S
ejak hewan pertama kali didomestikasi, manusia telah berusaha
mengubah populasi hewan melalui seleksi buatan. Deretan bangsa
atau galur hewan domestik yang bermacam-macam saat ini
merupakan saksi terhadap efektivitas seleksi tersebut. Walaupun banyak
perubahan telah terjadi akibat seleksi buatan, masih banyak peningkatan
yang diperlukan, khususnya dalam hal efisiensi produksi secara ekonomis
pada susu, telur, bulu domba (wul), daging dan produk hewan lainnya. Dan
ada juga permintaan terus-menerus untuk kuda yang lebih cepat, peloncat
yang lebih indah dan anjing pelacak yang lebih cerdas. Pada banyak situasi,
sifat-sifat yang akan ditingkatkan adalah sifat kuantitatif.
Tujuan bab ini adalah menerangkan bagaimana seleksi buatan
dilakukan pada populasi hewan.
Ada lima langkah yang dilakukan dalam seleksi untuk lebih dari satu
sifat.
Langkah 3: Hitung EBV untuk tiap tujuan pemuliaan untuk tiap kandidat
Jika nilai ekonomis telah diduga atau dihitung untuk tiap tujuan
pemuliaan, ada dua cara utama melaksanakan seleksi.
(1) Batas penyingkiran bebas
Metode ini menyeleksi hewan yang melebihi batas tertentu (batas
singkir) untuk tiap tujuan. Dengan kata lain, seekor hewan tidak diseleksi,
yaitu disingkirkan, jika EBV-nya lebih buruk daripada batas penyingkiran
untuk semua tujuan, tanpa memperhatikan berapa banyak EBV-nya lebih
baik daripada batas penyingkiran untuk tiap tujuan yang lain. Batas
penyingkiran sebenarnya dipilih untuk memberikan, secara menyeluruh,
proporsi tertentu kandidat yang diseleksi. Metode untuk menghitung batas
penyingkiran secara tepat agak rumit, tetapi pada banyak kasus perhitungan
yang diperlukan dapat dilakukan dengan komputer untuk saat ini. Jika telah
dihitung, batas penyingkiran tersebut dapat digunakan dalam setiap
program seleksi, tanpa penggunaan komputer secara lebih jauh lagi.
(2) Seleksi indeks
Metode ini merangking dan menyeleksi kandidat menurut EBV-nya
untuk nilai keseluruhan, yang merupakan bentuk lain dari indeks seleksi.
Jika, seperti dalam contoh babi kita, ada dua tujuan pemuliaan, indeksnya
adalah:
dimana v1 nilai ekonomis (netto) dan EBV1 adalah nilai pemuliaan terduga
untuk tujuan pemuliaan pertama; dan sama untuk tujuan ke dua.
Dalam banyak situasi, seleksi indeks merupakan pilihan terbaik.
Kita lihat pada Bab 14 bahwa satu keuntungan dari peta genetika
adalah identifikasi penciri DNA yang terkait dengan lokus sifat
kuantitatif/quantitative trait loci (QTL). Jika kandidat ditentukan genotipenya
untuk tiap penciri yang terkait, genotipe ini dapat digunakan sebagai
petunjuk tambahan ke EBV dari tiap kandidat untuk satu sifat. Seperti juga
dinyatakan pada Bab 14, penggunaan penciri ini dalam program
peningkatan dinamakan marker-assisted selection (MAS).
Sebagai akibat meningkatnya jumlah penciri secara terus menerus,
dan juga peningkatan efektivitas peralatan statitik untuk pemetaan
berjarak/berselang (interval mapping), pendugaan lokasi QTL dan efeknya
Buku
Chapman, A. B. (ed.) (1985). General and quantitative genetics, World Animal
Science Series, Vol. 4A. Elsevier, Amsterdam.
Falconer, D. S. (1989). Introduction to quantitative genetics, (3rd edn).
Longman, London.
Gianola, D. and Hammond, K. (ed.) (1990). Advances in statistical methods for
genetic improvement of livestock. Springer-Verlag, Berlin.
Hammond, K., Graser, H.-U., and McDonald, C. A. (ed.) (1992). Animal
breeding: the modern approach. Postgraduate Foundation in Veterinary
Science, University of Sydney.
Van Vleck, L. D., Pollak, E. J., and Oltenacu, E. A. B. (1987). Genetics for the
animal sciences. Freeman, New York.
Van Vleck, L. D. (1993). Selection index and introduction to mixed model methods.
CRC Press, Boca Raton.
Weller, J. L. (1994). Economic aspects of animal breeding. Chapman and Hall,
London.
Willis, M. B. (1991). Dalton's introduction to practical animal breeding, (3rd edn).
Blackwell Scientific, Oxford.
Teori
Dekkers, J. C. M. (1992). Asymptotic response to selection on best linear
unbiased predictors of breeding values. Animal Production, 54, 351--60.
Goddard, M. E. (1992). Optimal effective population size for the global
population of black and white dairy cattle. Journal of Dairy Science, 75,
2902--11.
Groeneveld, E., Kovac, M., Wang, T. L., and Fernando, R. L. (1992).
Computing algorithms in a general purpose BLUP package for
multivariate prediction and estimation. Archiv Fur Tierzucht, 35, 399-
-412.
Muir, W. M. and Xu, S. Z. (1991). An approximate method for optimum
independent culling level selection for n stages of selection with
explicit solutions. Theoretical and Applied Genetics, 82, 457--65.
Quinton, M., Smith, C., and Goddard, M. E. (1992). Comparison of selection
Pertimbangan Ekonomi
Amer, P. R., Fox, G. C., and Smith, C. (1994). Economic weights from profit
equations--appraising their accuracy in the long run. Animal
Production, 58, 11--18.
Amer, P. R. and Fox, G. C. (1992). Estimation of economic weights in genetic
improvement using neoclassical production theory--an alternative to
rescaling. Animal Production, 54, 341--50.
Marker-Assisted Selection
Smith C. and Smith D. B. (1993). The need for close linkages in marker-
assisted selection for economic merit in livestock. Animal Breeding
Abstracts, 61, 197--204.
Visscher, P. M. and Hallry, C. S. (1995). utilizing genetic markers in pig
breeding programmes. Annual Breeding Abstract, 63, 1—8.