backpropagation (BP). Jaringan
Proses dekomposisi dilakukan terus- Backpropagation dirancang dan dilatih untuk
menerus sampai pada level yang diinginkan. Pada mengklasifikasi merk produk ke dalam 10 kelas
penelitian ini, dilakukan proses dekomposisi sampai yang berbeda dengan masing-masing kelas
dengan level 3, menggunakan jenis filter coiflet. klasifikasi terdapat 10 merk produk. Nilai-nilai
Untuk setiap level dekomposisi menghasilkan 4 n sub parameter untuk pembelajaran Backpropagation
band, dengan n=tingkat level. Dekomposisi pada yang harus di set, yaitu :
level 3 menghasilkan 43=64 sub band. a. P, titik pada masukan (node). Parameter ini
perlu di-set karena banyak dari ekstraksi ciri
menentukan jumlah node masukan yang digunakan,
Input Asli jika hal ini tidak sinkron maka pembelajaran akan
sulit mencapai target yang ingin dicapai.
b. Target (t), target pencapaian yang ingin
dicapai dari setiap hasil pelatihan. Berfungsi untuk
Dh1 D d1
penetapan target yang ingin dicapai. User dapat
A1 Dv1
mengganti nilai target yang sesuai yang diinginkan
contoh t = [0 0 0 0 0 0 0 0 0 1] untuk klasifikasi
citra merk Air Minum Indomaret, t = [0 0 0 0 0 0 0
0 1 0] untuk klasifikasi citra merk Good Day, t = [0
0 0 0 0 0 0 1 0 0] untuk klasifikasi citra merk HiLo,
AA1 ADh1 ADv1 ADd1 t = [0 0 0 0 0 0 1 0 0 0] untuk klasifikasi citra merk
Hit Kapur, t = [0 0 0 0 0 1 0 0 0 0] untuk klasifikasi
citra merk NR Hair Reactive, t = [0 0 0 0 1 0 0 0 0
0] untuk klasifikasi citra merk Sunsilk, t = [0 0 0 1
Gambar 3.5 Dekomposisi Paket Wavelet 2 Level
0 0 0 0 0 0] untuk klasifikasi citra merk Sariwangi
Kotak, t = [0 0 1 0 0 0 0 0 0 0] untuk klasifikasi
Keterangan:
citra merk Torabika Sachet, t = [0 1 0 0 0 0 0 0 0 0]
A = Komponen Aproksimasi untuk klasifikasi citra merk Visine, dan t = [1 0 0 0
Dh = Komponen Detail Horisontal
0 0 0 0 0 0] untuk klasifikasi citra merk Vitazone
Dv = Komponen Detail Vertikal Hijau.
Dd = Komponen Detail Diagonal
c. Learning rate (lr). Berkisar antara 0 hingga 1.
Semakin besar nilai learning rate akan berimplikasi
Penghitungan Energi Tiap Subband Dekomposisi
pada semakin besarnya langkah pembelajaran. Jika
learning rate diset terlalu besar, maka algoritma
Setiap subband hasil dekomposisi paket
akan menjadi tidak stabil. Sebaliknya, jika learning
wavelet dihitung energinya. Perhitungan energi untuk
setiap subband, sesuai dengan persamaan berikut[10]:

5
rate diset terlalu kecil, maka algoritma akan bobot berdasarkan gradient descent dengan
konvergen dalam jangka waktu yang lama. learning rate yang bersifat adaptive dan juga
d. Maksimum Epoh (MaxEpochs). Maksimum menggunakan momentum. Pada kenyataannya,
epoh merupakan jumlah epoh maksimum yang boleh niali learning rate yang optimal akan terus berubah
dilakukan selama proses pelatihan. Iterasi akan selama proses pelatihan berlangsung seiring dengan
dihentikan apabila nilai fungsi kinerja kurang dari berubahnya nilai fungsi kinerja (MSE). Pada
atau sama dengan kinerja tujuan. Dalam program gradient descent dengan adaptive learning rate dan
aplikasi nilai Maksimum Epoh = 20000. momentum, nilai learning rate akan diubah untuk
e. Goal (Nilai Error Target). Dipakai untuk menjaga agar algoritma ini senantiasa stabil selama
menentukan batas nilai MSE agar iterasi dihentikan. proses pelatihan. Pelatihan akan sukses jika target
Iterasi akan berhenti jika MSE < batas yang tercapai, jika target tidak tercapai dan epoh = epoh
ditentukan. Error target yang diinginkan di-set pada max maka pelatihan dihentikan.
10e-3.
f. Titik pada hidden layer (node). Parameter ini Proses pengujian (classification)
perlu di-set karena suatu jaringan saraf tiruan harus
dilakukan pembelajaran beberapa kali dengan Kedua adalah proses pengidentifikasian untuk
parameter ini diubah-ubah agar mendapatkan hasil mengklasifikasikan citra uji yang dimasukkan.
pembelajaran yang paling baik yang telah dicapai. Citra uji yang digunakan berjumlah total 50 yang
Jumlah node untuk penelitian pertama sebanyak 100 terdiri atas 5 sampel untuk masing-masing kelas
(hidden 1), 100 (hidden 2), dan 100 (hidden 3). Serta (jumlah kelas = 10) klasifikasi merk produk. Vektor
untuk penelitian kedua sebanyak 75 (hidden 1), 50 masukan untuk proses pengenalan berukuran 1x64
(hidden 2), dan 25 (hidden 3). hasil ekstraksi ciri masing-masing citra uji.
g. Momentum (mc), nilai berkisar antara 0 sampai Parameter-parameter jaringan yang digunakan
1, namun untuk aplikasi ini nilainya ditetapkan 0.9. dalam proses pengenalan diperoleh dari proses
Dengan momentum, perubahan bobot tidak hanya belajar yang dilakukan sebelumnya.
didasarkan atas error yang terjadi pada epoh waktu Perbedaan dari kedua proses pelatihan dan
itu. Perubahan bobot saat ini dilakukan dengan pengujian adalah adanya algoritma yang
memperhitungkan juga perubahan bobot pada epoh ditambahkan pada proses pengenalan yaitu
sebelumnya. Dengan demikian kemungkinan algoritma untuk pengambilan keputusan identifikas
terperangkap ke titik minimum local dapat dihindari. pada proses pengujian.
h. Gradient minimum. Gradien minimum adalah
akar dari jumlah kuadrat semua gradient (bobot input, Prosentase Keberhasilan Sistem
bobot lapisan, bobot bias) terkecil yang Untuk pengujian sistem digunakan parameter
diperbolehkan. Iterasi akan dihentikan apabila nilai akurasi. Akurasi adalah ukuran ketepatan sistem
akar dari jumlah kuadrat semua gradient ini kurang dalam mengenali input yang diberikan sehingga
dari minimum. Pada kali ini gradient minimum menghasilkan keluaran yang benar. Secara
menggunakan default dari Matlab yaitu 1e-0006. sistematis dapat dituliskan sebagai berikut:
jumlah _ data _ benar
Proses Pembelajaran (Learning) Akurasi  x100%
jumlah _ data _ keseluruhan
Algoritma jaringan BP digunakan untuk
dua proses yang berbeda. Pertama adalah proses 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
belajar (learning) JST untuk mengklasifikasi citra Citra latih yang digunakan terdiri dari 200 citra
latih. Tidak ada petunjuk yang baku mengenai merk produk. Citra uji terdiri dari 50 citra merk
penentuan jumlah citra latih. Citra latih yang produk yang nantinya akan diujikan kedalam
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 untuk jaringan hasil pelatihan citra latih. Apabila hasil
masing-masing kelas klasifikasi merk produk, pengenalan mendekati citra latih maka akan
sehingga jumlah total adalah 200 citra latih. Vektor dikenali sebagai citra latih tersebut.
masukan untuk proses belajar berukuran 200x64 yang
merupakan vektor ciri hasil dari ekstraksi ciri yang Pengujian Jumlah Epoch, Neuron Tersembunyi
berukuran 1x64 dari 200 citra latih. dan Laju Pembelajaran
Arsitektur BP untuk proses pelatihan sistem
menggunakan 4 hidden layer dengan jumlah node = Pengujian Jumlah Epoch
100 untuk masing-masing hidden layer. Serta Penentuan penggunaan jumlah epoch
dilakukan pula pengujian dengan 3 hidden layer dilakukan melalui pengujian terhadap nilai mse
menggunakan jumlah node yang berbeda 75 (Hidden (mean square error) yang dihasilkan berdasarkan
1), 50 (Hidden 2), 25 (Hidden 3) dan 20 (Hidden 4). jumlah epoch. Tabel 4.1 menunjukkan pengaruh
Algoritma pelatihan yang digunakan adalah traingdx dari penggunaan jumlah epoch yang diujikan
(gradient descent dengan momentum dan adaptive terhadap mse.
learning rate). Fungsi ini akan memperbaiki bobot- Tabel 4.1 Pengaruh Besarnya Jumlah Epoch

6
(banyaknya node 100 pada tiap hidden), serta
Jenis Mother Learning Epoch Pencapaian Target Error learning rate yang diterapkan adalah 0.5 yaitu
Wavelet 1 2 memberikan epoh sebanyak 92.
Hidden Hidden 3 Hidden
Rate Layer layer Layer
Coiflet 1 (Coif1) 0.01 166 167 165 Tabel 4.3 Pemilihan Nilai Learning
  0.05 221 231 138 Waktu Training (dalam
  0.1 418 129 123 Jenis Mother Learning Detik)
  0.5 414 204 276 1 2 3
  1 798 950 835 Hidden Hidden Hidden
Daubechies 6 Wavelet Rate Layer layer Layer
(Db6) 0.01 247 158 161 Coiflet 1 (Coif1) 0.01 2.0569 3.0215 6.5683
  0.05 166 127 130   0.05 1.8231 2.5539 6.1691
  0.1 134 121 111   0.1 2.4163 2.3765 6.389
  0.5 505 92 159   0.5 4.6996 3.3813 7.621
  1 440 505 320   1 5.0418 3.1084 9.6965
Daubechies 2 Daubechies 6
(Db2) 0.01 971 829 982 (Db6) 0.01 1.9385 2.9492 3.6424
  0.05 2057 1147 1225   0.05 1.6591 3.1688 2.9529
  0.1 3097 1244 1262   0.1 1.6925 3.6099 4.0666
  0.5 3766 1949 1797   0.5 2.0217 2.0265 3.7799
  1 20000 20000 20000   1 4.6936 3.8526 5.4203
Haar 0.01 166 166 167 Daubechies 2
  0.05 132 137 144 (Db2) 0.01 10.4038 20.7578 39.9495
  0.1 120 121 126   0.05 28.5059 20.4538 49.5969
  0.5 310 242 271   0.1 28.9019 27.3736 37.9082
  1 779 593 412   0.5 70.7839 39.9911 43.8351
  1 167.2202 91.4358 314.403
Haar 0.01 2.0569 2.9486 3.6731
Keterangan : MW = maksimal waktu   0.05 1.7715 2.536 3.1773
pelatihan   0.1 1.6712 2.533 2.9339
MSE = nilai error   0.5 1.9801 2.2155 2.4349
HP =keberhasilan pengenalan   1 4.7791 2.154 2.2353
Berdasarkan Tabel 4.3 pada learning rate
Dari tabel 4.1 di atas terlihat jumlah 3 hidden paling besar yaitu yang bernilai 1, memakan waktu
layer memakan waktu komputasi pelatihan yang pelatihan paling lama bahkan untuk kasus keluaran
paling lama dan MSE yang tercapai pada jumlah 3 mother wavelet Daubechies 2, desired MSE tidak
hidden layer paling kecil jika dibandingkan dengan tercapai (kolom yang ditandai dengan blok warna
jumlah 1 dan 2 hidden layer. Penambahan jumlah merah).
hidden neuron menjadi 100 neuron, tidak terlalu
berpengaruh, karena nilai desired MSE sudah tercapai Pengujian Pengenalan Citra Latih dan Citra Uji
ketika menggunakan neuron yang lebih kecil. Pada Tabel 4.4 akan ditampilkan hasil
identifikasi semua citra merk produk, yang
Pemilihan Nilai Laju Belajar (Learning Rate) memiliki makna bahwa proses identifikasi merk
Tabel 4.2 memperlihatkan pengaruh besarnya produk yang dilakukan oleh sistem telah sesuai atau
nilai laju belajar terhadap jumlah epoch. Parameter dengan kata lain hasil pengujian memiliki akurasi
yang digunakan untuk percobaan adalah: tinggi hingga 98%.
- Fungsi aktivasi = lap.1 : tansig lap.2 : logsig Jmlh Citra
Keber Keber Uji yang
- Jumlah Hidden Neurons = @ 100 (3 hidden layer) Klasifikasi Citra
Jmlh Jmlh
hasilan hasilan
Citra Citra Dikenali
- Target Error = 0.001 Merk Produk Citra Citra Salah
Latih Uji
Latih Uji
HL HN LR MSE MW(s) Akurasi Epoh
Data Uji Tercapa Air Minum Indomaret 20 5 20 5 0
i
GoodDay 20 5 20 5 0
1 100 0.01 0.000966212 2.572 90% 166
2 100, 100 0.01 0.000967597 4.3763 90% 167 HiLo 20 5 20 5 0
3 100, 100, 0.01 0.000950757 5.9167 88% 165 Hit Kapur 20 5 20 5 0
100 NR Hair Reactive 20 5 20 5 0
1 75 0.01 0.000991844 2.0569 82% 166 Sunsilk 20 5 20 5 0
2 75, 50 0.01 0.000986585 3.0215 84% 174 Sariwangi Kotak 20 5 20 5 0
3 75, 50, 25 0.01 0.00097507 6.5683 94% 375 Torabika Sachet 20 5 20 5 0
- Epoch Maksimum = 20000 Visine 20 5 20 5 0
Vitazone Hijau 20 5 20 4 1
Tabel 4.2 Pemilihan Nilai Learning Jumlah Total 200 50 200 49 1
Berdasarkan Tabel 4.2 didapat jumlah epoh Performansi 98% 2%
paling sedikit untuk pencapaian desired MSE,
diperoleh pada percobaan inputan dari hasil Tabel 4.4 Keberhasilan Hasil Identifikasi Citra
mother wavelet haar, jumlah 2 hidden layer Merk Produk

7
[1] Ripley, B. D., 2007, Pattern Recognition
Dengan performansi seperti ini, dapat and Neural Networks, Cambridge University
disimpulkan bahwa sistem dapat melakukan Press, United Kingdom.
pengidentifikasian merk produk secara baik. [2] Gurney, K., 1997, An Introduction to Neural
Network, UCL Press, London.

Kesimpulan dan Saran [3] Mallat, S. G., 2009, A Wavelet Tour Of


Kesimpulan Signal Processing, Third Edition : The
Kesimpulan yang dapat diambil dari tahapan Sparse Way, Elsevier Inc, Burlington.
perancangan hingga pengujian yang dilakukan pada
sistem pengolahan citra untuk identifikasi merk [4] Addison, P. S., 2002, The Illustrated
produk adalah: Wavelet Transform Handbook, Institute Of
1. Pada dasarnya tingkat keberhasilan sistem Physics Publishing Bristol and Philadelphia,
dipengaruhi oleh faktor kemiripan pola antara USA.
data latih dan data uji.
2. Pengujian sistem terhadap 200 citra latih berhasil
mencapai tingkat akurasi 100% dan pengujian [5] Samarasinghe, S., 2007, Neural Network for
sistem terhadap 50 citra uji yang paling optimum Applied Sciences and Engineering : From
mencapai tingkat akurasi 98%. Fundamentals to Complex Pattern
3. Dengan penentuan kombinasi parameter- Recognition, Taylor & Francis Group, USA.
parameter jaringan yang sesuai, jaringan syaraf
tiruan BackPropagation dapat memberikan hasil [6] Munir, Rinaldi., 2004, Pengolahan Citra
klasifikasi yang optimal, sehingga dapat Digital Dengan Pendekatan Algoritmik,
digunakan untuk identifikasi. Penerbit Informatika, Bandung.
4. Pada umumnya, pelatihan jaringan syaraf tiruan
BackPropagation akan lebih lama jika semakin [7] Puspitaningrum, D., 2006, Pengantar
banyak jumlah hidden layer yang terdapat di Jaringan Syaraf Tiruan. ANDI Yogyakarta,
dalamnya. Yogyakarta.
5. Penambahan jumlah neuron dan jumlah hidden
layer belum tentu berpengaruh terhadap akurasi [8] Sari, Marlindia Ike, 2006, Identifikasi Plat
pengenalan pola yang diujikan. Nomor Kendaraan Berbasis Pengolahan
Citra Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan
Saran Adaptive Resonance Theory 2 (ART2), Tugas
1. Jumlah citra latih sebaiknya diperbanyak Akhir STT Telkom Bandung.
sehingga jaringan dapat memberikan akurasi
yang lebih baik dalam pengujian citra uji merk
produk, namun waktu yang diperlukan untuk [9] Siang, JJ., 2005, Jaringan Syaraf Tiruan &
pelatihan tentunya akan lebih lama. Pemrogramannya Menggunakan Matlab.
2. Untuk pengembangan selanjutnya, dapat diteliti ANDI Yogyakarta.
sistem identifikasi citra merk produk dengan
ukuran produk yang lebih bervariasi, serta [10] Tryandini, Enggar, 2007, Pengenalan Wajah
berbagai kondisi misal kemasan miring atau Menggunakan Filter Gabor 2D dan
terbalik. Jaringan Syaraf Tiruan Back Propagation.
3. Sebaiknya intensitas cahaya dalam ruangan pada Tugas Akhir STT Telkom, Bandung.
saat akuisisi citra uji dan citra latih tidak berbeda,
untuk menghindari hasil gambar yang terlalu
kontras.
4. Percobaan menggunakan ektraksi ciri dengan
mother wavelet lain dengan orde yang berbeda-
beda memungkinkan hasil pola ciri yang lebih
spesifik antar citra inputan.
5. Penggunaan jaringan syaraf tiruan jenis
supervised learning yang lain ataupun jenis
unsupervised learning untuk diterapkan dalam
sistem identifikasi ini, agar bisa mendapatkan
tingkat keakuratan yang tinggi.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai