Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Kromatografi

Definisi kromatografi adalah sebuah teknik pemisahan molekul berdasarkan dari


perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
beberapa molekul (komponen) yang terdapat pada larutan. Molekul yang terlarut dalam
fase gerak, akan melalui kolom yang merupakan fase diam. Kemudian molekul yang
mempunyai ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung lebih cepat dibandingkan
dengan molekul yang ikatannya lemah. Dengan begitu, maka berbagai macam tipe
molekul bisa dipisahkan berdasarkan dari pergerakan pada kolom.

Atau Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas


perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut di antara dua fase,
fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Dari pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa terdapat dua komponen penting dalam kromatografi, yang fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).

Suatu campuran pewarna dapat dipisahkan dengan teknik kromatografi karena adanya
perbedaan kelarutan antara zat penyusun campuran pewarna tersebut. Selain itu,
kecepatan bergerak partikel penyusun sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel
penyusunnya. Partikel penyusun yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat daripada
partikel penyusun yang berukuran lebih besar. Misalnya, tinta hitam merupakan
campuran beberapa warna. Kita dapat memisahkan campuran warna tersebut dengan
kromatografi.

Pemisahan warna tinta dapat dilakukan dengan cara berikut.


 Tinta diteteskan pada ujung kertas kromatografi (1,5 cm dari ujung kertas).
 Tinta dibiarkan hingga mengering.
 Ujung kertas saring dimasukkan dalam air sedalam 1 cm dengan posisi tegak.
 Tunggu hingga air merambat naik.
 Noda tinta akan terbawa oleh air yang merembes naik pada kertas saring. Oleh
karena kecepatan perembesan zat-zat tinta berbeda, maka zat-zat penyusun campuran
(zat-zat warna) semakin lama akan terpisah.

Kromatografi, meskipun hanyalah salah satu teknik yang sederhana, tetapi memiliki
banyak kegunaan. Dalam industri makanan, seorang analis dengan menggunakan
teknik kromatografi dapat mengetahui suatu pewarna makanan berbahaya atau tidak
bagi kesehatan. Banyak sayur-sayuran yang dijual di pasar mengandung pestisida dan
herbisida yang berbahaya bagi kesehatan. Kromatografi dapat mendeteksi keberadaan
zat kimia seperti pestisida dan herbisida meskipun dalam jumlah atau konsentrasi yang
sangat kecil.

Jenis-jenis Kromatografi
Jenis-jenis kromatografi adalah sebagai berikut ini.
 Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
Kromatografi cair adalah suatu teknik yang tepat untuk memisahkan ion / molekul yang
terlarut dalam suatu larutan. Apabila larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner,
maka molekul-molekul yang berada di dalamnya berinteraksi dengan fase stasioner,
tetapi interaksinya berbeda karena terdapat perbedaan adsorption (daya serap), ion
exchange (pertukaran ion), partitioning (partisi), dan ukuran. Perbdaan tersebut
membuat komponen menjadi terpisah antara satu dengan yang lainnya dan bisa dilihat
perbedaan dari lamanya waktu transit komponen tersebut melalui kolom. Ada beberapa
jenis kromatografi cair diantaranya yaitu: reverse phase chromatography, HPLC (high
performance liquid chromatography, size exclusion chromatography, dan supercritical
fluid chromatography.
 Kromatografi Fase Terbalik (Reverse Phase Chromatography)
Kromatografi fase terbalik adalah suatu alat analitikal yang kuat dengan memadukan
sifat hidrofobik dan rendahnya polaritas fase stasioner yang secara kimia terkait pada
padatan inert seperti silika. Biasanya metode ini dipakai untuk proses ekstraksi dan
pemisahan senyawa yang tidak menguap dengan mudah (non-volatile).
 Kromatografi cair kinerja tinggi/ KCKT (high performance liquid chromatography/
HPLC)
Kromatografi cair kinerja tinggi adalah jenis kromatografi yang memiliki prinsip hampir
sama dengan reverse phase. Yang membedakan yaitu dalam metode ini digunakan
tekanan dan kecepatan yang tinggi. Pada HPLC kolom yang digunakan berdiameter
kecil dan lebih pendek, tetapi bisa menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dalam
jumlah yang besar.
 Size Exclusion Chromatography
Size exclusion chromatography sering dikenal sebagai gel filtration chromatography
atau gel permeation chromatography. Size exclusion chromatography adalah jenis
kromatografi yang sering digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein. Dalam
metode ini tidak melibatkan berbagai penyerapan dan sangat cepat. Perangkat
kromatografi yang berupa gel berpori yang bisa memisahkan molekul besar dan molekul
kecil. Molekul yang besar akan tereksekusi lebih dulu dikarenakan molekul tersebut
tidak bisa melakukan penembusan pada pori-pori.
 Kromatografi Pertukaran Ion (Ion-Exchange Chromatography)
Kromatografi pertukaran ion adalah jenis kromatografi yang biasa digunakan untuk
pemurnian materi biologis, seperti protein, peptida, dan asam amino. Metode ini bisa
dilakukan dalam 2 tipe yakni kolom dan planar (ruang datar). Ada 2 tipe pertukaran ion
yakni pertukaran kation / cation exchange dan pertukaran anion / anion exchange.
Dalam pertukaran kation, fase stasioner mempunyai muatan negatif, sedangkan untuk
pertukran anion, fase stasionernya mempunyai muatan positif. Molekul dengan muatan
berbeda pada fase cair akan melalui kolom. Apabila muatan pada molekul sama dengan
kolom, maka molekul tersebut akan terelusi. Tetapi apabila muatan pada molekul
berbeda dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik dengan
kolom. Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom dibutuhkan penambahan
larutan dengan kekuatan ionik tertentu dan pH. Pemisahan menggunakan metode ini
sangatlah selektif, selain itu biaya yang dikeluarkan untuk metode ini cukup murah dan
kapasitasnya tinggi. Sehingga metode ini dapat digunakan pada awal proses
keseluruhan.

A. Pendahuluan
Kromatografi gas-cair (GLC), atau kromatografi gas (GC), merupakan jenis
kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC
dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan
berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu
dalam mengidentifikasi sebuah kompleks.

B. Landasan Teori
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu
lapisan serapan (sorben) yang diam. Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam
dan fase gerak. Sebagaiman dalam dalam fase gas-cair, Kromatografi gas fase gerak
dan fase diamnya diantaranya :
 Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai
dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
 Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang
terikat pada zat padat penunjangnya.

Bagaimana kecepatan suatu senyawa tertentu bergerak melalui mesin, akan


bergantung pada seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk bergerak dengan gas
dan sebaliknya melekat dengan cairan dengan jalan yang sama.

Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau "mobile phase") adalah
sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive
seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan
cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa
kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan
kromatografi gas disebut gas chromatograph (atau "aerograph", "gas pemisah").
senyawa gas yang sedang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom yang
dilapisi dengan berbagai tahapan stationary. Ini menyebabkan setiap kompleks ke elute
di waktu yang berbeda, yang dikenal sebagai ingatan waktu yang kompleks.
Perbandingan dari ingatan kali yang memberikan kegunaan analisis GC-nya.
Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom (serta
yang lainnya bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa
perbedaan penting. Pertama, proses memisahkan compounds dalam campuran
dilakukan antara stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada
kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase
cair. (Jadi, nama lengkap prosedur adalah "kromatografi gas-cair", merujuk ke ponsel
dan stationary tahapan, masing-masing.) Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas
terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan
kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga, konsentrasi
yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari
gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses
memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan titik didih (atau tekanan
uap) perbedaan. Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan
komponen campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala
yang lebih kecil (yakni microscale).
Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap-tahap kromatografi (VPC),
atau gas-cair kromatografi partisi (GLPC). Alternatif nama ini, serta masing-masing
singkatan, sering ditemukan dalam literatur ilmiah.
Diagram alir kromatografi gas-cair

C. Mekanisme kerja GC dan Komponen dalam Kromatografi Gas :


1. Fase Mobil (Gas Pembawa).
Fasa mobil (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan pengurangan
tekanan. Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam kolom. Jika hal ini terjadi,
cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan. Cara ini cocok untuk cuplikan
yang mudah menyerap.
Gas pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat murni. Seringkali gas
pembawa ini harus disaring untuk menahan debu uap air dan oksigen. Gas sering
digunakan adalah N2, H2 He dan Ar.
2. Injeksi sampel
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin
menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal
(Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali
secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
Injektor berada dalam oven yang mana temperaturnya dapat dikontrol. Oven
tersebut cukup panas sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh gas
pembawa misalnya helium atau gas lainnya.
Fase bergerak dalam kromatografi ini adalah gas, yang paling lazim adalah
helium, hidrogen, atau nitrogen. Kompenen pilihan gas spembawa terutama tergantung
pada karakteristik detektor. Kromatografi gas komersial biasanya menyediakan katup
pengatur tambahan untuk pengendalian tekanan yang baik pada inlet kolom. Dekat inlet
kolom ada suatu alat dimana sampel-sampel dapat dimasuukan kedalam aliran gas
pembawa. Sampel-sampel tersebut bisa berupa gas atau cairan yang mudah menguap.
Lubang injeksi dipanaskan agar sampel cair teruapkan dengan cepat.

3. Kolom
Aliran gas selanjutnya menemui kolom yang diletakkan dalam oven
bertemperatur konstan. Ini adalah jantung instrumen tesebut, tempat dimana proses
kromartgrafi dasar berlangsung. Kolom memilki variasi dalam hal ukuran dan bahan
isian. Tabung diisi dengan bahan padat halus dengan luas permukaan besar yang relatif
inert. Padatan iitu sebenarnya hanya sebuah penyangga mekanik untuk cairan, sebelum
diisi kedalam kolom, padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang
berpareran sebagai fasa stasioner sesungguhnya. Cairan ini harus stabil dan nonfolatil
pada temperatur kolom, pemisahan dan harus sesuai untuk pemisahan tertentu.
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, Kolom
Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan tipis cairan, disebut
Chromatography Gas Cair (GLC); Tipe kedua, Kolom Adsorbsi, berisi partikel penyerap
yang umumnya digunakan untuk analisa gas permanen dan hydrokarbon rendah, biasa
disebut Chromatography Gas Padat (GSC).
Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara 1 sampai 4
meter, dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung sehingga dapat
disesuakan dengan oven yang terkontrol secara termostatis.Kolom dipadatkan dengan
tanah diatomae, yang merupakan batu yang sangat berpori. Tanah ini dilapisis dengan
cairan bertitik didih tinggi, biasanya polimer lilin.
 Temperatur kolom
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur
kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa komponen
campuran dapat berkondensasi pada awal kolom. Kolom memulai pada temperatur
rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih panas dibawah pengawasan
komputer saat analisis berlangsung.

 Proses pemisahan pada kolom


Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran
yang diinjeksikan pada kolom:
 Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
 Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
 Molekul dapat tetap pada fase gas
Dari ketiga kemungkinan itu, tak satupun yang bersifat permanen.Senyawa yang
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom secara jelas cenderung
akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, beberapa bagian dari senyawa
tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan yang sama seperti air yang
menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah 1000C. Peluangnya akan
berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.
Sama halnya untuk beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair. Beberapa
senyawa akan lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya. Senyawa yang
lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada fase diam:
sedangkan senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih banyak dalam
fase gas.
Proses dimana zat membagi dirinya menjadi dua pelarut yang tidak bercampurkan
karena perbedaan kelarutan, dimana kelarutan dalam satu pelarut satu lebih mudah
dibanding dengan pelarut lainnya disebut sebagai partisi. Sekarang, anda bisa
beralasan untuk memperdebatkan bahwa gas seperti helium tidak dapat dijelaskan
sebagai pelarut. Tetapi, istilah partisi masih dapat digunakan dalam kromatografi gas-
cair.
Substansi antara fase diam cair dan gas. Beberapa molekul dalam substansi
menghabiskan waktu untuk larut dalam cairan dan beberapa lainnya menghabiskan
waktu untuk bergerak bersama-sama dengan gas.

4. Detektor
Setelah muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sis lain detektor. Maka
elusi zat terlarut dari kolom itu mengatur ketidakseimbangan antaradua sisi detektor
yang direkam secara elektrik. Laju aliran gas pembawa adalah hal yang sangat penting,
dan biasanya pengukur aliran untuk itu tersedia. Secara normal gas-gas yang muncul
dialirkan keluar pada tekanan atmosfir. Karena pekerja laboratorium secara terus
menerus terpapar oleh uap senyawa-senyawa yang terkromatogafi yang mungkin tak
baik walaupun kadarnya biasanya kecil maka ventilasi pada keluaran instrumen harus
diperhatikan. Ketentuan bisa dibuat untuk menjebak zat terlarut yang dipisahkan setelah
muncul dari kolom jika hal ini dibutuhkan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih
mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.

Detektor ionisasi nyala

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang


sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan
temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki nyala
hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa dalam
campuran anda analisa mulai masuk ke dalam detektor.
Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron
dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan
elektron-elektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan
anoda.Hal ini serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan
menjadi netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada
elektroda positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada elektroda
dan menjadi netral.
Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda
lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke
katoda. Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.
Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-senyawa
organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ion-ion, dan
dengan demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang
beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa yang serupa, arus
yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.
Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang keluar
dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke
spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan
detektor tipe ini.

5. Pencatat (Recorder)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah
kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu
senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara
hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah
menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah
melewati detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang
dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang
berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan.
Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area
dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak
tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal
seharusnya..
Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti
dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area
selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.
 Waktu retensi
Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom
menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu
dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak
maksimum untuk senyawa itu.
Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu,
waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada: Titik didih senyawa. Senyawa
yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur kolom, akan
menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal
kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.
Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair,
akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang
tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.
Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-molekul
dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi
atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur
kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam
kolom.
Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan
menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat
mempunyai pengatur temperatur.
Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda
dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena
kondensasi yang lama pada bagian awal kolom.
Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan
melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya
melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara
puncak-puncak dalam kromatogram.
Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian
perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.
Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas
akan melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit
pertambahan temperatur akan memperjelas perlekatan• senyawa. Peningkatan
temperatur masih dapat lebih `melekatan` molekul-molekul fase diam melalui kolom.

D. Penerapan kromatografi gas


1. Untuk identifikasi senyawa
Dengan suatu kolom tertentu dan dengan semua fariabelnya seperti temperatur dan laju
alir, dikendalikan secara cermat, waktu retensi atau volume retensi suatu zat terlarut
merupakan suatu besaran dari zat terlarut tersebut, seperti halnya titk didih atau halnya
indek bias adalah besaran. Ini menunjukkan bahwa sifat retensi dapat digunakan untuk
mengetahui suatu senyawa.
2. Analisis kuantitatif
Dengan GC tergantung pada hubungan antara jumlah suatu zat terlarut dan ukuran dari
pita elusi yang dihasilkan. Secara umum dengan detektor diferensial, ukuran jumlah zat
terlarut yang paling baik adalah luas dibawah pita elusi. Jumlah zat terlarut = faktor
kalibrasi x luas dibawah pita elusi.
Keterbasan GC adalah volatilitas sampel itu harus mempunyai tekanan uap yang
cukup pada temperatur kolom tersebut, dan ini segera menghilangkan banyak jenis
sampel. Suatu perhitungan yang aktual tidak mungkin dilakukan tetapi harus
diperkirakan bahwa sekitar 20% senyawa kimia yang diketahui kurang cukup
volatil.kebanyakan sampel organik tidak cukup volatil untuk memungkinkan penerapan
langsung dari GC.

E. CARA KERJA KROMATOGRAFI GAS


1. Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak
sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali.
2. Tarik beberapa sampel Anda ke dalam jarum suntik. Anda mungkin perlu untuk
menghilangkan gelembung udara di dalam tabung suntik oleh plunyer bergerak cepat ke
atas dan ke bawah sementara jarum dalam sampel. Biasanya 1-2 mL sampel
disuntikkan ke dalam GC. Boleh saja memiliki gelembung udara kecil dalam jarum
suntik. Namun, Anda tidak ingin menyuntikkan sebagian besar udara atau puncak Anda
akan terlalu kecil pada tabel perekam.
3. Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A). Mengatur
baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di tempat,
menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai kertas) dan
kertas bergerak.
4. Menyuntikkan sampel Anda baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi. Pegang
tingkat jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah Anda tidak
dapat lagi melihat jarum, dengan cepat mendorong pendorong dan kemudian tarik jarum
suntik injeksi keluar dari pelabuhan.

Injeksi Catatan : injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak
disk. Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa
perlawanan. Untuk beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam
injector, sehingga jarum hits bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa Anda
mendorong terhadap logam, menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi, mungkin
di sudut yang sedikit berbeda. Jarum harus benar-benar menghilang ke dalam injeksi
untuk injeksi yang tepat sampel ke kolom GC.Suntikkan dengan cepat untuk hasil
terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan
injeksi.Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D
membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di sekitar
waktu yang sama.)
5. Menandai waktu injeksi Anda pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan. Hal ini sering nyaman bagi satu
orang untuk menyuntikkan sampel sementara pasangan laboratorium menandai waktu
injeksi di bagan perekam.
6. Bersihkan jarum suntik Anda segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat
dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap
penggunaan.
7. Catatan pengaturan perekam grafik Anda selama berjalan. Anda perlu mengetahui
kecepatan grafik dan pengaturan skala penuh.
8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah
GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu
injektor pelabuhan dalam ° C. Jembatan saat ini ditampilkan dalam mA. Perhatikan
bahwa ada dua skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang tepat!
F. SAMPEL YANG DAPAT DIANALISIS DENGAN GC
Sampel yang dapat dianalisis dengan GC diantaranya adalah :
1. Produk Gas Alam
2. Kemurnian Pelarut
3. Asam Lemak
4. Residu Pestisida
5. Polusi Udara
6. Alkohol
7. Steroid
8. Minyak Atsiri
9. Flavor
10. Ganja (mariyuana)

G. APLIKASI KROMATOGRAFI GAS


Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam
berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena
persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa
dilakukan. Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangmya adalah
:

1. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang
digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang
ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor,
KGCdipakai untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S,
dan beberapa oksida dari nitrogen dll.
2. Klinik
Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik
seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak
dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin

3. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-resin
sintesis.
4. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuanatau
pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan,
juga dapat dipakai unutk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa
peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen,
dan fosfor.
7. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-
hasildari gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasilbaru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
9. Bidang kimia/ penelitian
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KROMATOGRAFI GAS

 Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan
yang tinggi.
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis
relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.

 Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram
mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali
jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut.

Anda mungkin juga menyukai