Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang tergabung dalam asosiasi negara-negara asia tenggara atau
yang disebut ASEAN. Seperti yang diekahui, negara-negara yang tergabung
dalam ASEAN memiliki sumber daya yang cukup memadai untuk proses
perkembangan negara, termasuk Indonesia. Namun, yang terjadi sumber
daya yang melimpah tersebut malah dikuasai oleh pemegang kekuasaan
(pejabat) dan memanfaatkannya untuk kelompok mereka sendiri.
Ini menjadi masalah besar dalam proses perkembangan negara
Indonesia sendiri. Oleh karena itu, masalah korupsi yang telah mendarah
daging ini, perlu diatasi baik melalui ketegasan hukum maupun pencegahan
dari dalam diri masing-masing sebagai warga negara Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu Korupsi?
b. Apa penyebab dan bagaimana dampak Korupsi?
c. Apa saja Nilai-nilai Anti Korupsi?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami pengertian korupsi.
b. Mengetahui apa saja faktor penyebab korupsi dan dampak yang
ditimbulkan oleh tindakan korupsi.
c. Mengetahui dan memahami nilai-nilai anti korupsi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut
para ahli bahasa, corruptio berasal dari kata kerja corrumpere, suatu kata dari
Bahasa Latin yang lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah
corruption, corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie
(Belanda) dan korupsi (Indonesia).
Pengertian korupsi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan
jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh
diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh
keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat
umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.
Dari sudut pandang ekonomi, para ahli ekonomi menggunakan definisi
yang lebih konkret. Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran yang
menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau
nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar
norma-norma yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan
jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam
bidang umum dan swasta.
Pengertian Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 adalah perbuatan
seseorang, yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
dilakukan dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan, menurut UU
No. 20 Tahun 2001 adalah tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan
negara atau perekonomian negara, menurut UU No 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah
Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa korupsi
adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan.

2.2. Penyebab dan Dampak Korupsi


Secara garis besar, faktor penyebab terjadinya korupsi terbagi menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
 Sifat Rakus/tamak
 Moral yang kurang
 Gaya hidup konsumtif
 Dorongan sosial
b. Faktor Eksternal
 Faktor politik
Di dalam sebuah politik akan ada terjadinya suatu persaingan
dalam mendapatkan kekuasaan. Setiap manusia bersaing untuk
mendapat kekuasaan lebih tinggi, dengan berbagai cara
mereka lakukan untuk menduduki posisi tersebut. Akhirnya
munculah tindak korupsi atau suap menyuap dalam
mendapatkan kekuasaan.
 Faktor hukum
Dalam hukum banyak kelemahan dalam mengatasi suatu
masalah. Banyak praktek suap menyuap lembaga hukum
terjadi dalam mengatasi suatu masalah. Praktek korupsi
sangatlah mungkin terjadi karena banyaknya kelemahan dalam
sebuah hukum yang mendiskriminasi sebuah masalah.
 Faktor ekonomi
Sangat jelas faktor ekonomi ini sebagai penyebab terjadinya
tindak korupsi. Manusia hidup pasti memerlukan kebutuhan
apalagi dengan kebutuhan ekonomi itu sangatlah di pentingkan
bagi manusia. Bahkan pemimpin ataupun penguasa
berkesempatan jika mereka memiliki kekuasaan sangat lah
ingin memenuhi kekayaan mereka.
 Faktor organisasi
Di dalam suatu struktur organisasi akan terjadi suatu tindak
korupsi jika di dalam struktur tersebut belum adanya kejujuran
dan kesadaran diri dari setiap pengurus maupun anggota.

Korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi


bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga barang menjadi
mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan
kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam, kerusakan
lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang buruk di mata internasional
sehingga menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing,
krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan. Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
tindakan korupsi antara lain :

a. Dampak terhadap ekonomi


 Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
 Penurunan produktivitas
 Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
 Meningkatnya hutang negara
b. Dampak terhadap sosial dan kemiskinan masyarakat
 Mahalnya harga jasa dan pelayanan public
 Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
 Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
 Meningkatnya angka kriminalitas
 Solidaritas sosial semakin langka dan demoralisasi
c. Dampak terhadap politik dan demokrasi
 Munculnya kepemimpinan yang korup
 Hilangnya kepercayaan public pada demokrasi
 Menguatnya plutokrasi
 Hancurnya kedaulatan rakyat
d. Dampak terhadap penegakkan hukum
 Fungsi pemerintahan tidak sesuai dengan seharusnya
 Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara

2.3. Nilai Nilai Anti Korupsi


a. Kejujuran
Seseorang terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur, baik
pada lingkup keluarga maupun bermasyarakat, maka selamanya
orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai orang
tersebut. Sebaliknya jika terbukti bahwa orang tersebut tidak
pernah melakukan tindakan kecurangan maupun kebohongan
maka orang tersebut tidak akan mengalami kesulitan yang
disebabkan tindakan tercela tersebut.
b. Kepedulian
Nilai kepedulian sangat penting bagi seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat. seseorang perlu memiliki rasa kepedulian
terhadap lingkungannya.
c. Kemandirian
Hal ini penting untuk masa depannya dimana orang tersebut
harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang berada di
bawah tanggung jawabnya sebab tidak mungkin orang yang tidak
dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur
hidup orang lain.
d. Kedisiplinan
Hidup disiplin adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang
ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Manfaat dari hidup
yang disiplin adalah dapat mencapai tujuan hidupnya dengan
waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain
percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
e. Tanggung jawab
Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugasnya lebih baik dibanding
orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.
f. Kerja keras
Interaksi antara individu dapat dicapai bersama dengan usaha
kerja keras maka hasil yang akan dicapai akan semakin optimum.
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil
yang sesuai dengan target.
g. Sederhana
Dengan gaya hidup sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak
hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya.
h. Keberanian
Seseorang memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan.
Tentu saja keberanian ini akan semakin matang diiringi dengan
keyakinannya.
i. Keadilan
Karakter adil ini perlu sekali dibina agar dapat belajar
mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan
benar.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengertian korupsi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi adalah
tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan.
Secara garis besar, faktor penyebab terjadinya korupsi terbagi menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain sifat
rakus/tamak, moral yang kurang, gaya hidup konsumtif, dan dorongan sosial.
Faktor eksternal berupa faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi, dan
faktor organisasi.
Korupsi memiliki dampak besar dalam perkembangan negara antara
lain terhadap ekonomi, terhadap politik dan demokrasi, terhadap penegakkan
hukum, terhadap sosial dan kemiskinan masyarakat.
Nilai-nilai anti korupsi yang perlu diterapkan antara lain : kejujuran,
kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, keberanian, dan keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/18365659/FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI
https://www.kompasiana.com/dzikriramadhan/57f693238823bd2d1a4c749e/
pengertian-korupsi-dan-faktor-penyebab-korupsi?page=all
https://www.academia.edu/35083265/M_A_K_A_L_A_H_ANTI_KORUPS
I_BUDAYA_KORUPSI_DI_INDONESIA
ANTI KORUPSI

CHRISTINE M. M. MUDA (1606090068)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

2019

Anda mungkin juga menyukai