Penulis : Dedi Setiawan (18.0983) Sarifah (18.1038) Reni (18.1033)
Kementerian Agama menyebutkan bahwa program-program studi (prodi)
keagamaan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sepi peminat dibandingkan prodi umum. Karena itu, kementerian akan melakukan kajian mendalam mengenai penyebab sepinya minat prodi keagamaan. “Saya sampaikan bahwa prodi keagamaan kurang diminati, makanya harus dilakukan refleksi introspeksi diri,” ungkap Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin seusai meluncurkan Seleksi Prestasi Akademik Nasional Ujian Masuk (SPAN-UM) PTKIN di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (24/1/2019). Menurut Lukman, di era globalisasi ini agama memiliki bagian yang sangat penting bagi seseorang. Lukman berharap prodi agama Islam dapat diminati oleh calon mahasiswa, bukan sebaliknya. Untuk itu, Lukman meminta kepada panitia SPAN-PTKIN untuk mengkaji mengenai penyebab sepinya peminat calon mahasiswa mengambil program studi keagamaan. ” Saya pikir itu bagian dari kita harus melakukan refleksi introspeksi diri, saya ingin mengajak untuk melakukan kajian lebih dalam, ini faktornya kenapa?” ucap dia. Perguruan tinggi Islam, kata dia, juga sudah menyiapkan dosen yang mumpuni dalam melaksanakan tugasnya mengajar di prodi keagamaan. ”Program-program kualitas para dosen kita tidak hanya membuka beasiswa mengambil S3, tapi mengirim mereka ke luar negeri mengikuti seperti program jangka pendek di bidang khusus,” tuturnya. (sumber : muslimobsession.com) Dari Berbagai sudut pandang juga dapat kita nilai bahwa kurangnya peminat terhadap prodi maupun jurusan keagamaan berimbas dari kurangnya minat peserta didik atau calon yang lebih banyak berasal dari sekolah-sekolah umum, bukan pesantren dan madrasah yang berbanding lurus juga sepi peminat diera saat ini,hal tersebut disinyalir bisa terjadi karena kalah bersaing dengan sekolah umum baik secara fasilitas juga teknik pemasaran maupun kesadaran orang tua untuk memasukkan anaknya kesekolah yang bebasis keagamaan. Hal tersebut tentu berbuntut panjang sampai keranah perguruantinggi yang tentu saja berpengaruh terhadap bakat dan keinginan calon mahasiswa untuk menentukan prodi, jurusan maupun universitas yang sesuai.
Perguruan tinggi harus lebih ekstra baik menjaga eksistensi jurusan
keagamaan agar tidak kalah bersaing dengan jurusan yang lain, menjaga eksistensi jurusan keagamaan selain dengan cara memperbaiki system pegenalan atau manajemen pemasaran atau pengiklanan juga bias dengan mengadakan kerjasama dengan sekolah sekolah menengah atas tertentu, sehingga strategi tesebut dapat menjamin terpenuhinya kuota yang hendak dicapai masing-masing prodi kegamaan terkait.Selain itu juga perguruan tinggi wajib mempertimbangkan fasilitas yang digunakan dalam system playanan dan pengajaran sehingga mampu memberi kesan yang baik agar mahsiswa atau calon mahasiswa menjadi nyaman dan lebih terarik.
Perguruan tinggi juga dapat memberikan penawaran yang menarik kepada
mahasiswa yang menempuhpendidikan di prodi tersebut, yaitu menjamin lulusan agar mudah mendapat lowongan pekerjaan yaitu dengan menjalin kerjasama antarkampus dengan instansi sesuai dengan disiplin ilmu terkait. Serta tentu saja peran pemerintah dalam memplopori membuminya lulusan keagamaan yang berkompeten sangat lah penting sekali baik diinterprestasikan dalam bentuk bantuan dana pembangunan serta fasilitas atau beasiswa bagi dosen maupun mahasiswa yang berkompeten.