Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MEDAN LISTRIK

DISUSUN OLEH :
NAMA : IMAM MUTTAQIN (1111825003)

PRODI : TEKNIK ELEKTRO


DOSEN : MATSUANI ,S.Pd, M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, adapun makalah ini merupakan tugas mata kuliah Fisika II.

Makalah ini merangkum materi terkait Sejarah, hukum Coloumb, medan listrik,
fluks listrik, sifat medan listrik, dan juga aplikasi dari medan listrik di kehidupan sehari-
hari. Salah satu contoh penerapan medan listrik adalah generator van de graff yang
sudah sering kita lihat dalam percobaan rambut yang dapat berdiri saat menyentuh
permukaan bola besi.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga. Penulis sadar,
bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik dan
saran sangat diharapkan untuk penulisan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, khususnya terima kasih
kepada Bapak Matsuani S.Pd, M.Pd. yang telah membimbing penulis.

Tangerang Selatan, 30 Maret 2019

Penulis

Institut Teknologi Indonesia ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.1 Sejarah dan Peristiwa terkait Listrik Statis................................................................ 2
2.2 Muatan Listrik dalam Atom ...................................................................................... 2
2.3 Hukum Coloumb ....................................................................................................... 3
2.4 Medan Listrik ............................................................................................................ 6
2.5 Garis-garis Medan ..................................................................................................... 8
2.6 Medan Listrik oleh Distribusi Muatan Volume yang Kontinyu. ............................. 10
2.7 Dipol Listrik ............................................................................................................ 11
2.7.1 Gaya dan Torsi Pada Sebuah Dipol Listrik .................................................... 11
2.8 Aplikasi Medan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari ............................................ 13
2.8.1 Mesin Fotokopi............................................................................................... 13
2.8.2 Generator Van der Graff ................................................................................. 13
2.9 Contoh – Contoh Soal dan Penyelesaian di lingkup Makalah................................. 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

Institut Teknologi Indonesia iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Listrik adalah sifat yang muncul dari sebuah benda yang mempunyai muatan
listrik. Atau dengan kata lain, listrik adalah sumber energi yang dihasilkan dari
perpindahan muatan positif ke muatan negatif dengan media penghantar.
Sebuah muatan listrik dikatakan memiliki medan listrik di sekitarnya. Medan
listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih mengalami
gaya listrik. Jika muatan lain berada di dalam medan listrik dari sebuah benda
bermuatan listrik, muatan tersebut akan mengalami gaya listrik berupa gaya tarik
atau gaya tolak.

Medan listrik adalah gaya listrik persatuan muatan. Karena gaya listrik
mengikuti prinsip superposisi secara vektor, demikian juga yang terjadi pada
medan listrik. Hal ini berarti kuat medan listrik dari beberapa muatan titik adalah
jumlah vektor kuat medan listrik dari masing – masing muatan titik.

Beberapa peristiwa sejarah terkait penemuan medan listrik yaitu peristiwa


ditemukannya teori listrik statis oleh Thales Miletus (625-547 SM) , kemudian
pemberian nama muatan oleh Benjamin Franklin (1706-1960) yang kemudian
dikembangkan dan melahirkan beberapa teori terkait medan listrik.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah penulis ingin mengetahui tentang
konsep dasar medan listrik beserta teori-teori yang terkit dengan medan listrik
beserta penerapan di kehidupan sehari-hari dan juga sebagai tugas mata kuliah
Fisika II yang di ampu oleh Bapak Matsuani, S.Pd,M.Pd.

1.3 Batasan Masalah


Pada makalah ini penulis hanya membahas tentang sejarah penemuan terkait
dengan listrik statis, hukum-hukum terkait medan listrik, sifat-sifat medan listrik,
dan juga contoh aplikasi dari medan listrik di kehidupan sehari-hari.

Institut Teknologi Indonesia 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Peristiwa terkait Listrik Statis


Listrik statis adalah cikal bakal ditemukannya teori medan listrik, dimana
pertama kalinya pengamatan tentang listrik statis dilakukan di zaman Yunani
kuno oleh Thales Miletus (625-547 SM). Ketika itu Thales mengambil batu ambar
yang kemudian digosokkan ke kain wol. Thales terkejut ketika mendekatkan batu
tersebut ke tumpukkan bulu ayam. Ternyata bulu ayam menempel pada
permukaan batu. Dapat dikatakan bahwa Thales telah memberi muatan listrik
pada batu tersebut melalui kain wol.

Kemudian percobaan yang dilakukan oleh Charles A. Coloumb (1736-1806)


dengan timbangan puntir yang awalnya digunakan untuk menimbang benda-benda
yang sangat ringan. Timbangan puntir itu membawa Coloumb kepada penemuan
terkait dua bola bermuatan di dekat timbangan puntir. Benda tersebut
menunjukkan bahwa kekuatan dua benda tersebut berbeda-beda jika kedua benda
itu saling menjauh. Dari penelitian tersebut, disimpulkan oleh Coloumb bahwa
―Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan
listrik berbanding lurus dengan muatan benda dan berbanding terbalik dengan
jarak antara kedua benda tersebut‖.

2.2 Muatan Listrik dalam Atom


Baru pada abad terakhir inilah menjadi jelas bahwa listrik dimulai dari dalam
atom itu sendiri. Pandangan saat ini menunjukkan bahwa atom memiliki inti
bermuatan positif yang berat, yang dikelilingi oleh satu atau lebih elektron
bermuatan negatif.

Inti terdiri dari proton dan neutron. Besar muatan proton dan elektron tepat
sama, tapi jenisnya berlawanan. Atom netral adalah atom yang mempunyai
jumlah proton dan elektron yang sama. Jika atom kelebihan salah satu muatannya,
maka atom akan menjadi bermuatan positif atau negatif yang disebut ion.

Institut Teknologi Indonesia 2


Gambar 2.1 Model atom sederhana

Pada benda padat, inti cenderung berada di dekat posisi yang tetap, sementara
elektron bergerak cukup bebas. Pemberian muatan pada benda padat dengan cara
menggosok bisa dijelaskan sebagai perpindahan muatan negatif antara satu
dengan yang lainnya. Ketika penggaris plastik menjadi bermuatan negatif saat
digosokkan ke handuk kertas, perpindahan elektron dari handuk ke penggaris
membuat handuk menjadi bermuatan positif.

Biasanya ketika benda dimuati dengan cara penggosokkan, muatan akan


ditahan selama waktu tertentu kemudian akan kembali ke keadaan netral. Ini
disebabkan karena udara (molekul air) yang bermuatan positif. Kondisi
pengikatan muatan akan bertahan lama saat udara kering karena molekul air yang
lebih sedikit.

2.3 Hukum Coloumb


Catatan dari sekitar tahun 600 SM memberikan bukti bahwa manusia telah
lama mengenal listrik statis. Adalah orang Yunani kuno yang pertama kali
menggunakan istilah listrik, diturunkan dari kata ‗batu amber‘ dalam bahasa
mereka, dan mereka mengulang-ulang eksperimen tersebut untuk mengamati
bagaimana bulu-bulu akan tertarik dan menempel pada baju.

Akan tetapi, perhatian orang-orang Yunani kuno tercurah pada filsafat dan
logika, mereka tidak tertarik pada sains eksperimental. Barulah berabad-abad
setelah itu efek gaya tarik ini dipandang sebagai sesuatu yang bukan sihir.

Institut Teknologi Indonesia 3


Dr.Gilbert, seorang fisikawan penasehat Ratu Inggris, adalah orang pertama
yang serius terhadap eksperimen ini. Pada tahun 1600, ia menuliskan hasil
penemuannya dan menyatakan bahwa kaca, kristal blerang, dan batu akik ―tidak
hanya menarik jerami atau rambut, namun juga segala jenis logam, kayu, batu,
bahkan air dan minyak‖.

Tidak lama berselang, seorang perwira dari Korps Zeni Angkatan Darat
Perancis, Kolonel Charles Coloumb, melakukan serangkaian percobaan kompleks
dengan menggunakan sebuah neraca puntir, guna mengetahui secara kuantitatif
besarnya gaya yang bekerja pada dua buah objek yang masing-masingnya
memiliki muatan listrik statis. Hasil eksperimen ini telah dikenal sebagai Hukum
Coloumb yang nampak mirip dengan Hukum Gravitasi Newton. Hukum Coloumb
digambarkan pada bentuk persamaan berikut :

Dimana Q1 dan Q2 adalah nilai-nilai dari muatan pada kedua objek, R adalah
jarak antara kedua objek, dan k adalah sebuah konstanta kesebandingan. Apabila
kita menggunakan sistem SI, maka Q dinyatakan dalam satuan Coloumb (C).
Konsistensi dari persamaan dapat dicapai jika k memenuhi :

.................................................(1)

Faktor 4π ini selalu muncul pada bagian pembagi dari persamaan Hukum
Coloumb, namun tidak akan muncul pada persamaan lainnya melainkan
diturunkan dengan konstanta baru ε0 yang disebut dengan permitivitas ruang-
hampa, dan memiliki magnitudo yang dinyatakan dalam Farad/meter sebesar :

Hukum Coloumb memperlihatkan bahwa besaran ε0 memiliki dimensi


C2/N.m2.

Institut Teknologi Indonesia 4


Gambar 2.2 Jika Q1 dan Q2 memiliki tanda yang sama, maka vektor
gaya F2 pada Q2 akan mengarah ke arah yang sama dengan vektor
jarak R12

Dengan demikian, Hukum Coloumb dapat dijabarkan menjadi :

....................................................(2)

Bagi yang belum terlalu mengenal sistem SI, satuan-satuan dalam sistem ini
adalah satuan baku yang digunakan dalam bidang Teknik Elekto dan Fisika.
Satuan Newton (N) adalah satuan ukuran gaya, yang setara dengan 0,2248 lb yang
merupakan satuan padanan dalam sistem Inggris. Coloumb adalah sebuah ukuran
muatan yang sangat besar, karena besar muatan listrik terkecil adalah 1,602 x10 -19
C, sehingga muatan negatif sebesar satu Coloumb artinya dengan 6 x1018 buah
elektron.

Untuk menuliskan bentuk vektor dari persamaan 2, kita masih memerlukan


informasi tambahan bahwa gaya yang bekerja sejajar garis yang menghubungkan
kedua massa harus bersifat tolak-menolak jika muatannya bertanda sama, dan
bersifat tarik-menarik jika muatannya berbeda tanda. Bila vektor r1 menunjukkan
lokasi muatan Q1 dan r2 adalah vektor lokasi untuk Q2 , maka vektor R12 = r2 – r1
merepresentasikan garis lurus berarah yang menghubungkan Q1 ke Q2, seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2. vektor F2 adalah gaya yang bekerja pada

Institut Teknologi Indonesia 5


muatan Q2, dan diperlihatkan untuk kasus dimana Q1 dan Q2 memiliki tanda yang
sama. Bentuk vektor dari Hukum Coloumb karenanya adalah :

............................................(3)

Dimana a12 adalah vektor satuan pada arah R12, atau :

...............................(4)

2.4 Medan Listrik


Banyak gaya umum yang bisa dianggap sebagai gaya kontak, seperti tangan
yang mendorong atau menarik kereta belanja, atau raket tenis yang memantulkan
bola tenis.
Kebalikannya, baik gaya gravitasi maupun gaya listrik bekerja dari jarak
tertentu : gaya akan ada bahkan ketika kedua benda tidak bersentuhan. Gagasan
gaya bekerja dari jarak tertentu merupakan suatu hal yang sulit untuk para
pemikir masa lampau. Newton sendiri tidak merasa nyaman dengan gagasan ini
ketika ia menerbitkan Hukum Gravitasi Universalnya. Cara yang bisa membantu
untuk memahami situasi ini menggunakan ide medan, yang dikembangkan oleh
Ilmuan Inggris Michael Faraday (1791-1867). Pada kasus listrik, menurut
Faraday, suatu medan listrik keluar dari setiap muatan dan menyebar ke seluruh
ruang.

Ketika muatan kedua diletakkan di dekat yang pertama, ia akan merasakan


gaya yang disebabkan oleh adanya medan listrik di tempat itu. Medan listrik pada
lokasi muatan kedua dianggap berinteraksi langsung dengan muatan ini untuk
menghasilkan gaya. Yang harus ditekankan adalah sebuah medan, bukan
merupakan semacam zat.

Institut Teknologi Indonesia 6


Gambar 2.3 Medan Listrik mengelilingi setiap muatan, P adalah titik
sembarang

Kita dapat menyelidiki medan listrik yang mengelilingi sebuah muatan


dengan mengukur gaya pada muatan tes positif yang kecil, yakni sebuah muatan
yang sangat kecil sehingga gaya yang diberikannya tidak mengubah secara
signifikan distribusi muatan pada medan yang diukur. Gaya pada muatan tes yang
diletakkan di lokasi sekitar muatan Q akan berbentuk seperti yang ditunjukkan
oleh gambar.

Gambar 2.4 Gaya yang diberikan muatan Q pada sebuah muatan uji

Medan Listrik didefinisikan sebagai gaya pada muatan tes positif. Khususnya
Medan Listrik E di setiap titik pada ruang didefinisikan sebagai gaya F yang
diberikan pada titik tersebut dibagi dengan besar muatan tes, q :

..............................................(5)

Institut Teknologi Indonesia 7


Secara ideal, E didefinisikan sebagai limit F/q dan q diambil dengan nilai
yang sangat kecil. Dari definisi ini, kita lihat bahwa medan listrik pada semua titik
pada ruang merupakan vektor yang arahnya merupakan arah gaya pada muatan tes
positif di titik itu, dan besarannya adalah gaya per satuan muatan. Dengan
demikian E diukur dengan satuan Newton per Coloumb (N/C).
Alasan pendefinisian E sebagai F/q (dengan q 0) adalah agar E tidak
bergantung pada besar muatan tes q. Hal ini berarti bahwa E hanya
mendeskripsikan efek muatan yang menimbulkan medan listik pada titik itu.
Medan listrik di semua titik pada ruang dapat diukur, berdasarkan definisi
diatas, Persamaan 5. Untuk situasi yang sederhana yang melibatkan satu atau
beberapa muatan titik, kita dapat menghitung berapa kira-kira besar E. Sebagai
contoh, medan listrik pada jarak r dari suatu muatan titik Q akan mempunyai
nilai :

.....................................(6)
Atau dalam ε0 (Persamaan 2)

.....................................(7)

Hubungan untuk medan listrik yang disebabkan oleh satu muatan ini juga
disebut Hukum Coloumb. Perhatikan bahwa E tidak bergantung pada q—artinya,
E hanya bergantung pada muatan Q yang menghasilkan medan, bukan pada nilai
muatan tes q.

2.5 Garis-Garis Medan


Karena medan listrik merupakan vektor, kita dapat menunjukkan medan
listrik dengan tanda panah pada berbagai titik dalam situasi tertentu, seperti pada
gambar 2.4. Bagaimana pun, menunjukkan medan listrik dengan suatu cara pada
banyak titik akan menghasilkan banyak tanda panah, yang mungkin terlihat rumit.
Oleh karenanya kita dapat menggunakan metode garis-garis medan.

Institut Teknologi Indonesia 8


Untuk memvisualisasikan medan listrik, kita gambarkan serangkaian garis
untuk menunjukkan arah medan listrik. Garis-garis medan listrik ini digambar
sedemikian rupa sehingga menggambarkan arah gaya yang disebabkan oleh
medan tersebut pada muatan tes positif. Garis-garis gaya yang disebabkan oleh
satu muatan positif ditunjukkan pada gambar 2.5 (a) dan (b) untuk garis gaya satu
muatan negatif..

Gambar 2.5 Garis-garis gaya pada muatan

Bagaimana pun, kita selalu dapat menggambarkan garis-garis sehingga


jumlah garis yang dimulai pada muatan positif, atau berakhir pada muatan
negatif, sebanding dengan besar muatan.

Gambar 2.6 Garis-garis muatan yang berbeda nilai

Gambar diatas adalah contoh garis-garis medan listrik yang mengelilingi dua
muatan yang berbeda, dimana garis yang meninggalkan +2Q dua kali lipat lebih
banyak dari garis yang memasuki –Q. Kemudian pada Gambar 2.7 kita dapat
melihat medan antara dua plat paralel yang berlawanan muatan. Perhatikan bahwa
garis-garis medan listrik antara kedua plat tersebut mulai dengan arah tegak lurus
terhadap permukan plat logam. Ini dikarenakan muatan tes positif yang diletakkan
diantara kedua plat kan merasakan tolakan yang kuat dari plat positif dan tarikan
yang kuat dari plat negatif. Garis-garis medan antara kedua plat tersebut berjarak

Institut Teknologi Indonesia 9


sama, kecuali di dekat tepi. Ini menunjukkan bahwa daerah tengah, medan listrik
memiliki besar yang sama di semua titik dan dapat di tuliskan sebagai :
E= konstan [antara dua plat paralel yang berjarak dekat]

Gambar 2.7 Garis-garis medan antara dua plat paralel

2.6 Medan Listrik Oleh Distribusi Muatan Volume Yang Kontinyu

Kita telah mengetahui bahwa distribusi partikel di dalam ruang yang penuh-
sesak oleh muatan-muatan. Kondisi ini dapat direpresentasikan sebagai kerapatan
muatan volume, persis seperti penggambaran kerapatan air 1 g/cm3 meskipun zat
ini sebenarnya terdiri dari partikel atomik dan molekuler.
Pendekatan itu dilakukan untuk mengetahui ketidakteraturan dari jarak
sebuah elektron ke elektron lainnya. Kita melambangkan kerapatan muatan
volume dengan notasi pv, dengan satuan coloumb per meter kubik (C/m3).
Sejumlah kecil muatan ΔQ yang berada di dalam volume berukuran kecil Δv
dapat di hitung melalui rumus :

ΔQ = pv Δv ....................................... (8)
Dan kita dapat mendefinisikan pv secara matematis dengan menerapkan
prosedur pengambilan limit pada persamaan :

..................................... (9)
Muatan total di dalam suatu volume yang berhingga karenanya dapat di
hitung dengan mengintegrasikan kerapatan muatan untuk seluruh volume tersebut.

Institut Teknologi Indonesia 10


..............................................(10)
Hanya satu tanda integral yang biasa dituliskan, namun kuantitas diferensial
dv mengindikasikan integrasi untuk semua dimensi volume, sehingga integral
lipat tiga harus di selesaikan.

2.7 Dipol Listrik

Sebuah dipol listrik adalah sepasang muatan titik dengan besar yang sama
dan tanda yang berlawanan (muatan q dan –q) yang terpisah sejauh d.

Gambar 2.8 sebuah molekul air adalah contoh dipol listrik


Gambar 2.8 memperlihatkan sebuah molekul air yang menyeupai dipol
listrik. Molekul air secara keseluruhan bersifat netral, tetapi ikatan kimia di dalam
molekul menyebabkan pergeseran muatan. Hasilnya adalah sebuah muatan negatif
pada ujung Oksigen dan muatan positif pada ujung Hidrogen yang membentuk
dipol listrik. Efek itu ekuivalen dengan menggeserkan hanya satu elektron kira-
kira 4 x 10-11 m, tetapi konsekuensi pergeseran ini sangat besar. Air adalah sebuah
pelarut istimewa untuk zat-zat ionik seperti NaCl dikarenakan air adalah dipol
listrik. Bila NaCl dilarutkan dalam air, akan terurai menjadi ion positif (Na+) dan
sebuah ion negatif (Cl-), yang cenderung ditarik ke ujung positif dan ujung negatif
dari molekul air. Pertanyaan yang akan muncul selanjutnya adalah, gaya-gaya dan
trosi seperti apa yang dialami oleh sebuah dipol listrik bila ditempatkan pada
sebuah medan listrik luar?

2.7.1. Gaya dan Torsi Pada Sebuah Dipol Listrik


Untuk mengawali pembahasan dari pertanyaan di atas, kita coba
tempatkan sebuah dipol listrik dalam sebuah medan listrik luar homogen Ḕ,
seperti yang di perlihatkan dalam gambar 2.9. Gaya-gaya F- dan Ḟ+, pada kedua

Institut Teknologi Indonesia 11


muatan itu mempunyai besar qE yang sama, tetapi arahnya berlawanan, dan
jumlah kedua gaya ini sama dengan nol. Gaya netto pada sebuah dipol listrik
dalam sebuah medan listrik luar homogen adalah nol.

Gambar 2.9 Gaya netto pada dipol listrik


Akan tetapi, kedua gaya itu tidak bereaksi sepanjang garis yang sama,
sehingga torsinya tidak dijumlahkan menjadi nol. Kita menghitung torsi-torsi
terhadap pusat dipol tersebut. Misalkan sudut diantara medan listrik Ḕ dan sumbu
dipol itu adalah ǿ, maka lengan tuas untuk kedua F- dan Ḟ+ adalah (d/2) sin ǿ.
Torsi dari F- dan Ḟ+ mempunyai besar yang sama sebesar (qE)(d/2) sin ǿ, dan
kedua torsi cenderung merotasikan dipol itu dalam arah perputaran jarum jam
(yakni τ yang diarahkan ke dalam pada gambar 2.9). maka besarnya torsi netto itu
persis sama dengan dua kali besar torsi individu :

τ = (qE) (d sin ǿ) ............................................. (11)

Dengan d sin ǿ adalah jarak tegak lurus di antara garis aksi kedua gaya
tersebut. Hasil kali dari muatan q dan pemisahan d adalah besarnya sebuah
kuantitas yang dinamakan momen dipol listrik, yang dinyatakan oleh p:

p= qd (besar momen dipol listrik) ..................... (12)

Satuan dari p adalah muatan kali jarak (C.m). Sebagai contoh, besarnya
momen dipol listrik sebuah molekul air adalah p = 6,13 x10-30 C.m.

Institut Teknologi Indonesia 12


2.8 Aplikasi Medan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari
2.8.1 Mesin Foto Kopi
Mesin fotokopi menggunakan daya tarik muatan listrik berbeda. Suatu
pola muatan positif pada pelat tadi, mencitrakan bidang hitam yang akan
digandakan, menarik partikel bermuatan negatif dari bubuk hitam halus yang
disebut toner, toner tersebut jadi bermuatan negatif karena berhubungan dengan
butir-butir gelas kecil di baki pengembang. Pola toner dipindahkan ke atas secarik
kertas kosong dan dipanggang di atasnya.

Gambar 2.10 Prinsip kerja mesin fotokopi

2.8.2 Generator Van der Graff


Generator Van de Graff memiliki prinsip kerja yang sama dengan listrik
statis penemuan Thales Miletus. Elektron bebas di hasilkan dari gesekan yang
terjadi antara sisir logam dan sabuk karet. Sbuk konvenyor karet yang bergerak
keatas membawa eletron menuju kubah logam. Sedang sisi lain sabuk konveyor
yang bergerak kebawah, membawa proton menuju ke tanah untuk di netralkan.
Ketika elektron kian banyak terkumpul di kubah utama dan mempunyai beda
potensial yang sangat tinggi, maka akan terjadi loncatan listrik dari kubah utama
ke arah cincin baja atau kubah logam kecil sehingga tercipta percikan yang petir
yang kasat mata. Generator Van De Graaff dengan beda potensial yang kecil jika
di pegang kubah logamnya akan menyebabkan rambut seseorang berdiri tegak ke
arah yang berlawanan.

Institut Teknologi Indonesia 13


Hal ini di sebabkan karena adanya elektron yang berpindah ke ujung
rambut dan saling bertolakan.

Gambar 2.10 Prinsip kerja Generator Van der Graff

2.9 Contoh-Contoh Soal dan Penyelesaian di Lingkup Makalah


a. Contoh 1
Sebuah partikel α (alpha) adalah inti atom helium. Partikel itu mempunyi
massa m= 6,64 x10-27 kg dan muatan q = +2e = 3,2 x10-19 C. Bandingkanlah gaya
tolakan listrik di antara dua partikel α dengan gaya tarikan Gravitasi di antaranya.
Penyelesaian :
Untuk menghitung besarnya gaya listrik Fe kita gunakan rumus :

Dan besarnya gaya gravitasi Fg dihitung dengan rumus :

Untuk membandingkn besarnya kedu gaya ini, kit susun rasionya sebagai berikut :

Dari hasil ini, Gaya gravitasi pada kondisi ini dapat diabaikan dibanding gaya
listrik. Nilai yang didapatkan tidak bergantung pada jarak antar partikel.

Institut Teknologi Indonesia 14


b. Contoh 2
Dua muatan titik diletakkan pada sumbu x positif dari sebuah sistem
koordinat (gambar). Muatan q1 = 1,0 nC berada 2 cm dari titik asal, dan muatan
q2 = -3 nC berada 4 cm dari titik asal. Berapa gaya totalyang dikerahkan oleh
kedua muatan ini pada sebuah muatan q3 = 5 nC yang diletakkan di titik asal?
Gaya Gravitasi diabaikan.

Gambar 2.11 Gaya antar muatan


Penyelesaian :
Gaya total pada q3 adalah jumlah vektor dari gaya-gaya yang disebabkan oleh
q1 dan q2 secara individu. Dengan mengkonversikan muatan ke Coloumb dan
jarak ke meter, kita dapat mencari besarnya F1 pada 3 dari gaya q1 pada q3
menggunakan rumus :

F1 pada 3

Gaya ini mempunyai komponen x negatif karena q2 ditolak oleh q1, yang
memiliki tanda muatan sama. Maka besarnya F2 pada 3 dapat dihitung dengan
rumus :
F2 pada 3

Institut Teknologi Indonesia 15


Gaya ini mempunyai komponen x positif karena q2 ditarik oleh muatan q3.
Maka penjumlahan gaya pada garis x adalah :
Fx = -112 uN + 84 uN = -28 uN
Jadi, gaya total pada q2 diarahkan ke kiri, dengan besar 28 uN.

c. Contoh 3
Titik A berada pada jarak 5 cm dari muatan +10 mikro Coulomb. Besar dan
arah medan listrik pada titik A adalah? … (k = 9 x 109 Nm2C−2, 1 mikro Coulomb
= 10−6 C)
Penyelesaian :

Rumus kuat medan listrik :

Kuat medan listrik di titik A adalah :

Dikarenakan muatan tersebut positif, maka arah medannya menjauhi titik A

d. Contoh 4
Sebuah dipol listrik bermuatan q = 1,0x10-6 C dan terpisah sejauh 2,0 cm.
Dipol tersebut ditempatkan dalam medan luar yang besarnya 1,0x105N/C
a. Berapa torsi max?
b. Berapa besar kerja yang dilakukan oleh pengaruh luar untuk memutar
ujung dipol dari  = 0 menjadi ujung lainnya (180O)?
Penyelesaian :
a. Torsi max didapat pada  = 90o

τ = p E sin
= (1.0 x10-6 C) (0.02 m) (1.0x105 N/C) (sin 90o)
= 2.0 x 10-3 N.m
b. Kerja yang dilakukan adalah.selisih tenaga potensial antara 180o dan 0o

Institut Teknologi Indonesia 16


= (2) (1.0 x10-6 C) (0.02 m) (1.0x105 N/C)
= 4.0x10-3 J

e. Contoh 5

Gambar 2.12 Dipol listrik di medan homogen


Sebuah dipol listrik berada dalam medan listrik homogen = 5 x 105 N/C.
Dipol tersebut adalah +- 1,6 x10-19 C dan terpisah sejauh 0,125 nm. Tentukan gaya
netto yang dikerahkan medan dan momen dipol listrik?
Penyelesaian :
a.
F+ = qE dan F- = -qE
Dikarenakan kedua medan tersebut homogen, maka gaya-gaya pada kedua
muatan tersebut sama besar dan berlawanan arah, sehingga gaya total F = 0 N.
b. Besar momen dipol listrik dapat dihitung dari rumus :
p = qd
Maka besar momen adalah :
p = qd = ( 1,6 x10-19 C) ( 0,125 x10-9 m)
= 2,0 x 10-29 C.m (dari negatif ke positif)

Institut Teknologi Indonesia 17


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Listrik statis adalah cikal bakal dari penemuan tentang medan listrik. Pertama
kali di temukan oleh Thales Miletus di zaman Yunani kuno, yang kemudian
dikembangkan oleh Ilmuan salah satunya adalah Charles Coloumb.
2) Hukum Coloumb menyatakan bahwa ―Besarnya gaya tarik-menarik atau
tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik berbanding lurus dengan
muatan benda dan berbanding terbalik dengan jarak antara kedua benda
tersebut”. Ini dibuktikan dengan percobaan neraca puntir bemuatan.
3) Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik,
seperti elektron, ion, atau proton, dalam ruangan yang ada di sekitarnya.
Medan listrik memiliki satuan N/C atau dibaca Newton/coulomb.
4) Garis-garis medan listrik adalah garis khayal yang digambarkan melalui
sebuah daerah ruang sehingga garis singgungnya adalah dalam arah vektor
medan listrik di titik tersebut.
5) Arah garis medan untuk muatan positif adalah keluar dari muatan, sedangkan
muatan negatif adalah menuju muatan.
6) Beberapa penerapan dari medan listrik adalah mesin fotokopi dan Generator
Van der Graff.

3.2 Saran
Dalam makalah ini tidak membahas tentang Medan Listrik secara lebih rinci,
karena terbatasnya pengetahuan penulis. Akan lebih baik jika dilengkapi oleh
Hukum-Hukum yang berkaitan dengan penerapan Medan Listrik

DAFTAR PUSTAKA

Institut Teknologi Indonesia 18


Hayt, William H. & John A.Buck. Elektroagnetika. Penerbit Erlangga.2006
Giancolli. Fisika Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.1999
Young, Hugh D. Fisika Universitas. Penerbit Erlangga. 2003

Website :
https://www.kamusq.com/2013/12/generator-van-de-graaff-adalah.html (diakses
29 Maret 2019)
http://aan-zahrotul.blogspot.com/2013/09/pemanfaatan-medan-listrik-dan-
medan.html (diakses 29 Maret 2019)

Institut Teknologi Indonesia 19

Anda mungkin juga menyukai