SKS :2 Dosen Pengampu : Ahmad Aminuddin, S.Ud. MA. 1 Berdasarkan pembahasan dalam Political Theory of The Classical Greece mempelajari politik merupakan suatu hal yang penting, karena dengan mempelajarinya dapat melatih maupun mengembangkan ide etis dan mengubah pola pikir masyarakat. Bukan hanya itu, mempelajari politik juga bisa mengenalkan kepada masyarakan tentang bagaimana mempelajari segala hal yang berkaitan dengan manusia, baik secara individu maupun keseluruhan, juga meliputi permasalahan yang ada tanpa dibatasi dengan asal usul suatu masyarakat tersebut, pendidikan, psikologi, ekonomi, etika, dan lain sebagainya. 2 Sistem demokrasi saat zaman Yunani kuno pada saat itu memang sangat berbeda sekali penerapannya dengan demokrasi pada saat ini. Memang dalam penerapannya tidak ada ketentuan pasti dari sistem demokrasi ini, karna sifat dari demokasi sendiri itu dinamis, sistem demokrasi tersebut akan selalu berubah-ubah menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan yang ada pada zaman tersebut. Sistem demokrasi cenderung multitafsir, dimana dari berbagai negara yang menganut namanya sistem demokrasi, ia memiliki kebijakan tersendiri dan aturan maupun penerapannya berbeda dengan yang lainnya, hal itu merupakan bentuk dari penyesuaian. Jika pada zaman Yunani kuno menerapkan sistem perbudakan yang pada sistem demokrasi saat ini perbudakan telah dihapuskan karna mayoritas penganut demokrasi saat ini telah mengenal kuat kepercayaan beragama sedangkan bisa jadi pada masa Yunani kuno kepercayaan tersebut tidak kuat. 3 4 Komitmen pertama yang diterapkan oleh praktisi politik pada masa dunia klasik adalah pendekatan multidisiplin yang diberlakukan untuk para penulis sebagai filsuf sistematis yang memberikan kebenaran konkrit kepada para pembaca, tetapi penulis juga sebagai pendidik 5 The People atau Rakyat dipanggil atau diasumsikan oleh banyak teori dan praktek politik sebelumnya. Seruan kepada rakyat jarang menyelesaikan perselisihan politik sebelumnya karna terlalu sering terjadi perselisihan tentang peran rakyat sendiri. Tetapi seiring berjalannya waktu para militer roma menjalankan kekuasaan yang secara resmi diberikan melalui persetujuan rakyat. Berawal dari sini rakyat mulai dipanggil oleh semua pihak dalam segala perjuangan, dan semua otoritas sipil berasal dari rakyat. 6 Ada banyak bentuk nasionalisme yang ditemukan dalam teori politik yang menjadi landasan bersama kaum nasionalis, tetapi disini David Miller mencirikan nasionalisme menjadi tiga karakter inti: karakter pertama merupakan gagasan bahwa bangsa itu nyata. Artinya bahwa ada sesuatu yang dapat dibedakan dari suatu masyarakat didalamnya yang berasal dari bangsa itu sendiri dan masyarakat yang berada disekitar mereka (masyarakat dari bangsa tetangga), bahkan suatu bangsa dapat menentukan nasib masing-masing. Karakter yang kedua adalah, bahwa keanggotaan dalam suatu negara memiliki implikasi praktis, dapat diartikan bahwa keanggotaan mempunyai keterlibatan langsung mengenai tuntutan hak dan kewajiban di negara tersebut. Dimana bangsa adalah komunitas, dalam artian bangsa tersebut meminta agar kepemilikan keterlibatan tersebut diakui. Karakter yang ketiga adalah, bahwa kebangsaan itu penting secara politis. Artinya, dari adanya lembaga-lembaga politik akan memungkinkan bangsa tersebut untuk menentukan sendiri atau memutuskan jalannya sendiri dimasa depan dengan karakternya sendiri dan bebas dari paksaan luar. Karena ia tidak dapat berkembang kecuali diberikan kebebasan politik untuk berkembang dengan caranya sendiri, dan ia tidak dapat dibuat tunduk pada hukum. Jadi batas politik harus di dapat menyesuaikan dengan identitas nasional masyarakat yang bersangkutan. 7