BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Rico Maruli; 2031411043; 2014
Hardina; 2031411022; 2014
Tegar Dwi Santoso; 2031511029;2015
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2 Skema jalur pengambilan sampel serangga tanah dengan metode PSM
dan PCT ukuran plot 10 cm x 10 cm kedalaman 5 cm
Pengambilan sampel serangga tanah pada ekosistem hutan dataran rendah,
hutan pesisir pantai, dan hutan mangrovedi TWA Jering Menduyung digunakan
metode perangkap sumuran (PSM) dan pencuplikan contoh tanah (PCT). Metode
PSM digunakan untuk mendapatakan serangga yang beradadi permukaan tanah
dan metode PCT digunakan untuk mendapatkan serangga di dalam tanah yang
tidak tercuplikdengan menggunakan perangkap sumuran (Rahmawaty 2008).
Pengambilan serangga tanahdengan menggunakan metode PSM dan PCT
dilakukan di sepanjang jalur transek 100 meter. Sepuluh PSM dipasang dengan
jarak masing-masing 10 meter selama 3x24 jam setiap ekosistem. Perangkap
berupa gelas plastik (diameter mulut 7 cm, diameter dasar 5 cm, tinggi 10 cm)
yang telah diisi alkohol 96% setinggi 3 cm dengan ditetesi 1-2 gliserin bertujuan
untuk mengurangi terjadinya penguapan (Suhardjono et al. 2012).
Setiap PSM dilakukan penggalian tanah dengan kedalaman sesuai ukuran
kedalaman gelas plastik hingga permukaan atas gelas sejajar dengan permukaan
tanah. Pada atas PSM diberi peneduh berupa karpet yang telah dipotong melebihi
ukuran gelas plastik dan tiang penyangga menggunakan kayu kecil untuk
menghindari masuknya sampah dan air hujan. Sampel serangga tanah yang
didapat kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel berisi alkohol 96% dengan
diberi kertas label untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium.
Sementara itu, pengambilan sampel serangga tanah menggunakan metode
PCT dengan ukuran plot 10 cm x 10 cm dengan kedalaman tanah 5 cm sebanyak
10 cuplikan di sepanjang jalur transek 100 meter dengan jarak masing-masing
cuplikan 10 meter. Serangga tanah yang didapat dari metode PCT dipilah atau
dipisahkan dari serasah dan tanah dengan menggunakan modifikasi corong
Barlese (Suhardjono et al. 2012; Rahmawaty 2000). Khusus untuk pemasangan
perangkap pada ekosistem mangrove, durasi pemasangan PSM hingga
pengambilan sampel serangga tanah dilakukan sesuai waktu pasang surut air laut
namun jumlah total waktu pemasangan tetap selama 3x24 jam. Waktu
pemasangan PSM dan pengambilan sampel dilakukan saat air mulai surut sampai
air sebelum pasang. Hal ini untuk menghindari masuknya air laut ke dalam
perangkap yang dapat mempengaruhi atau merusak hasil sampel serangga tanah
yang terperangkap dalam gelas plastik PSM.
Identifikasi serangga tanah
Identifikasi serangga tanah dilakukan di Laboratorium Entomologi, Bidang
Zoologi LIPI. Identifikasi didasarkan pada morphospesies sampai famili.
Referensi yang digunakan sebagai acuan identifikasi yaitu Borror dan Delong
(1954), Jaques (1994), Lewis dan Taylor (1973), Wenyin et al. (2000), dan
peneliti di Laboratorium Bidang Zoologi LIPI.
Analisis Data
Dalam penelitian ini, terdapat analisis data yang dilakukan yaitu :
Indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener (Magurran 1988 dalam Syaufina et
al. 2007) :
H’ = -∑ Pi In Pi
Pi = ni /N
Keterangan : H = Indeks keanekaragaman Shanon -Wiener
ni = Jumlah individu famili ke i
N = Jumlah total individu famili yang didapat
H’>1 = Rendah
1<H>3 = Sedang
H>3 = Tinggi
Indeks Kekayaan Margallef (Richness Index) :
𝑆−1
R=
ln 𝑁
Keterangan : R = Indeks kekayaan Margallef
S = Jumlah famili yang ditemukan di suatu area
N = Jumlah total individu
R>4,0 = Rendah
2,5<R>4,0 = Sedang
R>4,0 = Tinggi
Indeks Kemerataan (Evennes Index) (Magurran 1988 dalam Syaufina et al. 2007):
𝐻′
𝐸′ =
ln(𝑠)