Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OSTEOMIELITIS

Disusun oleh :

Kelompok 3

RAFIDAH THAIB (1701025)

WAHYUNI PADU (1701032)

NURAMELIA DATUELA (1701092)

JULFIANI SAMPURNA (1701033)

HEIBY WAANI (1701058)

RENALDI PAMPAILE (1701090)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


T.A 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan Rahmat,
hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan
Keperawatan dengan Osteomielitis”

Tak lupa pula kami sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
berbagai media dan pihak yang telah membantu untuk menyusun makalah ini. Sehubungan
dengan itu kami ucapkan banyak terimah kasih kepada pembimbing yang telah membantu
menyusun makalah ini.

Akhir kata kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya bila ada perkataan atau tulisan
yang tidak berkenaan dihati para pembaca maupun yang menilai. Untuk itu, kami
mengharapkan masukan dalam bentuk kritik, saran maupun tanggapan dari para pembaca
sekalian demi kesempurnaannya makalah ini

Semoga ilmunya bermanfaat bagi para pembaca

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Manado, Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung


jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem muskuloskeletal
adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen,
bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai
macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul pada sistem itu sendiri,
sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek pada
sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri
dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai
yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).

Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah radang


tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain
juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum
(Dorland, 2002).

Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi


piogenik atau non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus
aureus. Infeksi dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan
beberapa daerah seperti sum-sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang.
Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomyelitis adalah diagnosis dini dan operasi
yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan
pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit infeksi,
dan ahli bedah plastik pada kasus berat dengan hilangnya jaringan lunak.

Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya


osteomyelitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering
terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat,
prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada
diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan
lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen.
Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-
komplikasi yang berkepanjangan.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur
sistem muskuloskeletal dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang
osteomielitis dan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
osteomielitis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Osteomielitis

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan


daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan
defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :

1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang


disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus
influensae (Depkes RI, 1995).

2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).

3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan
oleh staphylococcus (Henderson, 1997).

2.2 Klasifikasi osteomielitis

Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:

1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana


mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.

2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya


akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Osteomielitis akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama


atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi
pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi
dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen).Osteomielitis akut
terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Osteomielitis hematogen

Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah.


Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri
darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak.
Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan
cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta
pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut
mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.

b. Osteomielitis direk

Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat


trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder
akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar
dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi
klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis
organisme.

2. Osteomielitis sub-akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul.

3. Osteomielitis kronis

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan
kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka
atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi
pada tulang yang fraktur.

2.3 Etiologi

Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:


1. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah
Staphylococcus aureus (70 %-80 %), selain itu juga bisa disebabkan oleh
Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).

Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami
infeksi melalui 3 cara:

1. Aliran darah

Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang.
Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di
tulang belakang (pada dewasa).

Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahguna obat suntik ilegal, rentan
terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi
jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada
perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.

2. Penyebaran langsung

Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka,
selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.
Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar
ke tulang di dekatnya.

3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.

Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah
beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang
mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di
kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis).
Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.
2.4 Patofisiologi

(Brunner, suddarth. (2001) Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70%


sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada
Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat
peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan
anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3
bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan penumpukan
hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4
sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya
akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi
pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan
penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas
medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi
di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan
membentuk abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan
namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses
yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak
mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh,
seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang
baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses
penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan
abses kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
2.5 Manifestasi klinis

Menurut Smeltzer (2002)

1. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi
cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala
lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks
tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang
terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan
nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan
dengan tekanan pus yang terkumpul.

2. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau


kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

3. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar
dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan
pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut akibat
kurangnya asupan darah.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

(Brunner, suddarth. (2001)

1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti
dengan uji sensitivitas
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi
oleh bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus
dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.

Pemeriksaan tambahan :

a. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama


b. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.

2.7 Penatalaksanaan

(Brunner, suddarth. (2001)

1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai kepekaan


penderita dan reaksi alergi penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan antibiotik
tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan nekrotik,
mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kososng yang
ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan aliran
pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat
mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu
mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c. Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk
kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian
diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang
ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam darah.

2.8 Pencegahan

1. Berhenti merokok

Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda, yang
keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera
mungkin.

2. Diet sehat

Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak di


arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak dianjurkan,
termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi sehari) dan biji-
bijian. Makan makanan yang sehat juga dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan Anda.

3. Mengelola berat badan Anda

Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan berat
badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan menggunakan
kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur. Setelah Anda telah
mencapai berat badan yang sehat akan membantu menjaga tekanan darah Anda pada
tingkat normal, yang akan membantu meningkatkan sirkulasi Anda. Anda dapat
menggunakan Body Mass Index (BMI) kalkulator untuk memeriksa.

4. Mengurangi alkohol

Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang


direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari untuk
wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normal-kekuatan,
segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur melebihi batas
alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik tekanan darah dan kadar
kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda jika
Anda menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat-obatan
Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol Anda.

5. Olahraga teratur

Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung dan
sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150 menit dari moderat untuk
olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun, jika kesehatan Anda secara keseluruhan
miskin, mungkin perlu bagi Anda untuk berolahraga menggunakan program khusus
disesuaikan dengan kebutuhan Anda saat ini dan tingkat kebugaran. GP Anda akan
dapat menyarankan Anda tentang tingkat yang paling cocok bagi anda berolah raga.
Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit latihan seminggu, mulai dari
tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai contoh, Anda bisa melakukan
lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum secara bertahap meningkatkan
durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai kebugaran Anda mulai membaik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMIELITIS

3.1 Pengkajian

1. Identitas

Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumahsakit, dan diagnosa medis. Pada umumnya, keluhan
utama pada kasus osteomelitis adalah nyeri hebat.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST :
a. Provoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma pada daerah
metafisis, merupakan salah satu faktor predis posisi terjadinya osteomielitis
hematogen akut.
b. Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifak
menusuk
c. Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau istirahat,
nyeri tidak menjalar atau menyebar
d. Severity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan klien secara subjektif anatara 2-3
pada rentang skala pengukuran 0-4
e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan
sekarang, atau penyakit lain yang berhubungan tulang, seperti trauma tulang,
infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun
biasanya tidak ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.

3. Psikososisl

Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat sembuh,


takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit sehingga perawat
perlu mengfkaji perubahan-perubahan kehidupan khususnya hubungannya dengan
keluarga, pekerjaan atau sekolah.

4. Pemeriksaan fisik

Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila
dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemik
menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi, irritable, lemah
bengkak, nyeri, maupun eritema.

5. Pengkajian dengan Pendekatan 11 fungsional Gordon


a. Persepsi dan Manajemen Kesehatan: Klien biasanya tidak mengerti bahwa
penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya. Perawat perlu
mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang dideritanya, apakah klien
tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
b. Nutrisi – Metabolik: Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan
karena demam yang ia diderita.
c. Eliminasi: Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien
mengalami penurunan nafsu makan akibat demam.
d. Aktivitas – Latihan: Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami penurunan
aktivitas karena rasa nyeri yang ia rasakan
e. Istirahat – Tidur: Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena
rasa nyeri yang ia rasakan pada tulangnya.
f. Kognitif – Persepsi: Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan kognitif
dan persepsinya.
g. Persepsi Diri – Konsep Diri: Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri,
mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak,
menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.
h. Peran – Hubungan: Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit
yang dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya. Dan
klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan baik.
i. Seksual – Reproduksi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam
masalah seksual.
j. Koping – Toleransi Stress: Biasanya pasien mengalami stress ysng berat karena
kondisinya saat itu.
k. Nilai Kepercayaan: Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien
agar kebutuhan spiritual klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di
RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien
biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.

3.2 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b.d inflamasi dan pembengkakan

2. Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan menahan
beban berat badan.

3.3 Intervensi dan Rasional

1. Nyeri b.d inflamasi dan pembengkakan

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang atau


terkontrol dan rasa nyaman meningkat.

Kriteria Hasil :

 Tidak terjadi nyeri


 Napsu makan menjadi normal,
 ekspresi wajah rileks dan
 suhu tubuh normal

Intervensi Rasional
Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi, Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri
durasi, intensitas nyeri dengan sehingga dapat menentukan jenis
menggunakan skala nyeri (0-10) tindakannya.
Mempertahankan im-mobilisasi (back Mencegah pergeseran tulang dan
slab) penekanan pada jaringan yang luka.
Berikan sokongan (support) pada Peningkatan vena return, menurunkan
ektremitas yang luka edem, dan mengurangi nyeri
Amati perubahan suhu setiap 4 jam Untuk mengetahui penyimpangan –
penyimpangan yang terjadi
Kompres air hangat Mengurangi rasa nyeri dan memberikan
rasa nyaman
Pemberian obat-obatan analgesik Mengurangi rasa nyeri

2. Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan


menahan beban berat badan.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan Gangguan mobilitas fisik dapat


berkurang

Kriteria Hasil:

 Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin


 Mempertahankan posisi fungsional
 Meningkatkan / fungsi yang sakit
 Menunjukkna teknik mampu melakukan aktivitas

Intervensi Rasional

Pertahankan tirah baring dalam posisi Agar gangguan mobilitas fisik dapat
yang di programkan berkurang
Tinggikan ekstremitas yang sakit, — Dapat meringankan masalah
instruksikan klien / bantu dalam latihan gangguan mobilitas fisik yang dialami
rentang gerak pada ekstremitas yang sakit klien
dan tak sakit
Beri penyanggah pada ekstremitas yang Dapat meringankan masalah gangguan
sakit pada saat bergerak mobilitas yang dialami klien
Jelaskan pandangan dan keterbatasan Agar klien tidak banyak melakukan
dalam aktivitas gerakan yang dapat membahayakan
Berikan dorongan pada klien untuk Mengurangi terjadinya penyimpangan –
melakukan AKS dalam lingkup penyimpangan yang dapat terjadi
keterbatasan dan beri bantuan sesuai
kebutuhan
Ubah posisi secara periodik Mengurangi gangguan mobilitas fisik
Fisioterapi / aoakulasi terapi Mengurangi gangguan mobilitas fisik
BAB IV
PENUTUP

4.1 Keimpulan

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan


daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).

Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:
1. Osteomielitis Primer
2. Osteomielitis Sekunder
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain

4.2 Saran

- Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama pada osteomielitis untuk pencapaian kualitas keperawatan secara
optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.

- Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka
penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya penjelasan
pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.

- Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan menerapkan


asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan osteomielitis.
DAFTAR PUSTAKA

Kurdani, Rista. 2017. “Askep Osteomielitis”.


https://www.academia.edu/37854488/Askep_osteomielitis, diakses pada tanggal 23 Januari
2020 19:42

Anda mungkin juga menyukai