87
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
88
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
89
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
90
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
Tanaman kopi arabika dapat tumbuh dan kopi, dan pengemasan. Industri kecil yang
berbuah optimal pada ketinggian diatas bergerak pada sektor pengolahan biji kopi
1.000 meter di atas permukaan laut, menjadi kopi bubuk di Kabupaten
sedangkan kopi robusta pada ketinggian Kepahiang sudah cukup banyak, yaitu
400-800 meter di atas permukaan laut sebanyak 21 unit usaha pengolahan biji
(Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi kopi menjadi kopi bubuk (Dinas Koperasi,
Indonesia, 2016). UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Melimpahnya hasil tanaman kopi Provinsi Bengkulu, 2016).
memunculkan banyak usaha pengolahan Banyaknya industri kopi bubuk di
kopi yang berkembang di Kabupaten Kabupaten Kepahiang, menjadikan industri
Kepahiang. Pengolahan biji kopi ini ini sebagai usaha unggulan perindustrian,
melibatkan banyak industri kecil. Aktivitas mengalahkan pengilingan padi, industri
pengolahan industri kecil tersebut makanan jajanan, industri gula aren, dan
dilakukan secara sederhana yang meliputi industri kerupuk. Kondisi ini diperlihatkan
kegiatan penyangraian, penggilingan biji melalui tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2 Jenis Usaha Unggulan Perindustrian di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015
No Kegiatan Usaha Industri Nilai Borda
1 Industri Kopi Bubuk 1666.10
2 Penggilingan Padi 1612.10
3 Industri Makanan Jajanan 1488.20
4 Industri gula aren 563.30
5 Kerupuk dan sejenisnya 316.10
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Kepahiang, 2015
Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa adalah metode untuk memberikan peringkat
industri kopi bubuk di Kabupaten pada alternatif-alternatif yang ada
Kepahiang pada tahun 2015 berada di (Bouyssou, et al, 2006). Alternatif yang
peringkat teratas untuk usaha unggulan mempunyai peringkat teratas diberi nilai
perindustrian, dengan nilai borda 1666,10. tertinggi, demikian seterusnya secara
Diikuti dengan penggilingan padi dengan menurun diberikan nilai lebih rendah untuk
nilai borda 1612,10, industri makanan peringkat dibawahnya sampai pada
jajanan dengan nilai 1488,20, industri gula peringkat terendah diberi nilai 0 atau 1.
aren dengan nilai 563,30, kerupuk dan Alternatif yang dimaksud untuk tabel 1.2 di
sejenisnya dengan nilai 316,10. Nilai borda atas adalah jenis-jenis kegiatan usaha
91
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
92
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
93
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
94
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
95
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
Nilai tertimbang
No Faktor eksternal Bobot Rating
(bobot x rating)
murah
5 Tarif dasar listrik (TDL) dan bahan 0,1 -4 -0,39
bakar minyak semakin mahal
6 Harus memiliki nomor P-IRT, 0,1 -3 -0,29
nomor SP, SPP-IRT dan sertifikat
Halal MUI
Jumlah 1 -0,11
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
f. Adanya organisasi yang menaungi
Pada tabel 2.2 dapat dilihat bahwa industri pengolahan kopi bubuk (10)
jumlah skor untuk faktor strategis eksternal Sedangkan ancaman dalam
(peluang dan ancaman) untuk industri Strategi Pengembangan industri pengolahan
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah
Kepahiang adalah sebesar -0,11. Pada Tabel sebagai berikut:
2.2 di atas juga diperoleh peluang dalam a. Banyaknya beredar produk sejenis dari
Strategi Pengembangan industri pengolahan pesaing (-0,39)
kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah b. Tarif dasar listrik (TDL) dan bahan
sebagai berikut: bakar minyak semakin mahal (-0,39)
a. Jumlah penduduk yang semakin c. Harus memiliki nomor P-IRT, SP,
meningkat sehingga pasar semakin luas SPP-IRT dan sertifikat Halal MUI (-
(0,39) 0,29)
b. Adanya pinjaman modal dari lembaga d. Adanya kopi sachet instan dari pabrik
keuangan (bank dan koperasi) dalam dengan harga yang lebih murah (-0,28)
pengembangan industri pengolahan e. Ketidaktetapan harga bahan baku (-
kopi bubuk (0,35) 0,16)
c. Stabilitas ekonomi memberikan iklim f. Ketersediaan bahan baku (-0,14)
usaha yang cukup baik bagi industri Berdasarkan Tabel 2.1 dapat
pengolaha kopi bubuk (0,24) dilihat bahwa jumlah skor faktor strategis
d. Upah tenaga kerja yang masih relatif internal sebesar 0,35 dan pada tabel 2.2
murah (0,23) dapat dilihat bahwa jumlah skor faktor
e. Adanya pembinaan, penyuluhan, dan strategi eksternal sebesar -0,11 maka hasil
bantuan dari instansi pemerintah dalam analisis SWOT yang didapatkan, jika
pengembangan industri pengolahan dimasukkan ke dalam grafik maka akan
kopi bubuk (0,22) seperti gambar 1 berikut ini
96
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
Berbagai peluang
1,5
0,5
Kelemahan Kekuatan
internal internal
-1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5
-1,5
Berbagai ancaman
97
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
98
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
adalah tenaga kerja atau karyawan yang harga akan naik lagi. Agar harga jual
dimiliki masih bersifat kekeluargaan dan kopi bubuk dapat bersaing maka perlu
mudah didapatkan karena merekrut manajemen dalam hal penyetokan bahan
tenaga kerja yang berdomisili di dekat baku biji kopi sehingga harga beli bahan
industri pengolahan kopi bubuk. baku tidak mengalami perubahan.
Karyawan yang masih bersifat Faktor ancaman lain yang juga dapat
kekeluargaan dan dekat dengan lokasi mempengaruhi strategi penentuan harga
usaha bisa menekan upah tenaga kerja produk adalah tarif dasar listrik dan
dan biaya operasional karyawan. bahan bakar. Tarif dasar listrik dan
bahan bakar yang terus merangkak naik
Menetapkan harga pasar juga dilakukan akan mempengaruhi biaya operasional
setelah melihat ancaman yang berasal industri pengolahan kopi bubuk. Jika
dari luar, seperti ketersediaan bahan biaya operasional tinggi otomatis akan
baku dan harga bahan baku. Ketika berimbas pada harga produk yang
musim panen kopi di Kabupaten dihasilkan.
Kepahiang dan sekitarnya maka Selain melihat faktor kekuatan dan
ketersediaan bahan baku akan melimpah ancaman yang dimiliki oleh industri
dan mudah didapat, tetapi ketika tidak pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
dalam musim panen maka bahan baku Kepahiang, penentuan harga dapat
akan susah didapat dan akan dilakukan dengan beberapa cara:
mempengaruhi produksi pengolahan i. Pelaku industri dapat menentukan
kopi bubuk. Harga biji kopi tidak harga dengan melihat permintaan dan
menentu yang terpengaruh dengan harga selera pasar, misalnya menjual
pasar juga akan mempengaruhi produk yang lebih dari satu jenis
ketersediaan bahan baku produksi. dengan harga dan kualitas yang
Ketika harga biji kopi tinggi para pelaku bervariasi. Sehingga pasar dapat
industri pengolahan kopi bubuk di memilih produk mana yang akan
Kabupaten Kepahiang akan dibeli.
membutuhkan modal yang lebih untuk ii. Menentukan harga berdasarkan biaya
mendapatkan bahan baku tersebut, yang telah dikeluarkan. Harga
sedangkan pada saat harga kopi turun di didasarkan biaya produksi dan
tingkat petani, petani kopi akan menahan pemasaran yang ditambah dengan
penjualan biji kopi sembari menunggu jumlah tertentu sehingga dapat
99
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
100
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
101
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
kedekatan dan komunikasi yang baik kemasan seperti kemasan kopi berbentuk
antar pekerja dengan pemiliki industri tabung dan desain label kemasan yang
pengolahan kopi bubuk. unik.
Pengembangan inovasi produk juga Industri pengolahan kopi bubuk di
bergantung dengan ketersedian bahan Kabupaten Kepahiang dalam melakukan
baku yang berkualitas, dengan adanya inovasi produk juga harus
akses atau jaringan dalam mendapatkan memperhatikan kenaikan tarif dasar
bahan baku maka akan mempermudah listrik dan harga bahan bakar. Dengan
mendapatkan bahan baku yang terus naiknya tarif dasar listrik dan harga
dikehendaki sesuai dengan inovasi bahan bakar, industri harus menekan
produk yang akan dibuat. biaya inovasi produk seefisien mungkin
Faktor ancaman dari luar yang harus untuk mengurangi biaya opersional.
dihadapi industri pengolahan kopi bubuk Faktor ancaman lain dari luar seperti
di Kabupaten Kepahiang menjadi sertifikasi produk juga mempengaruhi
penyebab harus dilakukan strategi penjualan produk industri pengolahan
inovasi produk, seperti adanya produk kopi bubuk. Konsumen saat ini sudah
sejenis dari industri lain di Kabupaten sangat teliti melihat sebuah produk yang
Kepahiang atau produk kopi sachet akan dibelinya. Apakah sudah memenuhi
instant dari industri besar di luar semua standar sertifikasi. Oleh karena
Kabupaten Kepahiang. Inovasi produk itu, industri kopi bubuk harus
dapat dilakukan dengan beberapa cara, melengkapi semua uji dari badan
seperti mengkreasikan kopi bubuk sertifikasi makanan.
menjadi banyak rasa dan campuran Selain faktor kekuatan dan ancaman
seperti kopi yang dicampur dengan yang diperoleh dari matrik analisis
ekstrak buah, kopi jahe, kopi ginseng, SWOT pengembangan industri
dan kopi pinang, serta membuat kopi pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
bubuk instan 2 in1, 3 in1 maupun 4 in 1. Kepahiang, terdapat faktor lain yang
Inovasi dapat juga dilakukan terhadap mempengaruhi inovasi produk, yaitu
kemasan produk seperti penggunan a. Permintaan yang memadai, ketika
sistem pengemasan kemasan alumunium adanya permintaan konsumen atau
foil yang dikombinasi dengan bahan lain pasar pada jenis produk baru dalam
yang dapat menjaga kandungan dan jumlah yang banyak maka disanalah
kualitas kopi bubuk, inovasi bentuk inovasi produk dibutuhkan.
102
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
103
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
104
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
105
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
106
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)
www.aeki-aice.org
www.kepahiangkab.go.id
107