Anda di halaman 1dari 40

HANDOUT PERKULIAHAN

ALJABAR ABSTRAK 2
(Teori Gelanggang)

Oleh:
Muhamad Ali Misri, M. Si

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN | IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
IDENTITAS
Nama Matakuliah : Aljabar Abstrak 2 (Teori Gelanggang)
Kode Matakuliah :
Semester/ SKS : VII/ 3
Jurusan/ Fakultas : Tadris Matematika/ Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jenis Matakuliah : Wajib/Pilihan
Prasyarat : Telah mengikuti Aljabar Abstrak 1
Dosen : Muhamad Ali Misri, M. Si.
Catatan:

Pertemuan 1:

Tujuan :
Mahasiswa memiliki gambaran yang jelas tentang perkuliahan yang akan
dilaksanakan.

12 September 2015 1/7

Kontrak Kuliah Catatan:

Pada pertemuan ini mahasiswa dan dosen menyepakati kontrak perkuliahan


dan menandatanganinya. Dosen mendistribusikan RPS dan memberikan
penjelasan singkat melalui peta konsep mata kuliah

12 September 2015 2/7

Kontrak Kuliah Gambaran Aljabar Abstrak 2 Catatan:

Mata kuliah ini dimaksudkan agar memahami konsep dasar gelanggang, yang
meliputi empat topik perkuliahan. Topik tersebut adalah mengenal struktur
gelanggang, mengklasifikasi gelanggang menjadi beberapa kelas,
membandingkan antar kelas gelanggang dan membentuk struktur gelanggang
baru.

12 September 2015 3/7

Kontrak Kuliah Gambaran Aljabar Abstrak 2 Catatan:

Pada topik mengenal struktur gelanggang, diberikan kesempatan untuk


melakukan proses abstraksi dan generalisasi. Dengan demikian, dapat
mengetahui bahwa gelanggang merupakan hasil abstraksi dan generalisasi dari
struktur dengan dua operasi. Struktur dengan dua operasi yang sudah kita
kenal berupa struktur bilangan bulat, rasional, riil dan kompleks.

12 September 2015 4/7


Kontrak Kuliah Gambaran Aljabar Abstrak 2 Catatan:

Proses generalisasi dilakukan dengan cara mengambil beberapa kesamaan sifat


dari struktur-struktur yang telah ada untuk dijadikan acuan dalam
mendefinisikan struktur gelanggang. Selanjutnya, definisi tersebut dijadikan
acuan dalam penentuan sifat dasar gelanggang. Setelah itu baru dapat
diturunkan sifat-sifat lainnya berdasarkan sifat tersebut. Sifat-sifat tersebut
sangat membantu dalam mengenali struktur-struktur lain yang mempunyai
struktur sama.

12 September 2015 5/7

Kontrak Kuliah Gambaran Aljabar Abstrak 2 Catatan:

Pada topik mengklasifikasi gelanggang, dilakukan pengamatan terhadap kelas


daerah integral, lapangan, lapangan hasil bagi dan suku banyak kemudian
dilakukan eksplorasi sifat masing-masing struktur tersebut melalui definisinya
masing-masing. Pada topik membandingkan gelanggang dikenalkan konsep
homomorfisma gelanggang untuk membandingkan struktur-struktur tersebut,
khususnya dengan struktur yang belum dikenal. Dengan demikian, dapat
diketahui apakah struktur tersebut termasuk dalam kelas-kelas yang ada atau
tidak.

12 September 2015 6/7

Kontrak Kuliah Gambaran Aljabar Abstrak 2 Catatan:

Topik terakhir, membentuk struktur gelanggang baru. Pada topik ini,


diuraikan cara pembentukan struktur gelanggang faktor dari sembarang
gelanggang.

12 September 2015 7/7


Mengenal Gelanggang Catatan:

Pertemuan 2-5:
Mengenal Gelanggang

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. memahami konsep gelanggang dan ideal;
b. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

12 September 2015 1 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

12 September 2015 2 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Gambar: Struktur Bilangan

12 September 2015 3 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Definisi 1.1 (Hukum Distributif)


Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut memenuhi hukum distributif jika
untuk setiap a, b, c ∈ R berlaku
1 a · (b + c) = a · b + a · c
2 (a + b) · c = a · c + b · c

12 September 2015 4 / 29
Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Tabel: Struktur Bilangan

12 September 2015 5 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Definisi 1.2 (Gelanggang)


Suatu struktur aljabar (R, +, ·) disebut gelanggang jika

i. (R, +) merupakan grup komutatif


ii. (R, ·) memenuhi hukum asosiatif dan memiliki unsur kesatuan
iii. (R, +, ·) memenuhi hukum distributif

12 September 2015 6 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Catatan
 (R, +) disebut grup penjumlahan
 (R, +, ·) dapat disingkat menjadi R
 Operasi + (tambah) dan · (kali) hanya penamaan saja, kita bisa men-
definisikan operasi tambah dan kali sendiri.
 Unsur nol adalah unsur identitas terhadap operasi jumlah
tanda: 0R atau 0
 Unsur kesatuan adalah unsur identitas terhadap operasi kali
tanda: 1R atau 1
 1R 6= 0R .

12 September 2015 7 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Catatan
 Unsur balikan dari a ∈ R terhadap tambah disebut negatif dari a
tanda: −a
 Ekspresi a · b selanjutnya disingkat menjadi ab dan a + (−b) disingkat
menjadi a − b
 Himpunan G dengan dua buah operasi adalah gelanggang jika:
1. kedua operasi tersebut terdefinisi dengan baik pada G
2. semua aksioma definisi gelanggang terpenuhi

12 September 2015 8 / 29
Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Contoh 1.1
 Struktur bilangan Z, Q, R, C dan M2 (R)

 Struktur Bilangan modulo n (Zn , +, ·)

 Struktur (2S , ⊕, ∩)

12 September 2015 9 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Definisi 1.3 (na)


Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.
na dengan n ∈ Z dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

 a + a + ··· + a (n buah suku) jika n > 0
na = 0 jika n = 0
(−a) + (−a) + · · · + (−a) (-n buah suku) jika n < 0

12 September 2015 10 / 29

Mengenal Gelanggang Pengertian dan Contoh Gelanggang Catatan:

Definisi 1.4 (an )


Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.
an dengan n ∈ Z dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

a · a · · · · · a (perkalian n buah a) jika n > 0
an =
1R jika n = 0

12 September 2015 11 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:


Sifat 1.1
Misalkan R suatu gelanggang.
a. Unsur 0R , 1R , −a ∈ R adalah tunggal untuk setiap a ∈ R
b. Berlaku hukum pembatalan terhadap operasi +, yakni:
jika a + b = a + c maka b = c dan jika b + a = c + a maka b = c
dengan a, b, c ∈ R.
c. setiap persamaan a + x = b dan x + a = b dengan a, b, x ∈ R
mempunyai penyelesaian tunggal.
d. −(−a) = a; dan −(a + b) = −a + (−b)
e. Untuk sembarang m, n ∈ Z memenuhi
(m + n)a = ma + na
m(a + b) = ma + mb
m(na) = (mn)a

12 September 2015 12 / 29
Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Sifat 1.2
Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap a, b, c ∈ R memenuhi
a. 0R · a = a · 0R = 0R
b. a(−b) = (−a)b = −(ab)
c. (−a)(−b) = ab
d. a(b − c) = ab − ac
e. (a − b)c = ac − bc

12 September 2015 13 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Contoh 1.2
Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan a, b ∈ R maka

(a + b)2 = a2 + ab + ba + b2 .

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)2 = (a + b)(a + b) Definisi 1.4


= a(a + b) + b(a + b) Hukum Distributif
= a2 + ab + ba + b2 Hukum Distributif 

12 September 2015 14 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Definisi 1.5
Suatu gelanggang R disebut komutatif jika untuk setiap a, b ∈ R berlaku

ab = ba

12 September 2015 15 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Contoh 1.3
Gelanggang R, Q dan Z adalah komutatif.

12 September 2015 16 / 29
Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Contoh 1.4
Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan a, b ∈ R maka
(a + b)(a − b) = a2 − b2

Bukti:
Ambil unsur a, b ∈ R maka kita peroleh

(a + b)(a − b) = (a + b)(a + (−b)) Catatan


= a(a + (−b)) + b(a + (−b)) Hukum Distributif
= a(a) + a(−b) + ba + b(−b) Hukum Distributif
= a2 − ab + ba − b2 Definisi 1.4, Sifat 1.2(b)
= a2 − ab + ab − b2 Definisi 1.5
= a2 − b2

12 September 2015 17 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:


Contoh 1.5
Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap x ∈ R
mengakibatkan x2 = x maka R merupakan gelanggang komutatif.
Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan ab = ba untuk setiap a, b ∈ R.

Bukti: ambil a, b ∈ R.
(a + b)2 = a + b dari sifat x2 = x
a2 + ab + ba + b2 = a+b lihat Contoh 1.2
a + ab + ba + b = a + b dari sifat x2 = x
ab + ba = 0 Hukum Pembatalan
∴ ab = − (ba) · · · · · · (i)

12 September 2015 18 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Contoh 1.5
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(ba) = ba untuk setiap a, b ∈ R
(ba + ba)2 = ba + ba
(ba)2 + (ba)2 + (ba)2 + (ba)2 = ba + ba
ba + ba + ba + ba = ba + ba
ba + ba = 0
∴ ba = −ba · · · · · · (ii)
Berdasarkan (i) dan (ii), disimpulkan bahwa ab = ba.

12 September 2015 19 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Contoh 1.6
Perhatikan gelanggang bilangan bulat Z!
Ambil 0 6= a ∈ Z
tidak akan ada 0 6= b ∈ Z yang mengakibatkan ab = 0.
hanya b = 0 yang mengakibatkan ab = 0.

Sekarang perhatikan gelanggang


  matriks M2×2 !
1 0
Ambil matriks tak nol ∈ M2×2
 1 0

0 0
ada matriks tak nol ∈ M2×2
1 1     
1 0 0 0 0 0
yang mengakibatkan = = 0M2×2 . 
1 0 1 1 0 0

12 September 2015 20 / 29
Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Definisi 1.6
Misalkan R suatu gelanggang. Unsur 0 6= a ∈ R dikatakan pembagi nol jika
terdapat 0 6= b ∈ R sehingga

ab = ba = 0.

12 September 2015 21 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Definisi 1.7
Bilangan bulat positif terkecil n disebut karakteristik gelanggang R jika
memenuhi persamaan

n · a = 0R untuk setiap a ∈ R.

Catatan:
jika tidak ada bilangan bulat positif n yang memenuhi persamaan tersebut di
atas, kita katakan bahwa gelanggang R mempunyai karakteristik 0.

12 September 2015 22 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Contoh 1.7
 Gelanggang Zn memiliki nilai karakteristik n

 Gelanggang Z, Q, R dan C semuanya memiliki nilai karakteristik 0

 4 bukan nilai karakteristik dari Z2 .

12 September 2015 23 / 29

Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Sifat 1.3
Bilangan bulat positif terkecil n adalah karakteristik gelanggang R jika dan
hanya jika memenuhi n · 1R = 0R untuk suatu n ∈ Z+ .
Jika tidak ada n yang memenuhi maka karakteristiknya adalah 0.

12 September 2015 24 / 29
Mengenal Gelanggang Sifat dan Karakteristik Gelanggang Catatan:

Bukti Sifat 1.3


Misalkan n adalah bilangan bulat positif yang memenuhi n · 1R = 0.
Ambil sembarang a ∈ R sehingga diperoleh

n·a = a + a + ··· + a
= a(1R + 1R + · · · + 1R )
= a(n · 1R )
= a · 0R
= 0R 

12 September 2015 25 / 29

Mengenal Gelanggang Latihan Soal Catatan:

Latihan 1
1. Misal diberikan dua buah gelanggang R dan S. Produk gelanggang R
dan S didefinisikan sebagai berikut.
R × S = {(a, b) | a ∈ R, b ∈ S}.

Tunjukan bahwa R × S merupakan suatu gelanggang jika operasi


jumlah dan kali, secara berurutan didefinisikan sebagai berikut.
(r1 , s1 ) + (r2 , s2 ) = (r1 + r2 , s1 + s2 )
(r1 , s1 )(r2 , s2 ) = (r1 r2 , s1 s2 )
untuk setiap (r1 , s1 ), (r2 , s2 ) ∈ R × S!

12 September 2015 26 / 29

Mengenal Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 1
2. Misal M (R) didefinisikan sebagai himpunan semua fungsi f : R 7→ R.
Tunjukan bahwa (M (R), +, ·) suatu gelanggang jika diberikan operasi
+ dan · secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
(f + g)(x) = f (x) + g(x)
(f · g)(x) = f (x)g(x)
untuk setiap f, g ∈ M (R)!

3. Kenapa jika operasi · pada soal di atas diganti dengan komposisi


f ◦ g(x) = f (g(x)) menyebabkan (M (R), +, ◦) bukan gelanggang ?

4. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a ∈ R dengan a 6= 0


bukan pembagi nol. Tunjukan bahwa pemetaan γ : R → R dengan
x 7→ ax merupakan pemetaan satu-satu!

12 September 2015 27 / 29

Mengenal Gelanggang Latihan Soal Catatan:

Latihan 1
5. Buktikan bahwa pernyataan berikut tidak benar. Jika R suatu
gelanggang dan terdapat 0 6= a ∈ R dan n bilangan bulat positif
terkecil sehingga n · a = 0R maka n merupakan karakteristik dari R.

6. Carilah akar persamaan x2 − 5x + 6 = 0 di Z6 dan Z5 !

7. Misalkan R gelanggang dengan karakteristik n > 0 dan m suatu


bilangan bulat positif. Buktikan bahwa m · 1R = 0R jika dan hanya jika
n membagi m.

12 September 2015 28 / 29
Mengenal Gelanggang Latihan Soal Catatan:

Latihan 1
8. Tentukan karakteristik dari gelanggang-gelanggang berikut.
a. Z3 × Z3
b. Z4 × Z6
c. Z4 × R

9. Dengan mengamati jawaban anda pada soal no.1 di atas, tentukan


karakteristik dari gelanggang R × S jika karakteristik gelanggang
R dan S adalah masing-masing n dan m (n dan m sembarang
bilangan bulat tak negatif).

12 September 2015 29 / 29
Klasifikasi Gelanggang Catatan:

Pertemuan 6-9:
Klasifikasi Gelanggang

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. mengenali ciri masing-masing kelas gelanggang;
b. mampu mengoperasikan aplikasi komputer terkait gelanggang;
c. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

12 September 2015 1 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:


Daerah Integral

Definisi 2.1
Misalkan R adalah suatu gelanggang komutatif.
Gelanggang R disebut daerah integral jika tidak memuat pembagi nol.

12 September 2015 2 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Contoh 2.1
 Gelanggang bilangan bulat Z, bilangan bulat modulo 5 Z5 ,
bilangan rasional Q dan bilangan real R merupakan daerah integral.

 Gelanggang bilangan bulat modulo 6, Z6 , bukan daerah integral.

Catatan:
Zn = {0, 1, · · · , n − 1} adalah gelanggang modulo n dengan n ∈ Z.
Pada Zn berlaku x = x + kn dengan k ∈ Z.

12 September 2015 3 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

· 0 1 2 3 4 · 0 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 2 3 4 1 0 1 2 3 4 5
2 0 2 4 1 3 2 0 2 4 0 2 4
3 0 3 1 4 2 3 0 3 0 3 0 3
4 0 4 3 2 1 4 0 4 2 0 4 2
5 0 5 4 3 2 1

Tabel Perkalian di Z5 dan Z6 .

12 September 2015 4 / 48
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Sifat 2.1
Suatu gelanggang komutatif adalah daerah integral jika dan hanya jika
memenuhi hukum pembatalan.

12 September 2015 5 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Bukti (⇒)
 Ambil a, b, c ∈ R dengan a 6= 0 dan ab = ac.
 Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan −ac
sehingga diperoleh ab − ac = 0.
 Berdasarkan Hukum Distributif diperoleh a(b − c) = 0.
 Mengingat a 6= 0 dan R tidak memuat pembagi nol maka
b − c = 0 dan dengan demikian b = c.
 Sementara itu, jika ba = ca, dengan cara yang sama diperoleh b = c.
 Dengan demikian, memenuhi hukum pembatalan.

12 September 2015 6 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Definisi 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan unsur a, b ∈ R dengan b 6= 0.
Unsur b disebut membagi a atau a kelipatan dari b jika terdapat unsur
c ∈ R sehingga a = bc.

Catatan:
b membagi a, ditulis: b | a. Sementara itu,
b tidak membagi a, ditulis: b - a.

12 September 2015 7 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Contoh 2.2
Pandang tiga buah bilangan bulat, yaitu: 2, 5 dan 6.
2 | 6 karena ada bilangan bulat 3 sehingga 6 = 2 · 3. Sementara itu,
5 - 6 karena 6 = 5 · 65 dan 65 bukan bilangan bulat.

12 September 2015 8 / 48
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Sifat 2.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a, b, c ∈ R.
a. Jika a 6= 0, a | b dan a | c maka a | xb + yc untuk setiap x, y ∈ R.
b. Jika a, b 6= 0, a | b dan b | c maka a | c.

12 September 2015 9 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Definisi 2.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan 0R 6= a ∈ R.
Unsur a disebut unit jika terdapat unsur b ∈ R sehingga ab = ba = 1R .

Catatan:
Unsur b pada definisi di atas disebut balikan dari a, ditulis: a−1 .

12 September 2015 10 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Contoh 2.3
 Gelanggang bilangan bulat, Z, hanya memiliki dua unit.
Yakni: 1 dan −1
 Pada gelanggang bilangan rasional,Q, semua unsur tak nol adalah unit.
Begitupun pada gelanggang bilangan real (R).
 Pada gelanggang matrik 2 × 2 atas bilangan real, M2×2 (R),
semua matrik tak singularnya adalah unit.
 Daerah bilangan bulat gauss, Z[i], memiliki empat buah unit.
Yakni: 1, −1, i dan −i.

12 September 2015 11 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Definisi 2.4
Misalkan R suatu gelanggang komutatif.
Dua buah unsur tak nol a, b ∈ R disebut sekawan jika a | b dan b | a.

12 September 2015 12 / 48
Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Contoh 2.4
2 dan −2 adalah sekawan mengingat 2 | −2 dan −2 | 2.

12 September 2015 13 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Sifat 2.3
Karakteristik daerah integral adalah 0 atau prima.

12 September 2015 14 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Bukti Sifat 2.3


Misalkan R daerah integral dan suatu bilangan bulat positif n adalah
karakteristik R. Untuk membuktikan sifat ini cukup kita tunjukan n adalah
prima dengan menggunakan kontradiksi.

Andaikan n tidak prima maka ada 1 < r < n dan 1 < s < n sehingga n = rs.
Karena n karakteristik dari R maka diperoleh

n · 1R = 0R
(r · s) · 1R = 0R
(r · 1R )(s · 1R ) = 0R

12 September 2015 15 / 48

Klasifikasi Gelanggang Daerah Integral Catatan:

Bukti Sifat 3.3


karena R daerah integral maka diperoleh
(r · 1R ) = 0R atau (s · 1R ) = 0R .

Kedua kemungkinan tersebut menimbulkan kontradiksi dengan n karakteristik


dari R
(n bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi n · 1R = 0R ).
Jadi haruslah n adalah bilangan prima.

12 September 2015 16 / 48
Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:
Lapangan

Definisi 3.1
Misalkan R adalah suatu gelanggang komutatif.
Gelanggang R disebut lapangan jika setiap unsur tak nol dari R adalah unit.

12 September 2015 17 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Keterangan Definisi
Mengingat gelanggang R membentuk grup komutatif terhadap operasi
perkalian, lihat Definisi 3.1, definisi tersebut ekuivalen dengan pernyataan
berikut.

Struktur R disebut lapangan jika


a. struktur (R, +) merupakan grup komutatif,
b. struktur (R \ {0}, ·) membentuk grup komutatif, dan
c. struktur (R, +, ·) memenuhi hukum distributif.

12 September 2015 18 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Contoh 3.1
 Gelanggang bilangan rasional, Q dan

 Gelanggang bilangan real, R.

12 September 2015 19 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Sifat 3.1
Setiap lapangan merupakan daerah integral.

12 September 2015 20 / 48
Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.1


Dik. R adalah suatu lapangan.
Adit. R adalah suatu daerah integral.
Jawab:

Mengingat gelanggang R adalah suatu lapangan, berdasarkan definisi 3.1, R


adalah gelanggang komutatif. Untuk itu, agar R membentuk daerah integral,
cukup dengan menunjukan bahwa R memenuhi hukum pembatalan.

Bukti:
Ambil a, b, c ∈ R dan a 6= 0 yang memenuhi ab = ac.

12 September 2015 21 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.1


ab = ac.
a−1 (ab) = a−1 (ac). Mengingat R lapangan
(a−1 a)b = (a−1 a)c. Sifat asosiatif
1 · b = 1 · c. Sifat unsur balikan
b = c. Sifat unsur kesatuan.
Jika a, b, c ∈ R, a 6= 0 dan memenuhi ba = ca, dengan cara seperti di atas,
diperoleh b = c. Untuk itu, operasi gelanggang R memenuhi hukum
pembatalan.

12 September 2015 22 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Hubungan Lapangan dan Daerah Integral

12 September 2015 23 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Contoh 3.2
 Contoh daerah integral yang merupakan lapangan:
gelanggang bilangan real R dan rasional Q.

 Contoh daerah integral yang bukan lapangan:


gelanggang bilangan bulat Z.

12 September 2015 24 / 48
Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Sifat 3.2
Setiap daerah integral hingga merupakan suatu lapangan

12 September 2015 25 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.2


Dik. R adalah suatu daerah integral hingga.
Adit. R suatu lapangan.
Jawab:

Mengingat R adalah suatu daerah integral, gelanggang R bersifat komutatif.


Oleh karena itu, untuk menunjukan R suatu lapangan, tinggal menunjukan
bahwa setiap unsur tak nol di R mempunyai balikan.

Bukti:
Ambil 0 6= a ∈ R. kemudian bentuk pemetaan berikut.

λa : R → R
x 7→ ax.

12 September 2015 26 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.2


Jika kita dapat menunjukan bahwa λa suatu pemetaan pada, maka untuk
1 ∈ R ada xa ∈ R yang memenuhi

1 = λa (xa ) = axa .

Dengan menggunakan sifat komutatif dari R kita peroleh xa merupakan unsur


balikan dari a karena

1 = axa = xa a.

12 September 2015 27 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.2


Selanjutnya, karena λa merupakan suatu pemetaan dari R pada dirinya sendiri
dan R hingga, maka λa merupakan pemetaan pada jika λa merupakan
pemetaan satu-satu.

Jadi untuk menunjukan bahwa a mempunyai unsur balikan cukup dengan


menunjukan bahwa λa merupakan pemetaan satu-satu.

12 September 2015 28 / 48
Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.2


Sekarang mari kita tunjukan λa (x) merupakan pemetaan satu-satu.

Ambil dua unsur x, y ∈ R dengan

λa (x) = λa (y).

Selanjutnya substitusikan x, y ∈ R tersebut pada pemetaan λa (x) = ax


sehingga kita diperoleh
ax = ay.

12 September 2015 29 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Catatan:

Bukti Sifat 3.2


Karena a 6= 0 dan R daerah integral maka menurut Sifat 2.1, kita peroleh

x=y

Jadi λa merupakan pemetaan satu-satu, sehingga dapat kita simpulkan bahwa


R membentuk lapangan.

12 September 2015 30 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Hasil Bagi Catatan:


Lapangan Hasil Bagi

Relasi pada himpunan D × S


Misalkan D adalah daerah integral, S = D \ {0} dan (a, b) , (c, d) ∈ D × S .
Relasi pada D × S didefinisikan sebagai berikut.
Unsur (a, b) dan unsur (c, d) disebut saling berelasi, ditulis: (a, b) ∼ (c, d), jika
ad = cb.

Relasi ∼ merupakan relasi ekuivalen dengan kelas ekuivalen yang memuat


(a, b), ditulis: [a, b], yaitu: [a, b] = {(c, d) ∈ D × S | (c, d) ∼ (a, b)}.

Himpunan semua kelas ekuivalen tersebut, ditulis: DS −1 , adalah

DS −1 = {[a, b] | (a, b) ∈ D × S}.

12 September 2015 31 / 48

Klasifikasi Gelanggang Lapangan Hasil Bagi Catatan:

Himpunan DS −1 dengan operasi jumlah dan kali, secara berurutan, yaitu:

[a, b] + [c, d] = [ad + cb, bd]


[a, b] [c, d] = [ac, bd]

adalah suatu lapangan.


Definisi 5.1
Misalkan diberikan Lapangan DS −1 dengan operasi seperti di atas.
Lapangan DS −1 disebut dengan lapangan hasil bagi atas daerah integral D.

Contoh:
Lapangan bilangan rasional Q adalah lapangan hasil bagi atas daerah bilangan
bulat Z.

12 September 2015 32 / 48
Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:
Suku banyak atas Lapangan

Definisi 4.1
Misalkan F adalah suatu lapangan dan x menyatakan suatu peubah tak tentu.

p(x) = a0 + a1 x + · · · + an xn

dengan a0 , a1 , · · · , an ∈ F disebut suku banyak (atas lapangan F dengan


peubah tak tentu x).
Himpunan suku banyak, ditulis: F [x], adalah sebagai berikut.
F [x] = {p(x) | p(x) suku banyak }

12 September 2015 33 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Tanda Sigma
Suku banyak p(x) = a0 + a1 x + · · · + an xn dalam notasi sigma ditulis:
n
ai xi
P
p(x) =
i=0

12 September 2015 34 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:


Orde Suku Banyak

Definisi 4.2
Orde (derajat) suku banyak p(x) = a0 + a1 x + · · · + an xn adalah bilangan
cacah terbesar n sehingga an 6= 0, ditulis:

der {p(x)} = n

12 September 2015 35 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:


Koefisien Pemuka dan Monik

Definisi 4.3
Koefisien pemuka dari p(x) adalah koefisien dari xn dengan n = der {p(x)},
yaitu an .

Suatu suku banyak tak nol dikatakan monik jika koefisien pemukanya adalah
unsur kesatuan pada lapangan F .

12 September 2015 36 / 48
Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Gambar: Anatomi Suku Banyak

12 September 2015 37 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Contoh 4.1
Misal diberikan suku banyak p(x) = 0, 5x + 32 x6 , maka:
 p(x) memiliki dua buah suku tak nol
 der {p(x)} = 6
 koefisien pemukanya adalah 23
 p(x) bukan monik

12 September 2015 38 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Kesamaan Suku Banyak


Dua buah suku banyak

p(x) = a0 + a1 x + · · · + an xn
q(x) = b0 + b1 x + · · · + bn xn

dikatakan sama, p(x) = q(x), jika

a0 = b0 , a1 = b1 , · · · , an = bn

12 September 2015 39 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:


Jumlah dan Kali

Definisi 4.4
Misal diberikan dua buah suku banyak p(x), q(x) ∈ F [x] dengan
n m
ai xi ; q(x) = bj xj Operasi jumlah dan kali didefinisikan
P P
p(x) =
i=0 j=0

sebagai berikut.
k
(ai + bi )xi dengan k = maks {n, m} dan
P
p(x) + q(x) =
i=0

n+m i
(aj bi−j )xi )
P P
p(x)q(x) = (
i=0 j=0

12 September 2015 40 / 48
Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:
Sifat Orde suku banyak

Sifat 4.1
Misalkan p(x), q(x) ∈ F [x] adalah dua buah suku banyak tak nol, maka:

der {p(x)q(x)} = der {p(x)} + der {q(x)}

12 September 2015 41 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Sifat 4.2
Himpunan suku banyak F [x] adalah suatu daerah integral

12 September 2015 42 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Sifat 4.3
Misalkan F adalah suatu lapangan. Daerah suku banyak F [x] adalah suatu
daerah Euclid dengan pengertian derajat sebagai fungsi penilaian Euclid.

12 September 2015 43 / 48

Klasifikasi Gelanggang Suku Banyak Catatan:

Sifat 4.4
Misalkan p(x) ∈ F [x] adalah suku banyak tak nol dan c ∈ F . Suku banyak
q(x) = x − c membagi p(x) jika dan hanya jika p(c) = 0.

12 September 2015 44 / 48
Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal Catatan:
Latihan 2

1. Misal diberikan Gelanggang Z[i] = {a + bi | a, b ∈ Z}


dengan operasi jumlah dan kali secara berurutan yaitu:
(a + bi) + (c + di) = (a + c) + (b + d)i
(a + bi)(c + di) = (ac − bd) + (ad + bc)i.
Tunjukan Z[i] adalah daerah integral!

2. Jelaskan kenapa Gelanggang matriks M2×2 (R) bukan


daerah integral?

3. Jelaskan kenapa R1 × R2 dengan R1 dan R2 daerah integral


adalah bukan daerah integral?

12 September 2015 45 / 48

Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 2

4. Tunjukan bahwa Struktur bilangan bulat modulo n, Zn ,


membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika
n suatu bilangan prima!

5. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan padanya berlaku


hukum pembatalan. Buktikan bahwa R suatu daerah integral!

6. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan a, b, c ∈ R.


Buktikan bahwa
a. jika a 6= 0, a | b dan a | c maka a | xb + yc
untuk setiap x, y ∈ R.
b. jika a, b 6= 0, a | b dan b | c maka a | c

12 September 2015 46 / 48

Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 2

7. Misalkan D suatu daaerah integral dan 0 6= a, b ∈ R.


Jika a dan b unsur sekawan, buktikan bahwa terdapat u ∈ D
unit sehingga a = ub.

8. Misalkan R suatu daerah integral. Buktikan apakah persamaan


ax = b dengan a, b ∈ R dan a 6= 0. selalu memiliki penyelesai-
an tunggal!

9. Misalkan R suatu daerah integral dengan karakteristik 0.


Buktikan bahwa R memiliki subgelanggang yang isomorfik
dengan gelanggang bilangan bulat Z

12 September 2015 47 / 48

Klasifikasi Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 2

10. Misalkan R 6= {0} suatu lapangan. Tunjukan bahwa R \ {0} terhadap


operasi kali membentuk grup komutatif!

11. Misalkan R suatu lapangan dan 0 6= a ∈ R. Tunjukan bahwa unsur


balikan a adalah tunggal!

12. Misalkan R = {0, e, a, b}. Buatlah tabel penjumlahan dan perkalian


pada R agar R membentuk suatu lapangan!

13. Apakah tabel yang diperoleh juga sama jika R merupakan daerah
integral!

12 September 2015 48 / 48
Membandingkan Gelanggang Catatan:

Pertemuan 11-3:
Membandingkan Gelanggang:

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. dapat menjelaskan konsep homomorfisma;
b. dapat membandingkan struktur gelanggang dengan menggunakan
teorema dasar homomorfisma;
c. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

12 September 2015 1 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Definisi 6.1
Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah
gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya adalah
sebagai berikut: Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Suatu pemetaan

θ : R1 → R2

disebut homomorfisma gelanggang jika untuk setiap x, y ∈ R1 berlaku


1. θ(x + y) = θ(x) + θ(y)
2. θ(xy) = θ(x)θ(y)

12 September 2015 2 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Catatan
 Operasi jumlah dan kali di sebelah kiri persamaan 1 dan 2
pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R1

 Operasi jumlah dan kali di sebelah kanan persamaan 1 dan 2


pada definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah
operasi di R2

 Operasi pada R1 dan R2 tidak harus sama

12 September 2015 3 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)


Misalkan n suatu bilangan bulat positif. Pemetaan

θ1 : Z −→ Zn
k 7→ k

merupakan homomorfisma gelanggang

12 September 2015 4 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti
ambil k, l ∈ Z maka
θ1 (k + l) = k + l dari definisi pemetaan θ1
= k+l dari definisi penjumlahan di Zn
= θ1 (k) + θ1 (l) dari definisi pemetaan θ1

12 September 2015 5 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti
θ1 (kl) = kl dari definisi pemetaan θ1
= kl dari definisi perkalian di Zn
= θ1 (k)θ1 (l) dari definisi pemetaan θ1

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa θ1 merupakan homomorfisma gelanggang


dari Z ke Zn .

12 September 2015 6 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)


Misalkan C dan R masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan
p setiap z = x + yi ∈ C, modulus dari z didefinisikan sebagai
real. Untuk
| z |= x2 + y 2 . Periksa apakah pemetaan

θ2 : C −→ R
z 7→ | z |

membentuk suatu homomorfisma gelanggang!

12 September 2015 7 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)


θ2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil
contoh penyangkal berikut ini. Ambil z1 , z2 ∈ C dengan z1 = 1 + 3i dan
z2 = 2 + i sehingga kita peroleh

θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) = | z1 |+ | z2 | definisi θ2


| 1 + 3i | + |√2 + i |
= √ substitusi z1 , z2
= √12 + 3√2 + 22 + 12 definisi modulus
= 10 + 5

12 September 2015 8 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 5.2 (Hom Gelanggang)


Oleh karena itu
θ2 (z1 + z2 ) = | z1 + z2 | berd def θ2
= |√(1 + 2) + (3 + 1)i | substitusi z1 , z2
= 2
3 +4 2 berd def modulus
= 5
6= θ2 (z1 ) + θ2 (z2 ) 

12 September 2015 9 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Sifat 5.1 (Hom Gelanggang)


Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka untuk setiap
x ∈ R1 berlaku:

i. θ(0R1 ) = 0R2
ii. θ(−x) = −θ(x)

12 September 2015 10 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Sifat 5.2 (Hom Gelanggang)


Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang yang bukan
merupakan pemetaan nol.

i. Jika R2 suatu daerah integral maka θ(1R1 ) = 1R2


ii. Jika θ suatu pemetaan pada maka θ(1R1 ) = 1R2

12 September 2015 11 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti Sifat 5.2(ii)


Ingat! Suatu pemetaan θ dikatakan pada jika untuk setiap y ∈ R2 terdapat
x ∈ R1 sehingga y = θ(x).

Sekarang ambil y ∈ R2 karena θ pada maka akan ada x ∈ R1 sehingga

y = θ(x)
= θ(1R1 · x)
= θ(1R1 )θ(x) θ hom
= θ(1R1 )y · · · · · · · · · (∗)

12 September 2015 12 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti Sifat 5.2(ii)


dengan cara yang sama diperoleh

y = θ(x)
= θ(x · 1R1 )
= θ(x)θ(1R1 ) θ hom gel
= yθ(1R1 ) · · · · · · · · · (∗∗)

12 September 2015 13 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti Sifat 5.2(ii)


berdasarkan (∗) dan (∗∗) diperoleh bahwa

y = θ(1R1 ) · y = y · θ(1R1 )

berdasarkan definisi identitas dapat kita simpulkan bahwa

θ(1R1 ) = 1R2 .

12 September 2015 14 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Definisi 5.2 (Inti Homomorfisma)


Misalkan R1 dan R2 dua buah gelanggang. Inti suatu homomorfisma
gelanggang θ : R1 → R2 didefinisikan sebagai

Inti(θ) = {x ∈ R1 | θ(x) = 0R2 }.

Istilah Inti biasa disebut juga dengan Kernel dan ditandai dengan Ker(θ).

12 September 2015 15 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Sifat 5.3 (Hom Gelanggang)


Misalkan θ : R1 → R2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka
i. Inti(θ) adalah subgrup dari (R1 , +)
ii. θ satu-satu jika dan hanya jika Inti(θ) = {0R1 }
iii. untuk setiap a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ) maka ab dan ba ∈ Inti(θ)

12 September 2015 16 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti Sifat 5.3


Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari θ merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil a ∈ R1 dan b ∈ Inti(θ). Akan kita
tunjukan bahwa ab ∈ Inti(θ). Dengan kata lain akan kita tunjukan
θ(ab) = 0R2

Ingat! b ∈ Inti(θ) artinya bahwa

θ(b) = 0R2 · · · (∗)

12 September 2015 17 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti Sifat 5.3


Oleh karena itu
θ(ab) = θ(a) · θ(b) θ homomorfisma
= θ(a) · 0R2 berdasarkan ∗
= 0R2 Teorema 2(1) Materi 3.

Jadi terbukti bahwa θ(ab) = 0R2 . Artinya bahwa ab ∈ Inti(θ).

12 September 2015 18 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 5.3 (Inti Homomorfisma)


Perhaatikan contoh 1,
k = 0 ∈ Zn ⇔ n | (k − 0) = k
⇔ k = mn untuk suatu m ∈ Z
Jadi Inti(θ) = {mn | m ∈ Z}.

12 September 2015 19 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Definisi 6.1 (Isomorfisma)


Suatu pemetaan θ : R1 → R2 disebut isomorfisma jika

i. θ suatu homomorfisma gelanggang


ii. θ bijektif

12 September 2015 20 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 6.1 (Isomorfisma)


Misalkan Z[i] menyatakan daerah integral bilangan bulat Gauss. Pemetaan

θ: Z[i] → Z[i]
a + bi 7→ a − bi

merupakan isomorfisma gelanggang.

12 September 2015 21 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti Contoh 6.1


Untuk menunjukan θ suatu isomorfisma gelanggang perlu ditunjukan:
i. θ adalah homomorfisma gelanggang
ii. θ bersifat satu-satu (injektif)
iii. θ bersifat pada (surjektif)

12 September 2015 22 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti i
ambil a1 + b1 i dan a2 + b2 i ∈ Z[i] sehingga diperoleh

θ((a1 + b1 i) + (a2 + b2 i)) = θ((a1 + a2 ) + (b1 + b2 )i)


= (a1 + a2 ) − (b1 + b2 )i
= a1 + a2 − b1 i − b2 i
= (a1 − b1 i) + (a2 − b2 i)
= θ(a1 + b1 i) + θ(a2 + b2 i)

12 September 2015 23 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti i
ambil a1 + b1 i dan a2 + b2 i ∈ Z[i] sehingga diperoleh
θ((a1 + b1 i) · (a2 + b2 i)) = θ((a1 a2 − b1 b2 ) + (a1 b2 + b1 a2 )i)
= (a1 a2 − b1 b2 ) − (a1 b2 + b1 a2 )i
= a1 a2 − b1 b2 − a1 b2 i − b1 a2 i
= a1 a2 − a1 b2 i − b1 b2 − b1 a2 i
= a1 (a2 − b2 i) − b1 i(−b2 i + a2 )
= (a1 − b1 i)(a2 − b2 i)
= θ(a1 + b1 i)θ(a2 + b2 i)

12 September 2015 24 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti ii
ambil a1 + b1 i, a2 + b2 i ∈ Z[i] dengan

θ(a1 + b1 i) = θ(a2 + b2 i)

sehingga diperoleh

a1 − b1 i = a2 − b2 i
(a1 − a2 ) + (b2 − b1 )i = 0

12 September 2015 25 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti ii
dengan demikian

a1 − a2 = 0 dan b2 − b1 = 0

karena a1 = a2 dan b2 = b1 maka a1 + b1 i = a2 + b2 i sehingga dapat


disimpulkan bahwa θ satu-satu.

12 September 2015 26 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti iii
ambil z = a + bi ∈ Z[i]
pilih z0 = a − bi ∈ Z[i] sehingga

θ(z0 ) = θ(a − bi)


= a − (−b)i
= a + bi
= z

Karena untuk setiap z ∈ Z[i] terdapat z0 ∈ Z[i] sehingga θ(z0 ) = z maka θ


adalah pemetaan pada.

12 September 2015 27 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Catatan
Suatu isomorfisma gelanggang dari suatu gelanggang kepada dirinya sendiri
disebut automorfisma.

12 September 2015 28 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Definisi 6.2 (Isomorfik)


Dua buah gelanggang R1 dan R2 disebut isomorfik dan diberi tanda R1 ≈ R2
jika terdapat isomorfisma θ : R1 → R2 .

12 September 2015 29 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Catatan
 untuk menunjukan dua gelanggang (R1 dan R2 ) saling
isomorfik perlu mengkonstruksi pemetaan yang merupakan
isomorfisma dari R1 ke R2 atau sebaliknya.

 sifat isomorfik dua buah gelanggang menghasilkan kesamaan


secara esensial diantara dua gelanggang tersebut. Misalnya:
sifat kekomutatifan, keberadaan pembagi nol dan sifat
keberadaan unsur unit.

 Perbedaan yang mungkin diantara mereka hanya dalam


bentuk nyata dari unsur-unsur dan operasinya.

12 September 2015 30 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 6.3 (Isomorfik)


Misalkan Z6 menyatakan gelanggang bilangan bulat modulo 6 dan Z2 × Z3
menyatakan hasil kali kartesius gelanggang bilangan bulat modulo 2 dan 3.
Kita peroleh bahwa Z6 dan Z2 × Z3 saling isomorfik.

12 September 2015 31 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Bukti
Konstruksi pengaitan θ dari Z6 ke Z2 × Z3 yaitu

θ : Z6 → Z2 × Z3
a 7→ (a, a)

Selajutnya perlu ditunjukan:


 pemetaan yang terdefinisi dengan baik
 homomorfisma gelanggang
 satu-satu
 pada

12 September 2015 32 / 39
Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Contoh 6.4
Misalkan Z4 menyatakan gelanggang bilangan bulat modulo 4 dan Z2 × Z2
menyatakan hasil kali kartesius dua gelanggang bilangan bulat modulo 2. Kita
peroleh bahwa Z4 tidak isomorfik dengan Z2 × Z2 .

12 September 2015 33 / 39

Membandingkan Gelanggang Homomorfisma Gelanggang Catatan:

Isomorfisma merupakan relasi ekuivalen pada himpunan semua gelanggang.

12 September 2015 34 / 39

Membandingkan Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 3

1. Misalkan n dan m dua buah bilangan bulat positif dengan


m | n.
Buktikan bahwa pemetaan

φ : Zn → Zm
k 7→ k

merupakan suatu homomorfisma gelanggang.

2. Tentukan Inti homomorfisma gelanggang di atas.

12 September 2015 35 / 39

Membandingkan Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 3

3. Periksa apakah pemetaan

α:Z → Z
k 7→ 2k

merupakan suatu homomorfisma gelanggang!

4. Misalkan R1 , R2 dua buah gelanggang dan π suatu homomor-


fisma gelanggang dari R1 ke R2 yang bukan pemetaan nol.
Jika R2 suatu daerah integral, tunjukan bahwa π(1R1 ) = 1R2 !.

12 September 2015 36 / 39
Membandingkan Gelanggang Latihan Soal Catatan:
Latihan 3

5. Misalkan terdapat suatu homomorfisma tak nol dari gelang-


gang R1 ke gelanggang komutatif R2 .
Apakah gelanggang R1 bersifat komutatif? Jelaskan!.

6. Bagaimana sebaliknya? Misalkan terdapat suatu homomor-


fisma tak nol dari gelanggang komutatif R1 ke gelanggang
R2 . Apakah gelanggang R2 bersifat komutatif? Jelaskan!.

7. Tunjukan bahwa peta suatu homomorfisma gelanggang yang


bersifat satu-satu membentuk suatu gelanggang!

12 September 2015 37 / 39

Membandingkan Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 3

1. Tunjukan bahwa isomorfisma merupakan relasi ekuivalen


pada himpunan semua gelanggang?
2. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1 . Tunjukan bahwa a suatu unit di R1 jika dan hanya jika
petanya, θ(a), merupakan unit di R2 .
3. Misalkan θ : R1 → R2 suatu isomorfisma gelanggang dan
a ∈ R1 . Tunjukan bahwa a suatu pembagi nol di R1 jika dan
hanya jika petanya, θ(a), merupakan pembagi nol di R2 .
4. Misalkan m dan n dua buah bilangan bulat positif. Buktikan
bahwa Zmn isomorfik dengan Zm × Zn
jika dan hanya jika (m, n) = 1 dengan (m, n)adalah FPB dari m
dan n.

12 September 2015 38 / 39

Membandingkan Gelanggang Latihan Soal Catatan:


Latihan 3

5. Misalkan R dan S dua buah gelanggang yang saling isomorfik


Tunjukan bahwa karakteristik R dan S adalah sama.
6. Periksa apakah Struktur bilangan bulat dan Struktur bilangan bulat
Gauss saling isomorfik
7. Misalkan R1 dan R2 dua buah glenggang yang saling isomorfik.
Tunjukan bahwa R1 suatu daerah integral jika dan hanya jika R1
suatu daerah integral

12 September 2015 39 / 39
Membentuk Gelanggang Catatan:

Pertemuan 14-15:
Membentuk Gelanggang Baru

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa diharapkan:
a. dapat menjelaskan kembali cara membentuk gelanggang faktor;
b. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

12 September 2015 1 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Membentuk Gelanggang R/I


 ambil sembarang gelanggang R dan ideal I dari gelanggang
tersebut

 bentuk himpunan R/I sebagai himpunan semua koset a + I


dengan a ∈ R atau dapat ditulis dengan
R/I = {a + I | a ∈ R}

 definisikan operasi jumlah dan kali pada R/I secara berurutan


yaitu:
(a + I) + (b + I) = (a + b) + I , dan
(a + I) · (b + I) = (a · b) + I
untuk setiap a + I, b + I ∈ R/I

12 September 2015 2 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Membentuk Gelanggang R/I


 tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⇒ (R/I, +, ·) membentuk Struktur matematika

 tunjukan (R/I, +, ·) memenuhi definisi 1.2, yaitu:


i. (R/I, +) membentuk grup komutatif
ii. (R/I, ·) memenuhi sifat asosiatif dan mempunyai unsur
kesatuan, dan
iii. (R/I, +, ·) memenuhi hukum distributif.

⇒ R/I membentuk suatu gelanggang yang berbeda dari R.

12 September 2015 3 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Operasi + terdefinisi dg baik di R/I


Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I ∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi + terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 + b1 ) + I = (a2 + b2 ) + I.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


(iii) a1 − a2 = i1 ∈ I dan
(iv) b1 − b2 = i2 ∈ I.

12 September 2015 4 / 18
Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Operasi + terdefinisi dg baik di R/I


Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a1 + b1= (a2 + i1 ) + (b2 + i2 )


= (a2 + b2 ) + (i1 + i2 )
(a1 + b1 ) − (a2 + b2 ) = (i1 + i2 )
∈ I karena i1 + i2 ∈ I

Oleh Karena (a1 + b1 ) − (a2 + b2 ) ∈ I maka (a1 + b1 ) + I = (a2 + b2 ) + I.


Jadi terbukti bahwa operasi tambah terdefinisi dengan baik pada R/I.

12 September 2015 5 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Operasi · terdefinisi dg baik di R/I


Ambil unsur a1 + I, b1 + I, a2 + I, b2 + I ∈ R/I dengan
(i) a1 + I = a2 + I dan
(ii) b1 + I = b2 + I.

Untuk menunjukan bahwa operasi · terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan (a1 · b1 ) + I = (a2 · b2 ) + I.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


(iii) a1 − a2 = i1 ∈ I dan
(iv) b1 − b2 = i2 ∈ I.

12 September 2015 6 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Operasi · terdefinisi dg baik di R/I


Sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

a1 · b1 = (a2 + i1 ) · (b2 + i2 )
= a2 · b2 + a2 · i2 + i1 · (b2 + i2 )
(a1 · b1 ) − (a2 · b2 ) = a2 · i2 + i1 · (b2 + i2 )
∈ I karena a2 · i2 + i1 · (b2 + i2 ) ∈ I

Oleh Karena (a1 · b1 ) − (a2 · b2 ) ∈ I maka (a1 · b1 ) + I = (a2 · b2 ) + I. Jadi


terbukti bahwa operasi kali terdefinisi dengan baik pada R/I.

12 September 2015 7 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Perhatikan Struktur R/I!


⇒ bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali
(berasal dari gelanggang R)
⇒ unsur nolnya adalah I
⇒ unsur −a + I adalah negatif dari unsur a + I
⇒ bersifat komutatif terhadap jumlah (berasal dari R)
⇒ unsur satuannya adalah 1R + I
⇒ memenuhi hukum distributif (berasal dari R)
Jadi
Struktur R/I membentuk gelanggang.

12 September 2015 8 / 18
Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Definisi 11.1 (Gelanggang Faktor)


Misal diberikan sembarang gelanggang R dan ideal I dari gelanggang
tersebut. Gelanggang R/I disebut gelanggang Faktor dari R oleh ideal I.

12 September 2015 9 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Contoh 11.1 (Gelanggang Faktor)


Misalkan ambil R = Z maka ideal I = hni untuk suatu n ∈ Z.
R/I = Z/hni
= {k + hni | k ∈ Z}
= {k | k ∈ Z} dengan k = k + hni = {k + nz | z ∈ Z}
adalah kelas ekuivalen yang memuat k
= {0, 1, · · · , n − 1}
= Zn

Jadi Zn merupakan gelanggang faktor dari gelanggang Z oleh ideal hni untuk
suatu n ∈ Z

12 September 2015 10 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Sifat 11.1 (Proyeksi Kanonik)


Misalkan R suatu gelanggang, I ideal dari R dan R/I gelanggang faktor dari
R oleh I. Maka pengaitan

π : R → R/I
a 7→ a + I

merupakan suatu homomorfisma gelanggang yang bersifat pada dengan


ker(π) = I. Homomorfisma seperti ini disebut proyeksi kanonik.

12 September 2015 11 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Definisi 11.2 (Ideal Maksimal)


Misalkan R suatu gelanggang dan M ideal dari R. Ideal M 6= R disebut ideal
maksimal jika untuk setiap ideal I dari R dengan M ⊆ I ⊆ R maka I = M
atau I = R.

12 September 2015 12 / 18
Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Sifat 11.2
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I 6= R ideal dari R. Maka
gelanggang faktor R/I membentuk suatu lapangan jika dan hanya jika I
merupakan ideal maksimal.

12 September 2015 13 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Definisi 11.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I 6= R ideal dari R. Ideal I
disebut ideal prima jika untuk setiap x, y ∈ R dengan xy ∈ I maka berlaku
x ∈ I atau y ∈ I.

12 September 2015 14 / 18

Membentuk Gelanggang Gelanggang Faktor Catatan:

Sifat 11.3
Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I 6= R ideal dari R. Maka
gelanggang faktor R/I membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika I
merupakan ideal prima.

12 September 2015 15 / 18

Membentuk Gelanggang Latihan Soal Catatan:

Latihan 4
1. Buktikan bahwa operasi · pada gelanggang faktor bersifat
asosiatif dan distributif!

2. Misalkan R suatu gelanggang dan I 6= R suatu ideal.


Buktikan bahwa pemetaan
π : R → R/I
a 7→ a + I
merupakan homomorfisma gelanggang yang bersifat pada
dengan ker(π) = I!

12 September 2015 16 / 18
Membentuk Gelanggang Latihan Soal Catatan:

Latihan 4
3. Misalkan R suatu gelanggang komutatif dan I 6= R suatu
ideal dari R. Buktikan bahwa gelanggang R/I membentuk
suatu daerah integral jika dan hanya jika I ideal prima.

4. Misalkan R suatu gelanggang komutatif. Buktikan bahwa


gelanggang R suatu daerah integral jika dan hanya jika {0}
ideal prima.

5. Misalkan R suatu gelanggang komutatif. Tunjukan bahwa {0}


adalah ideal maksimal jika dan hanya jika R lapangan.

12 September 2015 17 / 18

Membentuk Gelanggang Latihan Soal Catatan:

Latihan 4
6. Misalkan R suatu gelanggang dan I 6= R suatu ideal dari R.
Buktikan bahwa gelanggang R/I membentuk gelanggang
komutatif jika untuk setiap a, b ∈ R maka ab − ba ∈ I

12 September 2015 18 / 18
Referensi
Referansi Utama
1. Hungerford, Thomas W. 2014. Abstract Algebra: An Introduction. USA: Brook/ Cole.
2. Durbin, J. R. 2009. Modern Algebra: An Introduction. New York: John Wiley And Sons.

Referensi Pendukung
1. Roman, Steven. 2012. Fundamentals of Group Theory: An Advanced Approach. USA:
Birkhauser.
2. Muchlis, Ahmad dan Pudji Astuti. 2007. Aljabar 1. Penerbit UT.
3. Arifin, Achmad. 2000. Aljabar. Bandung: Penerbit ITB.

Cirebon, 13 September 2015


Dosen Pengampu,

Muhamad Ali Misri, M. Si.


NIP. 19811030 201101 1 004

Anda mungkin juga menyukai