Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KURBAN

PENJELASAN TENTANG KURBAN

Qurban adalah binatang ternak yang disembelih pada


hari 'Iedul Adha,dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Berqurban
merupakan salah satu syi'ar Islam yang disyari'atkan.
Hukum ibadah kurban / qurban adalah sunat muakkad atau sunah yang penting untuk
dikerjakan. Waktu pelaksanaan acara qurban adalah dari mulai matahari sejarak tombak
setelah sholat idul adha tanggal 10 bulan haji sampai dengan matahari terbenam pada tanggal
13 bulan haji.
Hewan ternak yang boleh dijadikan hewan qurban / kurban :
– Kambing biasa dengan umur lebih dari dua tahun
– Biri-biri atau domba dengan umur lebih dari satu tahun atau pernah ganti gigi.
– Kerbau / Kebo / Sapi dengan umur lebih dari dua tahun
– Unta dengan umur lebih dari lima tahun
Syarat-syarat sah pemilihan hewan kurban yang boleh menjadi qurban :
– Badannya tidak kurus kering
– Tidak sedang hamil atau habis melahirkan anak
– Kaki sehat tidak pincang
– Mata sehat tidak buta / pice / cacat lainnya
– Berbadan sehat walafiat
– Kuping / daun telinga tidak terpotong

Menyembelih qurban termasuk amal salih yang paling utama. Ummul Mukminin ‘Aisyah
radhiyallahu’anha menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iedul Adha) yang lebih dicintai
oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban), maka hendaknya kalian merasa senang
karenanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dengan sanad sahih, lihat Taudhihul
Ahkam, IV/450)

Hadis di atas didhaifkan oleh Syaikh Al Albani (dhaif Ibn Majah, 671). Namun kegoncangan hadis
di atas tidaklah menyebabkan hilangnya keutamaan berqurban. Banyak ulama menjelaskan
bahwa menyembelih hewan qurban pada hari idul Adlha lebih utama dari pada sedekah yang
senilai atau harga hewan qurban atau bahkan sedekah yang lebih banyak dari pada nilai hewan
qurban. Karena maksud terpenting dalam berqurban adalah mendekatkan diri kepada Allah.
Disamping itu, menyembelih qurban lebih menampakkan syi’ar islam dan lebih sesuai dengan
sunnah. (lih. Shahih Fiqh Sunnah 2/379 & Syarhul Mumthi’ 7/521)

Musinnah adalah hewan ternak yang sudah dewasa, dengan rincian berikut:

Hewan: Onta
Umur minimal: 5 th

Hewan: Sapi
Umur minimal:2 tahun

Hewan: Kambing jawa


Umur minimal:1 tahun

Hewan: Domba/ kambing gembel


Umur minimal:6 bulan (domba Jadza’ah)

Waktu Penyembelihan

Waktu penyembelihan qurban adalah pada hari Iedul Adha dan 3 hari sesudahnya (hari tasyriq).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap hari taysriq adalah (hari) untuk
menyembelih (qurban).” (HR. Ahmad dan Baihaqi) Tidak ada perbedaan waktu siang ataupun
malam. Baik siang maupun malam sama-sama dibolehkan. Namun menurut Syaikh Al Utsaimin,
melakukan penyembelihan di waktu siang itu lebih baik. (Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, hal.
33). Para ulama sepakat bahwa penyembelihan qurban tidak boleh dilakukan sebelum terbitnya
fajar di hari Iedul Adha. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
menyembelih sebelum shalat Ied maka sesungguhnya dia menyembelih untuk dirinya sendiri
(bukan qurban). Dan barangsiapa yang menyembelih sesudah shalat itu maka qurbannya
sempurna dan dia telah menepati sunnahnya kaum muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim) (lihat
Shahih Fiqih Sunnah, II/377)

Tempat Penyembelihan

Tempat yang disunnahkan untuk menyembelih adalah tanah lapangan tempat shalat ‘ied
diselenggarakan. Terutama bagi imam/penguasa/tokoh masyarakat, dianjurkan untuk
menyembelih qurbannya di lapangan dalam rangka memberitahukan kepada kaum muslimin
bahwa qurban sudah boleh dilakukan dan mengajari tata cara qurban yang baik. Ibnu ‘Umar
mengatakan, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyembelih kambing dan
onta (qurban) di lapangan tempat shalat.” (HR. Bukhari 5552).

Dan dibolehkan untuk menyembelih qurban di tempat manapun yang disukai, baik di rumah
sendiri ataupun di tempat lain. (Lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/378)

Penyembelih Qurban

Disunnahkan bagi shohibul qurban untuk menyembelih hewan qurbannya sendiri namun boleh
diwakilkan kepada orang lain. Syaikh Ali bin Hasan mengatakan: “Saya tidak mengetahui adanya
perbedaan pendapat di kalangan ulama’ dalam masalah ini.” Hal ini berdasarkan hadits Ali bin
Abi Thalib radhiallahu ‘anhu di dalam Shahih Muslim yang menceritakan bahwa pada saat
qurban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih beberapa onta qurbannya
dengan tangan beliau sendiri kemudian sisanya diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu
‘anhu untuk disembelih. (lih. Ahkaamul Idain, 32)

Tata Cara Penyembelihan

Sebaiknya pemilik qurban menyembelih hewan qurbannya sendiri.

Apabila pemilik qurban tidak bisa menyembelih sendiri maka sebaiknya dia ikut datang
menyaksikan penyembelihannya.

Hendaknya memakai alat yang tajam untuk menyembelih.

Hewan yang disembelih dibaringkan di atas lambung kirinya dan dihadapkan ke kiblat.
Kemudian pisau ditekan kuat-kuat supaya cepat putus.

Ketika akan menyembelih disyari’akan membaca “Bismillaahi wallaahu akbar” ketika


menyembelih. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim)
hukumnya wajib menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Ahmad, sedangkan menurut Imam
Syafi’i hukumnya sunnah. Adapun bacaan takbir – Allahu akbar– para ulama sepakat kalau
hukum membaca takbir ketika menyembelih ini adalah sunnah dan bukan wajib. Kemudian
diikuti bacaan:

hadza minka wa laka.” (HR. Abu Dawud 2795) Atau

hadza minka wa laka ‘anni atau ‘an fulan (disebutkan nama shahibul qurban).” atau

Berdoa agar Allah menerima qurbannya dengan doa, “Allahumma taqabbal minni atau min
fulan (disebutkan nama shahibul qurban)” (lihat. Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, hal.
92)Catatan: Tidak terdapat do’a khusus yang panjang bagi shohibul qurban ketika hendak
menyembelih. Wallahu a’lam.

Bolehkah Mengucapkan Shalawat Ketika Menyembelih?

Tidak boleh mengucapkan shalawat ketika hendak menyembelih, karena 2 alasan:

Tidak terdapat dalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan shalawat ketika
menyembelih. Sementara beribadah tanpa dalil adalah perbuatan bid’ah.

Bisa jadi orang akan menjadikan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
wasilah ketika qurban. Atau bahkan bisa jadi seseorang membayangkan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam ketika menyembelih, sehingga sembelihannya tidak murni untuk Allah. (lih. Syarhul
Mumti’ 7/492)

Pemanfaatan Hasil Sembelihan

Bagi pemilik hewan qurban dibolehkan memanfaatkan daging qurbannya, melalui:

Dimakan sendiri dan keluarganya, bahkan sebagian ulama menyatakan shohibul qurban wajib
makan bagian hewan qurbannya. Termasuk dalam hal ini adalah berqurban karena nadzar
menurut pendapat yang benar.

Disedekahkan kepada orang yang membutuhkan

Dihadiahkan kepada orang yang kaya

Disimpan untuk bahan makanan di lain hari. Namun penyimpanan ini hanya dibolehkan jika
tidak terjadi musim paceklik atau krisis makanan.

Dari Salamah bin Al Akwa’ dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa diantara kalian yang berqurban maka jangan sampai dia menjumpai subuh hari
ketiga sesudah Ied sedangkan dagingnya masih tersisa walaupun sedikit.” Ketika datang tahun
berikutnya maka para sahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah kami harus melakukan
sebagaimana tahun lalu ?” Maka beliau menjawab, “(Adapun sekarang) Makanlah sebagian,
sebagian lagi berikan kepada orang lain dan sebagian lagi simpanlah. Pada tahun lalu
masyarakat sedang mengalami kesulitan (makanan) sehingga aku berkeinginan supaya kalian
membantu mereka dalam hal itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menurut mayoritas ulama perintah yang terdapat dalam hadits ini menunjukkan hukum
sunnah, bukan wajib (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/378) Oleh sebab itu, boleh mensedekahkan
semua hasil sembelihan qurban. Sebagaimana diperbolehkan untuk tidak menghadiahkannya
(kepada orang kaya, ed.) sama sekali kepada orang lain (Minhaajul Muslim, 266). (artinya hanya
untuk shohibul qurban dan sedekah pada orang miskin, ed.)

NAMA : HAYAT PRASETYO


KELAS : IX4

Anda mungkin juga menyukai