Anda di halaman 1dari 26

ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA

PADA An.N DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

MEMBERSIHKAN LUKA

PADA Tn.K DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

PADA Ny.S DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA

PADA An.M DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

PADA Ny.R DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

PADA An.K DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

EKG (Elektrodacardiogram)

PADA Tn.P DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMBERIAN OBAT MELAUI INTRAVENA

PADA Tn.B DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMASANGAN INFUS

PADA Ny.K DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

MEMBERSIHKAN LUKA

PADA An.N DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PENGECEKAN GDS

PADA Ny.B DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
ANALISA SINTESA DENGAN TINDAKAN

PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS

PADA An.U DI RUANG IGD

RSUD SAWERIGADING PALOPO

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
LAPORAN PENDAHULUAN PADA An.K

DENGAN DIAGNOSA FEBRIS

DI RUANGAN IGD RSUD SAWERIGADING

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
RESUME KEPERAWATAN PADA An.K

DENGAN DIAGNOSA FEBRIS

DI RUANG IGD RSUD SAWERIGADING

NURUL IQRIMAH MULIADI

01.2016.017

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

(Ns LESTARI LORNA LOLO, S.Kep, M,Kep) (LEONARDO PUTRA RANTE, S.Kep, Ns)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apendisitis adalah suatu radang yang timbul secara mendadak


pada apendiks dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang
paling sering ditemui. Apendiks disebut juga umbai cacing. Apendisitis
sering disalah artikan dengan istilah usus buntu, karena usus buntu
sebenarnya adalah caecum. Apendisitis akut merupakan radang bakteri
yang dicetuskan berbagai faktor. Diantaranya hyperplasia jaringan limfe,
fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris dapat juga menimbulkan
penyumbatan.

Insiden apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada


Negara berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir
menurun secara bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi
52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan
pola makan, yaitu negara berkembang berubah menjadi makanan kurang
serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut jarang terjadi pada
balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat
remaja dan awal 20-an, sedangkan angka ini menurun pada menjelang
dewasa. Insiden apendisitis sama banyaknya antara wanita dan laki-laki
pada masa prapuber, sedangkan pada masa remaja dan dewasa muda
rationya menjadi 3:2, kemudian angka yan tinggi ini menurun pada pria.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, obstruksi


merupakan penyebab yang dominan dan merupakan pencetus untuk
terjadinya apendisitis. Kuman-kuman yang merupakan flora normal pada
usus dapat berubah menjadi patogen, menurut Schwartz kuman terbanyak
penyebab apendisitis akut adalah Bacteriodes Fragilis bersama E.coli.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain
sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut
(peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan
yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan
rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus
halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan
akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan
tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada
lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan
pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi
peradangan yang disebut apendisitis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang ada pada laporan pendahuluan apendisitis ?

2. Bagaimana resume keperawatan apendisitis ?

C. Tujuan

1. Untuk apa laporan pendahuluan apendisitis ?

2. Untuk apa resume keperawatan apendisitis ?


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah seminar kelompok ini dengan tepat waktu
untuk dapat menyusun laporan pendahuluan yang berjudul FEBRIS.

Harapan kami, semoga laporan pendahuluan ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan
pendahuluan kami masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan pendahuluan
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Febris (demam) belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana
seorang penderitamengaldami demam terus-menerus selama 1 minggu
dengan suhu diatas 38,3 o C dan belumditemukanpenyebabnya walaupun
telah diteliti selama 1 minggu secara intensif denganmenggunakan
pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainya (Soeparman, 2002 ).
Salah satu kondisi tersebut yaitu demam (febris) adakalanya
demam ringan hinggademam panas sekali, sehingga usaha untuk
mengobatinya pun bermacam-macam, mulai dari carasederhana sampai
ada yang pergi ke dokter, Rumah sakit,namun jarang orang mengetahuiapa
penyebabnya. Beberapa hal yang mempercepat penyebaran demam
dinegara urbanisasikepadatan penduduk.Sumber air minum dan standar
hygiene industri pengolahan makananyang masih rendah.(Soegijanto,
2002).
Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi
sirkandian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termogulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior” (Isselbacher, 2004)
Terjadinya Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi
mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan
oleh faktor non infeksi seperti kompleks imun, atau inflamasi
(peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh,
berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan “zat penyebab
demam (pirogen endogen)” yang selanjutnya memicu produksi
prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan
nilai-ambang temperatur dan terjadilah demam. Selama demam,
hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh
jarang sekali melebihi 41ºC.( Soeparman, 2002).
Demam atau febris merupakan pengeluaran panas yang tidak
mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi
panas yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam
yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29-52% sedangkan
11-20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit metabolik dan 11-12%
dengan penyakit lain Dampak demam jika tidak mendapatkan penenganan
lebih lanjut antara lain dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan
neurologis dan kejang demam (Febrile Convulsion).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja laporan pendahuluan febris ?
2. Bagaimana resume keperawatan febris ?

C. Tujuan
1. Untuk apa mengetahui laporan pendahuluan febris ?
2. Untuk apa mengetahui resume keperawatan febris ?
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Febris atau demam adalah suatu keadaan di mana pengeluaran

produksi panas yang tidak mampu untuk dipertahankan karena

terjadinya peningktan suhu tubuh abnormal (Valita, 2007). Produksi

panas dapat meningkat atau menurun dapat dipengaruhi oleh berbagai

sebab, misalnya penyakit atau sters, suhu tubuh yang terlalu ekstrim

baik panas ataupun dingin dapat memicu kematian (Hidayat, 2008).

Sedangkan menurut (Widjaja, 2001) Febris atau demam

merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha manusia

untuk melakukan perlawanan terdapat beragam penyakit yang masuk

atau yang berada di dalam tubuh manusia. Normalnya suhu tubuh

manusia berkisar antara 36o – 37o C di mana pada suhu tersebut

diartikan sebagai keseimbangan antara produksi panas tubuh yang

diproduksi dan panas yang hilang dari tubuh. Penyakit febris atau

demam tidak hanya diderita pada anak-anak, tetapi pada manusia

dewasa maupun lansia juga, tergantung dari sistem imun setiap

individu itu sendiri (Hidayat, 2008)


B. Etiologi

Demam dihasilkan oleh pirogen endogen yang bekerja pada

mekanisme pengatur suhu tubuh di sistem saraf pusat. Pirogen

terpenting yang bertanggung jawab atas demam adalah interleukin 1.

Produksi hasil bakteri, virus, serta jamur merangsang pelepasan

interleukin 1 dari makrofag, serta juga produksi sitokin-sitokin lain,

sehingga menghasilkan demam dan manifestasi lain respon radang

(Rudolph, 2006).

1. Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan

toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada

gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak,

koma).

2. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara

timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala

lain yang menyertai demam.

3. Demam yang belum terdiagnosa adalah suatau keadaan dimana

seorang pasin mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan

suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat

penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara

intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang

medis lainya.
C. Manifestasi Klinis

1. Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam meliputi:
a) Fase 1 awal ( dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3) Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4) Peningkatan suhu tubuh
5) Pengeluaran keringat berlebih
6) Rambut pada kulit berdiri
7) Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
b) Fase 2 (proses demam)
Tanda dan gejala
1) Proses mengigil lenyap
2) Kulit terasa hangat/panas
3) Merasa tidak panas / dingin
4) Peningkatan nadi
5) Peningkatan rasa haus
6) Dehidrasi
7) Kelemahan
8) Kehilangan nafsu makan (jika demam meningkat)
9) Nyeri pada otot akibat katabolisme protein
c) Fase 3 (pemulihan )
Tanda dan gejala
1) Kulit tampak merah hangat
2) Berkeringat
3) Mengigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi
(Ilmu Kesehatan, 2007)
D. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan febris atau demam menurut (Shvoong

2010), untuk menurunkan suhu tubuh dalam batas normal tanpa

mengunakan obat yaitu dengan cara di kompres :

1. Menyiapakan air hangat


2. Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke dalam baskom dan
mengusapnya ke seluruh tubuh
3. Melakukan tindakkan diatas beberapa kali (setelah kulit kering)
4. Mengeringkan tubuh dengan handuk
5. Menghentikan prosedur bila suhu tubuh sudah mendekati

Pengobatan febris atau demam dapat menggunakan obat


diantaranya yaitu sebagai berikut :
a) Paracetamol (para acetoaminophenol)
Suatu obat untuk mengurangi demam (antipiretik) dan nyeri
(analgetik).
b) Ibuprofen
Ibuprofen dapat diberikan pada kondisi demam yang tinggi
(>40 C), demam membandel yang tidak responsif terhadap
pemberian Parasetamol, atau demam yang disertai dengan
peradangan.

E. Komplikasi
1. Dehidrasi : demam meningkat penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Seringterjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam
24 jam pertama demam dan umunya sebentar, tidak berulang. Kejang
demam ini juga tidak membahayakan otak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Febris atau yang sering disebut dengan demam merupakan suatu
kondisi dengan kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termogulasi yang terletak dalam
hipotalamus anterior, biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi
mikroorganisme (virus, bakteri, parasit).
Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi. Demam
menjadi salah satu penyakit yang sangat sering terjadi di masayarakat dan
memerlukan perhatian dan tindakan yang tepat.

B. Saran
Klasifikasi demam meliputi, Demam septik, Demam remitmen,
Demam intermiten, Demam kontinyu, Demam siklik dengan beragam
manifestasi yang beragam, sehingga sebagai seorang perawat harus dapat
memberikan asuhan keperawatan dan penatalaksanaan demam yang tepat
terhadap pasien.
Kami menyadari sebagai penyusun makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Soeparman dan Suparmin, 2002.Pembuangan Tinja dan Limbah

Cair. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Soegijanto, Soegeng, 2002. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosis dan

Penatalaksanaan. Edisi 1. Jakarta: Selemba Medika

Isselbacher, J Kurt. 1999. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit

Dalam / editor edisi bahasa Inggris, Kurt J. Isselbacher; editor edisi bahasa

Indonesia, Ahmad H. Asdie.- Ed. 13- Jakarta : EGC.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2006. Konsensus Penatalaksanaan

Kejang Demam. Unit kerja Neurologis

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:

Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 2, Jakarta:

Salemba Medika.

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda

juall Carpenito, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi

8), Jakarta: EGC.


DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
E. Penatalaksanaan
F. Komplikasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai