Kendali Zircon)
Muhammad Daffa Halin Ananda (1710412083) (A)
Revolusi yang sangat dahsyat dalam perkembangan peluru kendali karena Zircon
yang dikategorikan sebagai peluru kendali Hypersonic belum memiliki lawan bertahan,
karena belum dapat menangkal kecepatannya, ada beberapa sistem pertahanan, seperti SM-3
Ballistic Missile Interceptor milik Amerika Sertikat, namun dengan kecepatan 1,7 mil per
detik, hasilnya belum diketahui, Hulu ledak peluru kendali Zircon dapat diisi dengan Hulu
ledak berkekuatan tinggi, ataupun diisi dengan nuklir, namun selain dua kemungkinan diatas,
Hulu ledak Zircon juga dapat “Dikopongkan” atau dikosongkan, karena sebuah “Benda”
dengan berat 2.000 pon dan melesat dengan kecepatan 1,7 mil per detik tentunya dapat
membuat “benjol” bahkan menembus lapisan baja, namun Hulu ledak berkekuatan tinggi
tentu dapat selalu menjadi pilihan.
Banyak skenario yang patut ditakutkan dengan berkembangnya peluru kendali dengan
kecepatan Hypersonic tersebut, dengan peluru kendali yang mampu membawa hulu ledak
dengan berat hinggal 400 kilogram, dan dengan jarak operasional sejauh 400 kilometer, dan
dengan kecepatan hingga 6.000 mil per jam , atau setara 9.600 kilometer per jam, dan dapat
terbang rendah dengan kendali penuh tentunya membuat seluruh dunia gemetar, karena jika
peluru kendali ini sudah mengudara, hanya Tuhan dan operatornya yang dapat
membelokannya dari sasaran, salah satu skenario yang ditakutkan dalam peperangan adalah
jika menghadapi kapal tempur yang dilengkapi dengan Zircon, Zircon yang akan diluncurkan
setinggi 200 kaki (rata-rata tinggi peluncuran peluru kendali) maka kapal yang menjadi
sasaran baru akan mendeteksi adanya peluru kendali di jarak 34 mil, yang mana sang
komandan kapal hanya memiliki waktu kurang dari 20 detik untuk bertindak, belum termasuk
waktu tempuh roket sistem pertahanan untuk menghalau Zircon.
Selain dalam pertempuran, pihak Amerika Serikat juga memiliki ketakutan terkait
Zircon, jika dimanfaatkan sebagai upaya “Decapitation Strikes” yang menyasar pemerintah
Amerika Serikat, dan memusnahkan kemampuan Amerika Serikat untuk membalas serangan
nuklir, yaitu dengan memasang dan meluncurkan Zircon di perairan dekat Washington D.C,
mengarahkannya ke kota tersebut dengan terbang rendah sehingga lambat terdeteksi oleh
radar, dan menyasar pemerintah Amerika Serikat sehingga nuklir Amerika Serikat tidak dapat
diluncurkan, karena ketakutan tersebut pemerintah Amerika Serikat berupaya
mengembangkan Joint Land Attack Cruise Missile Defense Elevated Netted Sensor System,
atau JLENS, sebagai upaya untuk mencegah masuknya peluru kendali yang terbang rendah
memasuki kota di Amerika Serikat.
Zircon hanyalah satu dari enam sistem revolusi persenjataan yang ditunjukkan oleh
Presiden Rusia , Vladimir Putin , Sebagai tambahan Putin sedang berupaya untuk
membangun 5 lainnya dalam pernyataannya di pidato nasionalnya , yaitu Sarmat Heavy
Intercontinental Ballistic Missile, Avangard Strategic Hypersonic Weapon, Kinzhal Tactical
Hypersonic Weapon, Poseidon Nuclear-Armed Long Range Torpedo, And Burevestnik
Nuclear-Powered Cruise Missile, dengan pernyataan tersebut, tidak dapat diragukan Rusia
dapat menempati peringkat kedua dalam tingkat kekuatan militer dunia, dengan inovasi yang
mumpuni dan eksekusi yang cepat mematenkan kekuatan militer Rusia sebagai kekuatan
tertinggi di Eurasia.
Referensi
2019 Military Strength Ranking. (2019). Diambil kembali dari Globalfirepower.com:
www.globalfirepower.com/countries-listing.asp
Mizokami, K. (2018, December 26). Russia's New Hypersonic Missile Travels Nearly Two Miles a
Second. Diambil kembali dari popularmechanics.com:
www.popularmechanics.com/military/research/a25684396/zircon-hypersonic-missile/
Mizokami, K. (2019, September 23). Russia's Navy Will Be The First To Use Hypersonic Weapons.
Diambil kembali dari popularmechanics.com:
www.popularmechanics.com/military/amp29192213/russia-hypersonic-weapon/