Anda di halaman 1dari 21

JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....

BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti


Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN


KOPI BUBUK DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU

Abstract Rahmat Alhidayat


Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman) pada pengembangan industri kecil STIA Bengkulu
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang,
merumuskan strategi pengembangan industri kecil
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dari pelaku industri kecil pengolahan kopi
bubuk di Kabupaten Kepahiang pada tahun 2015 dan data Riski Liyanti
sekunder yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan
oleh studi- studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh Pemda Propinsi Bengkulu
berbagai instansi lain dengan menggunakan alat analisis
SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor internal
dalam strategi pengembangan yang digunakan oleh
industri kecil pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
Kepahiang adalah; 1) Faktor Kekuatan (produk yang
bernilai ekonomis dan berdaya saing tinggi, sistem
kekeluargaan, merk dagang yang sudah terkenal, kualitas
produk, akses bahan baku, tenaga kerja); 2) Faktor
kelemahan (teknologi produksi, tenaga kerja terampil
(sdm), kapasitas produksi, promosi produk, pemasaran,
modal usaha), untuk faktor eksternal dalam strategi
pengembangan yang digunakan oleh industri kecil
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah;
1) Faktor peluang (tersediannya akses permodalan,
tersedia pembinaan dari instansi dinas terkait, organisasi
industri, jumlah penduduk, upah tenaga kerja, stabilitas
ekonomi); 2) Faktor ancaman (ketersediaan bahan baku,
harga bahan baku, produk sejenis, kopi sachet instant,
tarif dasar listrik dan bahan bakar, sertifikasi produk).
Hasil penilaian faktor internal didapatkan nilai 0,35.
Penilaian faktor eksternal didapatkan nilai -0,11. Dari
nilai tersebut dapat diketahui strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi ST
(Strenghts- Threats), yaitu; 1) Menetapkan strategi harga
pasar untuk menghadapi persaingan; 2) Meningkatkan
kegiatan promosi dan periklanan; 3) Inovasi produk; 4)
Penerapan standar mutu produk

Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, Industri


Kecil, Analisis SWOT

PENDAHULUAN ekonomi nasional, dimana sektor industri


Sektor Industri merupakan salah merupakan salah satu prioritas
satu sektor utama sebagai mesin penggerak pembangunan ekonomi, dengan tetap

87
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

memperhatikan pembangunan di sektor Sedangkan di wilayah Jawa jumlah pelaku


lain. Melihat potensi industri kecil yang sektor ini berkisar antara 37% sampai 43%,
baik, tidak berarti dalam proses usahanya sementara di luar Jawa lebih banyak lagi
tidak menghadapi hambatan dan tantangan. berkisar antara 40%-55% (Sriyana, 2010).
Seperti yang dikatakan Anoraga (2002), Kopi dalam perdagangan
bahwa usaha kecil menghadapi berbagai internasional merupakan komoditas ekspor
tantangan dan kendala seperti kualitas terpenting kedua setelah minyak mentah
sumber daya manusia yang rendah, tingkat (Gregory and Featherstone, 2008). Kopi
produktifitas dan kualitas produk dan jasa diproduksi oleh lebih dari 70 negara yang
rendah, kurangnya teknologi dan informasi, 45 diantaranya merupakan negara-negara
faktor produksi sarana dan prasarana belum berkembang. Negara-negara berkembang
mendukung, dan koordinasi pembinaan tersebut menyuplai 97 persen dari total
belum baik. Namun demikian ada peluang produksi kopi dunia. Alasan lain yang
yang dapat dimanfaatkan oleh UKM dalam menyebabkan kopi menjadi komoditas
kegiatan usahanya, seperti adanya penting, terutama untuk negara berkembang
komitmen pemerintah, ketersediaan sumber seperti Indonesia, karena perkebunan kopi
daya alam yang beraneka ragam dan lain- banyak menyerap tenaga kerja. Teknik
lain. Bustaman (2010) Juga menyatakan budidaya kopi yang membutuhkan banyak
bahwa permasalahan akses modal yang tenaga kerja khususnya dalam proses
lemah, produktivitas rendah, kemampuan produksi dan panennya membuat
pengelolaan usaha yang masih sederhana, perkebunan kopi menjadi salah satu
akses untuk mendapatkan teknologi modern pendorong pembangunan di daerah
dan beban birokrasi turut memberikan pedesaan (Gregory and Featherstone, 2008).
permasalahan bagi sektor UMKM. Industri kopi Indonesia
Perkembangan sektor usaha kecil mempunyai kontribusi penting dalam
dan menengah hingga saat ini jumlahnya perekonomian nasional. Produk biji kopi
telah menggelembung sedemikian besar dan kopi olahan berkontribusi sebesar 0,22
bahkan hampir menyamai jumlah mereka persen dari total Pendapatan Domestik
yang bekerja di sektor formal lainnya. Di Bruto (PDB) Indonesia atau kurang lebih
banyak negara-negara miskin dan 2,8 triliun rupiah. Kontribusi tersebut akan
berkembang, kontribusi yang bisa diberikan terus meningkat karena industri kopi
oleh pelaku usaha kecil mencapai 30%-60% Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar
dari seluruh penduduk perkotaan. 3 persen tiap tahunnya. Selain itu,

88
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

Indonesia juga merupakan produsen kopi Provinsi Bengkulu, Lampung dan


terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Sumatera Selatan dalam percaturan kopi
Kolombia, dan Vietnam, dengan luas dunia menyandang predikat sebagai daerah
perkebunan kopi sebesar 1,26 juta hektar. segitiga kopi (coffee triangle). Predikat
Sebagian besar perkebunan tersebut terkenal tersebut disandang karena ketiga
merupakan perkebunan rakyat (96%) dan provinsi merupakan daerah penghasil utama
hanya empat persennya yang dijalankan kopi robusta Indonesia. Provinsi Bengkulu
oleh perusahaan besar (Deperin, 2009). mempunyai luas lahan kopi 121.759 hektar
Keunggulan produksi kopi yang dengan produksi kopi robusta 60.657 ton
dimiliki Indonesia ternyata belum dibarengi dan kopi arabika 3.164 ton. Provinsi
oleh industri pengolahannya. Sebanyak 80 Sumatera Selatan mempunyai luas lahan
persen dari produk kopi yang diekspor kopi 220.606 hektar dengan produksi kopi
adalah biji kopi dan hanya 20 persennya robusta 149.945 ton. Provinsi Lampung
yang diproses menjadi kopi bubuk, kopi mempunyai luas lahan kopi 164.000 hektar
instan, dan mixed coffee. Banyak faktor dengan produksi kopi robusta 140.945 ton
yang diduga menyebabkan kurang dan arabika 37 ton.
berkembangnya industri kopi Indonesia, Kabupaten Kepahiang merupakan
diantaranya adalah belum begitu baiknya penghasil kopi Robusta terbesar di Provinsi
kontrol kualitas terutama untuk biji kopi Bengkulu, luas wilayah Kabupaten
yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat Kepahiang 66.500 Ha dengan luas
yang merupakan kontributor terbesar perkebunan sebesar 34.552,75 Ha yang
produksi kopi nasional. Selain itu faktor- terdiri dari tanaman Kopi, Lada dan lain-
faktor lain seperti faktor teknis, lain (www.kepahiangkab.go.id). Potensi
infrastruktur yang belum memadai, mengenai tanaman kopi Robusta Provinsi
regulasi, kondisi sosial ekonomi, serta Bengkulu disajikan dalam bentuk luas areal
keterbatasan teknologi juga diduga menjadi tanaman kopi, produksi dan tingkat
kendala dalam pengembangan industri produktivitas tanaman kopi Robusta
pengolahan kopi (Deperin, 2009). Provinsi Bengkulu.
Tabel 1.1 Luas Areal dan Produksi Kopi Robusta di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

No Komoditi Luas Areal (Ha) Produksi Produktivitas Petani


Kab/Kota TBM TM TTM JMLH (Ton) (Kg/Ha) (KK)
/TR
1 Bengkulu Utara 543 5.471 1.964 7.978 3.633,00 664,05 6.689
2 Mukomuko 55 36 13 104 26,00 722,22 122
3 Rejang Lebong 1.368 18.614 1.426 21.404 13.796,00 741,16 12.146

89
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

No Komoditi Luas Areal (Ha) Produksi Produktivitas Petani


Kab/Kota TBM TM TTM JMLH (Ton) (Kg/Ha) (KK)
/TR
4 Kepahiang 796 22.819 417 24.032 17.800,00 780,05 13.659
5 Lebong 1.012 6.772 116 7.900 4.740,00 699,94 5.288
6 Bengkulu Selatan 138 2.608 101 2.847 1.620,00 621,17 3.930
7 Seluma 797 6.823 587 8.207 4.912,00 719,92 7.840
8 Kaur 1.911 6.252 1.279 9.442 5.150,00 823,74 7.395
9 Kota Bengkulu - 8 - 8 5,00 625,00 12
10 Bengkulu Tengah 973 3.419 195 4.587 2.560,00 748,76 2.698
Jumlah 7.571 72.800 6.126 86.497 54.228,00 744,89 64.618
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu (2015)
Perencanaan Pembangunan Daerah
Pemerintah Kabupaten Kepahiang, 2015).
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa
Produksi kopi Bengkulu
Kabupaten Kepahiang merupakan produsen
khususnya di Kabupaten Kepahiang hingga
utama Kopi Robusta di Provinsi Bengkulu.
saat ini diminati beberapa perusahaan dari
Luas Areal tanaman kopi Robusta sebesar
luar daerah, terutama perusahaan bubuk
24.032 Ha, produksi sebesar 17.800 Ton
kopi dari pulau Jawa dan Sumatra utara.
dengan produktivitas sebesar 780,05 Kg/Ha
Dimana Kabupaten Kepahiang merupakan
Kopi Robusta. Berdasarkan luas areal dan
daerah penghasil utama kopi Bengkulu.
produksi tersebut, maka Kabupaten
Kopi Bengkulu tepatnya kopi bubuk asal
Kepahiang menempati posisi pertama di
Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu,
Provinsi Bengkulu. Disamping itu
merupakan kopi yang memiliki taste dan
Kabupaten Kepahiang juga
aroma yang sangat kuat selayaknya kopi-
mengembangkan Kopi Arabika untuk
kopi asal pulau sumatera, sehingga
perkebunan rakyat. Sampai tahun 2013,
menyebabkan kopi bubuk Kabupaten
pengembangan Kopi Arabika khususnya di
Kepahiang menjadi unggulan (Berita
Kecamatan Kabawetan telah mencapai 575
ANTARA Bengkulu, Jumat, 29 Maret
Ha.
2013).
Kopi merupakan hasil pertanian
Secara geografis Kabupaten
komoditas perkebunan yang termasuk
Kepahiang terletak pada dataran tinggi
strategis karena selain untuk memenuhi
pegunungan Bukit barisan, dengan
kebutuhan domestik juga sebagai
ketinggian di atas 250 meter sampai lebih
komoditas ekspor penghasil devisa. Di
dari 1600 meter dari permukaan laut (dpl)
kabupaten Kepahiang kopi sebagian besar
(Kepahiangkab.go.id, 2016). Letak
diusahakan melalui usaha perkebunan
geografis ini sangat cocok untuk tumbuh
rakyat dimana produk olahan biji kopi yang
dan berkembangnya pertanian kopi.
utama adalah kopi bubuk (Badan

90
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

Tanaman kopi arabika dapat tumbuh dan kopi, dan pengemasan. Industri kecil yang
berbuah optimal pada ketinggian diatas bergerak pada sektor pengolahan biji kopi
1.000 meter di atas permukaan laut, menjadi kopi bubuk di Kabupaten
sedangkan kopi robusta pada ketinggian Kepahiang sudah cukup banyak, yaitu
400-800 meter di atas permukaan laut sebanyak 21 unit usaha pengolahan biji
(Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi kopi menjadi kopi bubuk (Dinas Koperasi,
Indonesia, 2016). UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Melimpahnya hasil tanaman kopi Provinsi Bengkulu, 2016).
memunculkan banyak usaha pengolahan Banyaknya industri kopi bubuk di
kopi yang berkembang di Kabupaten Kabupaten Kepahiang, menjadikan industri
Kepahiang. Pengolahan biji kopi ini ini sebagai usaha unggulan perindustrian,
melibatkan banyak industri kecil. Aktivitas mengalahkan pengilingan padi, industri
pengolahan industri kecil tersebut makanan jajanan, industri gula aren, dan
dilakukan secara sederhana yang meliputi industri kerupuk. Kondisi ini diperlihatkan
kegiatan penyangraian, penggilingan biji melalui tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2 Jenis Usaha Unggulan Perindustrian di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015
No Kegiatan Usaha Industri Nilai Borda
1 Industri Kopi Bubuk 1666.10
2 Penggilingan Padi 1612.10
3 Industri Makanan Jajanan 1488.20
4 Industri gula aren 563.30
5 Kerupuk dan sejenisnya 316.10
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Kepahiang, 2015

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa adalah metode untuk memberikan peringkat
industri kopi bubuk di Kabupaten pada alternatif-alternatif yang ada
Kepahiang pada tahun 2015 berada di (Bouyssou, et al, 2006). Alternatif yang
peringkat teratas untuk usaha unggulan mempunyai peringkat teratas diberi nilai
perindustrian, dengan nilai borda 1666,10. tertinggi, demikian seterusnya secara
Diikuti dengan penggilingan padi dengan menurun diberikan nilai lebih rendah untuk
nilai borda 1612,10, industri makanan peringkat dibawahnya sampai pada
jajanan dengan nilai 1488,20, industri gula peringkat terendah diberi nilai 0 atau 1.
aren dengan nilai 563,30, kerupuk dan Alternatif yang dimaksud untuk tabel 1.2 di
sejenisnya dengan nilai 316,10. Nilai borda atas adalah jenis-jenis kegiatan usaha

91
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

unggulan perindustrian di Kabupaten Selain itu, kurangnya pembinaan dan


Kepahiang yang datanya telah diolah oleh pendampingan dari instansi terkait dalam
Badan Perencana Daerah Pemerintah pengembangan industri kecil juga
Kabupaten Kepahiang pada tahun 2015. mempengaruhi kemajuan pengolahan kopi
Industri kopi bubuk dapat menjadi bubuk di Kabupaten Kepahiang (Afrida,
sektor pertama pada sektor perindustrian 2015).
karena memiliki nilai yang tinggi untuk Hal inilah yang menjadi alasan
ketersediaan bahan baku, ketersedian pasar, perlunya strategi pengembangan industri
dan sumbangan terhadap perekonomian. kecil pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
Selain itu stablitas harga kopi bubuk dan Kepahiang, sehingga dapat memberikan
kemudahan penguasaan teknologi added value (nilai tambah) yang akan
memungkinkan industri kopi bubuk banyak dinikmati oleh seluruh pelaku agribisnis
diminati masyarakat (Badan Perencanaan kopi bubuk, sehingga akan menjadi andalan
Pembangunan Daerah Pemerintah ekonomi Kabupaten Kepahiang. Kemudian
Kabupaten Kepahiang, 2015). hasilnya akan mengangkat derajat
Pengembangan industri kecil perkopian Provinsi Bengkulu, sehingga
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten kopi bubuk Kepahiang khususnya dan kopi
Kepahiang masih mempunyai banyak Bengkulu pada umumnya akan mempunyai
kendala dan hambatan yang harus dihadapi nama di pasar nasional dan internasional
oleh pelaku industri ini. Salah satu serta menjadikan kopi bubuk sebagai
hambatannya adalah kualitas bahan baku minuman yang banyak disukai oleh
yang diperoleh dari petani kopi di berbagai kalangan usia, baik muda maupun
Kabupaten Kepahiang. Rendahnya kualitas tua, dan dari kalangan bawah sampai
biji kopi disebabkan belum terlaksananya kalangan atas.
teknik baku budidaya kopi yang Berdasarkan uraian di atas dan
menjadikan kualitas hasil panen yang dengan memperhatikan situasi serta kondisi
buruk. Kendala lain yang dihadapi adalah penelitian, maka penulis tertarik untuk
keterampilan para pekerja dalam meneliti dan mengkaji tentang “Strategi
pengolahan kopi dan ditambah penggunaan Pengembangan Industri Kecil
teknologi dalam produksi yang masih Pengolahan Kopi Bubuk Di Kabupaten
rendah menyebabkan pengembangan Kepahiang Provinsi Bengkulu”.
industri pengolahan kopi bubuk di
Kabupaten Kepahiang menjadi terhambat.

92
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

METODE PENELITIAN Pemerintah Daerah Kabupaten


Jenis data yang digunakan oleh penulis Kepahiang
pada penelitian lapangan ini adalah: Teknik analisa data yang
1. Data Primer (primary data), yaitu data digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dikumpulkan oleh peneliti secara analisis deskriptif, dengan menggunakan
langsung dari objek yang diteliti dan Analisis SWOT, yakni suatu metode yang
untuk kepentingan studi yang mengalisis faktor-faktor yang dimiliki oleh
bersangkutan yang berupa kuesioner. organisasi berupa: kekuatan, kelemahan,
Kuesioner penelitian ditujukan kepada peluang, dan tantangan atau ancaman
pelaku industri kecil pengolahan kopi (Rangkuti, 2006). Dalam kondisi saat ini
bubuk di Kabupaten Kepahiang. Analisis SWOT tersebut meliputi tahapan
2. Data Sekunder (secondary data), yaitu sebagai berikut:
data yang diperoleh atau dikumpulkan 1. Analisis Strength (kekuatan); adalah
dan disatukan oleh studi- studi analisis terhadap kekuatan internal
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh perkembangan industri kecil pengolahan
berbagai instansi lain. Biasanya sumber kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang.
tidak langsung berupa data dokumentasi 2. Analisis Weaknesses (kelemahan);
dan arsip-arsip resmi. Dalam penelitian adalah analisis terhadap kelemahan-
ini adalah data jumlah industri kecil kelemahan yang terdapat pada
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten perkembangan industri kecil pengolahan
Kepahiang, luas area dan produksi kopi, kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang.
yang bersumber dari : 3. Analisis Opportunities (peluang); adalah
a. Dinas Perkebunan Provinsi analisis terhadap lingkungan strategi
Bengkulu dan Dinas Perkebunan yang menyangkut situasi kondisi
Kabupaten Kepahiang lingkungan eksternal industri kecil
b. Dinas Perindustrian dan pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
Perdagangan Provinsi Bengkulu dan Kepahiang
Dinas Perindustrian dan 4. Analisis Threats (kendala); adalah
Perdagangan Kabupaten Kepahiang analisis berupa ancaman di masa depan
c. Badan Pusat Statistik Provinsi perkembangan industri kecil pengolahan
Bengkulu dan Badan Pusat Statistik kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang.
Kabupaten Kepahiang
d. Badan Perencanaan Pembangunan

93
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

HASIL DAN PEMBAHASAN Begitu pula pemberian nilai untuk kekuatan


Untuk menentukan letak kuadran dan kelemahan (Rangkuti, 2006).
dalam diagram SWOT, dihitung 1. Faktor Strategis Internal (Kekuatan
berdasarkan jumlah nilai tertimbang, yaitu dan Kelemahan)
nilai bobot dikalikan rating. Nilai rating Tabel berikut merupakan hasil pengolahan
peluang dan ancaman selalu bertolak faktor strategi internal, yaitu faktor
belakang, kalau faktor peluangnya besar kekuatan dan faktor kelemahan dari industri
diberi nilai 4 sedangkan apabila faktor pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
ancamannya lebih besar diberi nilai -4. Kepahiang.
Tabel 2.1. Hasil Penilaian Faktor Internal
Nilai tertimbang
No Faktor internal Bobot Rating
(bobot x rating)
Kekuatan
1 Memiliki produk yang bernilai 0,1 4 0,4
ekonomis, dan berdaya saing tinggi
2 Dikerjakan secara kekeluargaan 0,09 3 0,27
3 Memiliki merk dagang yang sudah 0,08 3 0,25
terkenal
4 Kualitas produk sesuai dengan 0,09 4 0,38
selera konsumen
5 Kemudahan akses bahan baku 0,08 2 0,16
6 Tenaga kerja dekat dengan lokasi 0,09 3 0,26
Kelemahan
1 Pengolahan produk secara mandiri 0,08 -3 -0,25
dengan peralatan sederhana
2 Tenaga kerja, etos kerja dan 0,07 -2 -0,14
produktivitas masih kurang
3 Kapasitas produk rendah 0,07 -2 -0,13
4 Kurangnya promosi produk 0,08 -3 -0,24
5 Jangkauan pemasaran produk 0,08 -3 -0,23
terbatas
6 Modal usaha terbatas 0,1 -4 -0,39
Jumlah 1 0,35
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Pada Tabel 2.1 di atas dapat dilihat kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah
bahwa jumlah skor faktor strategis internal sebagai berikut:
(kekuatan dan kelemahan) untuk industri a. Memiliki produk yang bernilai
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten ekonomis, dan berdaya saing tinggi
Kepahiang adalah sebesar 0,35. Pada Tabel (0,4)
2.1 di atas juga diperoleh kekuatan dalam b. Kualitas produk sesuai dengan selera
Strategi Pengembangan industri pengolahan konsumen (0,38)

94
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

c. Dikerjakan secara kekeluargaan (0,27) d. Jangkauan pemasaran produk terbatas


d. Tenaga kerja dekat dengan lokasi (-0,23)
(0,26) e. Tenaga kerja, etos kerja dan
e. Memiliki merk dagang yang sudah produktivitas masih kurang (-0,14)
terkenal (0,25) f. Kapasitas produk rendah (-0,13)
f. Kemudahan akses bahan baku (0,16)
Sedangkan kelemahan dalam 2. Faktor Strategis Eksternal (Peluang
Strategi Pengembangan industri pengolahan dan Ancaman)
kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah Tabel berikut merupakan hasil
sebagai berikut: pengolahan faktor strategi eksternal, yaitu
a. Modal usaha terbatas (-0,39) faktor peluang dan faktor ancaman dari
b. Pengolahan produk secara mandiri industri pengolahan kopi bubuk di
dengan peralatan sederhana (-0,25) Kabupaten Kepahiang.
c. Kurangnya promosi produk (-0,24)
Tabel 2.2 Hasil Penilaian Faktor Eksternal
Nilai tertimbang
No Faktor eksternal Bobot Rating
(bobot x rating)
Peluang
1 Adanya pinjaman modal dari 0,09 4 0,35
lembaga keuangan (bank dan
koperasi) dalam pengembangan
industri pengolahan kopi bubuk
2 Adanya pembinaan, penyuluhan, 0,07 3 0,22
dan bantuan dari instansi
pemerintah dalam pengembangan
industri pengolahan kopi bubuk
3 Adanya organisasi yang menaungi 0,05 2 0,10
industri pengolahan kopi bubuk
4 Jumlah penduduk yang semakin 0,1 4 0,39
meningkat sehingga pasar semakin
luas
5 Upah tenaga kerja yang masih 0,08 3 0,23
relatif murah
6 Stabilitas ekonomi memberikan 0,08 3 0,24
iklim usaha yang cukup baik bagi
industri pengolahan kopi bubuk
Ancaman
1 Ketersediaan bahan baku 0,07 -2 -0,14
2 Ketidaktetapan harga bahan baku 0,08 -2 -0,16
3 Banyaknya beredar produk sejenis 0,1 -4 -0,39
dari pesaing
4 Adanya kopi sachet instan dari 0,09 -3 -0,28
pabrik dengan harga yang lebih

95
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

Nilai tertimbang
No Faktor eksternal Bobot Rating
(bobot x rating)
murah
5 Tarif dasar listrik (TDL) dan bahan 0,1 -4 -0,39
bakar minyak semakin mahal
6 Harus memiliki nomor P-IRT, 0,1 -3 -0,29
nomor SP, SPP-IRT dan sertifikat
Halal MUI
Jumlah 1 -0,11
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
f. Adanya organisasi yang menaungi
Pada tabel 2.2 dapat dilihat bahwa industri pengolahan kopi bubuk (10)
jumlah skor untuk faktor strategis eksternal Sedangkan ancaman dalam
(peluang dan ancaman) untuk industri Strategi Pengembangan industri pengolahan
pengolahan kopi bubuk di Kabupaten kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah
Kepahiang adalah sebesar -0,11. Pada Tabel sebagai berikut:
2.2 di atas juga diperoleh peluang dalam a. Banyaknya beredar produk sejenis dari
Strategi Pengembangan industri pengolahan pesaing (-0,39)
kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah b. Tarif dasar listrik (TDL) dan bahan
sebagai berikut: bakar minyak semakin mahal (-0,39)
a. Jumlah penduduk yang semakin c. Harus memiliki nomor P-IRT, SP,
meningkat sehingga pasar semakin luas SPP-IRT dan sertifikat Halal MUI (-
(0,39) 0,29)
b. Adanya pinjaman modal dari lembaga d. Adanya kopi sachet instan dari pabrik
keuangan (bank dan koperasi) dalam dengan harga yang lebih murah (-0,28)
pengembangan industri pengolahan e. Ketidaktetapan harga bahan baku (-
kopi bubuk (0,35) 0,16)
c. Stabilitas ekonomi memberikan iklim f. Ketersediaan bahan baku (-0,14)
usaha yang cukup baik bagi industri Berdasarkan Tabel 2.1 dapat
pengolaha kopi bubuk (0,24) dilihat bahwa jumlah skor faktor strategis
d. Upah tenaga kerja yang masih relatif internal sebesar 0,35 dan pada tabel 2.2
murah (0,23) dapat dilihat bahwa jumlah skor faktor
e. Adanya pembinaan, penyuluhan, dan strategi eksternal sebesar -0,11 maka hasil
bantuan dari instansi pemerintah dalam analisis SWOT yang didapatkan, jika
pengembangan industri pengolahan dimasukkan ke dalam grafik maka akan
kopi bubuk (0,22) seperti gambar 1 berikut ini

96
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

Berbagai peluang

1,5

Kuadran III 1 Kuadran I

0,5

Kelemahan Kekuatan
internal internal
-1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5

-0,5 (0,35 ; -0,11)


Strategi
Diversifikasi
Kuadran IV -1 Kuadran II (kekuatan-
ancaman)

-1,5

Berbagai ancaman

Gambar 1. Hasil Analisis SWOT


Sumber: data diolah (2017)
bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya.
Dari peta SWOT tersebut di atas
dapat dilihat bahwa posisi SWOT berada 3. Matrik Analisis SWOT
pada kuadran 2. Posisi ini menandakan Alat yang dipakai untuk menyusun
bahwa industri pengolahan kopi bubuk di faktor-faktor strategis industri pengolahan
Kabupaten Kepahiang memiliki kekuatan kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang adalah
namun menghadapi tantangan yang besar. matrik SWOT. Matrik ini dapat
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah menggambarkan secara jelas bagaimana
Diversifikasi Strategi (Strategi ST atau ancaman eksternal yang dihadapi industri
strategi kekuatan/ strenghts – ancaman/ pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
threats), artinya industri pengolahan kopi Kepahiang dapat disesuaikan dengan
bubuk dalam kondisi mantap namun kekuatan yang dimilikinya. Analisis Matrik
menghadapi sejumlah tantangan berat SWOT berikut ini dapat menghasilkan
sehingga diperkirakan roda industri akan empat set kemungkinan alternatif strategis
mengalami kesulitan untuk terus berputar (Rangkuti, 2006).

97
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

Tabel 3. Matrik Analisis SWOT Untuk Merumuskan Alternatif Strategi


Kekuatan (strenghts)
1. Produk yang bernilai ekonomis, dan
Kekuatan berdaya saing tinggi
2. Sistem kekeluargaan
3. Merk dagang yang sudah terkenal,
4. Kualitas produk
Ancaman 5. Akses bahan baku
6. Tenaga kerja

Ancaman (threats) Strategi ST (Diversifikasi)


1. Ketersediaan bahan baku 1. Menetapkan strategi harga pasar
2. Harga bahan baku untuk menghadapi persaingan (S1, S2,
3. Produk sejenis S4, S6, T1, T2, T3, T4, T5)
4. Kopi sachet instant 2. Meningkatkan kegiatan promosi dan
5. Tarif dasar listrik dan bahan periklanan (S1, S4, T3, T4)
bakar 3. Inovasi produk (S1, S2, S3, S4, S5,
6. Sertifikasi produk S6, T3, T4, T5, T6)
4. Penerapan standar mutu produk (S1,
S3, S4, T3, T4, T6)

Sumber: data diolah (2017)

Berdasarkan matrik analisis kemungkinan konsumen memilih


SWOT (tabel 3), maka strategi yang produk.
digunakan oleh industri pengolahan kopi Menetapkan strategi harga pasar pada
bubuk di Kabupaten Kepahiang yaitu penelitian ini adalah dengan melihat
strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman faktor kekuatan yang dimiliki oleh
menggunakan seluruh kekuatan internal industri pengolahan kopi bubuk seperti
industri pengolahan kopi bubuk di produk yang bernilai ekonomis dan
Kabupaten Kepahiang untuk mengatasi berdaya saing tinggi, serta kualitas
ancaman dari luar. Solusi strategi tersebut produk yang baik. Dengan adanya faktor
yaitu: kekuatan tesebut para pelaku industri
1. Menetapkan strategi harga pasar untuk dapat mematok harga produk supaya
menghadapi persaingan dapat bersaing dengan produk sejenis
Strategi harga sangat berpengaruh besar ataupun produk kopi sachet instant yang
terhadap tingginya angka penjualan berasal dari industri besar.
produk. Perbandingan harga yang tidak Faktor kekuatan lain yang dapat
terlalu jauh sangat berpengaruh terhadap mempengaruhi penetapan harga produk

98
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

adalah tenaga kerja atau karyawan yang harga akan naik lagi. Agar harga jual
dimiliki masih bersifat kekeluargaan dan kopi bubuk dapat bersaing maka perlu
mudah didapatkan karena merekrut manajemen dalam hal penyetokan bahan
tenaga kerja yang berdomisili di dekat baku biji kopi sehingga harga beli bahan
industri pengolahan kopi bubuk. baku tidak mengalami perubahan.
Karyawan yang masih bersifat Faktor ancaman lain yang juga dapat
kekeluargaan dan dekat dengan lokasi mempengaruhi strategi penentuan harga
usaha bisa menekan upah tenaga kerja produk adalah tarif dasar listrik dan
dan biaya operasional karyawan. bahan bakar. Tarif dasar listrik dan
bahan bakar yang terus merangkak naik
Menetapkan harga pasar juga dilakukan akan mempengaruhi biaya operasional
setelah melihat ancaman yang berasal industri pengolahan kopi bubuk. Jika
dari luar, seperti ketersediaan bahan biaya operasional tinggi otomatis akan
baku dan harga bahan baku. Ketika berimbas pada harga produk yang
musim panen kopi di Kabupaten dihasilkan.
Kepahiang dan sekitarnya maka Selain melihat faktor kekuatan dan
ketersediaan bahan baku akan melimpah ancaman yang dimiliki oleh industri
dan mudah didapat, tetapi ketika tidak pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
dalam musim panen maka bahan baku Kepahiang, penentuan harga dapat
akan susah didapat dan akan dilakukan dengan beberapa cara:
mempengaruhi produksi pengolahan i. Pelaku industri dapat menentukan
kopi bubuk. Harga biji kopi tidak harga dengan melihat permintaan dan
menentu yang terpengaruh dengan harga selera pasar, misalnya menjual
pasar juga akan mempengaruhi produk yang lebih dari satu jenis
ketersediaan bahan baku produksi. dengan harga dan kualitas yang
Ketika harga biji kopi tinggi para pelaku bervariasi. Sehingga pasar dapat
industri pengolahan kopi bubuk di memilih produk mana yang akan
Kabupaten Kepahiang akan dibeli.
membutuhkan modal yang lebih untuk ii. Menentukan harga berdasarkan biaya
mendapatkan bahan baku tersebut, yang telah dikeluarkan. Harga
sedangkan pada saat harga kopi turun di didasarkan biaya produksi dan
tingkat petani, petani kopi akan menahan pemasaran yang ditambah dengan
penjualan biji kopi sembari menunggu jumlah tertentu sehingga dapat

99
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

menutupi biaya-biaya langsung, biaya nantinya diharapkan mampu


overhead dan laba. memberikan peningkatan ruang gerak
iii. Menentukan harga berdasarkan laba pendistribusian kopi bubuk dan
yang ingin diperoleh. Pelaku industri memperluas daerah pemasaran kopi
menetapkan tingkat harga tertentu bubuk yang tidak hanya sebatas pasar
yang dapat menghasilkan laba dalam lokal di Kabupaten Kepahiang saja
persentase tertentu terhadap volume melainkan ke Kabupaten/Kota di
penjualan Provinsi Bengkulu bahkan ke luar
iv. Penentuan harga berbasis persaingan. Provinsi Bengkulu. Promosi dapat
Penetapan harga dimana pelaku dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
industri pengolahan kopi bubuk harus a. Penjualan tatap muka adalah
cermat memilih penetapan harga yang komunikasi langsung (tatap muka)
berada di atas, sama atau dibawah antara penjual untuk memberikan
harga pasar. penenttuan harga informasi suatu produk kepada calon
berbasis pesaing juga dapat dilakukan pembeli potensial dan membentuk
dengan menjual suatu produk di pemahaman pelanggan terhadap
bawah harga biayanya. Tujannya produk sehingga mereka kemudian
bukan untuk meningkatkan penjualan akan mencoba dan membelinya,
produk yang bersangkutan, tetapi contohnya membuka outlet di pusat-
menarik konsumen dan membeli pusat keramaian.
produk lainnya, khususnya produk b. Periklanan adalah segala bentuk
yang ber-markup cukup tinggi. Jadi penyajian dan promosi ide, barang
suatu produk dijadikan semacam atau jasa secara non personal oleh
pancingan agar produk lainnya juga suatu sponsor tertentu yang
laku. memerlukan pembayaran. Iklan bisa
melalui media massa (surat kabar
2. Meningkatkan kegiatan promosi dan harian, televisi, radio), selebaran,
periklanan ke luar Kabupaten stiker dan media internet yang tengah
Kepahiang. tren dewasa ini
Strategi ini bertujuan untuk semakin c. Promosi penjualan adalah aktivitas
memperkenalkan produk kopi bubuk bentuk persuasi langsung melalui
Kepahiang kepada masyarakat luas di penggunaan berbagai insentif yang
luar Kabupaten Kepahiang yang dapat diatur untuk merangsang

100
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

pembeli produk. Promosi penjualan membendung gencarnya produk sejenis


dapat dilakukan dengan memberikan dari industri lain di luar Kabupaten
diskon kepada pembeli apabila Kepahiang di Provinsi Bengkulu atau
melakukan transaksi dalam jumlah produk kopi sachet instant dari industri
tertentu besar yang berasal dari luar Kabupaten
d. Hubungan masyarakat adalah upaya Kepahiang.
komunikasi menyeluruh dari suatu
industri untuk mempengaruhi 3. Inovasi produk
persepsi, opini, keyakinan, dan sikap Semakin banyaknya pesaing di bidang
berbagai kelompok terhadap industri pengolahan kopi bubuk, maka
perusahaan tersebut. Hubungan diperlukan strategi inovasi produk yang
dengan masyarakat dapat dilakukan bertujuan untuk bertahan dalam
dengan menggandeng instansi terkait persaingan industri pengolahan kopi
dalam pemerintahan atau instansi bubuk tersebut. Strategi inovasi produk
swasta untuk membuat even-even dilakukan setelah melihat faktor
kekeluargaan, pameran produk kekuatan yang dimiliki oleh industri
unggulan atau mengikuti acara lomba pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
produk kopi bubuk. Kepahiang. Setelah konsumen atau pasar
Strategi meningkatkan kegiatan promosi telah mengetahui produk yang dihasilkan
dan periklanan dapat dilakukan setelah bernilai ekonomis dan berdaya saing
pelaku industri pengolahan kopi bubuk tinggi, kualitas produk baik, serta
melihat faktor kekuatan yang mempunyai merk dagang yang sudah
dimilikinya, seperti produk yang bernilai terkenal, maka akan mudah bagi pelaku
ekonomis dan berdaya saing tinggi, serta industri untuk memasarkan produk hasil
kualitas produk yang baik dan sesuai inovasi baru.
dengan selera konsumen. Dengan adanya Inovasi baru akan mudah dilakukan
produk yang bermutu tinggi pelaku ketika memiliki tenaga kerja yang bisa
industri pengolahan kopi bubuk bisa merealisasikan ide dalam pembuatan
percaya diri dalam menawarkan produk- produk baru. Industri pengolahan kopi
produk yang dihasilkan kepada bubuk di Kabupaten Kepahiang yang
konsumen ataupun calon konsumen. masih menggunakan sistem
Strategi meningkatkan kegiatan promosi kekeluargaan dalam produksinya akan
dan periklanan dilakukan untuk menjadi nilai tambah, karena memiliki

101
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

kedekatan dan komunikasi yang baik kemasan seperti kemasan kopi berbentuk
antar pekerja dengan pemiliki industri tabung dan desain label kemasan yang
pengolahan kopi bubuk. unik.
Pengembangan inovasi produk juga Industri pengolahan kopi bubuk di
bergantung dengan ketersedian bahan Kabupaten Kepahiang dalam melakukan
baku yang berkualitas, dengan adanya inovasi produk juga harus
akses atau jaringan dalam mendapatkan memperhatikan kenaikan tarif dasar
bahan baku maka akan mempermudah listrik dan harga bahan bakar. Dengan
mendapatkan bahan baku yang terus naiknya tarif dasar listrik dan harga
dikehendaki sesuai dengan inovasi bahan bakar, industri harus menekan
produk yang akan dibuat. biaya inovasi produk seefisien mungkin
Faktor ancaman dari luar yang harus untuk mengurangi biaya opersional.
dihadapi industri pengolahan kopi bubuk Faktor ancaman lain dari luar seperti
di Kabupaten Kepahiang menjadi sertifikasi produk juga mempengaruhi
penyebab harus dilakukan strategi penjualan produk industri pengolahan
inovasi produk, seperti adanya produk kopi bubuk. Konsumen saat ini sudah
sejenis dari industri lain di Kabupaten sangat teliti melihat sebuah produk yang
Kepahiang atau produk kopi sachet akan dibelinya. Apakah sudah memenuhi
instant dari industri besar di luar semua standar sertifikasi. Oleh karena
Kabupaten Kepahiang. Inovasi produk itu, industri kopi bubuk harus
dapat dilakukan dengan beberapa cara, melengkapi semua uji dari badan
seperti mengkreasikan kopi bubuk sertifikasi makanan.
menjadi banyak rasa dan campuran Selain faktor kekuatan dan ancaman
seperti kopi yang dicampur dengan yang diperoleh dari matrik analisis
ekstrak buah, kopi jahe, kopi ginseng, SWOT pengembangan industri
dan kopi pinang, serta membuat kopi pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
bubuk instan 2 in1, 3 in1 maupun 4 in 1. Kepahiang, terdapat faktor lain yang
Inovasi dapat juga dilakukan terhadap mempengaruhi inovasi produk, yaitu
kemasan produk seperti penggunan a. Permintaan yang memadai, ketika
sistem pengemasan kemasan alumunium adanya permintaan konsumen atau
foil yang dikombinasi dengan bahan lain pasar pada jenis produk baru dalam
yang dapat menjaga kandungan dan jumlah yang banyak maka disanalah
kualitas kopi bubuk, inovasi bentuk inovasi produk dibutuhkan.

102
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

b. Produk sesuai dengan struktur Standar mutu dilakukan untuk selalu


pemasaran yang ada. Inovasi produk menjamin produk kopi bubuk yang
harus disesuaikan dengan permintaan dihasilkan mempunyai kualitas baik dan
pasar, jika produk yang baru sesuai standar sertifikasi makanan dari
dihasilkan tidak sesuai dengan selera pemerintah seperti memiliki nomor P-
pasar maka inovasi tersebut akan IRT. Penerapan standar mutu produk
menjadi sia-sia. juga bertujuan untuk mengantisipasi
c. Produk baru lebih utama dan lebih produk dari para pesaing, ketika mutu
menguntungkan, dengan adanya produk tidak sesuai harapan maka
inovasi produk diharapkan akan konsumen akan beralih menggunakan
menaikan jumlah penjualan pelaku produk merk lainnya. Dengan penerapan
industri standar mutu produk yang baik otomatis
d. Kemampuan keuangan yang ada. akan meningkatkan image merk dagang
Inovasi harus disesuaikan dengan di mata konsumen dan calon konsumen.
kondisi keuangan industri pengolahan
kopi bubuk. Untuk itu harus ada andil KESIMPULAN
dari instansi pemerintah atau pihak Berdasarkan hasil analisis maka
swasta dalam bantuan modal untuk kesimpulan dalam penelitian ini adalah
membesarkan industri pengolahan sebagai berikut.
kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang. 1. Faktor strategi pengembangan yang
e. Adanya kemampuan manajemen yang digunakan oleh industri pengolahan kopi
memadai untuk menangani. Inovasi bubuk di Kabupaten Kepahiang, adalah:
harus dibarengi dengan adanya a. Faktor internal
manajemen yang baik, supaya inovasi i. Kekuatan (strenghts):
produk yang dibuat sesuai dengan - Produk yang bernilai ekonomis, dan
harapan pasar. berdaya saing tinggi
- Sistem kekeluargaan
4. Penerapan Standar Mutu Produk - Merk dagang yang sudah terkenal
Strategi penerapan standar mutu produk - Kualitas produk
sangat penting sebagai bentuk petunjuk - Akses bahan baku
pengawasan mutu serta sebagai kontrol - Tenaga kerja
kualitas untuk menghadapi ii. Kelemahan (weaknesses):
klaim/ketidakpuasan dari konsumen. - Teknologi produksi,

103
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

- Tenaga kerja terampil,


- Kapasitas produksi, SARAN
- Promosi produk, Berdasarkan hasil penelitian dan
- Pemasaran dan analisis data serta kesimpulan di atas maka
- Modal usaha dapat diberikan beberapa saran yakni
b. Faktor eksternal sebagai berikut:
i. Peluang (opportunities): 1. Setelah mengetahui faktor-faktor internal
- Tersediannya akses permodalan, (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-
- Tersedia pembinaan dari instansi faktor eksternal (peluang dan ancaman)
dinas terkait, yang dimiliki oleh industri kecil
- Organisasi industri, pengolahan kopi bubuk di Kabupaten
- Jumlah penduduk, Kepahiang, maka pelaku industri kecil
- Upah tenaga kerja pengolahan kopi bubuk dapat membuat
- Stabilitas ekonomi strategi dan peningkatan daya saing yang
ii. Ancaman (threats): kuat berdasarkan kekuatan, kelemahan,
- Ketersediaan bahan baku peluang, dan ancaman yang dimiliki.
- Harga bahan baku 2. Untuk menghadapi daya saing ekonomi
- Produk sejenis global saat ini dan dimasa yang akan
- Kopi sachet instant datang perlu adanya kerjasama antara
- Tarif dasar listrik dan bahan bakar pelaku industri pengolahan kopi bubuk
- Sertifikasi produk di Kabupaten Kepahiang dengan
2. Strategi yang dapat dilakukan untuk Pemerintah Daerah atau pihak terkait
pengembangan industri kecil pengolahan dalam pengembangan dan peningkatan
kopi bubuk di Kabupaten Kepahiang kualitas industri pengolahan kopi bubuk
adalah : di Kabupaten Kepahiang, seperti:
i. Menetapkan strategi harga pasar a. Menetapkan strategi harga pasar
untuk menghadapi persaingan untuk menghadapi persaingan
ii. Meningkatkan kegiatan promosi dan Penggunaan teknologi pengolahan
periklanan dan efisiensi produksi serta efisiensi
iii. Inovasi produk manajemen dapat dilakukan industri
iv. Penerapan standar mutu produk pengolahan kopi bubuk untuk
menekan biaya operasional. Ketika
efisiensi dalam produksi tercapai,

104
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

industri pengolahan kopi bubuk industri pengolahan kopi bubuk di


dapat dengan mudah menetapkan Kabupaten Kepahiang bekerjasama
strategi harga pasar agar dapat dengan pemerintah, pihak swasta,
bersaing dengan kompetitor. organisasi dagang dan industri
Industri pengolahan kopi bubuk di dalam melakukan promosi salah
Kabupaten Kepahiang harus satu produk unggulan di Kabupaten
membentuk organisasi atau koperasi Kepahiang ini.
sebagai wadah bertukar informasi c. Inovasi produk
tentang perkembangan harga produk Inovasi produk yang dilakukan
kopi bubuk, teknologi, akses modal secara berkesinambungan
sehingga dapat menghindari membutuhkan dana yang tidak
terjadinya persaingan yang tidak sedikit, oleh karena itu
sehat di antara pelaku industri. pengembangan produk selalu
b. Meningkatkan kegiatan promosi dan melakukan riset pasar untuk
periklanan mengetahui perubahan selera
Pengusaha kopi bubuk di Kabupaten konsumen dan selalu melakukan
Kepahiang agar melakukan promosi inovasi-inovasi terhadap produk
secara optimal baik melalui surat yang disesuaikan dengan permintaan
kabar harian, selebaran, stiker, dan selera konsumen, seperti
stasiun televisi lokal, radio maupun membuat kopi bubuk dengan
media iklan internet seperti berbagai macam rasa (kopi jahe,
facebook, instagram, dan path kopi ginseng, kopi pinang, kopi
untuk memperluas jaringan pasar, yang dicampur dengan ekstrak buah,
serta selalu mengikuti kegiatan kopi bubuk instan 2in1, 3in1,
pameran agar produknya semakin maupun 4in1). Inovasi dapat juga
dikenal masyarakat luas. Dengan dilakukan terhadap kemasan produk
adanya kegiatan promosi dan seperti penggunan sistem
periklanan diharapkan akan pengemasan kemasan alumunium
mendapatkan investor untuk foil yang dikombinasi dengan bahan
menanamkan modalnya pada lain yang dapat menjaga kandungan
industri pengolahan kopi bubuk di dan kualitas kopi bubuk, inovasi
Kabupaten Kepahiang. Untuk bentuk kemasan seperti kemasan
mendapatkan investor para pelaku

105
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

kopi berbentuk tabung dan desain Badan Perencanaan Pembangunan


label kemasan yang unik. Pemerintah Daerah Kabupaten
Kepahiang, 2015. Kajian Strategi
Inovasi produk atau pengembangan Pengembangan Faktor Internal
produk membutuhkan biaya yang Perekonomian Kabupaten
Kepahiang. Bengkulu.
tidak sedikit
d. Penerapan standar mutu produk Badan Pusat Statistik. 2013. Bengkulu
Untuk meningkatkan nilai tambah Dalam Angka, Bengkulu. Provinsi
Bengkulu.
standar mutu produk, industri
pengolahan kopi bubuk diharapkan Bustaman, Umi Salwa Ahmad. 2010.
Growth Strategies among Small and
meningkatkan pengetahuan dan
Medium Enterprises – Case of
keterampilan tenaga kerja dalam Malay Entrepreneurs. Journal of
mengolah kopi bubuk. Serta Small Business Management, 36 (4).
peningkatan penggunaan teknologi
Bouyssou, D., Marchant, T., Pirlot, M.,
produksi supaya kualitas produk Tsoukias, A. And Incke, P. 2006.
terjaga dan mempermudah dalam Evaluation and Decision Models
inovasi produk. With Multiple Criteria. Springer-
Verlag, Inc. New York.

DAFTAR PUSTAKA Depatemen Perindustrian, 2009. Peran


Industri Kopi Bagi Peningkatan
Kontribusi GDP Indonesia. Jakarta.
Afrida, Rica. 2015. Strategi Pengembangan Temu Karya Kopi VI. 16 November
Agroindustri Kopi Bubuk di 2009.
Kabupaten Kepahiang. Tesis.
Fakultas Ekonomi Universitas Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Bengkulu. Bengkulu. Perdagangan Provinsi Bengkulu,
2016. Data IKM Kopi Kab/Kota Se-
Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. Provinsi Bengkulu. 2016. Bengkulu.
2002. Koperasi, Kewirausahaan,
dan Usaha Kecil. Jakarta. PT Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu.
Rhineka Cipta. 2015. Statistik Dinas Perkebunan
Provinsi Bengkulu Tahun 2015.
ANTARA Bengkulu. 2013. Kopi Bengkulu Bengkulu.
Diminati Perusahaan Luar Daerah.
Berita ANTARA Bengkulu, Jumat, Gregory, A, dan Featherstone, A. M. 2008.
29 Maret Nonparametric Efficiency Analysis
2013).http:// http://www.antarabeng For Coffe Farms in Puerto Rico,
kulu.com/berita Selected Paper Prepared For
Presentation At The Southern

106
JURNAL AGHINYA STIESNU Strategi Pengembangan Industri Kecil....
BENGKULU Rahmat Alhidayat, Riski Liyanti
Volume 1 Nomor 1, Juli 2018
ISSN 2621-8348 (Online)

Agricultural Economics Association


Annual Meeting, Dallas.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT


Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.

Sriyana, Jaka. 2010. Strategi


Pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah (Ukm): Studi Kasus Di
Kabupaten Bantul. Yogyakarta.
Fakultas Ekonomi. UII.

www.aeki-aice.org

www.kepahiangkab.go.id

107

Anda mungkin juga menyukai