Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN BIO PSIKOSOSIAL SPRITUAL:


PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL

DEFINISI
Penyakit kronik dan terminal adalah suatu
peristiwa yang menuju kekematian dan
menimbulkan suatu proses penyesuaian psikologi
yang kompleks yang bervariasi dari satu pasien ke
pasien lain dan berbeda dari suatu budaya ke
budaya lain.
Cont: - Penyakit kronik: hipertensi, sirosis hepatis,
DM.
- Penyakit terminal antara lain: gangguan
kesadaran dan sakaratural maut.
Penyakit kronis dapat bersifat :
– Progresif`→ Bertambah lama bertambah parah: penyakit
pembekuan darah otak dan jantung
– Menetap → Setelah individu terserang suatu penyakit
maka penyakit tersebut menetap pada individu tersebut
– Kambuh → Penyakit dapat hilang timbul sewaktu –
waktu dengan kondisi yang sama atau berbeda.
Dampak Penyakit Kronis dan Terminal:
- menimbulkan gangguan aktivitas individu
- gangguan interpersonal
- gangguan fungsi pekerjaan karena sering
kambuh dan berulang-ulang
- gangguan fungsi social
- gangguan aktivitas dapat dialami secara total
seperti pada klien dengan penyakit jantung
dan ginjal,COPD.
• Menurut Judith Heber dalam buku
Comprehensive Psychiatric Nursing
menyatakan bahwa konsep tentang penyakit
kronik dan ketidakmampuan dipengaruhi oleh
beberapa factor:
PERSEPSI KLIEN
TEMPERAMEN
THDP SITUASI
PERSEPSI DAN
KELUARGA KEPRIBADIAN
KLIEN

SIKAP DAN
BERATNYA RESPON TINDAKAN
PENYAKIT KLIEN LINGKUNGAN

SUPPORT TERSEDIANYA
SOSIAL FASILITAS
Respon pada klien Kronis dan Terminal
1. Kehilangan Kesehatan (well being)
Klien yang didiagnosa penyakit kronik akan
mengalami kehilangan kesehatannya, dapat
diamati dari respon klien: rasa cemas, takut
dan pandangan yang tidak realistic.
2. Kehilangan kemandirian (Ketergantungan)
Akibat penyakit kronis yang diderita,
kehilangan kemandirian ditunjukkan melalui
berbagai perilaku seperti : bersifat kekanak –
kanakan dan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan.
3. Kehilangan Situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari –
hari bersama keluarga dan kelompoknya. Karena
penyakitnya klien terpaksa dirawat berulang – ulang,
sehingga setiap klien masuk kembali ke rumah sakit, klien
mulai kehilangan situasi sebelumnya yang menyenangkan,
klien merasa asing dengan lingkungan barunya,
berhadapan dengan petugas yang tidak ramah dan
prosedur pengobatan yang rutin dan tidak
menyenangkan.
4. Kehilangan Rasa Nyaman
Kehilangan rasa nyaman adalah masalah yang
selalu muncul setiap keadaan sakit. Gangguan
rasa nyaman muncul akibat dari gangguan
fungsi tubuh lien seperti panas, merasa tidak
enak perut, sulit bergerak dan lain – lain.
Selain dari proses patofisiologi penyakit,
proses pengobatan juga dapat mengakibatkan
gangguan rasa nyaman misalnya : pemberian
diet rendah garam, aktivitas yang dibatasi, dan
pemberian tindakan yang menimbulkan rasa
sakit.
5. Kehilangan Fungsi Fisik
Proses perjalanan penyakit (potofisiologi) dapat
menimbulkan gangguan / perubahan fungsi organ
tubuh tertentu, dapat bersifat sementara atau
menetap misalnya pada klien gagal ginjal harus
dibantu melalui hemodialisa.
6. Kehilangan Fungsi Mental
Klien mengalami kecemasan dan depresi,
tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir
efesien, sehingga klien tidak dapat berfikir
secara rasional seperti sebelum sakit. Selain
itu keadaan sakit juga dapat menimbulkan
perubahan fungsi mental seperti gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit,
kerancunan, trauma kapitis dll.
7. Kehilangan Konsep Diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya
berubah mencakup bentuk juga fungsi
tubuhnya (gambaran tubuhnya), peran dan
identitasnya, hal ini akan mempengaruhi ideal
diri dan harga dirinya menjadi rendah,
misalnya pada klien dengan gagal ginjal akan
terjadi retensi urine, penurunan berat badan,
perubahan warna kulit yang akan merubah
persepsi individu terhadap gambaran
tubuhnya.
8. Kehilangan Peran dan Kelompok
Keadaan sakit dapat mengganggu peran klien dalam
kelompoknya yaitu klien tidak dapat menjalankan
perannya sesuai dengan yang diharapkan.
9. Kehilangan Peran dalam Keluarga
Klien merupakan anggota dari suatu keluarga
yang juga mempunyai peran penting. Jika
salah satu anggota keluarga sakit, maka akan
mempengaruhi peran dalam keluarga
tersebut, mis : Seseorang ayah menderita sakit
sehingga tidak dapat menjalankan peran nya
sebagai seorang ayah, hal ini akan
mempengaruhi peran ganda yaitu
menggantikan peran yang tidak dapat
dilakukan ayah dan menjalankan peranya.
PSIKODINAMIKA

1. DINAMIKA INDIVIDU
Protes dan Pengingkaran
– Pada fase ini pasien sering mengekspresikan rasa
tidak percaya pada kenyataan dan mengungkapkan
“mengapa keadaan ini menimpa saya?. Ini mimpi
buruk dan tidak mungkin terjadi kepada saya”. Fase
pengingkaran ini berlanjut terus sampai klien
mengalami perubahan konsep diri.
• Protes pengingkaran merupakan respon yang
wajar bila terjadi dalam batas waktu tertentu.
tetapi setelah keadaan ini berlalu klien mulai
masuk kedalam fase berikutnya. Pada fase ini
klien perlu menumbuhkan kesadarannya,
mencegah kemunduran yang lebih berat,
mengenal keterbatasannya dan melakukan
pendekatan keagamaan.
 Depresi, Cemas dan Marah.
– Pada keadaan ini tingkat emosi klien tinggi, depresi,
cemas dan marah muncul ketika klien merasa tidak
mampu lagi mengatasi keadaanya, klien merasa hampa
dan tidak berdaya. Manifestasi yang muncul antara lain
klien nampak sedih, kadang menangis, bingung,
ketergantungan dan tidak dapat mengambil
keputusan, tidak punya harapan.
– Kemarahan diproyeksikan kepada diri sendiri, keluarga,
atau petugas pada saat klien marah. Perawat
hendaknya menanggapi dengan (+), mengantar klien
menggali potensi kemampuan dan harapan untuk
mengatasi situasi yang sedang dialaminya.
 Pelepasan dan Reinvestasi.
– Pada fase ini mulai mengidentifikasi
pengingkaran, cemas, depresi dan perasaan
marahnya dan mulai mengumpulkan kekuatan
yang masih dimiliki untuk mengurangi respon
emosi yang dapat memperberat stress.
– Bila penyakit progresif, reaksi emosi ini akan
berlangsung secara siklikal. Pada fase ini
perawat hendaknya menfasilitasi semua proses
yang terjadi dan memotivasi klien untuk
melewati proses dengan baik.
2. DINAMIKA KELUARGA
• Perubahan peran individu karena sakit akan
mempengaruhi pada pelaksanaan peran dalam
keluarga mis : bila seorang ayah sebagai kepala
keluarga mengalami sakit akan mempengaruhi kepada
ibu untuk menggantikan peran ayah untuk menjaga
anak dan mencari nafkah.
• Respon emosi keluarga sama dengan respon emosi
klien, pengingkaran, marah, cemas dan depresi,
keluarga merasa takut kehilangan klien. Keadaan stress
bagi klien juga merupakan stress bagi keluarganya.
• Keluarga merasa tidak berdaya dan tidak
mampu menggunakan pengalaman masa
lalu untuk mengatasi masalahnya, sehingga
keluarga merasa kecewa dan putus harapan.
• Stress situasi pada keluarga dapat terjadi
bervariasi, dari segi finansial terjadi
penurunan penghasilan, peningkatan
pengeluaran dll.
3. DINAMIKA LINGKUNGAN
• Sikap lingkungan yang bervariasi menimbulkan
dinamika bagi klien, stigma social terhadap penyakit
kronik adalah ketidakmampuan melakukan aktivitas
social, perubahan peran dalam kelompok social
(Brown, 1985, 772).
4. Respon Perawat
• Dalam memberikan asuhan, perawat harus
menunjukkan sikap professional. Kesulitan perawat pada
penyakit kronik sama halnya dengan memberikan
perawatan pada klien yang akan meninggal. Mereka
tidak diobati dan masalah klien tidak dapat dipecahkan.

• Tujuan perawat adalah mendorong klien menjalani sisa


kehidupan dengan aman melibatkan semua kekuatan /
kemampuan untuk menghadapi kekacauan dan
kehilangan. Sebagai dasar serta memberikan perawatan
secara kontinu.
• Jangan pula perawat menganggap klien
dengan penyakit kronik adalah orang yang
tidak mampu sama sekali melakukan aktivitas,
sehingga semua kebutuhan klien dipenuhi, ini
akan membuat klien tergantung, berikan
dukungan kepada klien untuk menjalankan
fungsi secara optimal sesuai kemampuannya,
bekerjasama dengan klien dalam menetapkan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
RESPON TERHADAP KELUARGA
Perawat dianjurkan untuk menghormati nilai yang
ada dalam suatu keluarga dan sistim dukungan yang
diberikan. Bila keluarga tidak mau kooperatif dan
berpartisipasi, perawat dapat memberikan motivasi
kepada klien dan keluarga. Sampaikan harapan
perawatn terhadap keluarga supaya terlibat dalam
perawatan. Perawat hendaknya menjadi fasilatator
antara klien dan keluarga.
PENGKAJIAN DIRI PERAWAT
• Kesadaran diri dan perilaku yang adekuat
diperlukan oleh perawat yang menggunakan
dirinya sebagai terapis, tanpamengerti dan
menyadari dirinya, perawat tidak dapat
berinteraksi dengan klien dan keluarga secara
baik.
• Dibawah ini adalah panduan untuk melakukan pengkajian
diri perawat agar dapat berespon dengan tepat terhadap
klien dan keluarganya :
- Bagaimana perasaan saya pada saat melihat orang
mengalami kesulitan.
- Apa saya akan mempunyai sifat tulus kasih.
- Bagaimana perasaan saya bila menghadapi klien dengan
keadaan kritis.
- Apakah keyakinan saya tentang penyakit kronis sama atau
berbeda dengan klien dan keluarga.
- Bagaimana cara saya untuk meningkatkan partisipasi klien
dan keluarga dalam perawatan penyakit klien.
- Dapatkah saya bersikap stabil pada saat menghadapi
emosi klien labil.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.
1. Pengkajian Klien
• Klien dengan penyakit kronis menunjukkan respon
psikososial untuk menekan rasa kehilangan dan
perubahan persepsi terhadap situasi, perlu dikaji
bersama upaya klien mengatasi rasa kehilangan dan
perubahan yang terjadi, mungkin menunjukkan rasa
sedih, murung, dan sebagainya.
• Hal yang dikaji adalah:
Respon emosi klien terhadap diagnosa.
Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih
terhadap situasinya.
Upaya klien dalam mengatasi situasi.
Kemampuan dalam mengambil keputusan dan
memilih pengobatan.
Persepsi dan harapan klien.
Kemampuan mengingat masa lalu.
2. Pengkajian Keluarga
Hal – hal yang perlu di kaji pada keluarga
• Respon keluarga terhadap klien.
• Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya.
• Kemampuan / kekuatan keluarga yang diketahui.
• Kapasitas sistem pendukung yang ada.
• Pengertian dari pesangan sehubungan dengan gangguan
fungsi seksual.
• Kekuatan dan dukungan keluarga untuk pelaksanaan home
care.
• Proses pengambilan keputusan sesuai dengan kapasitas
keluarga.
• Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat
kehilangan dan perubahan.
3. Pengkajian Lingkungan
Hal – hal yang perlu dikaji pada lingkungan adalah :
–Sumber daya yang ada.
–Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit.
–Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan.
–Ketersediaan fasilitas dan partisipasi dalam keperawatan.
–Kesempatan kerja.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang terkumpul dapat ditetapkan
masalah
dan diagnosa keperawatan dengan penyakit kronik yaitu :
– Respon pengingkaran yang tidak adekuat sehubungan
dengan kehilangan dan perubahan.
– Cemas yang tinggi sehubungan dengan ketidak
mampuan mengekspresikan perasaan.
– Gangguan berhubungan (menarik diri)
sehubungan dengan perasaan tidak mampu.
– Gangguan body image sehubungan dampak
transplantasi ginjal.
– Potensial terjadi gangguan identitas sehubungan
dengan adanya hambatan dalam melakukan
fungsi seksual.
– Ganguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri
akibat penyakit yang dideritanya.
C. TUJUAN
– Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas.
– Klien dapat mengidentifikasikan respon pengingkaran
terhadap kenyataan.
– Klien mau membina hubungan dengan keluarga dan
petugas.
– Klien dapat menerima keadaan dirinya.
– Gangguan fungsi seksual tidak terjadi.
– Rasa nyaman terpenuhi.
D. INTERVENSI
Intervensi terhadap klien, bantu klien untuk :
– Berikan kesempatan kepada klien untuik
mengungkapkan perasaan cemas, marah, frustasi dan
depresinya.
– Bantu klien untuk menggunakan koping yang
konstruktif.
– Berikan informasi tentang penyakit secara benar dan
jujur.
– Bantu Klien untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
– Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi yang
dialami akibat penyakit.
– Ciptakan lingkungan mendukung penyembuhan.
Intervensi terhadap keluarga :
– Bantu keluarga untuk mengidentifikasikan
kekuatanya.
– Berikan informasi tentang klien terhadap
keluarga secara jelas.
– Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhannya.
– Berikan motivasi kepada keluarga untuk
memberikan perhatian kepada klien.
– Tingkatkan harapan keluarga terhadap harapan
klien.
E. EVALUASI
• Semua tindakan yang telah dilaksanakn di evaluasi
secara seksama, bagaimana hasil dari susunan
yang diberikan kepada klien dan keluarga :
• Apakah respon klien adekuat?
• Apkah klien mampu mengungkapkan
perasaannya?
• Dapatkah klien mengontrol perasaannya?
• Dapatkah klien menerima kenyataan?
• Apkah koping yang digunakan adekuat?
KESIMPULAN
• Kehilangan dan perubahan adalah
dampak yang sering terjadi akibat
penyakit dan tidak mampu. Interaksi
antara klien, keluarga dan lingkungan akan
membantu mengenal kekuatan untuk
mengatasi kehilangan dan
mempertahankan keadaanya.
• Perawat hendaknya melakukan pendekatan
yang baik keapda klien dalam membina
hubungan antara klien dan keluarga.
Pengenalan, penerimaan dan pengungkapan
perasaan secara terbuka adalah cara untuk
mengidentifikasikan kebutuhan klien dan
keluarga. Lingkungan social sebagai penunjang
dapat memberi kesempatan pada klien untuk
berkarya sesuai dengan kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai