Kebiasaan Cuci Tangan Kondisi Fasilitas 8ea8c3f3 PDF
Kebiasaan Cuci Tangan Kondisi Fasilitas 8ea8c3f3 PDF
Abstract
Food is needed for our body as energy source. Food also as source of food borne
diseases if it is untreatment well. Here, food handler is important to keep the food
higyene. This research aim is to describe the hand washing habit, hand washing facility
and the present of E. coli at the food handler’s hands in Oebobo Primary Health Center.
This discriptive research use cros sectional study with 50 restorants as samples, and 50
food handler, also 50 hand washing facility as unit sample. This research find only 30%
food handler washed their hands more than 10 time a day, and almost always using
soap when they did it. Many food handlers wash their hands incorrectly. Many restorant
just have 1 hand washing facility, 62% the location separate between staf and
consumen, only 58% with run water. This research also find there is E. coli at 16% food
handlers’s hand.
Tabel 2. Waktu Cuci Tangan Penjamah Makanan pada Rumah Makan di Wilayah
Kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang Tahun 2012
Meskipun pada 3 kondisi tersebut saat cuci tangan baik ketika keluar
penjamah makanan sudah baik, dari kamar kecil, sebelum kerja
namun menurut Loken (1995) dalam maupun setelah memegang benda
Purnawijayanti (2004) bahwa cuci kotor.
tangan tidak hanya dilakukan pada 3 Dalam hal cara mencuci tangan,
kondisi tersebut namun pada kondisi secara umum responden sudah
yang lain juga. Waktu cuci tangan melakukan dengan baik, tetapi ada
seharusnya disesuaikan dengan beberapa hal yang masih kurang yaitu
kebutuhan. Pada prinsipnya hanya 58% menggunakan air
pencucian tangan dilakukan setiap mengalir, dan hanya 68% responden
saat setelah tangan menyentuh menggosok dengan memutar ujung
benda-benda yang dapat menjadi jari-jari tangan kanan di telapak
sumber kontaminan atau cemaran. tangan kiri dan sebaliknya, seperti
Penjamah makanan pada penelitian nampak dalam Tabel 3.
ini umumnya memakai sabun pada
tabel 4. Tabel ini menunjukkan bahwa buah dan hanya 2% yang memiliki
sebagian besar rumah makan (68%) tempat cuci tangan > 3 buah.
memiliki tempat cuci tangan hanya 1
Tabel 4. Jumlah Tempat Cuci Tangan pada Rumah Makan di Wilayah Kerja
Puskesmas Oebobo Kota Kupang Tahun 2012
Tabel 5. Kondisi Tempat Cuci Tangan pada Rumah Makan di Wilayah Kerja
Puskesmas Oebobo Kota Kupang Tahun 2012
Kondisi Ya % Tidak %
Terpisah dengan 31 62 19 38
pengunjung
Air Mengalir 29 58 21 42
Sabun 45 90 5 10
Pengering / Tisu 46 92 4 8
memadai dan mempunyai kebiasaan dan baik (Depkes RI, 2006). Salah
yang baik dalam mencuci tangan. satu langkah yang harus dilakukan
Keberadaan bakteri E.coli ini dapat dalam upaya pemeliharaan sanitasi
disebabkan karena faktor lain antara makanan adalah penggunaan alat
lain air yang digunakan. Kualitas air pengambil makanan (Purnawijayanti,
yang digunakan untuk cuci tangan 2004). Sentuhan tangan merupakan
jika tidak memenuhi syarat juga dapat penyebab yang paling umum
menjadi sumber kontaminasi pada terjadinya pencemaran makanan.
tangan. Tangan yang sudah dicuci Mikroorganisme yang melekat pada
dengan sabun, jika dibilas dengan air tangan akan berpindah ke dalam
yang mengandung bakteri maka makanan dan akan berkembang biak
dapat menyebabkan tangan tersebut dalam makanan terutama dalam
kembali terkontaminasi bakteri. Pada makanan jadi. Depkes RI (2006) juga
Kepmenkes 1098 Tahun 2003 juga menyebutkan bahwa pencegahan
disyaratkan bahwa pada rumah pencemaran makanan dilakukan pada
makan harus tersedia air bersih yang setiap tahapan pengelolaan makanan,
memenuhi syarat dan jumlahnya salah satunya adalah tahap penyajian
cukup. makanan. Dalam penyajian perlu
Kebiasaan mencuci tangan sangat diperhatikan tangan penyaji tidak
membantu dalam mencegah boleh kontak langsung dengan
penularan bakteri dari tangan ke makanan yang disajikan.
makanan (Depkes RI, 2006). Untuk Walaupun dari hasil penelitian
mencegah kontaminasi makanan dari diketahui bahwa sebagian besar
tangan penjamah yang kurang bersih responden pada tangannya tidak
maka sebaiknya penjamah makanan terdapat bakteri E. coli, namun kondisi
khususnya penyaji makanan tidak ini bukan berarti bahwa orang
memegang makanan yang siap tersebut tidak dapat menularkan
disajikan dengan menggunakan penyakit. Penjamah makanan
tangan secara langsung melainkan tersebut tetap perlu memperhatikan
menggunakan penjepit/sendok. Hal kebersihan tangannya karena ada
ini sangat penting karena pada bakteri patogen lain yang bukan
penyajian ini merupakan tahap berasal dari usus manusia atau
terakhir dalam pengelolaan makanan bakteri non intestinal yang dapat
sebelum dikonsumsi. Prinsip ditularkan melalui makanan dan
penyajian makanan salah satunya dipengaruhi oleh personal higiene.
adalah prinsip handling, dimana Kebiasaan cuci tangan harus selalu
setiap penanganan makanan maupun dilakukan sesering mungkin oleh
alat makan tidak kontak langsung penjamah makanan bukan hanya
dengan anggota tubuh terutama pada saat hendak mulai kerja, namun
tangan dan bibir. Hal ini bertujuan setiap saat ketika tangan kotor atau
mencegah pencemaran dari tubuh setelah menyentuh benda-benda
dan memberikan penampilan sopan kotor. Pekerja diharuskan memelihara