Anda di halaman 1dari 5

Kesuksesan Yang Dicapai Dengan Bersungguh-Sungguh

“Setiap orang pasti memiliki cita-cita dalam hidupnya, dan cita-cita itu
pasti akan terwujud jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.”

Itulah kalimat yang memotivasi seorang remaja bernama Adam. Adam


mempunyai mimpi untuk menjadi seorang pembalap Formula Satu. Dia ingin
menjadi juara dunia, seperti yang dilakukan oleh idolanya, Ayrton Senna.

Adam lahir dari sebuah keluarga kecil di kota Jakarta. Sejak kecil ia ingin
menjadi pembalap Formula Satu, tetapi tidak dengan kedua orang tuanya.
Ayah dan Ibunya menginginkan Adam menjadi seorang pilot. Meskipun begitu,
Adam tetap semangat menggapai cita-citanya.

Suatu hari, Adam mencari informasi tentang kejuaraan Go Kart di


komputernya, dan secara tidak sengaja, ia menemukan sebuah ajang Go Kart
yang akan segera dilaksanakan di Jakarta.

“Wah... turnamen Go Kart di Jakarta akan dilaksanakan 3 hari lagi, ini


adalah kesempatan emasku, dan jangan aku sia-siakan.” gumam Adam dalam
hatinya.

“Ayah... lihat ini. Sebuah kejuaraan Go Kart akan dilaksanakan 3 hari lagi.
Adam akan mengikuti kejuaraan Go Kart ini, karena Go Kart adalah permulaan
untuk menjadi seorang pembalap F1. Izinkan Adam ya?

“Tidak, itu hanya akan membuang-buang waktu dan uang saja!” jawab
Ayah. Lalu ayah mematikan komputer Adam sambil berkata “ Formula 1 hanya
impian mu saja, hal itu tidak akan tercapai.”

“Ayah, impianku akan terwujud suatu hari nanti”

“Jika kau masih menginginkan hal itu, pergilah dari rumah ini, dan jangan
kembali lagi!” bentak Ayah

Lalu, Adam pun membereskan pakaiannya, memasukkan pakaian yang


tertumpuk rapi didalam lemari ke tas ranselnya. Dan ia pun bergegas
meninggalkan rumah.
Ibu Adam yang sedang berada dihalaman rumahnya, kaget mendengar
keributan didalam rumah, dan berlari memasuki rumah.

“Ada apa ini? Adam, kamu mau kemana?” tanya ibu dengan heran.

“Ibu, aku akan pergi, suatu hari nanti aku akan kembali dengan
kesuksesan.” Jawab Adam sambil berjalan melewati pintu rumahnya.

“Hey, nak, jika kamu pergi melewati pintu itu, kamu tidak akan kembali
lagi ke rumah ini!” kata ayah.

“Nak, jangan tinggalkan ibu!” kata ibu adam sambil menangis di teras
rumahnya.

“Ibu, aku pasti akan kembali lagi. Aku hanya ingin membuktikan kepada
ayah bahwa aku bisa.” Jawab Adam.

Lalu Adam pergi meninggalkan rumahnya. Kini ia kebingungan, tempat


mana yang akan ia tuju. Ia melihat jam tangannya yang melingkar manis di
tangannya. Jam menunjukkan pukul 12.00. Ia melihat ke langit, terik matahari
membuat panas dirinya, seakan akan matahari berada satu meter tepat diatas
kepalanya.

Kemudian adam mengeluarkan handphone nya, ia menelpon teman


dekatnya, yang bernama Alex.

“Hey sobat, bolehkah aku menginap dirumahmu untuk beberapa hari?


Aku memiliki masalah dirumahku” kata adam

“Tidak masalah, dengan senang hati aku membantumu. Datanglah


kerumahku.” Kata Alex

“Terimakasih sobat, baiklah, aku akan datang kerumahmu sekarang.”

Beberapa saat kemudian Adam tiba dirumah Alex, ia dipersilahkan


masuk oleh ibu Alex.

“Adam, ini tempat tidurmu, kau akan tinggal disini, bersama Alex,
anggap saja ini rumahmu sendiri.” Kata ibu Alex

“Oh.. terimakasih banyak Bu Sarah.” Kata adam kepada ibu nya Alex
“Ngomong-ngomong, apa masalah yang ada dirumahmu itu? Tanya ibu
Alex.

“Emm.. Jadi, saya itu pergi dari rumah karena ayah saya tidak
mengizinkan saya untuk mengikuti kejuaraan Go Kart hari Minggu nanti, dia
menyuruh saya untuk pergi dari rumah jika saya mengikuti kejuaraan itu.”

“Oh, baiklah, saya dan Alex akan membantu mu untuk mewujudkan itu.”

“Benarkah bu Sarah? Terimakasih banyak” kata Adam dengan rasa


senang.

“Iya, kami akan membantu mu untuk mengikuti ajang Go Kart itu.”


Sambung Alex.

Tiga hari kemudian, Adam, Alex dan Bu Sarah pergi ke sebuah tempat di
Jakarta Utara yang digunakan untuk kejuaraan Go Kart. Tempat itu bernama
Pitstop Karting Circuit. Mereka bertiga mendatangi meja pendaftaran, dan
setelah pendaftaram selesai, Adam resmi memulai karir balapnya. Hari itu ia
akan menjalani tiga sesi yang berbeda, yaitu latihan, kualifikasi, dan balapan.

Adam dibantu oleh beberapa orang mekanik tim nya untuk mengatur
settingan mobilnya. Adam memakai baju balapnya, ia juga memakai helm.
Setelah itu adam menggunakan sarung tangannya. Adam kemudian menaiki
mobil Go Kart nya, dan ia keluar dari garasi, mengendarai mobil Go Kart untuk
pertama kali dalam hidupnya. Perlahan – lahan ia menyesuaikan diri dengan
layout sirkuit. 15 menit kemudian sesi latihan selesai. Dan berlanjut ke sesi
kualifikasi yang akan mementukan posisi start nya di balapan.

“Dam, sekarang kualifikasi akan dimulai, lupakan semua hal yang ada
dalam pikiranmu. Fokuslah untuk mendapat posisi start yang baik” kata Alex.

“Itu sudah pasti sobat, aku akan fokus” kata Adam dengan semangat.

Tiba-tiba, datanglah seorang laki-laki seumurannya, ia bertubuh tinggi


dan kekar. “Hey, anak baru ya? Kenalkan, namaku Alberto. Panggil aku Albert.
Aku hanya ingin memberitahu, bahwa ajang ini diperuntukkan bagi seorang
pemenang, dan seseorang yang kesulitan diajang ini akan tersiksa” kata Albert.

Lalu Albert pergi meninggalkan Adam.


“Jangan dengarkan dia, nak. Dia hanya ingin menghancurkan
konsentrasimu.” Kata Bu Sarah.

“Iya, benar itu. Tetaplah fokus.” Sambung Alex.

“Baiklah, akan kubuktikan.” Kata Adam

Tak lama kemudian Adam sudah berhadapan dengan kemudi nya,


beberapa pembalap keluar dari garasi untuk melakukan putaran pemanasan,
begitu juga dengan Adam. Adam melakukan flying lap, dan... ditikungan ke
empat ia melintir, ia kehilangan grip di kedua roda belakangnya dan mobilnya
menabrak dinding pembatas.

“Aaahhh... Mengapa ini harus terjadi.” Adam merasa kesal.

Kemudian mobil adam dibawa ke garasi oleh mekaniknya, dan mobilnya


diperbaiki oleh mekaniknya, sementara itu waktu tersisa dua menit lagi.

“Adam, ayolah, kita bisa lakukan satu putaran flying lap lagi. Mobil sudah
diperbaiki. Tapi kau harus berhati-hati, jangan sampai kamu menabrak lagi.”
Kata salah satu mekanik adam.

Semua mobil pembalap memasuki garasi, kecuali Adam. Ia masih


berjuang melakukan satu putaran penentuan, semua pembalap yang ada di
garasi memperhatikan Adam. Adam melewati tikungan terakhir, dan ia meraih
posisi ke empat. Setelah itu adam kembali ke garasi. Semua orang yang ada di
garasinya bertepuk tangan untuk Adam.

“Itu adalah putaran yang luar biasa, Kawan” kata Alex

“Bagus, nak. Itu merupakan sebuah awal yang baik” kata Bu Sarah

Lalu, Albert yang meraih posisi 1 mendatangi adam dan berkata “


Pembalap yang hebat pasti mendapat posisi yang hebat, tidak seperti dirimu.”
kata Albert.

Anda mungkin juga menyukai